“GAGAL GINJAL”
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2022
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ yang memiliki fungsi penting untuk mengatur volume dan
komposisi cairan tubuh dalam menjalankan homeostasis metabolisme dalam tubuh. Tentunya
apabila kedua ginjal ini mengalami sesuatu hal yang gagal saat menjalankan fungsinya, maka
akan terjadi kematian. Dan pada topik essay kali ini yang dibawakan oleh dr Kadek Dwi
Pramana, SpPD (FINASIM) membahas tentang komplikasi dari suatu penyakit itu yaitu gagal
ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) yang dapat diartikan sebagai penurunan cepat pada
fungsi filtrasi ginjal. Berikut dibawah ini akan dipaparkan dipembahasan.
B. Pembahasan
Definisi
Gagal Ginjal Akut (GGA)/Acute Kidney Injury (AKI) dapat diartikan sebagai
penurunan cepat pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan
konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN(Blood Urea
Nitrogen)). Akan tetapi biasanya segera setelah cedera ginjal terjadi, tingkat konsentrasi BUN
kembali normal, sehingga yang dapat terjadi kerusakan ginjal dengan penurunan produksi urin.
Penurunan fungsi ginjal secara mendadak dalam hitungan hari yang menyebabkan retensi
produk sisa yang seharusnya dielirninasi oleh ginjal Hal ini ditandai dengan salah satu dari:
Gagal ginjal akut bersifat reversibel, namun secara umum tingkat kematian pasien
tinggi jika tidak ditangani dengan tatalaksana yang baik dan benar.
a. Stadium I
Tahap stadium ini adalah tahap yang paling ringan, dimana kondisi ginjal masih baik
karena disini hanya terjadi penurunan tahap ginjal. Yaitu tahap dimana kreatinin serum dan
kadar BUN atau Blood Urea Nitrogen dalam batas normal. Gangguan fungsi ginjal pada tahap
ini hanya akan diketahui ketika ginjal diberikan beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan
kemih yang lama dengan melaksanakan test GFR yang teliti.
b. Stadium II
Tahap stadium dua disebut dengan tahap influens ginjal, karena pada tahap ini terjadi
kerusakan jaringan pada fungsi ginjal lebih dari 75% jaringan. Di tahap ini pasien akan
mengalami tanda gejala nokturia dan poliuria, dengan perbandingan jumlah kemih siang hari
dan malam hari adalah 3:1 atau 4:1 serta bersihan kreatinin 10-30 ml/menit. Faal ginjal akan
sangat menurun dan menimbulkan gejala-gejala anemia, tekanan darah naik, dan aktivitas
penderita akan terganggu.
c. Stadium III
Tahap stadium tiga adalah gagal ginjal tahap akhir, hal ini dikarenakan 90% dari massa
nefron sudah hancur atau hanya sekitar 200.000 nefron yang masih utuh. Pada tahap ini
penderita mulai merasakan gejala yang cukup parah, karena ginjal tidak lagi sanggup
mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Pasien akan mengalami
oliguri atau pengeluaran kemih kurang dari 500/hari karena kegagalan glomeroulus meskipun
proses penyakit menyerang tubulus ginjal.
GGA prerenal, terjadi kekurangan volume cairan yang efektif dan menyebabkan
perfusi ginjal berkurang dan akan menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis dan sistem renin
angiotensin-aldosteron (RAA). Stimulasi RAA ini menyebabkan peningkatan angiotensin II
yang menimbulkan vasokonstriksi arteriol eferen untuk mempertahankan LFG. Efeknya pada
arteriol aferen adalah meningkatnya prostaglandin yang merupakan vasodilator sebagai upaya
kontra regulasi Aktivasi saraf simpatis menyebabkan terjadinya reabsorbsi air dan garam
sehingga dihasilkan urine yang sedikit, pekat, dengan kandungan natrium yang rendah.
GGA intrinsik akut, merupakan penyebab utama nekrosis tubular Kerusakan ini dapat
disebabkan oleh proses iskemik dan nefrotoksik Hipoperfusi ginjal yang berat dan
berkepanjangan dapat menyebabkan iskemia. Pada proses in akan terjadi kerusakan sel epitel
dan endotel dan kemudian akan mengaktivasi jalur inflamat Sel epitel dan endotel ini masih
dapat diperba kecuali gangguan ginjal sudah berat dan tida segera diperbaiki.
GGA postrenal, adanya obstruks menyebabkan urine tidak dapat keluar sehingga
terjadi penurunan laju filtrasi glomerular (LFG) akibat peningkatan tekanan hidrostatik pada
sistem tubulus dan glomerulus. Obstruksi pada saluran kemih juga menyebabkan terganggunya
aliran darah dan terjadinya proses inflamasi yang menyebabkan penurunan LFG.
kerusakan glomerulus pada GGA intrinsik menyebabkan ginjal tidak mampu untuk
memfiltrasi sel darah merah dan protein sehingga dapat terjadi hematuria dan proteinuria.
Kerusakan fungsi ginjal juga dapat menyebabkan penumpukkan cairan sehingga dapat terjadi
edema paru, edema ekstremitas, dan hipertensi.
Epidemiologi
Epidemiologi gagal ginjal akut (acute kidney injury) di Amerika memiliki angka
sebesar 557 / 100,000 dengan angka mortalitas selama 90-hari adalah 25.6%. Di Indonesia
sendiri tidak ada data mengenai epidemiologi gagal ginjal akut.
Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda GGA bervariasi sesual penyebab dasar,disertai gejala akibat gangguan
fungsi ginjal :
• Penurunan produksi urine berupa oliguria sampai anuria. Batasan oliguria pada
neonatus < 1 ml/ kgBB/jam, pada bayi dan anak < 0,8 ml/kgBB/jam.
• Hematuria
• Lemah, pucat
• Edema pada ekstremitas
• Sesak napas
• Sakit Kepala,kejang,penurunan kesadaran
• Mual dan muntah
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Penunjang:
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2014, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC
Guideline for Acute Kidney Injury. Kidney International Supplements 2012. Vol.2. 19-
36