Anda di halaman 1dari 91

BNO IVP

dr. Justin Ginting, Sp.Rad

BAGIAN SMF ILMU SINAR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
Powerpoint Templates
2016 Page 1
Pendahuluan
• Radiologi  ilmu kedokteran
untuk melihat bagian dalam tubuh
manusia menggunakan pancaran
atau radiasi gelombang,
elektromagnetik/ mekanik
• BNO – IVP  suatu pemeriksaan
radiografi yaitu dengan cara
menyuntikkan zat kontras melalui
pembuluh darah vena

Powerpoint Templates
Page 2
Pendahuluan
• Tujuan  untuk menggambarkan anatomi dari pelvis
renalis dan sistem calyses serta seluruh traktus
urinarius
• Pemeriksaan ini dapat mengetahui kemampuan ginjal
dalam mengkonsentrasikan bahan kontras
• Fungsi ginjal adalah sebagai organ untuk
membersihkan darah dari berbagai zat hasil
metabolisme tubuh dan racun yang tidak dibutuhkan
dalam bentuk air seni

Powerpoint Templates
Page 3
Definisi
• BNO (Belanda)  Blass Nier Overzicht
BNO (Inggris)  KUB (Kidney Ureter Bladder)
BNO  suatu pemeriksaan di daerah abdomen atau
pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada
daerah tersebut khususnya pada sistem urinarius

• IVP = Intravenous Pyelography


IVP  Pemeriksaan radiografi sistem urinarius dengan
menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah
vena

Powerpoint Templates
Page 4
Tujuan Pemeriksaan
• Membantu dokter mengetahui adanya kelainan
pada sistem urinarius, dengan melihat kerja
ginjal dan sistem urinarius pasien

Powerpoint Templates
Page 5
Powerpoint Templates
Page 6
Indikasi Pemeriksaan
• Renal agenesis
• Poliuria
• BPH
• Kelainan kongenital (ectopic kidney, horse shoe
kidney)
• Hidronefrosis
• Urolithiasis
• Pyelonefritis
• Hipertensi renalis

Powerpoint Templates
Page 7
Renal Agenesis BPH (foto PM, 60 menit)

Powerpoint Templates
Page 8
Ectopic kidney

Powerpoint Templates
Page 9
Hidronephrosis Horse shoe kidney

Powerpoint Templates
Page 10
Kontraindikasi Pemeriksaan
• Alergi terhadap media kontras
• Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit
jantung berat.
• Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung
• Multiple myeloma
• Neonatus
• Diabetes mellitus yang tidak terkontrol
• Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
• Hasil ureum dan kreatinin tidak normal

Powerpoint Templates
Page 11
Persiapan Pemeriksaan
• Persiapan pasien
• Persiapan media kontras
• Persiapan alat dan bahan

Powerpoint Templates
Page 12
Persiapan Pasien
• Pasien makan bubur kecap sejak 48 jam sebelum pemeriksaan
• Pukul 20.00, pasien minum garam inggris, dicampur 1 gelas air,
lalu dipuasakan
• Selama puasa pasien tidak dianjurkan merokok dan banyak
bicara
• Pukul 05.00, pasien diberi dulcolax supp 2 tablet untuk
mengosongkan usus.
• Pukul 08.00, pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan, setelah sebelumnya mengosongkan kandung
kemih
• Penjelasan mengenai prosedur dan penandatanganan informed
consent
• Pemeriksaan fungsi ginjal pasien dengan melihat kadar ureum
dan kreatinin

Powerpoint Templates
Page 13
Persiapan Media Kontras
• Media kontras yang digunakan adalah yang
berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan
dengan berat badan pasien, yakni 1 – 2 cc/kg
berat badan ( 1 cc= 300mg)

Powerpoint Templates
Page 14
Persiapan Alat dan Bahan
• Wings needle No. 21
• Spuit 50 cc
• Kapas alkohol
• Torniquet
• Plester
• Marker R/L dan marker waktu
• Media kontras iohexol (± 40 – 50 cc)
• Obat-obatan emergency (untuk antisipasi alergi
media kontras)

Powerpoint Templates
Page 15
Prosedur Pemeriksaan
• Lakukan pemeriksaan BNO, untuk melihat
persiapan pasien
• Suntikkan media kontras SC 0,1 cc untuk melihat
reaksi alergi
• Jika tidak ada reaksi alergi, pasang alat untuk
menekan ureter (misalnya bola tenis)
• Lakukan foto nephrogram dengan posisi AP
supine 3 menit setelah injeksi media kontras
untuk melihat masuknya ke pelvocalyces

Powerpoint Templates
Page 16
Prosedur Pemeriksaan
• Lakukan foto 5 menit post injeksi
• Lakukan foto 15 menit post injeksi
• Lakukan foto 30 menit post injeksi
• Pasien diminta turun dari meja pemeriksaan
untuk buang air kecil
• Lakukan foto post voiding atau post miksi

Powerpoint Templates
Page 17
Kriteria Diagnosis
Foto Post Injeksi Gambaran Kontras
5 menit Mengisi ginjal kanan dan kiri
15 menit Mengisi ginjal dan ureter
30 menit Blaas terisi penuh
Post miksi Blaas kosong

Powerpoint Templates
Page 18
Kelebihan Pemeriksaan
• IVP memberikan gambaran dan informasi yang
jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosis dan
memberikan pengobatan yang tepat mulai dari
adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus
melakukan pembedahan
• Diagnosis kelainan tentang kerusakan dan
adanya batu pada ginjal dapat dilakukan
• Radiasi relatif rendah
• Relatif aman

Powerpoint Templates
Page 19
Kekurangan Pemeriksaan
• Bersifat invasif
• Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv,
sama dengan rata-rata radiasi yang diterima dari
alam dalam satu tahun
• Penggunaan media kontras dalam IVP dapat
menyebabkan efek alergi pada pasien
• Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil

Powerpoint Templates
Page 20
RENOGRAM

Bagian Ilmu Sinar


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel

Powerpoint Templates
Page 21
Definisi
Renogram merupakan kurva aktivitas dan waktu yang
menunjukkan grafik uptake dan ekskresi radiofarmaka
oleh ginjal.
Zat yang dipakai :
- 99mTc DTPA (asam dietiilentriaminpentasetat).
- iodin 123 hippuran.
-99mTc-MAG3 (mercaptoasetiltriglisin).tersering.

Powerpoint Templates
Page 22
Pemosisian:

Pasien diposisikan dekat


dengan detektor khusus yang
disebut Camera gamma.
Kamera ini tidak menghasilkan
banyak radiasi.
Kamera gamma ini diletakkan
dekat dengan bagian tubuh
pasien yang akan diperiksa

Powerpoint Templates
Page 23
Indikasi
Indikasi untuk dilakukan pemeriksaan renogram adalah :

1) Ukuran fungsi ginjal relatif pada tiap ginjal; dapat


membantu ahli bedah menentukan antara dilakukannya
nefrektomi atau pembedahan yang lebih konservatif
2) Pemeriksaan obstruksi traktus urinarius
3) Diagnosis sebab reno-vaskular bagi hipertensi,
4) Sistografi indirek, dan
5) Pemeriksaan untuk transplantasi ginjal

Powerpoint Templates
Page 24
Jenis-jenis Renogram

• Renogram konvensional
• Renogram diuretik
• Renogram captopril

Powerpoint Templates
Page 25
RENOGRAM KONVENSIONAL

Disebut juga pemeriksaan radionuklida ginjal


dinamik, dengan prinsip pemeriksaan dengan
menilai penangkapan radionuklida oleh ginjal yang
dialirkan melalui nephron dan dieksresikan ke
dalam pelvis ginjal dan kemudian melalui ureter
sampai dengan kandung kemih.
Kurva hasil pemeriksaannya menunjukkan
perubahan aktivitas ginjal terhadap waktu yang
menggambarkan fisiologis ginjal seperti fungsi
penangkapan, waktu transit dan efisiensi outflow
Powerpoint Templates
Page 26
Indikasi

1. Obstruktif Uropati
2. Transplantasi Ginjal
3. Kelainan kongenital pada ginjal
4. Evaluasi trauma saluran kemih
5. Gagal ginjal akut dan kronis
6. Uji saring hipertensi renovaskular

Powerpoint Templates
Page 27
Radiofarmaka

• Tc – 99m MAG3 dengan dosis 2,5 mCi


• Tc – 99m DTPA dengan dosis5 mCi
• Tc – 99m EC dengan dosis2,5 mCi
• I – 123 Hippuran dengan dosis2 mCi

Powerpoint Templates
Page 28
Persiapan Pasien
1. Menjaga status dehidrasi pasien selama
pemeriksaan
2. Penderita dewasa : minum 400 ml air 20-30 menit
sebelum pemeriksaan
3. Penderita anak-anak : diberikan volume cairan
sesuai dengan berat badan
4. Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan renogram
bersamaan dengan pemeriksaan IVP
5. Penderita harus mengosongkan vesika urinaria
sebelum pemeriksaan
6. Pada pemakaian radiofarmaka I-131 Hippuran,
penderita sebelumnya diberikan larutan lugol 10
tetes untuk melindungi tiroid
Powerpoint Templates
Page 29
Prosedur
1. Pasien supine atau tidur terlentang dengan kamera
gamma berada diposterior atau punggung pasien
2. Duduk atau setengah duduk agar lebih fisiologis
3. Radiofarmaka disuntikkan pada vena mediana
kubiti
4. Deteksi ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal
dan kandung kemih berada dalam lapang pandang
pencitraan (3 menit setelah disuntikkan sampai 30
menit setelah disuntikkan atau sampai aktivitas
ginjal tinggal 50%)

Powerpoint Templates
Page 30
Powerpoint Templates
Page 31
Powerpoint Templates
Page 32
– Perfusi

– Ekskresi/drainase

– Analisis/kurva

Powerpoint Templates
Page 33
Fase Renogram
1. Fase Initial
Terjadi peningkatan secara cepat segera setelah penyuntikan
radiofarmaka yang menunjukkan kecepatan injeksi dan
aliran darah vaskular ke dalam ginjal. Menunjukkan teknik
penyuntikan radiofarmaka, apakah bolus atau tidak (terjadi
kurang dari 2 menit)
2. Fase Sekresi
Menunjukkan kenaikan yang lebih lamban dan meningkat
secara bertahap. Fase ini berkaitan dengan proses
penangkapan radiofarmaka oleh dan di dalam ginjal
melalui proses difusi lewat sel-sel tubuli ke dalam lumen
tubulus dalam keadaan normal (mencapai puncak dalam
waktu 2 – 5 menit)
3. Fase Ekskresi
Tampak kurva menurun dengan cepat setelah mencapai
puncak kurva yang menunjukkan keseimbangan antara
radioaktivitas yangPowerpoint
masuk dan meninggalkan ginjal
Templates
Page 34
Powerpoint Templates
Page 35
Melihat kemampuan
perfusi masing-
masing ginjal dalam
persen
Waktu paruh drainase
radiofarmaka
•Normal < 12 menit
•Indeterminate 12-20 menit
•Obstruksi > 20 menit Powerpoint Templates
Page 36
Fase Penilaian Kurva Abnormal

• Jika ginjal tidak berfungsi maka penangkapan


radioaktivitas akan minimum atau tidak ada
sama sekali
• Pada kasus obstruksi total, vesika urinaria
tidak tampak. Fase kedua akan tampak naik
terus dan tidak terlihat adanya fase ketiga.
• Kurva akan berjalan datar/tidak beraturan
karena pada kurva tersebut hanya
menggambarkan aktivitas background saja
Powerpoint Templates
Page 37
Powerpoint Templates
Page 38
Area background

Powerpoint Templates
Page 39
Pielonefritis Akut dan Kronik

Powerpoint Templates
Page 40
Pielonefritis Akut

Powerpoint Templates
Page 41
Definisi

Infeksi yang
disebabkan oleh
bakteri secara
asending yang
menyebabkan
inflamasi pada
parenkim ginjal dan
pelvis

Powerpoint Templates
Page 42
Patogenesis
• Pielonefritis akut: Invasi bakteri pada parenkim ginjal. Bakteri
dapat menginfeksi ginjal melalui ascending infection dari
saluran kemih bagian bawah
• Bakteri dapat menginfeksi ginjal secara hematogen. Contoh:
suntikan narkoba IV, endokarditis, atau adanya infeksi di
tempat lain
• Sedikit atau bahkan tidak ada bukti yang mendukung
penyebaran bakteri secara limfogen ke ginjal
• Perkembangan dari infeksi tergantung dari faktor bakteri dan
faktor host
• Bila bakteri memasuki tubulus ginjal, maka leukosit akan
bergerak dari interstitium ke tubulus yang terinfeksi. Enzim
yang dikeluarkan oleh bakteri akan menyebabkan kerusakan
epitel tubulus sehingga bakteri dapat masuk ke jaringan
interstitial

Powerpoint Templates
Page 43
Radiographic Features
• Foto polos memiliki peran yang terbatas, terutama
jika pasien cenderung untuk melakukan CT.-Scan
• Foto polos dapat menunjukan obstruksi saluran
kemih dan kadang-kadang menunjukkan gas dalam
collecting system (pielonefritis emphysematous)
• Gambaran BNO-IVP:
- Fase nephrogram abnormal dengan berkurangnya
ekskresi kontras pada segmen ginjal yang terlihat
- Pembesaran ginjal fokal atau difus
- Kompresi kalises/pelvis renalis
Powerpoint Templates
Page 44
Ultrasound

• Ultrasound tidak
sensitif terhadap
perubahan-
perubahan pada
pielonefritis akut
• Terlihat gambaran
echogenitas yang
abnormal dari
parenkim ginjal :
daerah hypoechoic
fokal/segmental,
atau mass like
change

Powerpoint Templates
Page 45
(A) Renal Doppler ultrasonography (DUS) menunjukan
pembengkakan yang ringan dan fokus hipoechoic yang
berbentuk baji (panah) pada ginjal kanan yang mengalami
pielonefritis akut. (B) Warna pada aliran DUS menunjukan
aliran yang pada daerah yang terinfeksi (panah).

Powerpoint Templates
Page 46
CT-Scan
• Pembesaran
ginjal 
• Hidronefrosis
• Daerah yang
berbentuk baji
(low attenuation),
karena perfusi
yang berkurang

Powerpoint Templates
Page 47
(A) Dimercaptosuccinic acid (DMSA) scintigraphy
memperlihatkan uptake yang berkurang di
setengah atas dan di bawah dari ginjal kanan
(panah).
(B) Pada potongan melintang, menunjukan daerah
dengan penyerapan yang kurang pada ginjal
kanan khususnya di daerah anterior dan
posterior dari ginjal kanan (panah).

Powerpoint Templates
Page 48
Pielonefritis Kronik

Powerpoint Templates
Page 49
• Gambaran khas:
– Ginjal mengecil dengan permukaan berbenjol-
benjol
– Parenkim ginjal menipis
– Perubahan bentuk kaliks
– Menurunnya fungsi ginjal

Powerpoint Templates
Page 50
Definisi
• Pielonefritis kronik dikarakteristikan
dengan inflamasi ginjal dan fibrosis yang
disebabkan oleh infeksi ginjal yang
berulang atau persisten, refluk
vesicoureteral, atau penyebab-penyebab
lain dari obstruksi saluran urinarius

Powerpoint Templates
Page 51
Jaringan parut pada pielonefritis
kronik dengan penekanan pada
permukaan ginjal

Powerpoint Templates
Page 52
Jaringan parut di pool atas dan bawah ginjal (anak
panah) pada pielonefritis kronik dengan riwayat
infeksi saluran kemih berulang selama dua tahun .

Powerpoint Templates
Page 53
(Foto BNO-IVP) Atrofi difusa
dari substansi ginjal dengan
piramida renalis yang tumpul .

Powerpoint Templates
Page 54
Pielonefritis xanthogranulomatous adalah
salah satu inflamasi granulomatous dari ginjal
yang distimulasi oleh infeksi bakteri. Parenkim
ginjal dirusak dan digantikan oleh koleksi-koleksi
dari lipid-laden macrophages (sel-sel xantoma)

Powerpoint Templates
Page 55
Xanthogranulomatous pyelonefritis. Sekresi dari
urogram menunjukkan gambaran staghorn kalkuli
pada ginjal kanan (tanda panah) yang merupakan
gambaran urografik tersering pada
Xanthogranulomatous pyelonefritis

Powerpoint Templates
Page 56
A(Foto BNO) Partial Staghorn kalkuli di pool
atas kiri
BHasil pada Tomogram didapatkan setelah zat
kontras dimasukan selama sekresi dari urografi,
menunjukkan gambaran bulan sabit, radiolusen,
yang mengelilingi staghorn kalkuli (panah) .

Powerpoint Templates
Page 57
C. Urogram setelah ESWL memberikan gambaran fragmen dari pool
atas yang berupa masa yang persisten dengan gambaran lusen yang
tidak jelas di pool atas (tanda panah)
D. CT-Scan pada pool atas ginjal kiri menunjukan fragmen kalkuli
yang tersebar dengan gambaran “low-attenuation”. Gambaran
radiologi Pielonefritis Xanthogranulomatous dikonfirmasi dengan
heminefrectomi .

Powerpoint Templates
Page 58
9. Gambaran USG: parenkim ginjal yang tipis, kalkulus,
dan masa isoechoic di pool bawah ginjal yang
menunjukkan adanya pielonefritis xantogranulomatous
10. Gambaran CT-Scan: pembesaran ginjal kiri dengan
tidak ada sekresi dari kontras, Terdapat kalkuli di pelvis

Powerpoint Templates
Page 59
Tumor Wilms

Powerpoint Templates
Page 60
Definisi
• Tumor Wilms = nefroblastoma = karsinoma
sel embrional
• Nefroblastoma  tumor ganas ginjal yang
tumbuh dari sel embrional primitif di ginjal
• Biasa ditemukan pada anak-anak <5 tahun

Powerpoint Templates
Page 61
Etiologi
• Idiopatik (belum diketahui secara pasti)
• Diduga berhubungkan dengan faktor genetik
• Berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu:
 Kelainan saluran kemih
 Aniridia (tidak memiliki iris)
 Hemihipertrofi (pembesaran separuh bagian tubuh)

Powerpoint Templates
Page 62
Klasifikasi
• Menurut klasfikasi TNM
• Menurut NWTS III

Powerpoint Templates
Page 63
Klasifikasi TNM
T – Tumor primer Keterangan

T1 Unilateral permukaan (termasuk ginjal ) <60 cm2

T2 Unilateral permukaan >80 cm2

T3 Unilateral rupture sebelum penanganan

T4 Bilateral

N – KGB regional Keterangan

N0 Tidak ditemukan metastasis KGB regional

N1 Ada metastasis ke KGB regional

M – Metastasis Keterangan
M0 Tidak ditemukan metastasis jauh
M1 Ada metastasis
Powerpoint jauh
Templates
Page 64
Klasifikasi NWTS III
Stadium Keterangan
Stadium I Tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat seluruhnya,
tidak ada metastasis limfogen (N0)
Stadium II Tumor melewati batas ginjal tetapi masih dapat diangkat
seluruhnya dan tidak ada sisa tumor pada permukaan tempat
tumor semula serta N0
Stadium III Tumor tidak dapat diangkat seluruhnya sehingga ada sisa
tumor di dalam tubuh, termasuk tumpahan jaringan tumor,
N1
Stadium IV Tumor sudah mengadakan metastasis hematogen ke paru,
tulang, atau otak (M1)
Stadium V Tumor ditemukan
Powerpoint bilateral
Templates
Page 65
Patofisiologi
• Sel pembentuk ginjal gagal berkembang lalu
menggandakan diri pada bentuk primitifnya

• Timbul massa yang berasal dari parenkim ginjal


 hal ini menyebabkan perdarahan

• Nefroblastoma merangsang aktivitas renin 


hipertensi

Powerpoint Templates
Page 66
Manifestasi Klinis
• Perut membesar (misalnya memerlukan popok ukuran yang
lebih besar)
• Nyeri perut
• Demam
• Malaise (lemas/ merasa tidak enak badan)
• Nafsu makan berkurang
• Mual dan muntah
• Konstipasi
• Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh
(hemihipertrofi)

Powerpoint Templates
Page 67
Pemeriksaan Penunjang
• Urinalisis dan sitologi urin
• Fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin)
• BNO – IVP
• USG
• CT Scan
• Biopsi jarum

Powerpoint Templates
Page 68
Pemeriksaan Penunjang

Powerpoint Templates
Page 69
Pemeriksaan Penunjang

Powerpoint Templates
Page 70
Diagnosis Banding
• Hidronefrosis / kista
ginjal
• Neuroblastoma
• Teratoma
retroperitoneum

Powerpoint Templates
Page 71
Komplikasi
• Metastasis ke paru-paru, sumsum tulang belakang, hati,
atau otak.
• Sesak nafas
• Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi (mual,
muntah, suhu tubuh meningkat, kerontokan rambut).
• Komplikasi pembedahan (atelektasis, pneumonia,
perdarahan)

Powerpoint Templates
Page 72
Prognosis
• Prognosis berbeda pada setiap anak
• Kombinasi radioterapi, kemoterapi, dan
pembedahan meningkatkan prognosis
• Prognosis buruk menunjukkan gambaran
histologik dengan bagian yang anaplastik, inti
atipik, hiperploidi
• Faktor yang mempengaruhi:
 Gambaran histologi
 Umur dan kesehatan secara umum
 Stadium tumor (TNM maupun NWTS III)
 Respon terhadap terapi
Powerpoint Templates
Page 73
Tumor Grawitz

Powerpoint Templates
Page 74
Definisi
• Tumor Grawitz = adenokarsinoma ginjal,
hipernefroma, karsinoma sel ginjal

• Adenokarsinoma ginjal  tumor ganas


pada sel epitel yang berasal dari proliferasi
sel-sel tubulus

Powerpoint Templates
Page 75
Epidemiologi
• Di AS, kanker ginjal menjadi urutan ke 7
penyakit terganas pada pria dan urutan ke 12
penyakit terganas pada wanita
• Perbandingan 1,6 : 1 antara pria dan wanita
• Sering terjadi pada pasien yang berumur 55 –
84 tahun
• Insidensinya meningkat pada usia 40 tahun dan
tertinggi pada usia lebih dari 65 tahun

Powerpoint Templates
Page 76
Patologi
• Tumor berasal dari tubulus proksimalis ginjal,
kemudian menembus kapsul
• Biasanya tumor disertai pseudokapsul yang
terdiri atas parenkim ginjal
• Pada irisan tampak warna kuning-jingga disertai
daerah nekrosis dan perdarahan

Powerpoint Templates
Page 77
Klasifikasi
• Menurut klasifikasi Robson
• Menurut klasifikasi TNM

Powerpoint Templates
Page 78
Klasifikasi Robson
Stadium Keterangan
Stadium I Tumor masih terbatas di dalam parenkim
ginjal dengan fasia Gerota utuh  

Stadium II Tumor menginvasi jaringan lemak perirenal


dengan fasia Gerota utuh  
Stadium III Tumor menginvasi vena renalis/ vena kava
atau limfonodi regional  
IIIA Tumor menembus fasia Gerota dan masuk ke
 
vena renalis
IIIB Tumor menembus fasia Gerota dan masuk ke
kelenjar limfe regional  
IIIC Tumor menembus fasia Gerota dan masuk ke
pembuluh darah fokal  
Stadium IV Tumor ekstensi ke organ sekitarnya/
 
metastasis jauh
IVA Metastasis ke organ sekitarnya, selain adrenal  
IVB Metastasis jauh (paru-paru, otak)  
Powerpoint Templates
Page 79
Klasifikasi TNM
T – Tumor primer Keterangan

T1 Terbatas pada ginjal, <2,5 cm

T2 Keluar ginjal, tidak menembus fasia Gerota

T3a Masuk adrenal atau jaringan perinefrik

T3b Masuk vena renalis/ vena kava

T4 Menembus fasia Gerota

N – KGB regional Keterangan

N0 Tidak ditemukan metastasis KGB regional

N1 Ada metastasis ke KGB regional, >5 cm

M – Metastasis Keterangan
M0 Tidak ditemukan metastasis jauh
M1 Ada metastasis
Powerpoint jauh
Templates
Page 80
Manifestasi Klinis
• Stadium dini  asimptomatik
• Stadium lanjut  trias klasik:
 Nyeri pinggang
 Hematuria
 Massa pada pinggang
• Hematuria
• Tekanan darah tinggi
• Polisitemia sekunder
• Nyeri pada sisi ginjal yang terkena
• Penurunan BB, malaise, FUO

Powerpoint Templates
Page 81
Diagnosis
• Anamnesis  keluhan gejala
• Pemeriksaan fisik  benjolan di perut
• IVP
• USG
• CT scan
• MRI
• Angiografi arteri renalis

Powerpoint Templates
Page 82
BNO – IVP

Powerpoint Templates
Page 83
USG

Powerpoint Templates
Page 84
CT Scan

Powerpoint Templates
Page 85
Renal Artery Angiogram

Powerpoint Templates
Page 86
Penatalaksanaan
• Operasi
– Radical nephrectomy
– Simple nephrectomy
– Partial nephrectomy
• Embolisasi arteri
• Radioterapi
• Kemoterapi kurang efektif
• Terapi biologi (interferon, interleukin-2)

Powerpoint Templates
Page 87
Prognosis
• 5 years survival rate:
 T1  95%
 T2  88%
 T3  59%
 T4  20%
• Faktor yang mempengaruhi:
 Interval waktu antara tindakan nefrektomi dengan
muncul metastasis
 Karnofsky performance status
 Pengangkatan tumor primer

Powerpoint Templates
Page 88
Daftar Pustaka
• de Jong, W., & Sjamsuhidajat, R. (2005). Buku Ajar Ilmu
Bedah (2nd Edition ed.). Jakarta: EGC.
• Kasper, Fauci, Martin, Wilson, Braunwald, & Isselbacher.
(2000). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam (13th Edition
ed.). Jakarta: EGC.
• Paulino, A. C. (2014, November 10). Wilms Tumor.
Retrieved from Medscape:
emedicine.medscape.com/article/989398-overview
• Price, S. A. (2003). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit (2nd Edition ed., Vol. VI). Jakarta: EGC.
• Sutton, D., Reznek, R., & Murfitt, J. (2002). Textbook of
Radiology and Imaging (7th Edition ed.). New York:
Elsevier. 

Powerpoint Templates
Page 89
Daftar Pustaka
• Acute Bacterial Pyelonephritis. Diunduh dari
http://radiopaedia.org/articles/acute-bacterial-pyelonephritis. 4 Januari 2015.
• ACR Appropriateness Criteria. Diunduh dari (American Collage of Radiology,
https://acsearch.acr.org/docs/69489/Narrative/, 2012). 4 Januari 2015.
• C. J. HODSON, F. F. 1965. The Radiology of Pyelonephritis. POSTGRAD.
MED. J. , 477-479.
• Chronic Pyelonephritis. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/245464-workup#a0756. 4 Januari 2015.
• Diagnosing Acute Pyelonephritis with CT, 99mTc-DMSA SPECT, and Doppler
Ultrasound: A Comparative Study. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2858854/. 4 Januari 2015.
• Diagnosis and Management of Acute Pyelonephritis in Adults. Diunduh dari
http://www.aafp.org/afp/2005/0301/p933.html. 4 Januari 2015.
• Kenney, P. J. 1989. Imaging of Chronic Renal Infection. American Journal of
Roentgenology , 488-490.

Powerpoint Templates
Page 90
Daftar Pustaka
• Armstrong, P., & Wastie, M. (1989). Pembuatan
Gambaran Diagnostik. Jakarta: EGC.
• Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Textbook of Medical
Physiology (12th Edition ed.). Philadelphia: Elsevier.
• Kasper, Fauci, Martin, Wilson, Braunwald, & Isselbacher.
(2000). Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam (13th Edition
ed.). Jakarta: EGC.
• Rasad, S., Kartolaksono, S., & Ekayuda, I. (2000).
Radiologi Diagnostik. Jakarta: FK UI.
• Sutton, D., Reznek, R., & Murfitt, J. (2002). Textbook of
Radiology and Imaging (7th Edition ed.). Philadelphia:
Elsevier.

Powerpoint Templates
Page 91

Anda mungkin juga menyukai