Anda di halaman 1dari 46

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

TRAKTUS URINARIUS

Cara-cara pemeriksaan traktus urinarius dapat dilakukan


dengan berbagai cara, yaitu: foto polos abdomen,
pielografi intravena, urografi retrograd, aortografi
translumbal, angiografi renal, sistografi, pneumografi
ekstraperitoneal, ultrasonografi dan computed
tomography (CT-Scan),

Foto Polos Abdomen


Kontur Hepar dan lien
tidak membesar
Kontur ren D/S Normal
Psoas Shadow simetris
Tulang baik
Tidak tampak adanya
bayangan batu
radioopak sepanjang
tractus urinarius

Piolegrafi Intravena
Pemeriksaan piolegrafi intravena dilakukan dengan
menyuntikkan bahan kontras secara intravena dan
dilakukan pengambilan gambar radiologis yang
disesuaikan dengan saat zat kontras mengisi ginjal,
berlanjut ke ureter, dan ke kandung kemih.
Indikasi pemeriksaan PIV adalah untuk mendeteksi
lokasi obstruksi misalnya pada batu ginjal, konfirmasi
penyakit ginjal polikistik, atau adanya kelainan anatomis
yang tidak terdeteksi oleh teknik pemeriksaan lain.

Piolegrafi Intravena
Pemeriksaam PIV memerlukan persiapan yaitu :
Puasa
Pada bayi dan anak di beri minuman yang mengandung
karbonat
Uji kepekaan

Piolegrafi Intravena
Bahan kontras conray ( meglumine
iothalamat 60 % atau hypaque
sodium/sodium diatrizoate 50 %) , urografin
60 atau 76 mg % ( methyl glucamine
diatrizoate ) dan urografin 60-70 mg %
Dosis untuk orang dewasa 20 ml atau dosis
rangkap 40 ml

Piolegrafi Intravena
Tujuh menit setelah penyuntikan dibuat film bucky
anteroposterior abdomen.
Foto berikutnya diulangi pada 15 menit, 30 menit dan 1
jam.
Segera setelah pasien disuntik kontras, kedua ureter
dibendung, baru dibuat foto 7 menit.
Kemudian bendungan dibuka, langsung dibuat foto di
mana diharapkan kedua ureter terisi.

Piolegrafi Intravena
Pada pielografi normal akan diperoleh gambaran bentuk
ginjal seperti kacang.
Kutub ( pool ) atas ginjal kiri setinggi Th.11, bagian
bawah, batas bawah setinggi korpus vertebra L3.

Piolegrafi Intravena
Arah sumbu ke bawah dan lateral sejajar dengan
muskuli psoas kanan dan kiri.
Pelvis renalis kemudian dilanjutkan dengan kalik
mayor, biasanya Dari kalik mayor dilanjutkan dengan
kalik minor.

Piolegrafi Intravena
Kedua ureter berjalan lurus dari pelvis renis
kedaerah pertengahan sakrum dan berputar ke belakang
lateral dalam suatu arkus, turun ke bawah dan masuk ke
dalam dan depan untuk memasuki trigonum buli- buli.
Tiga tempat penyempitan ureter yang normal, yaitu pada
sambungan pelvis dan ureter dengan buli-buli, dan ada
persilangan pembuluh darah iliaka.

Piolegrafi Intravena
Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan,
yang meliputi nefrogram dan sistem pyelocalices (SPC).
Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri
yang terisi kontras. Warnanya semiopaque, jadi putihnya
sedang-sedang saja.
Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui
yaitu penyakit-penyakit yang ada di ren, misalnya
pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis, massa/tumor
renal, dll.

Piolegrafi Intravena
Menit ke 15
Penilaian ureter:
1) Jumlah ureter.
Terkadang, ureter bisa hanya nampak 1 aja, itu mungkin di
sebabkan kontraksi ureter saat pengambilan foto, jadi
tidak nampak ketika difoto.
2) Posisi ureter

Piolegrafi Intravena
Menit ke 15
Penilaian ureter:
3) Kaliber ureter.
Maksudnya diameternya, normal < 0.5 cm
4) Ada tidaknya batu, baik lusen maupun opaque.
Kemudian nyatakan bentuk, jumlah, ukuran, dan letak batu.
Contoh penyakit pada menit ke 15 diantaranya: hidroureter,
ureterolithiasis, ureteritis.

Menit ke 45 : Menilai buli-buli


Apakah dinding buli reguler? adakah additional
shadow (divertikel) ataupun filling defect (masa
tumor) dan indentasi prostat.
gambaran dinding yang menebal ireguler dicurigai
adanya sistitis kronis.
Contoh penyakit pada menit ke 45 yaitu cystitis,
pembesaran prostat, massa vesikolithiasis

POST MIKSI
Kita harus menilai apakah setelah pasien
berkemih kontras di buli minimal? Seandainya
terdapat sisa yang banyak apakah terdapat
sumbatan di distal buli ataupun otot kandung
kencing yang lemah.Normalnya yaitu sisa 1/3
dari buli-buli penuh

Urografi Retrograde
Indikasi urografi retrograde adalah untuk
melihat anatomi traktus urinarius bagian atas
dan lesi-lesinya.
Hal ini dikerjakan apabila pielografi
intravena tidak berhasil.
Keistimewaan urografi retrigrade berguna
melihat fistel.

Urografi Retrograde
Urografi retrograd memerlukan prosedur sistoskopi.
Kateter dimasukkan oleh ahli urologi. Udara dalam
kateter dikeluarkan, kemudian 25 % bahan kontras yang
mengandung iodium disuntikkan dengan dosis 5-10 ml
dibawah pengawasan fluoroskopi.

Harus dicegah pengisian yang berlebihan karena risiko


ekstravasasi ke dalam sinus renalis atau intravasasi ke
dalam kumpulan saluran-saluran (collecting duct).

Urografi Retrograde
Komplikasi dapat berupa sepsis, perforasi ureter,
ekstravasasi bahankontras, reaksi bahan kontras, hematuri
dan anuri berhubung dengan edema pada sambungan
ureter dan vesika.

Ultrasonografi(USG)
Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan
rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan
cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi.
Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini
sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita.
Ultrasonografi(USG) merupakan pemeriksaan non
invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif
tidak mahal.

Ultrasonografi(USG)
Pada ginjal pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat
dalam mendeteksi adanya abses renal,
pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih.
Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai parenkim
ginjal, ketebalan korteks ginjal, serta mendeteksi
hidronefrosis.
Ginjal normal memperlihatkan sonodensitas kortek yang
lebih rendah (hipoekoik) dibandingkan dengan
sonodensitas hati,limpa dan sinus renalis.

Computed tomography (CTScan)


Pada CT, ginjal-ginjal akan tampak transversal oval pada
kedua kutub (pool) dan bayangan bulan sabit di daerah
hilus.
Densitas parenkim 10-30 HU (Hounsfield) bergantung
pada stadium hidrasi.
Pada foto polos tampak densitas yang homogen.

Computed tomography (CTScan)


Dengan menyuntikkan kontras urografin 50 ml, maka di
daerah korteks tampak opak; medula piramid, hipodens,
pada fase arterial yang dini, yang analog dengan
arteriografi.
Korteks yang opak akan berkurang pada fase lanjut

Angiografi Renalis
Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis.
Arteri femoralis atau aksilaris ditusuk dengan jarum
khusus dan kemudian sebuah kateter disisipkan melalui
arteri femoralis serta iliaka ke dalam aorta atau arteri
renalis.
Media kontras disuntikkan untuk menghasilkan opasitas
suplai arteri renalis. Angiografi memungkinkan evaluasi
dinammika aliran darah, memperlihatkan vaskulatur
yang abnormal dan membantu membedakan kista renal
dengan tumor renal

Endourologi (prosedur
endoskopi urologi)
Pemeriksaan sistoskopi
Brush biopsy ginjal dan uretra
Endoskopi renal (nefroskopi)

Sistoskopi
Alat sistokop, yang dimasukan melalui uretra ke dalam
kandung kemih, memiliki system lensa
optis,memberikan gambar kandung kemih yang
diperbesar dan terang
Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi untuk
memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih
secara lengkap selain visualisasi orifisium uretra dan
uretra pars prostatika

Brush biopsy ginjal dan uretra


Pertama-tama dilakukan pemeriksaan sistoskopik.
Kemudian dipasang kateter uretra yang di ikuti oleh
tindakan memasukkan alat sikat khusus (biopsy brush)
melalui kateter tersebut.
Kelainan yang dicurigai disikat maju mundur secara
teratur untuk mendapatkan sel-sel dan fragmen jaringan
permukaan untuk pemeriksaan analisis histology.

Endoskopi renal (nefroskopi)


Pemeriksaan dengan cara memasukkan
fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui
luka insisi (pielotomi) atau secara
perkutan untuk melihat bagian dalam
pelvis ginjal, mengeluarkan batu,
melakukan biopsi lesi yang kecil dan
membantu menegakan diagnose
hematuria serta tumor renal tertentu.

Pengukuran urodinamik
Sistometrogram
Voiding cystourethogram

Sistometrogram
rekaman grafik tekanan dalam kadung kemih (intra vesikal)
pada berbagai fase pengisian dan pengosongan kandung
kemih untuk mengkaji fungsinya.
Selama prosedur pemeriksaan dilakukan, jumlah cairan
yang dimasukan dan dikeluarkandari kandung kemih
disamping rasa penuh pada kandung kemih dan keinginan
untuk buang air kecil harus dicatat.
Kemudian semua hasil ini dibandingkan dengan tekanan
yang diukur dalam kandung kemih selama pengisian
kandung kemih dan berkemih.

Sistouretrogram memungkinkan
visualisasi uretra dan kandung kemih
yang dapat dilakukan dengn penyntikan
retrograd atau dengan mengeliminasi
media kontras.

Voiding cystourethogram
kandung kemih diisi dengan media kontras dan pasien
berkemih .
Ada tidaknnya refluks vesikouretral atau kelainan
congenital pada traktus urinarius inferior dapat
diperlihatkan.

Anda mungkin juga menyukai