Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ulfa Avita

NIM: 200114055
Prodi: S1 Keperawatan

Teknik foto polos abdomen dilakukan berdasarkan indikasi dan kebutuhan pasien, agar hasil
yang didapat dapat memberikan informasi diagnostik yang baik.
Persiapan Pasien
Secara umum, tidak ada persiapan khusus bagi pasien yang mendapat pemeriksaan foto polos
abdomen. Sebelum memulai, dokter perlu memberikan penjelasan terkait tindakan dan
menerima persetujuan dari keluarga pasien atau pasien terlebih dahulu melalui informed
consent. Pencatatan tanggal pengambilan film, serta nama, usia, dan jenis kelamin pasien
perlu dilakukan sebelum pemeriksaan.
Riwayat foto polos abdomen sebelumnya bila ada juga diperlukan sebagai perbandingan
dengan foto polos abdomen saat ini. Pada wanita usia subur, anamnesis mengenai adanya
kehamilan diperlukan sebelum pemeriksaan dilakukan.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk melepas pakaian dan aksesoris yang
bersifat radiopaque, seperti perhiasan, kancing, resleting, dan bra (pada wanita).

Peralatan
Peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan foto polos abdomen sama dengan pemeriksaan
dengan rontgen lain, yaitu mesin X-ray. Mesin X-ray dapat berupa mesin fixed maupun
portable. Mesin X-ray terdiri dari X-ray generator dan X-ray detector. X-ray generator
merupakan bagian dari mesin X-ray yang terdiri atas transformer voltase tinggi, transformer
filamen, dan sirkuit rectifier untuk mengalirkan arus listrik ke X-ray tube. X-ray tube terdiri
atas katode dan anode yang mengkonversi energi listrik tegangan tinggi menjadi energi X-
ray.
X-ray detector merupakan bagian dari mesin X-ray yang menerima dan mengukur energi X-
ray dari generator. X-ray detector terdiri dari dua, yaitu detektor pencitraan dan pengukur
dosis. Detektor pencitraan terdiri dari X-ray cassette dan X-ray film atau photostimulable
phosphor. X-ray cassette terbuat dari bahan dengan nomor atom rendah, seperti plastik atau
karbon, di bagian depan dan bahan dengan nomor atom tinggi, seperti timah, di bagian
belakang untuk mengurangi hantaran balik radiasi. X-ray cassette dapat berisi X-ray film
pada conventional radiography atau photostimulable phospor pada computed radiography.

Posisi Pasien
Posisi pasien pada pemeriksaan foto polos abdomen bergantung pada proyeksi yang
diinginkan sesuai indikasi. Berbagai proyeksi foto polos abdomen adalah anteriorposteior,
posterioranterior (PA), lateral decubitus, lateral PA, dan dorsal decubitus.
Anteroposterior (AP) Supine
Proyeksi supinasi anteroposterior merupakan posisi yang paling sering digunakan dalam
pemeriksaan foto polos abdomen, terutama pada kondisi akut abdomen. Pasien diposisikan
berbaring secara supinasi. Proyeksi AP supine biasanya dilakukan bersama dengan proyeksi
lain, yaitu posteroanterior erect dan lateral decubitus, disebut juga dengan foto polos
abdomen tiga posisi.
Posteroanterior (PA) Erect
Proyeksi ini dilakukan bersama posisi foto polos abdomen lain untuk menilai air-fluid level
dan udara bebas pada rongga abdomen. Pasien diposisikan secara duduk, setengah duduk,
atau berdiri.

Lateral Decubitus
Proyeksi ini merupakan alternatif dalam penilaian air-fluid level dan udara bebas pada rongga
abdomen. Pasien diposisikan berbaring pada satu sisi.

Lateral
Proyeksi ini digunakan sebagai tambahan untuk identifikasi benda asing pada abdomen.
Pasien diposisikan secara berdiri atau duduk.

PA Prone
Proyeksi ini digunakan bila pasien tidak dapat berbaring secara supinasi. Pasien diposisikan
secara pronasi.

Dorsal Decubitus
Proyeksi ini digunakan bila proyeksi PA erect atau lateral decubitus tidak aman untuk
dilakukan dalam penilaian air-fluid level dan udara bebas pada rongga abdomen karena posisi
ini tidak membutuhkan gerakan pada pasien. Pasien diposisikan secara supinasi.

Prosedural
Foto polos abdomen dapat dilakukan di bagian radiologi atau di lokasi pasien dengan mesin
X-ray portable. Foto polos abdomen harus mencakup seluruh abdomen mulai dari diafragma
hingga ramus pubis inferior. Cakupan keseluruhan abdomen penting untuk dilakukan agar
diagnosis dapat ditentukan dengan baik.
Kadar kilovoltage peak (kVp) dapat diatur untuk visualisasi bagian tertentu abdomen, seperti
kadar kVp yang lebih rendah untuk visualisasi jaringan lunak dan gas, namun dengan
penetrasi X-ray yang lebih rendah, atau kadar kVp lebih tinggi untuk visualisasi objek
radiopaque.

Follow up
Tidak ada follow up khusus pada pasien yang telah menjalani pemeriksaan foto polos
abdomen. Hal yang perlu diperiksa pada film foto polos abdomen, antara lain:
 Data pasien dan tanggal film
 Pola gas usus dan udara bebas pada rongga abdomen
 Masing-masing organ intra-abdomen untuk melihat pembesaran, outline tidak normal,
kalsifikasi, atau udara intraparenkimal
 Teliti untuk melihat keberadaan kalsifikasi tidak normal
 Tulang yang terlihat
 Dasar paru-paru yang terlihat
Follow up foto polos abdomen dilakukan sesuai dengan temuan yang didapatkan pada
pemeriksaan. Pemeriksaan foto polos abdomen merupakan pemeriksaan awal dan beberapa
penyakit, seperti kecurigaan terhadap adanya obstruksi dan perforasi usus, massa abdomen,
dan batu saluran kemih, seringkali membutuhkan pemeriksaan dengan modalitas lain, seperti
CT, MRI, dan ultrasound. Bila pada foto polos abdomen tidak didapatkan kelainan pada
pasien trauma, pemeriksaan dengan modalitas lain perlu dipertimbangkan.
Bila didapatkan kecurigaan batu pada saluran kemih, pasien sebaiknya menjalani
pemeriksaan BNO-IVP. Beberapa jenis batu saluran kemih tidak radiopaque sehingga tidak
dapat terdeteksi dan membutuhkan modalitas pencitraan lain.
Pada beberapa kasus, seperti post laparotomi, foto polos abdomen dapat diulang sebagai
follow up adanya udara bebas di rongga abdomen dan keberhasilan terapi.

Anda mungkin juga menyukai