Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Trauma tumpul Abdomen dapat mencederai organ-organ intra abdominal hingga terjadi
perdarahan (hemoperitoneal) atau rupture pada organ berongga (perforasi saluran cerna). Merupakan
suatu masalah serius dan memerlukan penanganan segera khususnya di Instalasi Gawat Darurat.
Faktor kecepatan dan ketepatan diagnosis memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan.
Keterlambatan suatu diagnosis dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.

Untuk membantu mendiagnosa keadaan tersebut dapat digunakan beberapa metode diagnostik
penunjang seperti : DPL, CT scan abdomen, USG FAST (Focused Assesement Sonography for
Trauma), atau Laparatomi. Dimana metode-metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Diagnosis Peritoneal Lavage (DPL) umumnya dapat digunakan untuk menentukan
ada atau tidaknya hemoperitoneum dengan cepat. Namun saat ini telah digantikan oleh
Focused assessment with sonography for trauma (FAST) dan Computed Tomography (CT)
untuk pendekatan diagnostik yang lebih akurat pada pasien dengan kecurigaan trauma tumpul
abdominal dan pelvis. American Collage of Surgeons memasukan FAST sebagai protocol
dalam Advanced Trauma Life Support (ATLS). (Ultrasonografi) US juga banyak diterima
sebagai modalitas pertama dalam menilai radiologis dalam menentukan perlunya eksplorasi
bedah pada pasien terindikasi perdarahan intraperitoneal yang tidak stabil secara
hemodinamik.

Ultrasonografi (US) merupakan salah satu alat diagnostik yang selalu digunakan di semua
Rumah Sakit untuk menunjang diagnosis. namun pemanfaatannya secara langsung di UGD untuk
pemeriksaan pasien trauma tumpul abdomen belum secara luas digunakan. FAST (Focused
Assessment Sonography for Trauma) adalah teknik penggunaan Ultrasonografi (US) pada kasus
trauma abdomen dengan menilai adanya cairan bebas pada ruang potensial di abdomen, yaitu
Morissons pouch/ Hepatorenal recess, splenorenal recess, paracolic gutter, perivesical space atau
kavum Dauglas pada wanita, dan termasuk pericardium. Selain itu juga dapat menilai adanya laserasi
dari organ-organ solid abdomen. Keunggulan dari US yaitu metode imejing bedside yang cepat yang
dapat diintegrasikan dalam resusitasi, serta US bersifat non-ionisasi dan tidak menggunakan kontras
nefrotoksik sehingga merupakan prosedur tindakan yang aman. Namun, US mempunyai keterbatasan
antara lain dalam prosedur pemeriksaan, yaitu dari faktor pengalaman pemeriksa/operator, faktor
kondisi pasien, pasien terlalu gemuk, emfisema subkutis atau banyak udara usus pada lapangan
abdomen yang akan diobservasi, dan pasien yang tidak sadar sehingga sulit diposisikan. Selain itu,
penggunaan US semata tidak direkomendasikan untuk menentukan grading cedera organ solid
intraabdomen.
Untuk mengurangi penggunaan modalitas imejing yang kurang tepat dan meningkatkan
efektivitas waktu yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis adanya cedera organ pada trauma
tumpul abdomen, diperlukan algoritma yang sistematis yang disesuaikan dengan kondisi
hemodinamik dan faktor prediktor cedera pasien tersebut.

Penggunaan FAST telah di rekomendasikan oleh American Institute of Ultrasound


Medicine (AIUM) dan American College of Emergency Physicians (Acep). FAST terbukti dan
berguna untuk evaluasi cedera traumatis, trauma terutama tumpul, tetapi juga dapat
membantu dalam menembus cedera. pemeriksaan telah terbukti baik sensitif dan spesifik
dalam identifikasi cairan intraperitoneal.
TINJAUAN PUSTAKA

A. ULTRASONOGRAFI - FAST

Ultrasonografi (US) pertama kali digunakan pada pasien trauma di Eropa tahun 1970-
an. Sejak tahun 1980-an di Amerika, penggunaan US pada trauma telah digunakan secara
luas dan banyak menggantikan Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL) di kebanyakan trauma
center. Pemeriksaan FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma) telah dimasukkan
dalam bagian dari Advanced Trauma Life Support sejak tahun 1997.
Tujuan pemeriksaan FAST adalah untuk mendeteksi cairan bebas intraperitoneal dan
pericardial dalam kasus trauma. DPL lebih sensitif dalam mendeteksi adanya darah
intraperitoneal dibanding US (100.000 sel darah merah/mm3 dianggap positif dengan
perbandingan 20 cc dari 1 liter cairan lavase), namun DPL mempunyai kelemahan yaitu
bersifat invasif yang dapat mempunyai komplikasi pada pasien hamil, pembedahan
sebelumnya, dan operator yang kurang berpengalaman, serta tidak sensitif untuk trauma yang
melibatkan organ retroperitoneal dan pada kondisi hemodinamika tidak stabil. Dibanding
DPL, US merupakan pemeriksaan yang murah, cepat dan dapat diulang, serta mempunyai
spesifisitas lebih tinggi untuk laparotomi terapeutik. US dapat mendeteksi minimal 250 mL
cairan bebas Morissons pouch. Sensitifitas FAST untuk mendeteksi cairan bebas
intraperitoneal dari berbagai penelitian adalah 64-98%, sedangkan spesifisitasnya 86-100%.
Variasi yang besar dalam hasil tersebut disebabkan adanya perbedaan tingkat pengalaman
operator (sonografer berpengalaman, ahli radiologi, ahli bedah dan residen) dan standar
referensi yang digunakan. Walaupun FAST umumnya digunakan untuk metode imejing
diagnostik pada pasien dengan trauma abdomen, namun diagnosis cedera organ solid
abdomen sangat terbatas.
Kecepatan sangat penting karena jika perdarahan intraabdominal ada, probabilitas
kematian akan meningkat sekitar 1% tiap 3 menit penundaan dilakukannya intervensi.
Tempat akumulasi cairan jika ada cedera organ solid, adalah : Hepatorenal recess
(Morissons pouch), Splenorenal recess, Paracolic gutter, Retrovesical pouch (pada pria) dan
Pouch of Dauglas (pada wanita).
Ultrasonografi FAST juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya cedera pada
jantung dan pericardium, namun kurang tepat untuk mendeteksi cedera usus, mesenterium,
dan vesika urinaria, dimana CT merupakan modalitas yang tepat.
Keuntungan FAST yang paling penting yaitu US merupakan metode imejing bedside
yang cepat dan dapat diintegrasikan dalam resusitasi. Kemampuan ini sangat membantu
terutama pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil dimana ahli bedah traumatologi
dapat membuat keputusan klinik yang cepat. Sebagai tambahan, US bersifat non-ionisasi dan
tidak menggunakan kontras nefrotoksik sehingga merupakan prosedur tindakan yang aman.
DPL juga memiliki peranan dalam diagnosis trauma abdomen pada pasien hemodinamik
yang tidak stabil yang tidak dapat dimobilisasi ke scanner CT, namun tidak banyak dilakukan
lagi karena prosedur invasif memiliki angka kekerapan terjadi komplikasi antara 0,6-2,3%
dan dikontraindikasikan pada pasien post-surgical, terlalu gemuk, atau sedang hamil, serta
memakan waktu.

Gambar A.1. perbandingan berbagai metode diagnostik untuk mengevaluasi trauma


tumpul abdomen.
Tabel A.1. Perbandingan data berdasarkan perbedaan cara dan teknik pencitraan pada
trauma tumpul abdomen.

Indikasi FAST

Trauma tumpul abdomen


Trauma penetrasi stabil
Penilaian tingkat cairan bebas intraperitoneal, pericardial, dan rongga
pleura.
Trauma extraabdomen (orthopaedic, spinal, chest) yang memerlukan
operasi darurat
Trauma abdomen dengan hemodinamika tidak stabil.

Manfaat dari pemeriksaan FAST meliputi berikut ini:

Mengurangi waktu untuk diagnosis cedera perut akut pada Trauma tumpul
abdomen
Membantu akurat mendiagnosis hemoperitoneum
Membantu menilai tingkat hemoperitoneum di trauma tumpul abdomen secara
non-invasif
Dapat diintegrasikan ke dalam survei primer atau sekunder dan dapat
dilakukan dengan cepat, tanpa melepas pasien dari arena klinis
Dapat diulang untuk pemeriksaan serial
Aman pada pasien hamil dan anak-anak, karena membutuhkan radiasi kurang
dari CT
Mengarah ke DPL lebih sedikit; dalam pengaturan klinis yang tepat, dapat
menyebabkan scan CT lebih sedikit (pasien yang dirawat di layanan trauma
dan menerima pemeriksaan abdominal).

B. TEKNIK PEMERIKSAAN

1. Posisi pasien

Posisi pasien sebaiknya diperiksa dalam posisi supine. posisi lain


(Trendelenburg, dan dekubitus) dapat memfasilitasi penyatuan cairan di daerah
tergantung, sehingga berpotensi meningkatkan hasil deteksi, dan harus
dipertimbangkan jika izin skenario klinis.
2. Transduser (Probe)

Pemilihan Probe tergantung pada ukuran pasien. Untuk orang dewasa yang
khas, penetrasi gelombang suara harus minimal 20 cm, oleh karena itu digunakan 2,5-
5 MHz, bentuk melengkung pada Probe ini memungkinkan medan pandang jauh lebih
luas tetapi memiliki resolusi yang terbatas. Pada pasien anak, Probe curvilinier
dengan frekuensi tinggi memiliki resolusi yang lebih baik dan masih dapat
menghasilkan gelombang suara dengan penetrasi kedalaman yang memadai.

Gambar B.1. Teknik pemeriksaan FAST pada abdomen

C. DAERAH PEMERIKSAAN

FAST scan terdiri dari 6 posisi dasar dalam mendeteksi ada atau tidaknya cairan
pada rongga peritoneum dan pericardium. Mampu mendeteksi lebih dari 100-250 ml
cairan bebas. CT scan sebagai pembandingnya mampu mendeteksi lebih dari kira-kira
100 ml cairan bebas dalam rongga abdomen.

Untuk mencari cairan abnormal transduser ditempatkan pada :

1. Subcostal atau Subxiphoid


2. Right Upper Quadrant (kuadran kanan atas)
3. Left Upper Quadrant (kuadran kiri atas)
4. Paracolic gutter
5. Regio Pelvis

Gambar C.1. Regio abdomen pada pemeriksaan FAST dan


Posisi Transduser pada Pemeriksaan dasar FAST

FAST view pada abdomen


1. Right Upper Quadrant view (Kuadran kanan atas) menilai Hepatorenal recess
(Morissons pouch )

Probe diposisikan di garis axilaris anterior kanan pada intercosta 7-9, posisi
probe marker kearah kepala, sagital terhadap tubuh. Tampilannya harus menunjukkan
hati, ginjal dan diafragma. Hepatorenal recess (Morissons pouch) adalah ruang
potensial yang terletak d kuadran kanan atas diantara kapsul Glisson dari hepar dan
fascia Gerota dari ginjal kanan. Dalam keadaan normal, tidak terdapat cairan diantara
organ tersebut, dan fascia tampak sebagai garis hiperekhoik yang memisahkan hepar
dan ginjal.

Gambar C.2. US FAST Normal pada Hepatorenal recess (Morissons pouch)


pada kuadran kanan atas.
Gambar C.3. US FAST Abnormal pada Hepatorenal recess: adanya celah berwarna
hitam yang berada diantara dua organ menunjukkan adanya cairan bebas dalam
rongga peritoneum.

2. Left Upper Quadrant view (Kuadran Kiri Atas) menilai Splenorenal recess

Probe diposisikan di garis aksilaris anterior kiri pada intercosta 10 dan 11 bidang
sagital terhadap tubuh untuk melihat splenorenal recess, marker ke arah kepala.
Tampilannya harus menunjukkan limpa, ginjal dan diafragma. Probe diputar untuk
mendapatkan tampilan longitudinal dan menunjukkan adanya suatu cairan antara limpa
dan ginjal. Pandangan ini dapat dirusak oleh proyeksi dari bayangan akustik di atas
gambaran dari costa.

Splenorenal recess adalah ruang potensial di kuadran kiri atas abdomen antara
Spleen dengan facia Gerotas dari Renal kiri. Normalnya tidak terdapat cairan bebas, dan
fascia tampak sebagai garis hiperekhoik yang memisahkan kedua organ.
Gambar C.4. US FAST Normal pada Splenorenal recess pada kuadran kiri atas

Gambar C.5. US FAST Abnormal pada Saplenorenal recess : Adanya bercak


kehitaman diantara dua organ menunjukkan adanya cairan bebas di dalam rongga
peritoneum. Cedera pada organ terkadang dapat terlihat.

3. Paracolic Gutter view

Paracolic gutter kanan terbentang dari Morissons pouch sampai ke pelvis.


Sedangkan paracolic gutter kiri tidak sedalam yang kanan, dan ligamentum phrenocolic
menghambat pergerakan cairan ke paracolic gutter kiri, sehingga mengalir secara bebas
ke kanan.

Gambar C.6. Paracolic


gutter kanan, tampak
adanya bayangan
berwarna gelap yang
diduga adanya cairan
bebas.

4. Suprapubik view menilai Pelvis

Probe ditempatkan longitudinal di garis tengah abdomen sekitar 4 cm dari simfisis


pubis dan mengarah ke bawah kesudut panggul . Tampilan USG menunjukkan kandung
kemih. Probe ini kemudian diputar 90 derajat untuk memindahkan tampilan pada posisi
sagital yang mana memberikan pandangan dari rektum, kandung kemih dan cavum Dauglass.

Retrovesical pouch erbentuk dari lipatan peritoneum dari rektum ke vesika urinaria
(laki-laki), sedangkan pouch of Dauglas adalah kantung yang terbentuk dari lipatan
peritoneum dari rektum ke dinding belakang uterus (wanita).
Gambar C.7. US FAST Pelvis normal

Gambar C.8. US FAST pelvis Abnormal : adanya cairan pada Cavum Dauglass

5. Subkostal view menilai Pericardium

Transduser yang ditempatkan di daerah subxiphoid pada thorax dengan berkas


pancaran USG memproyeksikan pada bidang koronal. Sedikit agak menekan terhadap
dinding abdomen dengan seluruh transduser mungkin diperlukan untuk mengarahkan
berkas pancaran retrosternally untuk mendapatkan gambar. Ini menunjukkan
gambaran pergerakan jantung, dalam 4 tampilan ruang. Jantung mudah dikenali,
karena geraknya yang karakteristik. Jantung akan dikelilingi oleh lapisan echogenic
perikardium.

Gambar C.9. FAST Subcostal Normal

Gambar C.10. FAST Subcostal Abnormal : tampak adanya celah hitam di


berada diantara lapisan dinding jantung yang diduga cairan dalam kantung
pericardial.

D. KEUNGGULAN PEMERIKSAAN USG FAST


1. Pemeriksaan USG bisa dikerjakan oleh dokter emergency maupun residen bedah.
2. Pemeriksaan cepat hanya berkisar 2 menit.
3. Tidak mahal, non-invasif, dan sangat portabel.
4. Bersifat non-ionisasi dan tidak menggunakan kontras.
5. Dapat menilai toraks, dan rongga retro peritoneal disamping rongga peritoneum.
6. Pemeriksaan serial dapat mendeteksi perdarahan yang terus berlangsung dan

meningkatkan ketepatan diagnostik.

E. KEKURANGAN PEMERIKSAAN USG FAST

1. Untuk mendapatkan hasil positif diperlukan cairan intraperitoneal minimal 70 cc


dibandingkan DPL yang hanya 20 cc.
2. Akurasinya tergantung pada kemampuan operator atau pembaca hasil dan turun
akurasinya bila pernah operasi abdomen.
3. Secara teknik sulit pada pasien yang tidak suportif/ gelisah, pada pasien yang terlalu
gemuk atau adanya emfisema subkutis yang masif, dan pada pasien dengan kehamilan
dari trimester 3.
4. Sensitifitasnya rendah untuk perforasi usus halus dan cedera pancreas.
5. Tidak dapat mendeteksi secara langsung adanya perdarahan aktif dan asal perdarahan
tersebut.
6. Meskipun bekuan darah memberikan gambaran yang khas, tapi FAST tidak dapat
dengan tepat menentukan jenis cairan bebas intraperitoneal.

F. ALGORITMA PADA TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

FAST merupakan teknik yang dilakukan pada kondisi emergensi untuk


mempersempit target organ yang akan dievaluasi sehingga waktu pemeriksaan lebih
efektif. FAST tidak ditujukan untuk menentukan grading cedera organ solid
intraabdomen, namun hanya untuk mendiagnosis adanya cedera organ tersebut dari tanda
langsung yaitu adanya laserasi organ solid, maupun tanda tidak langsung yaitu adanya
cairan bebas pada ruang potensial rongga abdomen dan retroperitoneal.
Berikut adalah algoritma imejing yang diajukan dalam diagnosis trauma tumpul
abdomen yang disesuaikan dengan kondisi pasien pada saat admisi ke emergensi, dan bila
fasilitas MDCT tidak terintegrasi dalam ruang emergensi.
Algoritma yang diusulkan bila fasilitas CT/MDCT tidak terintegrasi dalam
ruang emergensi untuk pasien dengan trauma tumpul abdomen.
Pasien dengan hemodinamik tidak stabil dilakukan skrining dengan US
bersamaan resusitasi. Jika temuan US/FAST positif dan hemodinamik pasien dapat
distabilkan, maka CT dapat dilakukan. Jika temuan US/FAST positif dan
hemodinamik pasien tidak dapat distabilkan, maka Laparatomi eksplorasif harus
segera dilakukan. Jika FAST negatif, maka harus dicari kemungkinan lain selain
cedera abdomen.
Pada pasien dengan hemodinamik stabil yang diketahui adanya faktor
prediktor yaitu hematuria dan/atau fraktur tulang aksial dan juga pasien tidak sadar
atau dalam anestesi dimana pemeriksaan fisik tidak dapat dipercaya atau harus segera
dilakukan pemeriksaan CT-scanning. Sedangkan pasien dengan tidak ada resiko tinggi
atau pasien sadar dan dapat dilakukan pemeriksaan fisik bisa dilakukan skrining
dengan US dahulu.
BAB III
KESIMPULAN

Di Amerika, penggunaan US pada trauma telah digunakan secara luas dan banyak
menggantikan Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL). Pemeriksaan FAST (Focused
Assessment Sonography for Trauma) telah dimasukkan dalam bagian dari Advanced Trauma
Life Support sejak tahun 1997. Tujuan pemeriksaan FAST adalah untuk mendeteksi cairan
bebas intraperitoneal dan pericardial dalam kasus trauma. Sensitifitas FAST untuk
mendeteksi cairan bebas intraperitoneal dari berbagai penelitian adalah 64-98%, sedangkan
spesifisitasnya 86-100%.
Kecepatan sangat penting karena jika perdarahan intraabdominal ada, probabilitas
kematian akan meningkat sekitar 1% tiap 3 menit penundaan dilakukannya intervensi.
Tempat akumulasi cairan jika ada cedera organ solid, adalah : Hepatorenal recess
(Morissons pouch), Splenorenal recess, Paracolic gutter, Retrovesical pouch (pada pria) dan
Pouch of Dauglas (pada wanita).
Ultrasonografi FAST juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya cedera pada
jantung dan pericardium, namun kurang tepat untuk mendeteksi cedera usus, mesenterium,
dan vesika urinaria, dimana CT merupakan modalitas yang tepat.
Keuntungan FAST yang paling penting yaitu US merupakan metode imejing bedside
yang cepat dan dapat diintegrasikan dalam resusitasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tua B, Ellus.dr,dkk. Peranan Radiologi pada Trauma Tumpul Abdomen in : Laporan


Kasus Cedera Tumpul Hepar dan Ginjal. PPDSR FK UI, RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo. 2009. Jakarta.
2. Logan Peter, Lewis David. Emergency Ultrasound UK : FOCUSED ASSESSMENT
WITH SONOGRAPHY FOR TRAUMA (FAST). 2004.
http//: www.emergencyultrasound.org.uk/resources/EDUC+Pre-Course+Reading.pdf
3. E.Kenedy. ULTRASONOGRAFI TRAUMA TUMPUL ABDOMEN. 2003. Bag. Ilmu
Bedah FK UNDIP/SMF BEDAH.
http//: www.eprints.undip.ac.id/14798/1/2003 FK667.pdf
4. McGahan JP, Wang L, Richards JR. From the RSNA Refresher Courses : Focused
Abdominal US fpr Trauma. RadioGraphics 2001; 21: S191- S199.
http//: www.radiographics.rsna.org/
5. McGahan JP, Richards J, Gillen M. The Focused Abdominal Sonography for Trauma
Scan: Pearls and Pitfalls. J Ultrasound Med 2002; 21: 789-800.
http//: www.ultrasoundmed.org/
6. Lingawi SS. FOCUSED ABDOMINAL SONOGRAPHY IN TRAUMA. Department
of Radiology, University Hospital, King Abdulaziz University, Jeddah, Saudi Arabia.
J HK Coll Radi 2001; 4: 222-225
http//: www.222-225Focused.pdf
7. Patel Nirav Y, Riherd Jody M. FOCUSED ASSESSMENT WITH SONOGRAPHY
FOR TRAUMA : Methods, Accuracy, and Indications
http//: www.surgical.theclinics.com
8. Chaundhry CR. FOCUSED ABDOMINAL SONOGRAPHY IN TRAUMA (FAST)
MJAFI 2007; 63 : 62-63
http//: www.medind.nic.in/maa/t07/i1/maat07i1p62.pdf
9. American Institute of Ultrasound in Medicine, American College of Emergency
Physicians. AIUM practice guideline for the performance of the focused assessment
with sonography for trauma (FAST) examination. J Ultrasound Med. 2014 Nov. 33
(11):2047-56. [Medline].
10. Montoya J, Stawicki SP, Evans DC, Bahner DP, Sparks S, Sharpe RP, et al. From
FAST to E-FAST: an overview of the evolution of ultrasound-based traumatic injury
assessment. Eur J Trauma Emerg Surg. 2015 Mar 14. [Medline].
11. Soult MC, Weireter LJ, Britt RC, Collins JN, Novosel TJ, Reed SF, et al. Can routine
trauma bay chest x-ray be bypassed with an extended focused assessment with
sonography for trauma examination?. Am Surg. 2015 Apr. 81 (4):336-40. [Medline].
12. Helling TS, Wilson J, Augustosky K. The utility of focused abdominal ultrasound in
blunt abdominal trauma: a reappraisal. Am J Surg. 2007 Dec. 194(6):728-32;
discussion 732-3. [Medline].

Anda mungkin juga menyukai