Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Chronic Kidney Disease (CKD)


1.1. Pengertian

Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronis (GGK)


didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi
secara
lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh 
gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan
elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009). Chronic
kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan
sebagaikerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
glomerulusfiltration rate (GFR) (Nahas & Levin, 2010).

1.2. Etiologi

Diabetes dan hipertensi baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering


terhadap proporsi GGK di US yakni sebesar 34% dan 21%. Sedangkan
glomerulonefritis menjadi yangketiga dengan 17%. Infeksi nefritis
tubulointerstitial (pielonefritis kronik atau nefropatirefluks) dan penyakit
ginjal polikistik masing-masing 3,4%. Penyebab yang tidak sering terjadi
yakni uropati obstruktif , lupus eritomatosus dan lainnya sebesar 21 %. (US
Renal System, 2000 dalam Price & Wilson, 2006). Penyebab gagal ginjal
kronis yang menjalani hemodialisis di Indonesia tahun 2000 menunjukkan
glomerulonefritis menjadi etiologi dengan prosentase tertinggi dengan
46,39%, disusul dengan diabetes melitus dengan 18,65%, obstruksi dan
infeksi dengan 12,85%, hipertensi dengan 8,46%, dan sebab lain dengan
13,65% (Sudoyo, 2006).

1.3. Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju
Filtration Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/menit/1,73m²
dengan rumus Kockrof  – Gault sebagai berikut:
Deraja Penjelasan LFG (ml/menit/1,73m²)
t
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau >90
meningkat
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ atau berat 15-29


5 Gagal ginjal <15 atau di dialisis

1.4. Patofisiologi
1.5. Pathway/W.O.C
1.6. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal
kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan
sejumlah tanda dangejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada
bagian dan tingkat kerusakan ginjal,usia pasien dan kondisi yang mendasari.
Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronisadalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki, tangan, sakrum),
edema periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis,
kuku tipisdan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan kussmaul.
d. Manifestasi Gastrointestinal 
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan mulut, anoreksia, mual,mu
ntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal.
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop.
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler.
1.7. Pemeriksaan Penunjang

a. Foto Polos Abdomen


Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
b. Pielografi Intravena
Menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan faal
ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat. 

c. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal
2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel
jaringan untukdiagnosis histologis.
3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises,dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
e. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis.
f. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler,
parenkhim) serta sisa fungsi ginjal.
g. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia).
i. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak
ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus /
nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna 
kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin.
3) Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
1.8. Diagnosa Banding
a. Acut Kidney Injury (AKI)
1) Hasil pemeriksaan penunjang dengan hsil sama dapat ditemukan pada
CKD maupun AKI.
2) <3 bulan, masih bersifat reversible (jika mendapat penanganan yang
benar), dan pada saat fase akut tidak akan menimbulkan kardiomegali.
3) Penyebab : Prerenal, intrarenall, dan postrenal.
b. Sindrom Nefrotik
1) Proteinuria masif (>3,5 gram/24 jam), hypoalbuminemia, dan
hiperlipidemia.
2) Edema anasarca.
c. Renal arteri stenosis
1). Pendeita yang memiliki riwayat hipertensi, aterosklerosis, dan perokok
aktif.
2). Pada pemeriksaan fisik ditemukan abdominal bruits.
3). Proteinuria <2g/24 jam.
4). Pada stenosis unilateral dapat ditemukan ukuran ginjal yang asimeris.
1.9. Penatalaksanaan

Jika terjadi pasien dengan asidosis metabolik harus segera dikoreksi, sebab
dapat meningkatkan serum K+ (hiperkalemia):
1. Suplemen alkali dengan pemberian kalsium karbonat 5 mg/hari.
2. Terapi alkali dengan sodium bikarbonat IV, bila PH < atau sama dengan 7,35
atau serum bikarbonat < atau sama dengan 20 mEq/L.
3. Indikasi tranfusi pada klien gagal ginjal :
a).HCT < atau sama dengan 20 %
b).Hb < atau sama dengan 7 mg5
c).Klien dengan keluhan : angina pektoris, gejala umum anemia dan high
output heart failure.
4. Pada pasien pruritis, terapi lokal : topikal emmolient ( tripel lanolin ) atau
Fototerapi dengan sinar UV-B 2x perminggu selama 2-6 mg, terapi ini bisa
diulang apabila diperlukan. Diphenhidramine 25-50 P.O Hidroxyzine 10 mg
P.O.
5.  Obat antihipertensi jika diperlukan
6. Obat anti mual dan muntah
7. Pada kondisi gagal ginjal yang berat dapat dilakukan dialisis atau
pencangkokan ginjal (GFR<15).

1.10 Komplikasi

a. Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme


dan masukan diet berlebih.
b. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk
sampahuremik dan dialysis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-
angiotensin-aldosteron.
d. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darahm
erah,perdarahan gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan
darah selama hemodialisa.
e. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah dan metabolisme vitamin D abnormal.
f. Asidosis metabolik.
g. Osteodistropi ginjal
h. Sepsis.
i. neuropati perifer.
j. hiperuremia
1.11 Proses Keperawatan
1.11.1 Pengkajian
a. Identitas : Nama, tanggal lahir, usia, nomor registrasi dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat Penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu
pada Doenges (2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut :

1. Demografi: Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun


ada juga yang mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan
oleh berbagai hal seperti proses pengobatan, penggunaan obat-
obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi padasiapapun, pekerjaan dan
lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicukejadian CKD.
Karena kebiasaan kerja dengan duduk atau berdiri yang terlalu lama dan
lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum atau mengandung
banyak senyawa atau zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM,
glomerulo nefritis,hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran
kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan
terjadinya CKD.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun
waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi
dan air naik atau turun.
3. Pola eliminasi: terjadi ketidak seimbangan antara output dan input.
Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi,
terjadi peningkatan suhu dan tekanan darahatau tidak singkronnya antara
tekanan darah dan suhu.
a. Pengkajian fisik: keadaan umum. Lemah, aktifitas dibantu, terjadi
penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari compos mentis sampai
koma. 
1. Tanda-tanda vital: Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi
dispnea, nadi meningkat dan reguler.
2. Antropometri: Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena
kekurangan nutrisi, atauterjadi peningkatan berat badan karena kelebihan
cairan.
3. Kepala: Rambut kotor, mata kuning atau kotor, telinga kotor dan terdapat
kotoran telinga,hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau
ureum, bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah
kotor.
4. Leher dan tenggorokan: Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat
pembesaran tiroid pada leher.
5. Dada: Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar.
Terdapat otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar
suara tambahan pada paru(rongkhi basah), terdapat pembesaran
jantung, terdapat suara tambahan pada jantung.
6. Abdomen: Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor
jelek, perut buncit.
7. Ekstremitas: Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema,
pengeroposan tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik. 
8. Kulit: Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
mengkilat atau uremia,dan terjadi perikarditis.
1.11.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah


sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urin
dan retensi cairan dan natrium.
2. Perubahan pola napas berhubungan dengan edema paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia mual muntah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anita dkk. Penggunaan Hemodialisis pada Bidang Kesehatan yang


IlmuFisika.http://dc128.4shared.com/doc/juzmT0gk/preview.html diakses
pada tanggal 07 Desember 2019.
2. Bakta, I Made & I Ketut Suastika.1999.Gawat Darurat di Bidang
Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
3. Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. 2005.
Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive Outcome
Seventh Edition. China : Elsevier inc.
4. Bulechek M Gloria, Butcher,K Howard, Dochterman M. Joanne, Wagner
M Cheryl. (2015). Nursing intervention classification (NIC) Terjemah
Indonesia. Yogyakarta. Mocomedia dalam kontrak Elsevier.
5. Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. 2008.
6. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide toUnderstanding and
Management. USA : Oxford University Press. 2010.
7. Johnson, M. Etal. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). USA:
Mosby Elsevier.  Nahas, Meguid El & Adeera Levin.
8. Morhead Sue, Johnson Marion, L. Maas Meridean, Swanson Elizabeth.
(2015). Nursing outcome classification (NOC) Terjemah Indonesia.
Yogyakarta. Mocomedia dalam kontrak Elsevier.
9. NANDA. (2015-2017). NANDA Internasional: Diagnosis keperawatan
definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC.
Nursing  Intervention Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier.
10. Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson.
Patofisiologi :  Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2.
Jakarta : EGC. 2002.
11. Smeltzer, S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC.
12. Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai