Anda di halaman 1dari 104

Radiographic of

Urinary System

ATRO BALI
Anatomi Sistem Urinary
Sistem urinary :
• 2 Ginjal
• 2 Ureter
• 1 Vesica Urinary/Blader
• 1 Uretra
Renal/Ginjal
• Bentuk = seperti kacang, dengan
sisi cekung menghadap ke medial.
• Ukuran = 11,5 cm (panjang) x 6
cm (lebar) x 3,5 cm (tebal).
• Berat = 150 gr atau ± 0,4%BB.
• Letak = dinding posterior
abdomen, di luar rongga
peritoneum, di sisi kanan & kiri
vertebra
Renal/Ginjal
Posisi dari ginjal :
• Terletak diantara Proc. Xiphoideus
dan Crista Iliaca
• Ginjal kiri bagian atasnya setinggi
Intervertebral V.Th 11-12
• Ginjal kanan letaknya lebih rendah 1
cm karena terdorong kebawah oleh
hepar.
• Bagian bawah ginjal kanan setinggi
V.L 3
Fungsi Ginjal
• Mengatur volume dan tekanan
darah
• Memastikan keseimbangan
sodium, clorida, potasium,
calsium, hydrogen, phosphate
dan pH darah
• Mengeluarkan produk sisa
metabolisme : urea, uric acid dan
creatinin

Ginjal menghasilkan sekitar 1,5 L


urine setiap hari
Ureter
• Merupakan saluran yang
menghubungkan ginjal ke kandung
kemih, yang merupakan lanjutan renal
pelvis.
• Panjang 10-12 inchi.
• Ureter memasuki kandung kemih
melalui bagian posterior dengan cara
menembus otot detrusor di daerah
trigonum kandung kemih
• Peristalsis dibantu gaya gravitasi akan
memindahkan urine dari ureter ke
kandung kemih.
Vesica Urinaria
Fungsi : menampung/menyimpan urine
sementara.
Terdiri atas :
1. Badan (corpus) = bagian utama kandung
kemih dimana urine terkumpul.
2. Leher (kollum) = lanjutan dari badan yang
berbentk corong, berjalan secara inferior dan
anterior ke dalam daerah segitiga urogenital
& berhubungan dengan urethra.

Kapasitas max VU berkisar antara


350-500 ml
Uretra
• Membawa urine dari bleder
keluar dari tubuh
• Panjangnya pada perempuan
1.5, laki2 7-8
• Pengendalian aliran urine
dilakukan otot Sphincter pada
neck bladder.
• Male urethra contains following
parts:
• Pars Prostatica
• Pars Membranousa
• Pars Spongyosa
Indikasi Patologi
• Hidronephrosis :
Merupakan suatu kondisi pada
calyx dan pelvic renalis
mengalami distensi yang
diakibatkan adanya obstrucsi
pada ureter maupun pada pelvic
renal
Masses, renal cysts and tumors
Urolithiasis
Lainya...
• Demonstrate physiologic function and structure of urinary system
• Pyelonephritis, Cystitis
• Effects of trauma
• Pre-op evaluation
• Renal hypertension
• BPH
• Congenital
• Renal Obstruction
• Fistula
UROGRAFI
Suatu pemeriksaan radiologi untuk
mengevaluasi sistem perkemihan
dengan menggunakan radiasi sinar-x
dan menggunakan media kontras
yang dimasukan kedalam tubuh
UROGRAFI
UROGRAF
I

Instrumental (Non
Fisiologis Fisiologis)

IVU/P,Cystografi, Retrograde pyelography (RPG),


Urethrografi, Retrograde Cystography,
Cystourethrografi Retograde Urethrography,
Retrograde Urethro-Cystography,
Percutaneous Antegrade
Pyelography
Intra Vena Urografi
• Lebih dikenal dg IVP (P=Pyelografi)
Pyelo  Mengacu pada calyx dan pelvic renalis
Padahal pemeriksaan juga meliputi : Ureter dan VU.
IVU
Merupakan suatu metode pmeriksaan
radiologi dari sistem urinari untuk
mengevaluasi anatomi, fisiologis dan
kelainan yang mungkin ada dengan
menggunakan media kontras yang
diinjeksikan intra vena.
TUJUAN PEMERKSAAN
• Menvisualkan collecting portion
dari sistem urinary.
• Mengevaluasi kemampuan
fungsiologis ginjal.
• Mengevaluasi anatomi dan
patology sistem urinary.
• Urolitiasis • Hypersensitif MK
Indikasi :

KontraIndikasi :
• Hydronefrosis • Anuria
• Pyelonefritis • Multiple myeloma
• Massa • DM
• Congenital abnormalitas • Gagal ginjal
• Cystitis • Penyakit jantung
• Konsumsi glucopage
• Hypertensi
• Hasil ureum dan creatinin
tidak normal
Persiapan
• Hasil ureum dan creatinin normal (Kreatinin, 0.5 – 1.5, mg/dL. Ureum, 10 – 50, mg/dL)
• dua hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang lunak/rendah serat, misalnya
bubur kecap.
• 12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar
• Selanjutnya pasien puasa sehingga pemeriksaan selesai dilakukan
• Selama puasa pasien dinjurkan untuk tidak merokok, dan banyak bicara untuk
meminimalisasi udara dalam usus
• Sebelum pemeriksaan dimulai pasien buang air kecil untuk mengosongkan blass
• Rasa takut pada jarum suntik 
1. penjelasan
2. dorongan mental dan emosional
• Penandatanganan Informed consent
• Test alergi MK
Test alergi MK dan Penanganan
• Melakukan skin test. Skin test adalah tes kepekaan kulit terhadap
bahan kontras yang disuntikkan sedikit dipermukaan kulit (subkutan).
Bila terjadi reaksi merah atau bentol diarea itu, segera laporkan
radiolog/dokter yang jaga.
• Melakukan IntraVena test setelah skin test dinyatakan aman. IV test
yaitu dengan menyuntikan bahan kontras kurang lebih 3-5cc kedalam
vena. Segera laporkan dokter jika terjadi reaksi.
• Memberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum
pemasukan bahan kontras (contohnya : diphenhydramine).
Persiapan Alat dan Bahan
• Persiapan Media Kontras
Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana
jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat
badan.

• Peralatan Steril
1) Wings needle No. 21 G (1 buah)
2) Spuit 50 cc (2 buah)
3) Kapas alcohol atau wipes
4) Tourniquet
• Peralatan Un-Steril
1) Plester
2) Marker R/L, M dan marker waktu
3) Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)
4) Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)
5) Baju pasien
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP
• Lakukan pemeriksaan FPA (Foto Polos Abdomen) Proyeksi AP, untuk
melihat persiapan pasien

Tujuan FPA
• Persiapan pasien??
• Faktor eksposi tepat???
Lanjut... (Prosedur)

• Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan


media kontras melalui intravena 1-5 cc saja
diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
• Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan
dapat dilanjutkan
• Setelah itu lakukan foto nephogram dengan
posisi AP supine 1 menit setelah injeksi 
Jarang, biasa utk kasus ren mobile dan pada
pasien hypertensi
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP
• Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan
ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal
terisi media kontras.
• Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 30
x 40 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi
media kontras
• Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran
bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
Kadang juga menggunakan proyeksi PA
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP

• Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi,


biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada
pasien yang lanjut usia).
• Yang terakhir lakukan foto post void/ post miksi dengan posisi AP supine
atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah
bladder. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile
(pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri.
KRITERIA GAMBAR

• Foto 5 menit post injeksi


Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
KRITERIA GAMBAR
• Foto 15 menit post injeksi
Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.
KRITERIA GAMBAR
• Foto 30 menit post injeksi (full blass)
Tampak blass terisi penuh oleh kontras
KRITERIA GAMBAR
• Foto Post Mixi
Tampak blass yang telah kosong.

• Perawatan Lanjutan
Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pemeriksaan BNO-IVP ini.
Kelebihan

• Bersifat non invasif.


• IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter
dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari
adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan
• Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal
dapat dilakukan.
• Radiasi relative rendah 5. relative aman
Kekurangan

• Bahaya radiasi dibanding USG


• Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi
yang diterima dari alam dalam satu tahun.
• Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi
pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan
pengobatan lanjut.
• Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
Alat kompress ureter :
Fungsi :
• - untuk memaksimalkan pengisian daerah pelviocalyceal system dan
proximal ureter.
• - Untuk memperlambat waktu MK sampai ke blass.

• Alat ini dipasang sebelum pemasukan media kontras (MK) dilakukan.


02/10/2024 35
PROYEKSI PEMERIKSAAN :
1. Buat foto 5 menit pasca penyuntikan (bila pasien hypertensi atau pasien
anak, pemotretan diambil 1 menit pasca penyuntikan.
• foto AP 5 menit dilakukan dengan menggunakan kaset 24 x 30 cm
• MSP sejajar dengan pertengahan bucky.
• Kedua tangan disamping tubuh
• Batas atas proc. Xypoideus dan batas bawah SIAS.
• CR : tegak lurus IR
• CP : 1/3 distal antr. Proc xypoideus dan SIAS
• Beri marker 5 menit
• Buka stuing (ureter kompressive)
• Kriteria : tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
Gambar IVP 5 menit :
2. Buat foto 15 menit pasca penyuntikan :
• Posisi pasien AP supine
• MSP sejajar pertengahan bucky
• CR : vertical tegak lurus IR
• CP : setinggi crista illiaca (pada lumbal 4-5)
• Pasang marker 15 menit
• Kriteria : tampak kontras mengisi ginjal, ureter, sampai blass/buli-buli.
• Gunakan film 30 x 40 cm
Gambaran IVP 15 menit :
3. Buat Foto 30 menit atau foto full blass :
• Prosedur pengambilan gambar sama dengan pemeriksaan BNO.
• Pasang marker 30 menit
• Kriteria : tampak blass terisi penuh oleh kontras
Gambaran ivp 30 menit :
Gambar :
jalannya kontras
dari ginjal menuju
blass. (menit 30)
• Post Mixi (PM)
• PP : sama dengan BNO atau dibuat erect (AP)
• - Untuk melihat adanya ren mobile.
• PO : MSP sejajar pertengahan bucky
Kedua tangan disamping tubuh
• CR : tegak lurus IR
• CP ; umbilicus (2 cm superior crista illiaca)
• Marker PM dan R/L
• Kriteria : tampak Blass kosong.
• Catatan : apabila tidak normal foto dapat dilanjutkan hingga menit ke 120
tanpa post mixi (void) terlebih dahulu.
Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan
dalam pembuatan foto BNO IVP?
• Jangan lupa memberi marker “BNO”, “5”, “15”, “30”, “PM” sesuai dengan
interval waktu.
• Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai penyerap radiasi hambur,
jika tidak menggunakan bucky potter grid, gunakan lysolm grid.
• Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
• Proteksi radiasi bagi pasien juga harus diperhatikan seperti membatasi
lapangan penyinaran.
• Peng-ekspos-an dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh
(aba-aba pemeriksaan : “tarik nafas… buang nafas….tahan!!!!”. hal ini
bertujuan untuk menghindari kekaburan objek karena pergerakan saat
bernafas.
perawatan pasien setelah pemeriksaan IVP
• Pasien diminta untuk istirahat yang cukup
• Pasien diminta untuk minum air putih yang banyak untuk
menghilangkan bahan kontras dari tubuh.
UROG
RAFI

Instrumental (Non
Fisiologis Fisiologis)

Retrograde pyelography
IVU/P, (RPG), Cystography,
Urethrography, Urethro-
Cystography,

CYSTOGRAM
Percutaneous
Antegrade
Pyelography
URETROGRAM

CYSTOURETROGRA
M
Cystogram Fisiologis
• UNTUK PEMERIKSAAN SISTOGRAFI METODE FISIOLOGIS
DIAMBIL RADIO GRAF DIDAERAH PELVIS DENGAN
PROYEKSI RPO & LPO.
• FILM YANG DIGUNAKAN UKURAN 24x30 cm, DIPASANG
MELINTANG DENGAN BATAS ATAS KASET/FILM SETINGGI
KRISTA ILIAKA
URETHROGRAM FISIOLOGIS
• UNTUK MENGEVALUASI URETHRA DENGAN METODE
FISIOLOGIS DIAMBIL RADIOGRAF PADA SAAT PASIEN
KENCING DENGAN PROYEKSI AP ATAU OBLIK DAN POSISI
PASIEN BERDIRI.
• PADA PROYEKASI INI DIUSAHAKAN AGAR GAMBARAN
URETHRA TIDAK SUPERPOSISI DENGAN FEMUR.
RETROGRADE UROGRAFI

“Teknik atau prosedur atau tata cara pemeriksaan sistem


urinaria dengan menggunakan sinar-X dan memasukkan
media kontras secara retrograde (berlawanan dengan alur
sistem urinaria) untuk menegakkan diagnosa”
Whyabaout
How Not IVU the Pemeriksaan ini dilakukan apabila sistem
urinary sudah tidak berfungsi.
Precedure...???
Precedure...???

Media kontras dimasukkan berbalik atau melawan jalannya alur sistem


urinaria melalui sistem pelviocaliceal dengan memasang kateter.

Pemasangan kateter adalah dengan melakukan bedah minor


oleh dokter urology di ruang bedah.

Jika pemeriksaan RPG dilakukan di bagian


Umumnya dilakukan untuk Radiologi maka pasien datang ke bagian
menunjukkan letak urinary Radiologi dalam keadaan kateter sudah terpasang.
calculi atau jenis kerusakan
media kontras yang disediakan radiografer dimasukan melalui
lain. kateter oleh Urologist dan pengambilan radiograf dilakukan
oleh Radiografer.
• Stricture uretra • Urethritis

Kontraindikasi
Indikasi

• Batu uretra • Merupakan kontra indikasi absolute


• Uretris injuri karena dapat menyebarkan infeksi
• Renal pelvic neoplasm pada tractus urinari distal dan
• Renal calculi proximal.
• • Peradangan yang terjadi akan sulit
Ureteric fistule
• untuk diobati.
Accidential ureteric ligation • Stricture urethra
• Bukan kontra indikasi absolute, namun
pemasukan kateter dapat memperparah
keadaan.
Komplikasi yang mungkin terjadi
INJURI URETRA
• Penggunaan cystoscopy dengan ukuran besar dan tidak digunakannya lubricant (jelly)
memungkinkan injuri terjadi.

BLADDER INJURI
• Apabila tekanan keras dengan paksaan dilakukan, maka perforasi bladder mungkin terjadi.

PARAPHIMOSIS
• Mungkin terjadi pada pasien yang tdk dicircumsisi

STRICTURE URETHRA
• dapat menyebabkan luka dan stricture kemudian.

CYSTITIS
Persiapan Pasien
• Sama seperti BNO-IVP
PERSIAPAN
ALAT DAN
Pesawat sinar-X
BAHAN
Media kontras iodium 20 cc
Spuit 20 cc
7.
Needle 19 G
Film dan kaset 24 x 30 dan 30 x 40
Grid atau bucky
Marker R/L
Kateter (dipasang dgn bantuan cystoscopy)
Desinfektan
Gambar kateter dlm RPG :
Prosedur pemeriksaan :
 Pemasangan kateter dilakukan oleh dokter urology dengan menggunakan bantuan
cystoscopy, secara retrograde (berlawan dengan alur sistem urinary) melalui uretra
sblm pemeriksaan mulai dilakukan.
Prosedur pemeriksaan :
I. Lakukan plain foto (abdomen polos) :
• 1. untuk memastikan letak kateter (untuk dokter urologis)
• 2. radiografer : mengetahui ketepatan teknik dan posistioning.
II. Lakukan injeksi 3-5 cc MK melalui kateter menuju renal pelvis, pada
ginjal yang diperiksa.
• Diambil dengan menggunakan film 24x 30
• Kontras dimasukkan kembali ± 5 cc sambil kateter ditarik perlahan, lalu
foto, menggunakan film 30x40 cm untuk melihat daerah ureter.
• Kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik diperkirakan kontras
habis, dan keteter dilepas. Foto diambil dengan menggunakan film 30x40.
• Proyeksi yg digunakan AP dan Oblique
Foto Polos Fase 1
Fase 2 Fase 3
ANTEGRADE
PYELOGRAPHY (APG)
Pengertian
Teknik atau prosedur pemeriksaan sinar-X sistem urinaria dengan
menggunakan media kontras yang dimasukkan secara antegrade (searah
dengan alur sistem urinaria) melalui kateter yang telah dipasang dokter
urologi dengan cara nefrostomi percutan.
Nefrostomi Percutan
• pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal dengan
bantuan fluoroskopi.
• Nefrostomi
Indikasi APG
• Nephrolitiasis
• Urethrolitiasis
• Nephritis
• Pyelonephritis
• Trauma akut tractus urinarius
• Hydroneprosis
Kontraindikasi Pemeriksaan APG
• tidak dapat dilakukan pada pasien yang memiliki gangguan
pembekuan darah
Tujuan Pmx APG
• Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi tractus urinarius bagian
proximal.
• Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang
informatif/kurang akurat/metode RPG tidak memungkinkan.
• Untuk menunjukkan terutama gambaran renal pelvic dan ureter.
• Menujukkan obstruksi ureter akibat batu
Persiapan pemeriksaan :
• Sama dengan persiapan pasien yang akan dilakukan operasi an : puasa, urus2 /
clisma /lavement

Persiapan alat dan bahan :


• Media kontras iodium 50 cc, cairan NaCl 100 cc
• Spuit dissposible 50 cc
• Needle 19 G
• Handscoen
• Clamp
• Plester
• Alkohol dan betadine
• Haas
• Pesawat sin-X, kaset dan film 24 x 30, dan 30 x 40
Teknik / prosedur pemeriksaan :
• Kateter yang telah terpasang diklem kemudian selang yang menghub
dengan urine dicabut
• Kontras medis disiapkan dengan mencampur MK dan NaCl dgn
perbandingan 1:3
• Sebelum pemasukan MK dilakukan, lakukan plain foto dengan kaset
30 x40 orientasi ginjal
• Penyuntikan MK dilakukan langsung dan aliran kontras media
dikontrol fluoroskopi mulai dari masuknya kontras media ke dalam
ginjal, ureter sampai ke kandung kemih.
• Bila dalam pemeriksaan sebelumnya aliran kontras media berhenti dan
dicurigai adanya obstruksi/filling defect, maka pemeriksaan dapat
dilanjutkan tindakan Whitaker’s Test sebagai prosedur lanjutan
• Whitaker’s Test (urologist Inggris, Robert Whitaker pd abad 20)
dilakukan dengan memasukkan canule secara percutaneus ke dalam
renal pelvis dengan aliran kontras media pada kecepatan rata-rata 10
ml/menit dengan dikontrol fluoroskopi (MK = 60 ml)
Seri Pemotretan
Terdapat 3 seri pemotretan dengan menggunakan film 30x40
1. foto 1 fokus pada renogram dan pelviocalyceal system
2. foto 2 fokus pada ureter bagian proximal dan pelviocalyceal system
3. foto 3 fokus pada ureter distal dan vesika urinaria.
• Foto terakhir dibuat untuk melihat sekresi ginjal
• Proyeksi yang dilakukan adalah AP dan oblique.
Komplikasi
• Pendarahan pada organ-organ yang diperiksa
• Pembekuan darah di dalam nephrostomy tube yang digunakan
• Pembekuan darah di dalam organ-organ yang diperiksa
• Gangguan denyut jantung, tekanan darah dan keseimbangan elektrolit
tubuh
• Infeksi bakteri yang disebabkan ketidaksterilan alat
RETROGRADE
CYSTOGRAFI
Pengertian
• Teknik atau prosedur pemeriksaan urinary bladder (blass) setelah
memasukkan media kontras melalui kateter dengan menggunakan
sinar-x untuk menegakkan diagnosa.
KLINIS :
• Trauma
• Calculi
• Tumor
• Inflamantory urinary bladder
Persiapan pasien :
• Tidak ada persiapan khusus, hanya pasien harus mengosongkan bulinya
terlebih dahulu sebelum pemasangan kateter dilakukan.
• Pasien Melepaskan benda2 logam yang dapat menggangu gambaran.

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN :


1. Media kontras iodium 50 cc
2. Aqua steril 100 cc
3. Poly cateter 16 G
4. Spuit 50 cc (spuit kaca 200cc)
5. Needle 19 G
6. Pesawat sinar-X, kaset dan film 24x30 cm
PROSEDURE
• Bahan kontras dicampur dengan
aqua steril dengan perbandingan
1 : 3 atau 1 : 4 (1/4 kontras dan ¾
aqua steril).
• Plain foto khusus daerah blass
(setelah pasien kencing).
• Pasang kateter , menuju blass
melalui uretra
• Masukkan kontras yang telah
dicampur aqua 150 – 500 cc
Proyeksi Foto AP
• Posisi pasien : Supine, kedua kaki
lurus, MSP // pertengahan bucky
(meja pemeriksaan)
• Central Ray : 10 - 15° ke caudad
(agar blass tdk superposisi
symphisis pubis)
• CP : 2 inchi (5 cm) superior
symphisis pubis.
• Eksposi : ekspirasi tahan nafas.
• Kriteria gambar : Urinary blader
tidak superimposisi dengan
symphisis pubis
Proyeksi Oblique (kanan dan kiri)
• Semi supine (bagian posterior menempel
meja)
• Rotasikan tubuh 45°- 60°
• Tekuk lutut yang jauh dari ET,luruskan kaki
yang dekat dengan ET, tangan yang dekat
dengan ET gunakan sebagai ganjalan kepala,
yang jauh dari ET diletakkan di depan tubuh.
• CR : tegak lurus IR
• CP : 2 inchi superior symphisis pubis dan 2
inchi medial SIAS
• Eksposi : ekspirasi tahan nafas
• CATATAN : digunakan untuk menunjukkan
bagian posterolateral blass, khususnya UV
junction.
• Kriteria gambar : Urinari blader tidak
superimposisi dengan bagian kaki yang
ditekuk
Proyeksi Lateral
• Proyeksi ini tidak umum dilakukan.
• Proyeksi ini umumnya dilakukan dengan
klinis : fistel vesicorectal atau vesicouteral
.
• Posisi pasien : True lateral (lateral
recumbent), kedua tangan digunakan
sebagai bantalan kepala, kedua lutut
ditekuk, dan letakkan bantal diantara lutut.
• CR : tegak lurus IR
• CP : 2 inchi superior dan posterior
symphisis pubis.
• Eksposi : ekspirasi tahan nafas.
• Kriteria gambar : Hip dan femur
superimposisi.
Gambar diatas adalah gambar cystography proyeksi lateral. Biasanya
dilakukan untuk kasus fistel vesicurectal, BPH
VOIDING
CYSTOURETROGRAPHY
(VCU)
PENGERTIAN :
• Teknik atau prosedur pemeriksaan menggunakan sinar-X pada vesica
urinary (blass) dan uretra dengan memasukkan media kontras untuk
menegakkan diagnosa.
• Biasanya dilakukan setelah cystography, sehingga disebut juga dengan
nama “cystouretrogram” atau voiding cystouretrogram (VCU).
INDIKASI :
• Trauma
• Kencing tidak lancar
• Batu pada uretra

• PERSIAPAN PASIEN, ALAT DAN BAHAN :


• Sama dengan cystography
• Hanya kateter yang digunakan adalah cateter no 8 atau 10
• Kateter dipasang pada gland penis (untuk laki-laki)
Prosedur/teknik pemeriksaan :
• Teknik atau prosedur pemeriksaan sama dengan cystography,
• Proyeksi AP dan oblique pada saat pasien mixi (voiding) dengan posisi
erect jika memungkinkan.
• Untuk pasien laki-laki, proyeksi yang paling baik adalah RPO 30°
• Setelah gambaran voiding cukup, maka proyeksi pemeriksaan AP post
void (mixi) mungkin diminta radiolog.
• CATATAN : pemotretan (eksposi) dilakukan saat pasien voiding, kateter
dilepaskan sebelum eksposi dilakukan.
AP PROJECTION :
• Biasanya dilakukan proyeksi AP saja untuk pasien wanita
• Supine /erect
• Kedua kaki lurus
• MSP // pertengahan bucky (meja pemeriksaan)
• CR : tegak lurus IR
• CP : 2 inchi (5 cm) superior symphisis pubis.
• Eksposi : pada saat voiding.
RPO
(RIGHT POSTERIOR OBLIQUE) :
• Obliquekan tubuh 30 ° ke kanan. (RPO)
• Superimposisikan urethra dengan tungkai kanan.
• Eksposi : pada saat pasien voiding.
• Kriteria gambar:
• Wanita : urethra yang berisikan MK tampak di posterior symphisis
pubis
• Laki-laki : urethra berisikan MK dan superimposisi dengan soft tissue
tungkai kanan.
Kriteria gambar UMUM :
• Tampak gambaran uretra, vesica urinaria (blass) terisi bahan kontras
pada proyeksi AP dan oblique
• Tampak bladder neck terbuka (pada proyeksi pasien mixi).
RETROGRADE
URETROGRAPHY
Pengertian :
• Teknik atau prosedur pemeriksaan menggunakan sinar-X dari uretra
dengan memasukkan media kontras untuk menegakkan diagnosa.
• Biasanya dilakukan pada pasien laki-laki untuk menunjukkan uretra
secara utuh.
• Media kontras dimasukkan secara retrograde melalui distal uretra,
hingga media kontras mengisi semua salura uretra.
Persiapan pasien, bahan dan alat :
• Tidak ada persiapan khusus, hanya pasien harus mengosongkan bulinya
terlebih dahulu sebelum pemasangan kateter dilakukan.
• Pasien Melepaskan benda2 logam yang dapat menggangu gambaran.
ALAT DAN BAHAN :
1. Media kontras iodium 20 cc
2. Aqua steril 20 cc
3. Poly cateter 16 G / brodney clamp
4. Spuit 50 cc (spuit kaca 200cc)
5. Needle 19 G
6. Pesawat sinar-X, kaset dan film 24x30 cm
INDIKASI PEMERIKSAAN :
• Trauma
• Obstruksi
• Batu uretra.

TEKNIK / PROSEDUR PEMERIKSAAN


• Pemasukan media kontras dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut “broadney clamp” yang diletakkan di distal penis
• Jika tidak gunakan kateter yang diletakkan di ujung penis.
• Eksposi dilakukan berbarengan dengan pemasukan media kontras.
Proyeksi pemeriksaan :
• 1. Lakukan plain foto posisi AP dengan ujung penis diplaster
ke sisi kanan/kiri.
• MSP sejajar dengan pertengahan bucky (grid).
• CR : tegak lurus IR
• CP : symphisis pubis
• Catatan : uretra tidak terpotong
• 2. RPO 30 °
• CP : pada symphisis pubis
• CR : tegak lurus IR

KRITERIA GAMBAR :
• Tampak gambaran uretra, dan sebagian vesica urinaria (blass) terisi
bahan kontras.
• Sedikit superimposisi gambaran uretra dengan proximal femur dan
jaringan femur kanan serta sedikit distal pelvis .

Anda mungkin juga menyukai