Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan Dengan Pemeriksaan Penunjang Intravenous Pyelography, Uroflowmetri Dan Ultrasonografi Abdomen Bagian Bawah
Nama Kelompok : 1 Louis Prisdiantika 2 Ana Clara De Ornay 3 Ardin Sulistyowati 4 Maria Ajilda 5 Dwi Septian Wijaya
Progam Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri 2014
2
PSIK 6.B FIK UNIK BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Akhir- akhir ini penyakit saluran kemih banyak sekali ditemukan disekitar kita. Beberapa pengobatan sudah banyak di upayakan agar penyakit ini dapat disembuhkan. Namun dalam pengobatan nya banyak sekali ditemukan ksulitan untuk mendiagnosa apakah terdapat batu yang menyumbat saluran atau tidak. Untuk itu untuk lebih memudahkan dalam mendiagnosa penyakit ini medis menggunakan suatu pemeriksaan dengan menggunakan suatu kontras atau media yang disuntikkan kedalam pembuluh darah dan kemudian di foto denan mengunakan sinar x. pemeriksaan ini sampai sekarang dikenal dengan nama pyeolgrafi-intravenous (IVP) yang sangat bermanfaat dalam pemeriksaan penyakit saluan kencing. Pyelografi intravenous (IVP) adalah pemeriksaan dengan menggunakan x-ray terhadap ginjal, ureter, air kencing dan kandung kemih yang menggunakan bahan kontras yang disuntikkan ke veins.Bila bahan kontras disuntikkan ke dalam pembuluh darah di lengan pasien, maka perjalanan melalui aliran darah dan dikumpulkan di ginjal dan urinary tract, kembali daerah-daerah terang putih. Pemeriksaan ini menggunakan sinar x dengan menyuntikkan suatu cairan kontras kedalam darah. Selain it juga bisa dengan menggunakan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Abdomen , dimana bisa untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Dan penggunaan pemeriksaan dengan Uroflowmetri sebegai pemeriksaan untuk mengetahui kekencangan aliran kencing untuk mendeteksi adanya Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat.
3
PSIK 6.B FIK UNIK 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum Menambah pengetahuan dan informasi tentang pemeriksaan penunjang sistem perkemihan dengan menggunakan alat IVP, USG ABDOMEN dan ULOFLOWMETRI. 1.2.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui tentang definisi IVP, USG ABDOMEN dan ULOFLOWMETRI. 2. Mengetahui Indikasi,Kontraindiksai,Persiapan Awal, dan Prosedur pemeriksaan IVP, USG ABDOMEN dan ULOFLOWMETRI. 1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi Penyusun Menambah pengetahuan dan wawasan keperawatan, tinjauan pustaka dari pemeriksaan IVP, USG ABDOMEN dan ULOFLOWMETRI. 1.3.2 Bagi Pembaca Menambah pengetahuan dan informasi secara singkat tentang pemeriksaan IVP, USG ABDOMEN dan ULOFLOWMETRI. 1.3.3 Bagi Pendidikan Menambah referensi dan sumber bacaan secara singkat tentang pemeriksaan IVP, USG ABDOMEN dan ULOFLOWMETRI.
4
PSIK 6.B FIK UNIK BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian 2.1.1 Intravenous Pyelography Intravena pyelografi ( IVP ) merupakan pemeriksaan dasar dari pemeriksaan radiologis traktus urinarius dengan menggunakan media kontras dan biasanya mendahului pemeriksaan lain. Pemeriksaan ini dianggap menguntungkan karena bisa menunjukkan atau menampakkan seluruh system traktus urinarius.
IVP digunakan untuk menemukan berbagai kelainan termasuk frekuensi berkemih yang terlalu sering, nyeri pada punggung bagian bawah, dapat juga mendeteksi masalah pada traktus urinarius seperti batu ginjal, pembesaran prostate, tumor pada ginjal, ureter, dan vesica urinaria.
2.1.2 Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk meentukan kelainan berbagai organ tubuh. Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pada ginjal pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat dalam mendeteksi adanya abses renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih. Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, serta mendeteksi hidronefrosis.
5
PSIK 6.B FIK UNIK 2.1.3 Uroflowmetri Uroflowmetry merupakan prosedur diagnostic yang mudah yang digunakan untuk mengukur flowrate urin. Tes ini non invasive dan digunakan untuk menilai fungsi bladder dan sphincter. Uroflowmetry dilakukan dengan cara yaitu pasien kencing ke corong special yang terhubung dengan alat pengukur. Alat akan mengukur jumlah urin, kecepatan aliran per sekon dan waktu yang dibutuhkan untuk kencing sampai selesai. Informasi ini diubah kedalam grafik dan diinterpretasikan. Informasi yang didapatkan berguna untuk mengevaluasi fungsi lower urinary tract atau membantu menentukan jika ada obstruksi dari aliran urin normal. Saat kencing normal, urin awal akan mengalir dengan lambat, tetapi kecepatannya langsung bertambah saam bladder hamper kosong. Aliran urin lalu melambat lagi sampai bladder kosong. Pada pasien dengan obstruksi urinary tract, pola aliran ini terganggu, dan meningkat dan menurun lebih gradual. Prosedur lain yang berhubungan dan digunakan untuk diagnosis obstruksi aliran urin atau disfungsi lower urinary tract termasuk cystometry, cystography, retrograde cystography dan cystoscopy Hasil normal bergantung pada jenis kelamin dan usia. Pada pria, aliran urin berkurang bersama usia. Wanita mengalami sedikit perubahan saat bertambah usia Umur 4-7 o Rata-rata pria dan wanita 10ml/detik Umur 8-13 o Pria : 12 ml/detik o Wanita : 15 ml/detik Umur 14-45 : o Pria : 21 ml/detik o Wanita : 18 ml/detik Umur 46-65 : o Pria : 12 ml/detik o Wanita : 18 ml/detik Umur 66-80 : o Pria : 9 ml/detik o Wanita : 18 ml/detik
6
PSIK 6.B FIK UNIK
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Intra Vena Pyelography IVP adalah pemeriksaan radiografi dari tractus Urinarius dengan pemberian zat kontras yang dimasukan melalui Vena sehingga dapat menunjukan fungsi Ginjal dan dapat mengetahui apabila terdapat kelainan-kelainan secara radiologis. 3.1.1 Indikasi Indikasi pemeriksaan IVP diantaranya sebagai berikut : Keluhan nyeri dan panas pinggang (Colic) Nefrolithiasis Nefritis Kelainan congenital Penurunan fungsi ginjal dan keganasan Tumor 3.1.2 Kontraindikasi Perforasi atau pendarahan massif di rongga abdomen Uji kadar ureum darah pasien di laboratorium di atas normal Uji kadar kreatinin pasien tidak sesuai Hipertensi Diabetes Melitus Permintaan Pemeriksaan atas keinginan sendiri ! Tidak memiliki Spesialis Radiologi. 3.1.3 Prosedur Pemeriksaan IVP Pasien dating keradiologi dengan membawa permintaan foto yang sudah didaftarkan dan membayar biaya pemeriksaan di kasir, Pasien dijanjikan waktu pemeriksaannya dan diberikan penjelasan mengenai persiapan yang harusdilakukan sesuai dengan pemeriksaannya Pasien Diminta Untuk melakukan pemeriksaan Laboratorium : Ureum dan Kreatinin ( Bila Melebihi Normal Konsulkan dengan dokter radiolog) 7
PSIK 6.B FIK UNIK Untuk Pasien Rawat inap persiapan dilakukan dengan dibantu oleh perawat. 3.1.4 Pemeriksaan IVP Pasien diminta memasuki ruangan pemeriksaan. Pasien atau keluarga pasien diberikan penjelasan dan Jika telah jelas diminta menandatangani Inform Consent . Pasien diminta tidur terlentang pada meja pemeriksaan dengan mid sagital plane menempel dengan Mid Line Meja. Lakukan Skin Test Kontras Media sebanyak 1 1,5 ml Kaset sesuai ukuran yang dibutuhkan ditempatkan pada cassette tray dibawah meja pemeriksaan. Radiografer/operator mengatur posisi pasien berada tepat ditengah meja pemeriksaan.
3.1.5 Penggunaan IVP Pyelogram intravenous membantu dokter menilai abnormalitas dalam sistem air kencing, serta seberapa cepat dan efisien pasien system tubuh pasien tersebut dalam memperlihatkan hasil pemeriksaan tersebut. Ujian ini digunakan untuk membantu mendiagnosa gejala seperti darah dalam air seni atau sakit di bagian pinggang atau sakit pada bagian belakang. IVP yang dapat mengaktifkan radiolog untuk mendeteksi permasalahan di dalam sistem yang dihasilkan dari air kencing: Batu ginjal Tumors dalam ginjal, ureters air kencing atau kandung kemih Batu ginjal Bisul kanker sel ginjal Transisi sel bisul kanker, atau TCCPolycystic ginjalVariasi anatomis, yakni ladam ginjal atau mengumpulkan duplex sistem Polycystic ginjal
3.1.6 Jenis- jenis IVP Ada beberapa teknik- teknik dalam IVP berdasarkan indikasinya yaitu : a. IVP normal 8
PSIK 6.B FIK UNIK Segera setelah kontras diselenggarakan, muncul di sebuah x-ray sebagai 'ginjal blush'. Ini adalah kontras yang disaring melalui lapisan luar. Di waktu 5 menit, yang ginjal blush masih jelas (ke mana yang lebih kecil) tetapi calices dan ginjal panggul sekarang terlihat. Pada 15 menit yang kontras mulai kosong ke dalam ureters dan perjalanan ke bola yang kini mulai mengisi.Untuk visualise bola yang benar, yang dikirim pengencingan x-ray diambil, sehingga sebagian besar yang kontras (yang dapat masker yang patologi) dikosongkan. b. IVP darurat Prosedur ini dilakukan pada pasien yang hadir dalam keadaan darurat, biasanya dengan sakit ginjal yang berat dan positif hematuria dalam pemeriksaan. Ini di gunakan untuk menngetahui apakah ada batu ginjal. Pasien dengan positif batu ginjal biasanya diperlukan untuk tinggal di rumah sakit untuk memantau atau perawatan lebih lanjut. IVP Darurat yang dilakukan kira-kira sebagai berikut, Plain KUB atau abdominal x-ray Berjarum dari kontras media, biasanya 50mls. Tertunda abdominal x-ray, yang diambil kira-kira 15 menit setelah suntikan c. IVP rutin Prosedur ini paling umum untuk pasien yang tak diterangkan atau macroscopic hematuria mikroskopis. Digunakan untuk memastikan adanya tumor yang serupa atau mengubah anatomi disorders. Urutan foto kira-kira adalah sebagai berikut: Kontrol KUB gambar X-ray langsung hanya pada wilayah ginjal 5 menit x-ray hanya daerah ginjal 3.1.7 Teknik Pemeriksaan IVP a. Persiapan Pasien Prosedurpemeriksaan BNO IVP dimulaidaripersiapanpasien. Sehari sebelum pemeriksaan makan bubur kecap saja ,atau makan makanan rendah serat . 9
PSIK 6.B FIK UNIK Malam menjelang pemeriksaan Rontgen, pada pukul 20.00 minum Garam Inggris 30gr diseduh dengan gelas air hangat. Setelah minum Garam Inggris puasa sampai selesai pemeriksaan. Selama puasa jangan terlalu banyak berbicara dan tidak merokok.
3.2 Uroflowmetri Uroflowmetri adalah pemeriksaan untuk mengetahui kekencangan aliran kencing untuk mendeteksi adanya Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat. Salah satu gejala BPH adalah melemahnya pancaran urin. Secara obyektif pancaran urin ini dapat diperiksa dengan Uroflowmeter. Jumlah urine yang cukup untuk mendapatkan flowmetrogram yang representatif palaling sedkit 150 ml dan maksimal 400 ml, yang ideal antara 200-300 ml. Penilaian hasil : Flow rate maksimal : 15 ml/detik : non obstuktif 10-15 ml/detik : border line 10 ml/detik : obstruktif Walaupun ada beberapa prosedur untuk mendiagnosis BPH, Uroflowmetri merupakan cara terbaik dan paling tidak invasif dalam mendeteksi adanya obstruksi traktus urinarius bagian bawah. 3.2.1 Indikasi Biasanya dilakukan jika ada obstruksi pada aliran urin seperti : Benign prostate hypertrophy Kanker prostat atau tumor bladder Urinary incontinence Urinary blockage Neurogenic bladder dysfunction Frequent UTI 3.2.2 Prosedur Sebelum : Penjelasan prosedur Diinsruksikan untuk meminum sekitar 4 gelas air beberapa jam sebelum tes dimulai untuk memastikan bladder penuh dan jangan dikosongkan sebelum prosedur Saat : 10
PSIK 6.B FIK UNIK Pasien akan diberitahu cara menggunakan uroflowmetry Saat siap kencing, pasien akan menekan tombol mulai dan menghitung 5 detik sampai sebelum kencing Pasien akan kencingdi bagian corong dan akan diukur Pasien tidak boleh mengejan saat kencing dan sebisa mungkin tidak berubah posisi Saat selesai kencing, pasien menghitung 5 detik lagi dan menekan tombol lagi Setelah : Tidak ada perlakuan khusus yang diberikan
3.3 Ultrasonografi (USG) Abdomen Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pada ginjal pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat dalam mendeteksi adanya abses renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih. Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, serta mendeteksi hidronefrosis.
3.3.1 Komponen dan Spesikasi Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi (USG) memiliki beberapa komponen yang menggunakan gelombang ultrasonik, diantaranya: 1. Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser dan mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar. 2. Monitor berfungsi untuk memantau gambar yang telah diubah oleh mesin USG dari gelombang menjadi gambar yang dapat dilihat pada layar. 11
PSIK 6.B FIK UNIK 3. Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang menjadi sebuah gambar.
3.3.2 Penggunaan Ultrasonografi (USG) Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan. Ultrasonografi medis digunakan dalam:
3.3.3 Indikasi Pemeriksaan USG ginjal dilakukan pada indikasi-indikasi, seperti : Radang pada tractus urinarius, terabanya ada mass pada pinggang dan punggung, kadar creatinine yang tinggi, sakit yang hebat pada daerah rusuk atau sakit pinggang, kencing darah (hematuria), berkurangnya atau sedikit jumlah urine yg dikeluarkan, hydronephrosis, tidak terlihat fungsi ginjal pada pemeriksaan IVP, dan terlihat adanya mass di abdomen pada pemeriksaan radiologi.
3.3.4 Posisi pasien dan teknik scanning a. Ginjal kanan Pasien supine, dan bebaskan daerah abdomen dari pakaian yang menutupinya, taburkan jelly pada daerah kanan abdomen. Ginjal kanan akan terlihat jelas pada posisi supine, dengan mengunakan liver sebagai acoustic window. Untuk ginjal kanan scanning dapat dilakukan pada 12
PSIK 6.B FIK UNIK daerah subcostal dan pasien diinstruksikan untuk tahan napas. Scanning dapat dilakukan longitudinal dan transversal b. Ginjal kiri Ginjal kiri akan terlihat jelas dengan posisi RLD (Right Lateral Decubitus), oleskan jelly pada daerah kiri abdomen. Lakukan scanning pada daerah coronal kiri. Jika memungkinkan dengan menggunakan spleen sebagai acoustic window, dengan pasien diinstruksikan untuk menarik napas dalam dan tahan napas. Scanning dapat dilakukan longitudinal dan transversal.
3.3.5 Persiapan Pasien Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan. Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya. Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia seorang nona atau nyonya ?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi). Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh Kok sudah dikomputer masih juga tidak dikatahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung telur ? USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan 13
PSIK 6.B FIK UNIK pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.
3.3.6 Teknik Pemeriksaan a. Pemeriksaan USG Transabdominal Setelah pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan batas bawah setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan batas lateral sampai tepi abdomen. Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas untuk melindungi pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Taruh jelly secukupnya pada kulit perut, lakukan pemeriksaan secara sistematis. Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke bawah, selanjutnya horizontal ke kiri dan ke kanan. Penjejak digerakkan dari bawah ke atas, dimulai dari garis sisi kanan perut, kemudian setelah sampai daerah perut atas transduser digerakkan ke bawah, selanjutnya transduser digerakkan kembali ke arah atas. Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral perut (horizontal), juga secara sistematis, dimulai dari sisi kanan ke arah kiri, kemudian dari kiri ke arah kanan dan terakhir dari kanan atas ke kiri (lihat gambar dan arah panah beserta nomor garisnya). b. Pemeriksaan USG Transvaginal Pemeriksaan USG transvaginal berbeda dengan transabdominal, perlu penyesuaian mesin dan operator, terutama pengenalan organ genitalia interna dan kehamilan trimester pertama, serta terbatasnya ruang untuk melakukan manipulasi / gerak probe. Sebelum melakukan pemeriksaan, tanyakan apakah ia seorang nona atau nyonya. Bila statusnya masih nona tetapi sudah tidak gadis lagi, dan memang perlu dilakukan pemeriksaan transvaginal, mintakan ijin tertulis dari pasien tersebut dan sebaiknya disertai seorang saksi (dapat seorang paramedis). Perhatikan apakah tombol pemindah jenis transduser sudah menunjukkan bahwa penjejak yang dipakai adalah penjejak vaginal serta apakah pasien sudah mengosongkan kandung kencingnya. Posisi pasien dapat lithotomi atau tidur dengan kaki ditekuk dan pada bagian pantat ditaruh bantal agar 14
PSIK 6.B FIK UNIK mudah untuk memasukkan dan memanipulasi posisi transduser. Taruh sedikit jelly pada permukaan penjejak. Pasangkan kondom baru pada transduser, kemudian beri jelly secukupnya pada permukaan kondom dan selanjutnya masukkan transduser ke dalam vagina secara perlahan- lahan dan gentle sesuai dengan sumbu vagina. Jangan melakukan penekanan tiba-tiba dan keras karena dapat membuat pasien kesakitan atau merasa tidak nyaman. Cari uterus sebagai petunjuk, kemudian cari kandung kemih. Uterus akan tampak di garis tengah (median) seperti gambaran buah alpukat yang memanjang dengan endometrium dibagian tengahnya. Bila fundus uteri mendekati kandung kemih, maka uterus tersebut dalam posisi antefleksi, bila menjauhi, maka posisi uterus adalah retrofleksi (lihat gambar). Sangat penting menilai kembali apakah arah gelombang suara sudah sesuai dengan tampilan yang ada dalam layar monitor. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan kondom secara hati-hati dengan memakai sarung tangan tidak sterill atau kertas tissue, kemudian lakukan dekontaminasi kondom tersebut dengan larutan klorin 0,5%. c. Pemeriksaan USG Transperineal atau Translabial Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya seorang nona atau seorang wanita yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal atau transrektal. Dianjurkan kandung kencing pasien cukup terisi, hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan sebagai petujuk anatomis. Penjejak dilapisi kondom dan diberi jeli, kemudian diletakkan di daerah perineum, penjejak digerakkan ke atas dan ke bawah untuk mencari gambaran organ genitalia. Cara ini memang tidak dapat memberikan gambaran organ genitalia sebaik pada pemeriksaan USG transvaginal atau transrektal. d. Pemeriksaan USG Transrektal Pemeriksaan USG transrektal hampir sama dengan pemeriksaan transvaginal. Perbedaannya terletak pada bantuk dan ukuran diameter penjejak dan posisi pemeriksaan yang kurang lazim bagi wanita Indonesia. Setelah pasien dalam posisi lithotomi atau posisi tidur dengan kaki ditekuk dan bagian pantat diganjal dengan bantal khusus, transduser yang telah 15
PSIK 6.B FIK UNIK dibungkus dua lapis kondom dan dibubuhi jelly dimasukkan secara perlahan-lahan ke dalam rektum. Lakukan identifikasi uterus sebagai petunjuk organ genitalia interna, setelah itu identifikasi vesika urinaria kemudian evaluasi seluruh organ genitalia interna dan rongga pelvik. Manipulasi atau pergerakan transduser per rektal sangat terbatas dan sering menimbulkan rasa tidak nyaman. Jelaskan secara seksama sebelum melakukan pemeriksaan USG transrektal. Setelah selesai pemeriksaan, lepaskan kondom secara hati-hati, kemudian lakukan dekontaminasi kondom dengan larutan klorin 0,5%. e. Pemeriksaan USG Invasif USG dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa dan atau untuk tindakan terapeutik, misalnya biopsi villi koriales, amniosintesis, kordosintesis, ovum pick-up (OPU), atau transfusi intra uterin. Setelah dilakukan penjelasan dan pasien memberikan persetujuan tertulis, dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk menilai kondisi kehamilan atau genitalia interna. Pada umumnya hanya diperlukan anestesi lokal untuk memasukkan jarum punksi, tetapi dapat juga dengan anestesi umum pada tindakan OPU. Teknik yang dipakai bisa secara free-hand atau dipandu USG melalui marker pungsi yang ada pada transduser.
16
PSIK 6.B FIK UNIK BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Intravena pyelografi ( IVP ) merupakan pemeriksaan dasar dari pemeriksaan radiologis traktus urinarius dengan menggunakan media kontras dan biasanya mendahului pemeriksaan lain. Pemeriksaan ini dianggap menguntungkan karena bisa menunjukkan atau menampakkan seluruh system traktus urinarius. Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan. Ultrasonografi dapat digunakan untuk endeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga dpaat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. Pada kehamilan cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi pankreas, limpa, tiroid dan lain-lain. Uroflowmetry merupakan prosedur diagnostic yang mudah yang digunakan untuk mengukur flowrate urin. Tes ini non invasive dan digunakan untuk menilai fungsi bladder dan sphincter. 4.2 Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama mahasiswa keperawatan dan semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi dan forum terbuka.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis