Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ESSAY

“PEMERIKSAAN RADIOLOGIS PADA TRAKTUS


UROGENITAL”

Oleh:

Nama: Made Aryduta Sutasoma


NIM: 020.06.0049
Kelas: B
Blok: Urogenital 2
Dosen: dr. Fauzy Ma’ruf, Sp.Rad (K)RI, SH.,M.H, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2022
A. Latar Belakang

Dalam mendiagnosis pasien tentunya memerlukan pemeriksaan penunjang seperti


pemeriksaan radiologis, Memahami radiologi akan mempermudah mendiagnosis pasien
dengan cara pemeriksaan yang tertentu yang nantinya akan menghasilkan gambar bagian dalam
tubuh manusia untuk tujuan diagnostik yang dinamakan pencitraan diagnostik.Pelayanan di
Kesehatan tentunya memanfaatkan pemeriksaan radiologi yang berfungsi sebagai unit
pelayanan radiodiagnostik imejing dan radiologi intervensi yang digunakan untuk membantu
pasien dan klinisi dalam proses penegakkan diagnosis dan terapi. Istilah radiologi berasal dari
kata radiasi, yang artinya 'pancaran gelombang elektromagnetik berenersi tinggi, dan
dipergunakan di bidang kedokteran untuk menemukan penyakit (diagnosis) dan pengobatan
(terapi)'.

Terdapat modalitas-modalitasnya seperti: X-Ray, Hysterosalphyngography (HSG),


Ultrasonografi (USG), Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tomography (CT-
Scan).X-ray merupakan modalitas pencitraan sederhana yang menggunakan sinar x.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi berbagai organ tubuh, seperti kepala, gigi
(panoramic), toraks, abdomen, serta tulang-tulang pada seluruh bagian tubuh. Selain itu,
pemeriksaan menggunakan X-ray juga dapat ditambahkan obat kontras untuk mengevaluasi
kelainan yang ada, misalnya pemeriksaan saluran kemih, pemeriksaan ini disebut X-ray dengan
kontras. Seiring perkembangan teknologi, pemeriksaan menggunakan metode pencitraan
semakin berkembang seperti Ultrasonografi (USG) yaitu pemindaian dengan menggunakan
teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi, Computed Tomography (CT-Scan) yaitu
pencitraan sinar x terkomputerisasi dimana berkas sinar x yang sempit ditujukan pada pasien
dan diputas dengan cepat ke seluruh tubuh menghasilkan sinyal yang diproses oleh computer
mesin untuk menghasilkan gambar penampang, Magnetic resonance imaging (MRI) atau
pencitraan resonansi magnetik adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan
energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh.
B. Pembahasan

Pada pembahasan kali ini akan membahas tentang modalitas-modalitas untuk


pemeriksaan radiologis pada traktus urogenital.

X-Ray (Tanpa Kontras): Foto Polos Abdomen-BNO

(Foto polos abdomen-BNO)


Pada saat dokter melakukan anamnesis mengenai keluhan yang diderita pasien kita
seperti dengan kecurigaan klinis berupa gangguan pada ginjal ataupun saluran kemih. Maka
pemeriksaan penunjang paling sederhana yang dapat dilakukan yaitu foto polos abdomen-BNO
menggunakan X-ray tanpa kontras. Blass Nier Overzicht (BNO) merupakan pemeriksaan
keseluruhan di daerah abdomen sampai pelvis untuk melihat sistem traktus urinarius dari nier
(ginjal) hingga blass (kandung kemih), dengan foto BNO dapat menentukan ukuran, bentuk
dan posisi serta dapat membedakan batu. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika
menginterpretasikan foto polos abdomen-BNO yaitu preperitoneal fat, Psoas line dan renal out
line, Distribusi udara usus, distensi usus, tanda-tanda udara di luar usus atau
pneumoperitoneum, bayangan opasitas yang menandakan batu atau massa intra abdomen serta
perlunya memperhatikan bagian tulang-tulang.
X-Ray ( dengan Kontras):
1. Intravenous Phyelography (IVP)
Intravenous Phyelography (IVP) sering juga disebut sebagai intravenous
urography (IVU) atau excretory urography (EU). Pemeriksaan radiologi ini
dilakukan untuk mengevaluasi parenkim ginjal, sistem pelviokaliks, ureter, dan
vesika urinaria. Prosedurnya dilakukan dengan sinar X-ray dan injeksi kontras
intravena. Kontras yang diinjeksi ke dalam vena akan mengisi saluran kemih
dan menunjukkan gambaran opaque pada foto. IVP memungkinkan ahli
radiologi untuk melihat dan menilai anatomi dan fungsi ginjal dan saluran
kemih bagian bawah. Setalah disuntikkan bahan kontras, IVP kemudian
dievaluasi pada menit ke 5, 15, 30, 45,dst.
Intravenous pyelography dilakukan untuk memeriksa ginjal, ureter, dan
kandung kemih. Hal ini memungkinkan dokter melihat ukuran dan bentuk
struktur bagian urologi tersebut, serta mendeteksi fungsi dari organ tersebut.
Pemeriksaan IVP dapat memungkinkan mendeteksi masalah dalam saluran
kemih seperti:
- batu ginjal,
- batu kandung kemih,
- pembesaran prostat (penyakit BPH),
- tumor saluran kemih,
- kista ginjal, dan
- masalah pada struktur ginjal, seperti ginjal spons meduler.
a) IVP menit ke-5

Pada menit ke-5 setelah penyuntikan bahan kontras, akan tampak


renal out line berupa bayangan ginjal, posisi, dan letak ginjal yang
lebih jelas daripada X-ray tanpa kontras sehingga lebih mudah untuk
dilakukan identifikasi apakah adanya kelainan. Penilaian pada
Sistem Pyelocalices (SPC) juga akan lebih jelas terlihat.
b) Menit ke-15-30
Pada menit ke-15-30 setelah penyuntikan bahan kontras, penilaian
dimulai dari ureter untuk melihat ukuran serta apakah ada batu
ataupun massa pada ureter. Kemudian penilaian terhadap vesica
urinaria, melihat bentuk, dinding serta apakah adanya batu ataupun
massa.
c) Post miksi

Setelah dilakukan penilaian hingga menit ke 30, maka pasien akan diminta
untuk mengosongkan vesica urinarianya kemudian dilakukan pengambilan
foto lagi. Hal ini bertujuan untuk menilai fungsi dari vesica urinaria
mengeluarkan urin.
• Batu Saluran Kemih
Batu saluran kemih (BSK) didefinisikan sebagai pembentukan batu di
saluran kemih yang meliputi batu ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra.
a) BNO

Preperitoneal fat line tegas, Psoas line samar, terlihat renal out line
dextra namun renal out line sinistra tidak terlihat. Terlihat udara usus
dengan fecal material. Tampak opasitas berbentuk tanduk rusa atau
staghorn di proyeksi renal dextra setinggi V.L.2. Sistema tulang
tidak terlihat adanya kelainan

b) IVP menit ke-5

Setelah dilakukan IVP kemudian di foto pada menit ke-5 setelah


penyuntikan bahan kontras, nefrogram kedua ginjal tampak normal,
Sistem Pyelocalices (SPC) terisi kontras. Terlihat pada renal dextra
berbentuk blunting, clubbing, dan pelvis renal melebar sedangkan
pada renal sinistra masih normal.
c) IVP menit 15-30

Setelah dilakukan IVP kemudian di foto pada menit ke-15-30 setelah penyuntikan bahan
kontras, terlihat kedua ureter terisi kontras namun ureter dextra terlihat kaliber ureter 1/3
proksimal melebar, dinding licin, dan tidak terlihat filling atau additional defek. Sedangkan
pada ureter sinistra terlihat kaliber normal, dinding licin, dan tidak terlihat filling atau
additional defek. Vesica Urinaria terlihat terisi kontras.
d) Post miksi

Setelah pengosongan vesica urinaria, tidak terlihat sisa urin yang menandakan tidak kelainan
pada vesica urinaria.
• Hidronefrosis + Cystitis

Foto di atas merupakan foto setalah dilakukan IPV. Pada bagian renal
sinistra terlihat hidronefrosis serta hydroureter. Selain itu, disertai juga
dengan sistitis yang dibuktikan dengan dinding vesica urinaria yang
berbentuk irregular.

• Diverticel + Cystitis.

Pada foto di atas, terlihat gambaran divertical, yaitu sebuah kantong


tambahan yang terbentuk pada vesica urinaria. Foto tersebut juga disertai
dengan sistitis.
• Hipertrophy Prostat

Pada foto di atas, terlihat adanya pembesaran dari prostat. Hal ini dibuktikan
dengan kegagalan vesica urinaria mengosongkan urin karena terjadi
obstruksi akibat pembesaran prostat sehingga tampak gambar indentasi pada
bagian basal vesica urinaria.

2. Uretrography
Uretrography adalah pencitraan yang dilakukan menggunakan bahan kontras
untuk melakukan pemeriksaan pada uretra dan umumnya dilakukan pada pria.
Penyuntikan bahan kontras dilakukan melalui orifisium uretra eksternus
kemudian segera dilakukan pengambilan foto X-ray

Gambaran foto di atas merupakan contoh Uretrography yang dimana pada


gambar di atas ditemukan penyempitan pada urethra pars cavernosa.
3.Histerosalpingografi (HSG)
Hysterosalpingography (HSG) adalah pemeriksaan radiografi untuk
menilai uterus dan tuba falopi yang terutama digunakan untuk mengevaluasi
infertilitas dan kelainan patensi tuba. Indikasi lain dilakukannya HSG
adalah riwayat abortus dini yang berulang serta evaluasi pascaoperasi
kavitas uteri, ligasi tuba, dan pembalikan ligasi tuba.Selain itu,
hysterosalpingography telah lama dikenal penggunaannya untuk
mendeteksi polip, submucosal leiomymoma, sinekia, anomali Mullerian,
hidrosalping, salpingitis isthmica nodosum (SIN), dan adhesi peritubal.
Indikasi dari pemeriksaan HSG adalah dikarenakan Infertilitas wanita,
abortus berulang: menggambarkan apakah ada kelainan bawaan pada
kavum uteri, Memonitor pasca operasi tuba, seperti pada prosedur
sterisilasi. Indikasi HSG yang paling sering ialah dalam ginekologi, baik
sterilitas primer maupun sekunder, untuk melihat potensi tuba. Pada tuba
yang paten akan terjadi pelimpahan kontras dari tuba ke dalam rongga
peritoneum. Hal ini memberikan gambaran yang khas karena bahan kontras
akan tersebar diantara lingkaran-lingkaran usus dalam perut. Selain itu HSG
memberikan gambaran tentang kelainan-kelainan uterus dan kanalis
servisis. Dengan demikian kelainan-kelainan bawaan uterus dapat
diketahui. Kadang-kadang HSG juga dikerjakan sesudah operasi tuba untuk
sterilitas guna menentukan berhasilnya tindakan operatif .
ULTRASONOGRAPHY (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah tindakan pemeriksaan pencitraan yang
menggunakan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan struktur yang berbeda di
dalam tubuh, juga dikenal sebagai pemeriksaan ultrasonografi. USG adalah gelombang
tekanan suara yang berosilasi dengan frekuensi yang lebih tinggi dari apa yang dapat
manusia dengar, dapat mengukur jarak dan menemukan benda. Dalam sonogragfi,
gelombang ultrasonik digunakan untuk melihat ke dalam tubuh pasien dan
mengevaluasi bagian dalam seperti pembuluh darah, sendi, tendon, organ, dan otot.
Obyek didalam tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian
akan ditangkap oleh suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis
dan ditayangkan di layar. Daerah yang tercakup tergantung dari rancangan alatnya.
Ultrasonografi yang terbaru dapat menayangkan suatu obyek dengan gambaran tiga
dimensi, empat dimensi dan berwarna. Pemeriksaan USG toraks lebih aman dibanding
dengan pemeriksaan computed tomography scaning (CT Scan) dan radiologi karena
tidak menggunakan radiasi. Pada ahli radiologis di pemeriksaan urologi biasanya
dilakukan pemeriksaan USG ginjal adalah pemeriksaan untuk mengetahui gambaran
anatomi ginjal yang meliputi cortex, medulla, pyramid, sistema pyelocalices dan ureter
bagian proksimal.

Gambar di atas merupakan gambaran USG ginjal normal yang dimana tampak medulla,
korteks, pelvis, serta kaliks renal yang masih terlihat normal.
Gambar di atas merupakan gambaran USG ginjal yang terdapat batu. Hal ini ditandai
dengan adanya Hiperekoik yang dimana merupakan daerah yang berwana lebih terang
dari jaringan sekitar dan hal ini apabila terjadi pada USG ginjal dapat menunjukan batu
atau tumor. Selain itu juga, terdapat gamabaran acoustic shadow yaitu sebuah gambar
ultrasound yang ditandai dengan kekosongan sinyal di belakang struktur yang
menyerap atau memantulkan gelombang ultrasonik dengan kuat. Ini adalah bentuk
artefak pencitraan. Hal ini paling sering terjadi pada struktur padat, karena suara
terhantar paling cepat di area di mana molekul tersusun rapat, seperti di tulang atau
batu.

Gambar di atas merupakan USG ginjal yang telah terjadi hidronefrosis. Hal ini ditandai
dengan adanya pelebaran dari pelvicalyceal system
Gambar di atas merupakan gambar vesica urinaria laki laki dan perempuan normal tidak
tampak adanya kelainan seperti batu atau massa.

Gambar di atas merupakan gambar vesica urinaria yang terlihat adanya batu dengan
gambaran hiperekoik dan juga adanya gambaran acoustic shadow pada bagian
bawahnya.

Gambar di atas merupakan gambar vesica urinaria yang terdapat tumor dengan
gambaran hiperekoik. Berbeda dengan batu pada vesica urinaria yang disertai dengan
gambaran acoustic shadow, tumor pada vesica urinaria tidak tampak acoustic shadow
karena konsistensi dari tumor lebih lemah dari batu sehingga kurang menyerap
gelombang ultrasonic.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah teknologi pencitraan non-invasif
yang menghasilkan gambar anatomi detail tiga dimensi. Hal ini sering digunakan untuk
deteksi penyakit, diagnosis, dan pemantauan pengobatan. Ini didasarkan pada teknologi
canggih yang menggairahkan dan mendeteksi perubahan arah sumbu rotasi proton yang
ditemukan di air yang membentuk jaringan hidup.
MRI menggunakan magnet kuat yang menghasilkan medan magnet kuat yang
memaksa proton dalam tubuh untuk menyelaraskan dengan medan itu. Ketika arus
frekuensi radio kemudian berdenyut melalui pasien, proton dirangsang, dan berputar
keluar dari keseimbangan, tegang melawan tarikan medan magnet. Ketika medan
frekuensi radio dimatikan, sensor MRI dapat mendeteksi energi yang dilepaskan saat
proton menyelaraskan kembali dengan medan magnet. Waktu yang dibutuhkan proton
untuk menyelaraskan kembali dengan medan magnet, serta jumlah energi yang
dilepaskan, berubah tergantung pada lingkungan dan sifat kimia molekul. Dokter dapat
membedakan antara berbagai jenis jaringan berdasarkan sifat magnetik ini.

Computerized Tomography Scan (CT-SCAN)


CT scan merupakan prosedur pencitraan sinar-x terkomputerisasi di mana
berkas sinar x yang sempit ditujukan pada pasien dan diputar dengan cepat ke seluruh
tubuh, menghasilkan sinyal yang diproses oleh komputer mesin untuk menghasilkan
gambar penampang atau irisan tubuh. Irisan ini disebut gambar tomografi dan berisi
informasi yang lebih rinci daripada sinar-x konvensional. Setelah sejumlah irisan
berturut-turut dikumpulkan oleh komputer mesin, mereka dapat ditumpuk secara digital
untuk membentuk gambar tiga dimensi pasien yang memungkinkan identifikasi dan
lokasi struktur dasar yang lebih mudah serta kemungkinan tumor atau kelainan.
Tidak seperti sinar-x konvensional yang menggunakan tabung sinar-x tetap, pemindai
CT menggunakan sumber sinar-x bermotor yang berputar di sekitar bukaan melingkar
dari struktur berbentuk donat yang disebut gantry. Selama CT scan, pasien berbaring di
tempat tidur yang perlahan bergerak melalui gantry sementara tabung sinar-x berputar
di sekitar pasien, menembakkan berkas sinar-x yang sempit ke seluruh tubuh. Saat
sinar-x meninggalkan pasien, mereka ditangkap oleh detektor dan dikirim ke komputer.
Gambar di atas merupakan gambar CT-scan ginjal normal, begitu juga dengan struktur
struktur yang lainnya terlihat normal semua.

Gambar di atas merupakan gambar CT-scan ginjal potongan axial dengan tampak
adanya batu ginjal yang berwarna lebih terang (putih).
Gambar di atas merupakan gambar CT-scan ginjal potongan coronal dengan tampak
adanya hidronefrosis dengan pembesaran pelvicalyceal system.

Gambar di atas merupakan gambar CT-scan ginjal potongan coronal dengan tampak
adanya tumor pada ginjal bagian kiri.
Gambar di atas merupakan gambaran adanya hidronefrosis yang ditandai dengan
pembesaran pelvicalyceal system, hydroureter yang ditandai dengan pelebaran pada
ureter dextra yang jika dibandingkan dengan ureter sinistra yang masih dalam ukuran
normal, serta adanya batu pada ginjal kanan.

Gambar di atas merupakan gambar CT-scan vesica urinaria dengan gambaran adanya
batu yang di tandai dengan warna lebih terang.

Gambar di atas merupakan gambar CT-scan vesica urinaria dengan gambaran adanya
tumor pada dinding vesica urinaria yang tampak lebih tebal dan irregular.
C. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan radiologi merupakan


cara pemeriksaan penunjang yang tertentu yang nantinya akan menghasilkan gambar bagian
dalam tubuh manusia untuk tujuan diagnostik yang dinamakan pencitraan
diagnostik.Pelayanan di Kesehatan tentunya memanfaatkan pemeriksaan radiologi yang
berfungsi sebagai unit pelayanan radiodiagnostik imejing dan radiologi intervensi yang
digunakan untuk membantu pasien dan klinisi dalam proses penegakkan diagnosis dan terapi.

Seiring berkembangnya jaman radiologi sendiri terdapat modalitas-modalitasnya


seperti: X-Ray, Uretrografi, Hysterosalphyngography (HSG), Ultrasonografi (USG),
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tomography (CT-Scan) yang nantinya
akan digunakan sesuai prosedural dari suatu penegakaan diagnosis penyakit yang tepat.
REFRENSI
Kuliah pakar dr. Fauzy Ma’ruf, Sp.Rad (K)RI, SH.,M.H, M.Kes.2022. pemeriksaan radiologis
pada traktus urogenital.Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram

Anda mungkin juga menyukai