Anda di halaman 1dari 4

Choronic Renal Failure (CRF)

Disusun Oleh :

Nama : Dwiyan Bagus Saputra. S.

NIM : P1337421020033

Matkul : Keperawatan Medikal Bedah

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN TEGAL

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2021
A. Pengertian Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Ginjal
memiliki fungsi vital yaitu untuk mengatur volume dan komposisi kimia darah dengan
mengekresikan zat sisa metabolisme tubuh dan air secara selektif. Jika terjadi
gangguan fungsi pada kedua ginjal maka ginjal akan mengalami kematian dalam
waktu 3-4 minggu (Prince dan Wilson, 2005)
B. Kronologi Terjadinya Gagal Ginjal Kronis
- Pasien dengan gagal ginjal kronik akan mengalami kerusakan fungsi ginjal yang
parah dan kronik
- Satu penanganan yang tepat untuk pasien gagal ginjal kronik adalah berupa terapi
pengganti ginjal.
- Hemodialisis merupakan suatu metode berupa cuci darah dengan menggunakan
mesin ginjal buatan
- Prinsip dari hemodialisis ini adalah dengan membersihkan dan mengatur kadar
plasma darah yang nantinya akan digantikan oleh mesin ginjal buatan.
- Pasien ginjal yang kronik yang menjalani hemodialisis dianjurkan untuk
mendapatkan asupan makanan yang cukup untuk mempertahankan status gizi agar
tetap baik
- Namun jika pasien tidak ditangani dengan benar maka bisa berakibat pasien akan
sulit ditolong
C. Fungsi Utama Ginjal
Ekskresi
 Mempertahankan osmolalitas plasma
 Mempertahankan konsentrasi elektrolit plasma
 Mempertahankan pH plasma
 Mengeksresikan urea, asam urat, keratinin
Non Ekskresi
 Menghasilkan rennin
 Menghasilkan eritropoitin
 Metabolisme vitamin D
 Membentuk protagladin
D. Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal Kronis
Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk tahap lanjut.
Gejala tersebut meliputi:

 Kemunculan darah dalam urine.


 Pembengkakan pada tungkai.
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.

Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal, akibat penyakit yang
terjadi dalam jangka panjang. Beberapa penyakit yang bisa menjadi penyebab gagal
ginjal tersebut, antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit asam urat.
E. GAMBARAN KLINIS
a) Pada penurunan cadangan ginjal, tidak tampak gejala-gejala klinis.
b) Pada insufisiensi ginjal, dapat timbul poliuri (peningkatan pengeluaran urine)
karena ginjal tidak mampu memekatkan urine.
c) Pada gagal ginjal, pengeluaran urine turun akibat GFR (Glomerular Filtration
Rate) yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan peningkatkan beban volume,
ketidakseimbangan elektrolit, asidosis metabolik, azotemia dan uremia.
d) Pada penyakit ginjal stadium akhir, terjadi azotemia dan uremia berat. Asidosis
metabolik memburuk, yang secara mencolok merangsang kecepatan pernapasan.
Timbul hipertensi, anemi, osteodistrofi, hiperkalemia, ensefalopati uremik, dan
pruritus (gatal). Dapat terjadi gagal jantung kongestif dan perikarditis. Tanpa
pengobatan terjadi koma dan kematian.
F. Pemeriksaan Penunjang
 TES KLIREN KREATININ : GFR pada umumnya menurun
 KIMIA DARAH : urea/BUN meningkat, serum kreatinin juga meningkat, dapat
terjadi hipoalbunemia, dislipidemia, hiperfosfatase.
 DARAH LENGKAP : Hb, trombosit, hematokrit, Fe serum dan feritin menurun
sedang lekosit meningkat.
 ANALISA GAS DARAH : penurunan pH, pCO2, HCO3, dan kadang-kadang
terjadi penurunan pO2.
 HAPUSAN DARAH : leukosit meningkat, trombosit menurun dan eritrosit
normokrom normositer.
 PEMERIKSAAN URINE : dapat terjadi hematuri, proteinuri, albuminuri,
bakteriuri.
G. Pemeriksaan Radiologis
- Intravenous Infusion Pyelographi (IVP) : menilai sistem pelviokalises dan ureter.
- USG : menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, anatomi ureter
proksimal, kandung kemih dan prostat.
- ROTGENT ABDOMEN : untuk menilai bentuk dan besar ginjal, apakah ada batu
atau obstruksi lain.
- EKG : untuk mengetahui kemungkinan hipertropi ventrikel kiri dan kanan, tanda-
tanda perikarditis, disritmia, gangguan elektrolit.
- Renogram : menilai fungsi ginjal kiri dan kanan, lokasi gangguan serta sisa fungsi
ginjal normal.
- Renal anterogram : mengkaji terhadap sirkulasi ginjal dan ekstravaskularisasi
serta adanya masa.
- Rotgen thorak : mengetahui tanda-tanda kardiomegali dan odema paru.
H. Pemeriksaan neurologis
 Tingkat kesadaran dapat apatis sampai dengan keadaan koma. Hal ini terjadi
karena keadaan azotemia/toksik uremia yang menyebar ke otak.
I. Stadium Gagal Ginjal Kronik
1. Penurunan cadangan ginjal (GFR turun 50 %)
2. Insufisiensi ginjal (GFR turun 20-35 %)
3. Gagal ginjal (20 % normal)
4. Penyakit ginjal stadium akhir (5 % dari normal)
J. SOLUSI
Melihat kondisi di atas, maka perawat harus dapat mendeteksi secara dini tanda
dan gejala klien dengan gagal ginjal kronik. Sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada klien dengan gagal ginjal kronis.

STUDY KASUS

Seorang wanita, 30 tahun, berat badan 60 kg, dengan keluhan sesak dan muntah. Tekanan
darah 160/100 mmHg, frekuensi nafas 28 kali/menit. Edema kedua kaki, didapatkan rales
pada kedua basal paru. Pemeriksaan darah: kadar hemoglobin 7,3 g/dl, MCV dan MCHC
normal, ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pemeriksaaan ultrasonografi didapatkan
ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex meningkat, batas medulla cortex kabur.
Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien tersebut adalah :

A. Chronic kidney disease stage 2


B. Acute renale failure
C. Nephrotic syndrome
D. Chronig kidney disease stage 5
E. Sindroma nefritik akut

PEMBAHASAN

Chronic renal disease ditandai dengan adanya:

Pegurangan jumlah/massa nefron (“kedua ginjal mnegecil”)

Penurunan fungsi ginjal ireversibel,

Dan proses tersebut berlangsug lebih dari 3 buan.

Hal tersebut di atas tidak terdapat pada acute renal failure, sindrom nefrotik, maupun sindrom
nefritik akut.

Staging chronic renal disease:

Stage 1. Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat (GFR:90)

Stage 2. Kerusakan ginjal dengan sedikit penurunan GFR (GFR: 60-90)

Anda mungkin juga menyukai