1.2. Etiologi
1.3. Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju
Filtration Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/menit/1,73m²
dengan rumus Kockrof – Gault sebagai berikut:
Deraja Penjelasan LFG (ml/menit/1,73m²)
t
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau >90
meningkat
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau ringan 60-89
1.4. Patofisiologi
1.5. Pathway/W.O.C
1.6. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal
kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan
sejumlah tanda dangejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada
bagian dan tingkat kerusakan ginjal,usia pasien dan kondisi yang mendasari.
Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronisadalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki, tangan, sakrum),
edema periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis,
kuku tipisdan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan kussmaul.
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan mulut, anoreksia, mual,mu
ntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal.
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop.
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler.
1.7. Pemeriksaan Penunjang
c. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal
2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel
jaringan untukdiagnosis histologis.
3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises,dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
e. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis.
f. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler,
parenkhim) serta sisa fungsi ginjal.
g. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia).
i. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak
ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus /
nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna
kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin.
3) Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
1.8. Diagnosa Banding
a. Acut Kidney Injury (AKI)
1) Hasil pemeriksaan penunjang dengan hsil sama dapat ditemukan pada
CKD maupun AKI.
2) <3 bulan, masih bersifat reversible (jika mendapat penanganan yang
benar), dan pada saat fase akut tidak akan menimbulkan kardiomegali.
3) Penyebab : Prerenal, intrarenall, dan postrenal.
b. Sindrom Nefrotik
1) Proteinuria masif (>3,5 gram/24 jam), hypoalbuminemia, dan
hiperlipidemia.
2) Edema anasarca.
c. Renal arteri stenosis
1). Pendeita yang memiliki riwayat hipertensi, aterosklerosis, dan perokok
aktif.
2). Pada pemeriksaan fisik ditemukan abdominal bruits.
3). Proteinuria <2g/24 jam.
4). Pada stenosis unilateral dapat ditemukan ukuran ginjal yang asimeris.
1.9. Penatalaksanaan
Jika terjadi pasien dengan asidosis metabolik harus segera dikoreksi, sebab
dapat meningkatkan serum K+ (hiperkalemia):
1. Suplemen alkali dengan pemberian kalsium karbonat 5 mg/hari.
2. Terapi alkali dengan sodium bikarbonat IV, bila PH < atau sama dengan 7,35
atau serum bikarbonat < atau sama dengan 20 mEq/L.
3. Indikasi tranfusi pada klien gagal ginjal :
a).HCT < atau sama dengan 20 %
b).Hb < atau sama dengan 7 mg5
c).Klien dengan keluhan : angina pektoris, gejala umum anemia dan high
output heart failure.
4. Pada pasien pruritis, terapi lokal : topikal emmolient ( tripel lanolin ) atau
Fototerapi dengan sinar UV-B 2x perminggu selama 2-6 mg, terapi ini bisa
diulang apabila diperlukan. Diphenhidramine 25-50 P.O Hidroxyzine 10 mg
P.O.
5. Obat antihipertensi jika diperlukan
6. Obat anti mual dan muntah
7. Pada kondisi gagal ginjal yang berat dapat dilakukan dialisis atau
pencangkokan ginjal (GFR<15).
1.10 Komplikasi