Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE)

Disusun oleh :
HARISATUN NISWAH

P2005028

PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

2020
BAB I TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun) (Price & Wilson, 2005). Gagal ginjal
kronis adalah kondisi penyakit pada ginjal yang persisten (keberlangsungan lebih dari
3 bulan dengan kerusakan ginjal dan kerusakan glomerulus filtration rate (GFR)
dengan angka GFR <60 ml/ menit/ 1.73 m2 (MC Cllealan, 2006). Chronic kidney
disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagaikerusakan ginjal
untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate
(GFR) (Nahas & Levin, 2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan
sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara
lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal d
alam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga
terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)

B. Etiologi
Gagal ginjal kronis sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit
lainnya, sehingga merupakan penyakit sekunder (secondary illnes). Penyebab yang
sering adalah diabetes mellitus dan hipertensi. Selain itu ada penyebab lainnya dari
gagal ginjal kronis diantaranya:
1. Penyakit dari ginjal :
a. Penyakit pada saringan (glomerulus) : glomerulonefritis.
b. Infeksi kronis : pyelonefritis, ureteritis.
c. Batu ginjal : nefrolitiasis.
d. Kista di ginjal : polcystis kidney.
e. Trauma langsung pada ginjal.
f. Keganasan pada ginjal.
g. Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur
2. Penyakit umum di luar ginjal:
a. Penyakit sistemik : diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi
b. Dyslipidemia
c. SLE (Systemic Lupus Erythematosus)
d. Infeksi di badan : TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis
e. Preeklampsia
f. Obat-obatan
g. Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar) (Prabowo,Eko.2014)

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala penyakit ginjal kronis berkembang seiring waktu jika
kerusakan ginjal berlangsung lambat. Tanda dan gejala penyakit ginjal mungkin
termasuk :
a. Mual
b. Muntah
c. Kehilangan nafsu makan
d. Kelelahan dan kelemahan
e. Masalah tidur
f. Perubahan volume dan frekuensi buang air kecil
g. Otot berkedut dan kram
h. Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
i. Gatal terus menerus
j. Nyeri dada jika cairan menumpuk di dalam selaput jantung
k. Sesak napas jika cairan menumpuk di paru-paru
l. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan (Kardiyudiani & Brigitta 2019)

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Urin
a. Volume : biasanya kurang dari 400cc/24 jam atau tak ada (anuria)
b. Warna : secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh pus,
bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukkkan
adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
c. Berat jenis; kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat
d. Osmoalitas; kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakn ginjal tubular
dan rasio urin/serum sering 1:1
e. Klirens kreatinin; menurun
f. Natrium; lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi
natrium
g. Protein; derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada 11 2)
2. Darah
a. BUN/kreatinine meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
b. Hb menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/db
c. SDM; menurun, defisiensi eritropoitin
d. GDA; asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2
e. Natrium serum; rendah
f. Kalium; meningkat
g. Magnesium; meningkat
h. Kalsium; menurun
i. Protein (albumin); menurun
3. Osmolalitas serum; lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram retrograd; abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasono ginjal; menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi
pada saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi ginjal, nefroskopi; untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
7. Arteriogram ginjal; mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular,
masa
8. EKG; ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa.
9. Foto polos abdomen; menunjukkan ukuran ginjal/ureter /kandung kemih dan
adanya obstruksi (batu).
GFR / LFG dapat dihitung dengan formula Cockcroft-Gault :
Laki-laki :

Wanita :

Perhitungan terbaik LPG adalah dengan menentukan beraihan kreatinin yaitu :

Bersihan Kreatinin
Nilai normal :
Laki – laki : 97 – 137 mL/menit/1.73 m3atau 0.93 – 1.32 mL/detik m2
Wanita : 88 – 128 mL/menit/1.73 m3atau 0.85 – 1.23 mL/detik m2
(Doenges, 2000)

E. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan pasien GGK adalah untuk mempertahankan
fungsiginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah
ataumengobati komplikasi (Smeltzer, 2001; Rubenstain dkk, 2007). Terapi
konservatif tidakdapat mengobati GGK namun dapat memperlambat progres dari
penyakit ini karenayang dibutuhkan adalah terapi penggantian ginjal baik dengan
dialisis atau transplantasiginjal.Lima sasaran dalam manajemen medis GGK meliputi :
1. Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol
proses penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan obat-
obatan)dan mengurangi intake protein (pembatasan protein, menjaga intake
protein sehari-hari dengan nilai biologik tinggi < 50 gr), dan katabolisme
(menyediakan kalorinonprotein yang adekuat untuk mencegah atau mengurangi
katabolisme)
2. Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus , neurologik,
perubahanhematologi, penyakit kardiovaskuler
3. Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet
4. Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga(Black & Hawks,
2005)
Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah memerlukan dialisi
tetapatau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis
juga diiperlukan bila : 
1. Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
2. Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
3. Overload cairan (edema paru)
4. Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran
5. Efusi perikardial
6. Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang memburuk.

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit gagal ginjal kronis adalah
(Prabowo, 2014) :
1. Penyakit Tulang
Penurunan kadar kalsium secara langsung akan mengakibatkan
dekalsifikasimatriks tulang, sehingga tulang akan menjadi rapuh dan jika
berlangsung lama akan menyebabkan fraktur pathologis.
2. Penyakit Kardiovaskuler.
Ginjal sebagai kontrol sirkulasi sistemik akan berdampak secara sistemik
berupa hipertensi, kelainan lifid, intoleransi glukosa, dan kelainan hemodinamik
(sering terjadi hipertrofi ventrikel kiri).
3. Anemia
Selain berfungsi dalam sirkulasi, ginjal juga berfungsi dalam rangkaian
hormonal (endokrin). Sekresi eritropoeitin yang mengalami defiensi di ginjal akan
mengakibatkan penurunan hemoglobin.
4. Disfungsi seksual
Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, maka libido sering mengalami
penurunan dan terjadi impoten pada pria. Pada wanita dapat terjadi
hiperprolaktinemia.
G. Pathway

H. Proses Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan (Prabowo,2014)
1) Identitas
Tidak ada spesifikasi khusus untuk kejadian gagal ginjal, namun lakilaki
sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup
sehat. Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari insidensi gagal ginjal
akut.
2) Keluhan utama : sangat bervariasi, keluhan berupa urine output menurun
(oliguria) sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada
sistem sirkulasi-ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, fatigue, napas berbau
urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan zat sisa
metabolisme/toksik dalam tubuh karena ginjal mengalami kegagalan filtrasi.
3) Riwayat penyakit sekarang : Pada klien dengan gagal ginjal kronis biasanya
terjadi penurunanurine output, penurunan kesadaran, penurunan pola nafas
karena komplikasi dari gangguan sistem ventilasi, fatigue, perubahan
fisiologis kulit, bau urea pada napas. Selain itu, karena berdampak pada
metabolisme, maka akan terjadi anoreksia, nausea, dan vomit sehingga
beresiko untuk terjadi gangguan nutrisi.
4) Riwayat penyakit dahulu: informasi penyakit terdahulu akan menegaskan
untuk penegakan masalah. Kaji penyakit pada saringan (glomerulus):
glomerulonefritis, infeksi kuman; pyelonefritis, ureteritis, nefrolitiasis, kista di
ginjal: polcystis kidney, trauma langsung pada ginjal, keganasan pada ginjal,
batu, tumor, penyempitan/striktur, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol
tinggi, infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis, preeklamsi.
5) Riwayat Kesehatan keluarga. Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular atau
menurun, sehingga silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit ini.
Namun pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh
terhadap penyakit gagal ginjal kronik, karena penyakit tersebut bersifat
herediter.
6) Fokus Pengkajian (Doenges, 2000).
1. Aktifitas /istirahat Gejala : Kelelahan ekstrem; kelemahan malaise;
Gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen) Tanda; kelemahan otot;
kehilangan tonus; penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat; Palpitasi, nyeri dada
(angina) Tanda : Hipertensi; nadi kuat; edema jaringan umum dan piting
pada kaki dan telapak tangan; Disritmia jantung; Nadi lemah halus;
hipotensi ortostatik; Friction rub perikardial; Pucat pada kulit;
Kecenderungan perdarahan
3. Integritas ego Gejala : Faktor stress contoh finansial, hubungan dengan
orang lain; Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan Tanda
: Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian
4. Eliminasi Gejala : Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap
lanjut); Abdomen kembung, diare, atau konstipasi Tanda : Perubahan
warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat berawan; Oliguria, dapat
menjadi anuria
5. Makanan/cairan Gejala : Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB
(malnutrisi); Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak
sedap pada mulut (pernafasan amonia) Tanda : Distensi abdomen/ansietas,
pembesaran hati (tahap akhir); Perubahan turgor kuit/kelembaban; Edema
(umum, tergantung); Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah; Penurunan otot,
penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
6. Neurosensori Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur; Kram otot/kejang,
sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki;
Kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah (neuropati
perifer). Tanda : Gangguan status mental, contohnya penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau,
penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.; Kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang; Rambut tipis, uku rapuh dan tipis.
7. Nyeri/kenyamanan Gejala : Nyei panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri
kaki Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
8. Pernapasan Gejala : Napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk
dengan/tanpa Sputum Tanda : Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul;
Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)
9. Keamanan Gejala : Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi Tanda : Pruritus;
Demam (sepsis, dehidrasi)
10. Seksualitas Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas
11. Interaksi sosial Gejala : Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu
bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam keluarga.
12. Penyuluhan : Riwayat DM keluarga (resti GGK), penyakit pokikistik,
nefritis herediter, kalkulus urinaria; Riwayat terpajan pada toksin, contoh
obat, racun lingkungan; Penggunaan antibiotik retroteksik saat ini
berulang.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada klien dengan gagal ginjal
kronis (GGK) (Prabowo,2014) adalah
a. Kelebihan volume cairan (00026) Faktor yang Berhubungan dengan
Gangguan mekanisme regulasi; Kelebihan asupan cairan; Kelebihan asupan
natrium.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002) Faktor yang
Berhubungan : Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien;
Ketidakmampuan untuk mencerna makanan; Ketidakmampuan menelan
makanan; Faktor psikologis.
c. Intoleran aktivitas (00092) Faktor yang Berhubungan : Gaya hidup kurang
gerak; Imobilitas; Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen;
Tirah baring.
d. Defisiensi pengetahuan (00126) Faktor yang Berhubungan : Keterbatasan
kognitif; Salah interpretasi informasi; Kurang pajanan; Kurang dapat
mengingat; Tidak familiar dengan sumber informasi
3. Rencana Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan air dan menahan natrium
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Tujuan dilakukan asuhan 1. Pantau balance cairan/24 jam;
keperawatan agar elektrolit dalam 2. Timbang BB harian;
batas normal dengan kriteria hasil : 3. Pantau 17 peningkatan tekanan
1. Masukan dan pengeluaran darah;
seimbang 4. Monitor elektrolit darah; Kaji
2. BB stabil edema perifer dan distensi vena
3. Bunyi nafas jantung normal leher;
5. Batasi masukan cairan.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien; Ketidakmampuan untuk
mencerna makanan; Ketidakmampuan menelan makanan; Faktor
psikologis
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Tujuan dilakukan asuhan 1100 Nutrition Management
keperawatan : ,Aktifitas Keperawatan :
a. 1008. Nutritional Status: Food 1. Kaji status nutrisi klien dan
and Fluid Intake, kemampuan untuk pemenuhan
b. (0303) SelfCare: Eating, kebutuhan nutrisi klien;
c. (1006) Weight Body Mass yang 2. Identifikasi klien tentang
dibuktikan dengan (1. Sangat riwayat alergi makanan dan kaji
Berat, 2. Berat, 3. Sedang, 4 makanan kesukaan klien;
Ringan Gangguan) dengan 3. Instruksikan kepada klien
kriteria hasil : tentang cara pemenuhan
1. Intake makanan per oral kebutuhan nutrisi yang optimal
(spontan/naso feeding) (misalnya dengan pelaksanaan
adekuat; diet sesuai anjuran);
2. Intake cairan (per 4. Hitung kebutuhan kalori klien
oral/parenteral) adekuat; setiap hari dan sediakan aneka
3. Nutrisi parenteral adekuat; ragam makanan sesuai
Menyatakan nafsu makan keinginan klien;
baik; 5. Ciptakan lingkungan yang
4. Menyantap makanan dengan nyaman untuk mendukung
maksimal dan mengunyah nafsu makan klien;
dengan baik; 6. Anjurkan klien/keluarga untuk
5. Menghabiskan porsi makanan membantu klien melakukan
tanpa adanya gangguan; perawatan rongga mulut (sikat
6. Tidak ada gangguan selama gigi) sebelum makan untuk
proses makan (mual/muntah); meningkatkan kenyamanan;
7. Berat badan ideal; Masa otot 7. Rencanakan pemberian obat
triceps, biceps dan untuk mengatasi gejala yang
subskapularis memadai; mengganggu napsu makan
8. Lemak pada panggul (wanita) (nyeri, mual muntah);
memadai; 8. Sajikan makanan dengan
9. Lemak di leher (pria) menarik dan suhu hangat;
memadai; 9. Atur diet makanan klien sesuai
10. Lingkar kepala memadai kondisi penyakit (indikasi dan
dalam standar normal (anak); kontraindikasi);
11. Proporsi antara tinggi badan 10. Berikan nutrisi tinggi serat
dan berat badan normal untuk memperlancar proses
(anak) pencernaan;
11. Monitoring asupan nutrisi dan
kalori tiap hari;
12. Monitoring trend
peningkatan/penurunan 18 berat
badan tiap hari.
(1120) Nutrition Therapy
Aktifitas Keperawatan :
1. Kaji status nutrisi klien;
2. Monitoring asupan cairan dan
makanan serta hitung indeks
kalori per hari;
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentukan jumlah kalori klien per
hari;
4. Tentukan jenis asupan makanan
yang akan di berikan dengan
mempertimbangkan aspek
budaya dan agama klien;
5. Berikan nutrisi tambahan
(suplemen);
6. Anjurkan klien untuk makan
makanan meminimalisir kerja
saliva dan rongga mulut;
7. Dorong asupan makanan tinggi
kalsium dan kalium sesuai
anjuran/diet);
8. Anjurkan klien mengkonsumsi
serat tinggi untuk
memperlancar memproses
pencernaan;
9. Siapkan pemberian makanan
via sonde feeding diperlukan;
10. Jaga kebersihan selang feeding
setelah memberikan makanan
cairan;
11. Ciptakan lingkungan yang
nyaman untuk meningkatkan
nafsu makan klien;
12. Bantu klien dalam mereposisi
tubuh yang nyaman saat akan
makan.
(1803) Self Care Assistance :
Feeding Aktifitas Keperawatan :
1. Kaji kemampuan klien untuk
menelan untuk menentukan tipe
diet;
2. Siapkan makanan di meja saji
yang mudah dijangkau klien;
3. Yakinkan alat bantu makan
klien dalam kondisi baik untuk
membantu mengunyah dan
menelan;
4. Bantu klien untuk mengambil
makanan, jika perlu suapi klien;
Bersihkan rongga mulut klien
(oral hygiene) sebelum klien
makan dan untuk meningkatkan
kenyamanan;
5. Atur posisi klien senyaman
mungkin untuk makan;
6. Sediakan makanan dan
minuman klien dengan suhu
hangat;
7. Monitoring kontinyu berat
badan dan status hidrasi klien;
8. Batasi interaksi sosial ketika
klien dalam kondisi makan.
c. Intoleran aktivitas (00092) Faktor yang Berhubungan : Gaya hidup kurang
gerak; Imobilitas; Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen; Tirah baring.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan asuhan 1. Pertimbangkan kempuan klien
keperawatan pasien akan dalam berpastisipasi melalui
meningkatkan toleransi terhadap aktifitas spesifik;
aktivitas dengan kriteria hasil : 2. Dorong aktifitas yang kreatif yang
a. Saturasi oksigen ketika tepat;
beraktifitas; 3. Bantu klien dan keluarga untuk
b. Frekuensi nadi ketika mengidentifikasikan kelemahan
beraktifitas; dalam level aktivitas tertentu;
c. Frekuensi pernafasan ketika 4. Bantu dengan aktifitas fisik secara
beraktifitas; 19 teratur (Misalnya, ambualansi
d. Kemudahan bernafasan ketika transfer/berpindah, berputar dan
beraktifitas kebersihan diri) sesuai dengan
kebutuhan;
5. Ciptakan lingkungan yang aman
untuk dapat melakukan
pergerakan otot untuk secara
berskala sesuai dengan indikasi;
6. Berikan kesempatan keluarga
untuk terlibat dalam akifitas,
dengan cara yang tepat.
d. Defisiensi pengetahuan (00126) Faktor yang Berhubungan : Keterbatasan
kognitif; Salah interpretasi informasi; Kurang pajanan; Kurang dapat
mengingat; Tidak familiar dengan sumber informasi
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(1847) Knowledge : Chronic (5602) Teaching : Disease Process,
Disease Management; Aktifitas Keperawatan :
(1857) Knowledge : Kidney Disease 1. Nilai tingkat pengetahuan klien
Management mengenai proses penyakitnya;
Kriteria Hasil : 2. Terangkan kepada klien tentang
a. Mampu menjelaskan faktor proses terjadinya penyakit pada
penyebab penyakit dan proses dirinya dengan bahasa yang
penyakit; mudah dimengerti;
b. Mampu menyebutkan tanda dan 3. Evaluasi tingkat pengetahuan
gejala dari penyakitnya; pasien dengan menanyakan
c. Mampu menjelaskan komplikasi kembali seputar penyakitnya
dari penyakitnya; Sediakan informasi yang
d. Mampu menjelaskan strategi adekuat untuk akses
untuk mencegah komplikasi; pengetahuan klien;
e. Mampu menjelaskan strategi 4. Diskusikan dengan pasien
untuk menyeimbangkan antara terkait dengan terapi yang akan
aktifitas dan istirahat; diberikan;
f. Mampu menjelaskan strategi 5. Dorong pasien untuk
dalam mengatasi nyeri; memberikan pendapat atau
g. Mampu melaksanakan terapi keputusan pada setiap tindakan;
medis dengan benar (minum 6. Instruksikan klien untuk
obat); mengukur efek samping dari
h. Mampu menjelaskan efek penyakitnya;
farmakologis pengobatan dan 7. Perkuat informasi dengan
efek samping terapeutik; memberikan informasi
i. Mengikuti perintah diet sesuai tambahan yang kompleks oleh
anjuran; tim kesehatan.
j. Mampu melakukan tindakan (5618) Teaching :
kegawatan dini jika terjadi Procedure/Treatment dengan
serangan penyakitnya; Aktifitas Keperawatan :
k. Mampu menjelaskan strategi 1. Informasikan kepada klien
dalam mencegah mual muntah tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan;
2. Informasi kepada klien tentang
lama (waktu) serta cara
tindakan akan dilakukan;
3. Libatkan seluruh tim dalam
penjelasan prosedur kepada
klien;
4. Kaji pengetahuan klien
sebelumnya dan kaji riwayat
dahulu tentang tindakan yang
akan dilakukan;
5. Rencanakan prosedur tindakan;
6. Lakukan informed consent
dengan benar kepada klien;
7. Perkenalkan diri saat akan
melakukan tindakan;
8. Anjurkan klien untuk
menggunakan teknik distraksi
selama tindakan berlangsung;
9. Libatkan keluarga (jika
dibutuhkan) selama prosedur
berlangsung;
10. Evaluasi efektifitas tindakan
dan komunikasikan kepada
klien.
DAFTAR PUSTAKA
 
Anita dkk. Penggunaan Hemodialisis pada Bidang Kesehatan yang Memakai Prinsip
IlmuFisika.http://dc128.4shared.com/doc/juzmT0gk/preview.htmldiakses pada tanggal
23Februari 2014
Bakta, I Made & I Ketut Suastika,. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta :
EGC.1999
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks.
Medical Surgical Nursing Clinical Management for Positive Outcome Seventh Edition.
China : Elsevier inc. 2005
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing Intervention
Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.
Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC. 2012.
Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC) . USA: Mosby Elsevier. 2008. 
Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide
toUnderstanding and Management. USA : Oxford University Press. 2010
Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2002
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2 Edisi8
. Jakarta : EGC. 2001
Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006

Anda mungkin juga menyukai