Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Program Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

di Wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Jatisari Kabupaten


Karawang Periode Oktober 2016 sampai dengan September 2017

Abstrak

Derajat kesehatan dipengaruhi empat faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan,
dan keturunan, dimana lingkungan memiliki pengaruh yang paling besar. Hal ini mendorong
pemerintah mencanangkan program kesehatan lingkungan, salah satunya cakupan
pengawasan sarana pembuangan air limbah rumah tangga, sebagai program wajib. Air limbah
domestik dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan masyarakat sehingga setiap rumah
hendaknya mempunyai sarana pengolahan air limbah rumah tangga yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Indonesia menduduki peringkat ketiga terburuk di Asia Tenggara
dalam penanganan pengolahan limbah cair rumah tangga. Salah satu program kesehatan
lingkungan di Puskesmas Jatisari adalah program pengawasan sarana pembuangan air limbah
rumah tangga yang belum diketahui tingkat keberhasilannya pada periode Oktober 2016
sampai dengan September 2017. Materi yang dievaluasi berupa catatan bulanan data dasar
penyehatan lingkungan dengan membandingkan cakupan terhadap tolok ukur menggunakan
pendekatan sistem. Dari hasil evaluasi didapatkan masalah dari keluaran yaitu Cakupan
Pengawasan SPAL Rumah Tangga 40.98% dari target 80% dan cakupan SPAL Rumah
Tangga yang Memenuhi Syarat 24.52% dari target 80%. Penyebab masalah tersebut antara
lain kurangnya tenaga kerja, belum terbentuknya kader, serta belum dilakukan penyuluhan
yang optimal. Penyelesian masalah: melakukan pembinaan kader, melakukan kerjasama lintas
program dan sektor, dan melakukan penyuluhan secara berkala.

Kata kunci : Evaluasi program, kesehatan lingkungan, SPAL rumah tangga, Puskesmas
Jatisari.

Pendahuluan Beberapa faktor lingkungan yang


berpengaruh antara lain perumahan,
Kesehatan individu maupun pembuangan kotoran manusia (tinja),
kelompok dapat dipengaruhi oleh penyediaan air bersih, pembuangan
berbagai faktor. Menurut Hendrik L. sampah, serta pembuangan air kotor
Blum, derajat kesehatan seseorang (limbah).1,2
ataupun masyarakat dipengaruhi oleh Pada tahun 2015 diperkirakan
empat faktor, yaitu perilaku 30%, sekitar 2,4 milyar orang di dunia masih
lingkungan 45%, pelayanan kesehatan menggunakan sarana sanitasi yang
20% dan keturunan 5%. Status buruk. World Health Organization
kesehatan akan tercapai secara optimal (WHO) menginformasikan bahwa
bila keempat faktor tersebut mempunyai adanya kematian yang disebabkan oleh
kondisi yang optimal pula. Yang sangat karena waterborne disease. Waterborne
besar pengaruhnya adalah keadaan disease adalah kuman patogen yang
lingkungan yang tidak memenuhi terminum oleh manusia, seperti kolera
persyaratan kesehatan dan perilaku dan diare. Kematian waterborne disease
masyarakat yang merugikan kesehatan. mencapai 3.400.000 jiwa/tahun, dari

1
semua kematian yang berakar pada berkaitan SPAL Rumah Tangga di
buruknya kualitas air dan sanitasi, diare wilayah kerja Puskesmas Jatisari.
merupakan penyebab kematian terbesar
yaitu 1.400.000 jiwa/tahun. 3,4
Sedangkan Asia Tenggara sendiri Materi dan Metode
menempati urutan ke empat sebagai
Materi yang dievaluasi dalam
negara yang menggunakan sanitasi yang
program Pengawasan SPAL Rumah
buruk di dunia, dimana Indonesia
Tangga di wilayah kerja Puskesmas
menempati urutan ketiga terburuk di
Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa
Asia.5
Bara, Periode Oktober 2016 sampai
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun
September 2017, Materi yang dievaluasi
2013 menyatakan lima provinsi dengan
dalam program Pengawasan SPAL
proporsi Rumah Tangga yang memiliki
Rumah Tangga di wilayah kerja
akses terhadap fasilitas sanitasi adalah
Puskesmas Jatisari, Kabupaten
DKI Jakarta (78,2%), Kepulauan Riau
Karawang, Jawa Bara, Periode Oktober
(74,8%), Kalimantan Timur (74,1%),
2016 sampai September 2017, yang
Bangka Belitung (73,9%), dan Bali
diambil dari catatan hasil kegiatan
(72,5%). Penampungan air limbah
bulanan penyehatan lingkungan yang
Rumah Tangga di Indonesia umumnya
terdiri dari: Pendataan jumlah SPAL
dibuang langsung ke got (46,7%).
Rumah Tangga yang ada, Pemetaan
Penggunaan penampungan tertutup di
SPAL Rumah Tangga, Program
pekarangan yang dilengkapi dengan
pengawasan/inspeksi SPAL Rumah
SPAL berjumlah 15,5%, 13,2 %
Tangga, Jumlah SPAL Rumah Tangga
menggunakan penampungan terbuka di
diperiksa yang memenuhi syarat
pekarangan, dan 7,4% ditampung di luar
kesehatan, Penyuluhan SPAL Rumah
pekarangan. Persentase Rumah Tangga
Tangga, Melakukan pembinaan terhadap
yang memiliki SPAL lebih tinggi di
kader dan Pencatatan dan pelaporan.
perkotaan (18,7%) dibandingkan dengan
Evaluasi dilakukan dengan cara
pedesaan (7,9%). Berdasarkan Profil
melakukan pengumpulan data,
Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun
pengolahan data, analisis data, dan
2013 dilakukan pemeriksaan pada
intepretasi data program SPAL Rumah
364,420 keluarga di Kabupaten
Tangga di Puskesmas Jatisari periode
Karawang dan didapatkan 66,3%
Oktober 2016 sampai dengan September
memiliki pembuangan air limbah sehat,
2017. Data dibandingkan dengan tolok
sedangkan standar yang telah ditetapkan
ukur yang telah ditentukan dengan
Kabupaten Karawang untuk SPAL sehat
menggunakan pendekatan sistem
adalah 80%.6,8
sehingga dapat ditemukan masalah pada
Mengingat belum diketahuinya
program SPAL Rumah Tangga. Usulan
masalah dalam program pengawasan
dan saran diberikan berdasarkan
Sarana Pembuangan Air Limbah Rumah
penyebab dari masing-masing unsur
Tangga di Puskesmas Jatisari periode
keluaran sebagai pemecahan masalah
Oktober 2016 sampai September 2017,
dengan menggunakan pendekatan
maka dilakukan evaluasi program yang
sistem.
sudah dijalankan untuk mengetahui
penyebab masalah program pengawasan
Sumber Data
SPAL Rumah Tangga, dan menindak
lanjuti upaya perbaikan lingkungan Sumber data dalam evaluasi ini
diambil dari :

2
Catatan Data Dasar Penyehatan 2017Mei 2016 sampai dengan
Lingkungan, Puskesmas Jatisari, April 2017.
Kabupaten Karawang Jawa Barat Catatan Tahunan Puskesmas
periode Oktober 2016 sampai Jatisari, Kabupaten Karawang
September 2017. tahun 2016.
Catatan Bulanan Pemeriksaan Data geografi Puskesmas Jatisari,
Penyehatan Lingkungan Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Puskesmas Jatisari, Kabupaten tahun 2016.
Karawang, Jawa Barat periode Data demografi Puskesmas
Oktober 2016 sampai September Jatisari, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat tahun 2016.

Pembahasan
Tabel 1.Masalah Menurut Variabel Keluaran
No Variabel Tolok Ukur(%) Pencapaian(%) Masalah(%)
1 Cakupan 80 39,02 (+) 40,98
pengawasan SPAL
Rumah Tangga
2. Cakupan SPAL 80 55,48 (+) 24,52
Rumah Tangga
yang memenuhi
syarat

3
Tabel 2. Masalah Menurut Variabel Masukan

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Tenaga Tersedianya 1 orang Hanya 1 orang sebagai (+)


(Man) tenaga sanitarian koordinator sekaligus
sebagai koordinator pelaksana program
dan pelaksana pengawasan SPAL
program Rumah Tangga serta
pengawasan SPAL belum memiliki
Rumah Tangga sertifikasi pelatihan
yang terampil di khususnya dalam
bidangnya (lulusan Program Kesehatan
Akademi Kesehatan Lingkungan.
Lingkungan dan
memiliki sertifikasi
pelatihan). Belum ada kader
Tersedianya kader terlatih untuk
di masing-masing membantu kegiatan (+)
desa untuk bidang pengawasan SPAL
Kesehatan Rumah Tangga.
Lingkungan.
2. Sarana Leaflet Tidak ada (+)
(Material)
Poster Tidak ada (+)
Infocus Tidak Ada (+)
Layar Tidak Ada (+)
Sarana transportasi Tidak Ada

3. Metode Inspeksi SPAL Inspeksi hanya (+)


(Method) Rumah Tangga dilakukan 4 kali
dalam sebulan atau
seminggu 1 kali oleh
petugas kesehatan
lingkungan

Pemetaan SPAL Dilakukan pemetaan


Rumah Tangga 1 kali dalam setahun (+)

Penyuluhan mengenai Tidak ada data (+)


SPAL Rumah Tangga tertulis mengenai
kegiatan yang sudah
dilakukan

Membentuk kader Tidak dilakukan (+)


kesehatan lingkungan

4
4. Dana Terdapatnya laporan Tidak adanya laporan (+)
(Money) penggunaan Dana penggunaan Dana
Bantuan Operasional Bantuan Operasional
Kesehatan dalam Kesehatan dalam
Puskesmas Jatisari Puskesmas Jatisari
secara terperinci. secara terperinci.

Tabel 3. Masalah Menurut Variabel Proses


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Perencanaan Perencanaan Belum dilakukan (+)
pembentukan kader
kesehatan lingkungan
Dilakukan 1 (+)
Inspeksi SPAL Rumah minggu sekali atau
Tangga 4 kali dalam
sebulan

Penyuluhan mengenai Dilakukan, Tidak (+)


SPAL Rumah Tangga ada data tertulis
mengenai kegiatan
yang sudah
dilakukan

Membentuk kader Tidak dilakukan (+)


kesehatan lingkungan

(+)
2. Pelaksanaan Penyuluhan dilakukan Tidak ada data (+)
24 kali per tahun (2 tertulis
kali/bulan) yang dilakukannya
dilaksanakan oleh kegiatan ini.
petugas kesehatan
lingkungan melalui
lintas program dan
lintas sektor.
Inspeksi atau Dilakukan 1 (+)
pengawasan SPAL minggu sekali atau
rumah tangga 4 kali dalam
sebulan

Pembinaan SPAL Belum dilakukan ( + )


Rumah Tangga kepada pembinaan SPAL

5
kader setempat Rumah Tangga
minimal tiga bulan terhadap kader
sekali. setempat secara
berkala.

Perumusan masalah o Tidak lengkapnya sarana


yang digunakan untuk
Masalah sebenarnya (menurut membantu program SPAL
keluaran): Rumah Tangga terutama
dalam hal penyuluhan, seperti
tidak adanya leaflet, poster
Cakupan pengawasan SPAL
dan infocus.
Rumah Tangga dengan besar
masalah 40,98%.
Metode (Method)
Cakupan rumah tanpa SPAL
o Pemeriksaan SPAL Rumah
Rumah Tangga dengan besar
Tangga dilakukan hanya 4
masalah 56,59 %
kali dalam sebulan atau 1 kali
Cakupan SPAL Rumah Tangga dalam seminggu oleh
memenuhi syarat dengan besar pelaksana program kesehatan
masalah 24,52% lingkungan.
Cakupan SPAL Rumah Tangga o Tidak adanya data tertulis
yang Tidak Memenuhi Syarat mengenai diadakannya
dengan besar masalah 66,70%. penyuluhan secara berkala, di
Cakupan penyuluhan SPAL dalam ataupun luar gedung,
Rumah Tangga dengan besar bekerja sama dengan lintas
masalah 100% program dan sektor.
o Belum diadakanya
pembentukan dan pelatihan
untuk kader kesehatan
Masalah dari unsur lain: lingkungan.
Masukan Dana (Money)
Tenaga o Tidak adanya laporan
o Hanya 1 orang sebagai penggunaan Dana Bantuan
koordinator sekaligus Operasional Kesehatan dalam
pelaksana program Puskesmas Jatisari secara
pengawasan SPAL Rumah terperinci.
Tangga serta belum memiliki
sertifikasi pelatihan Proses
khususnya dalam Program
Kesehatan Lingkungan. Perencanaan
o Belum ada kader terlatih o Belum adanya perencanaan
untuk membantu kegiatan pembentukan kader
pengawasan SPAL Rumah kesehatan lingkungan di tiap-
Tangga. tiap desa.
Sarana (Material) Pengorganisasian

6
o Struktur organisasi khususnya dalam Program
puskesmas sudah jelas, Kesehatan Lingkungan.
namun belum adanya o Belum ada kader terlatih
koordinasi yang jelas di lintas untuk membantu kegiatan
program dan lintas sektoral. pengawasan SPAL Rumah
Pelaksanaan Tangga.
o Tidak ada data tertulis telah Metode (Method)
dilakukannya penyuluhan o Inspeksi hanya dilakukan 1
sebanyak 24 kali per tahun (2 kali dalam sebulan oleh
kali per bulan) oleh petugas petugas kesehatan lingkungan
kesehatan lingkungan. o Tidak adanya data tertulis
o Pemeriksaan SPAL Rumah mengenai diadakannya
Tangga dilakukan hanya 4 penyuluhan secara berkala.
kali dalam sebulan oleh o Belum diadakanya
pelaksana program kesehatan pembentukan dan pelatihan
lingkungan. untuk kader kesehatan
o Tidak dilakukan lingkungan.
pembentukan dan pelatihan Dana (Money)
kader kesehatan lingkungan o Tidak adanya laporan
di tiap-tiap desaPengawasan penggunaan Dana Bantuan
o Kurang adanya pengawasan Operasional Kesehatan dalam
dalam pencatatan dan Puskesmas Jatisari secara
pelaporan yang dapat terperinci.
dipercaya sehingga sulit
digunakan sebagai masukan Proses
dalam perencanaan program
SPAL Rumah Tangga Perencanaan
selanjutnya. o Melakukan kegiatan
pengawasan/inspeksi sarana
SPAL Rumah Tangga
Penyelesaian Masalah
sebanyak 8 kali dalam
Masalah 1 : Cakupan pengawasan sebulan (1 minggu dua kali).
SPAL Rumah Tangga dengan di o Merencanakan kegiatan
wilayah kerja Puskesmas Jatisari penyuluhan dilaksanakan
periode Oktober 2016 sampai oleh petugas kesehatan
September 2017 sebesar 39.02%, lingkungan melalui kerjasama
dengan besar masalah 40,98% dengan lintas program
(program promosi kesehatan)
Penyebab dan lintas sektoral (RT dan
RW setempat)
Masukan o Perencanaan pengambilan
dan pelatihan kader kesehatan
Tenaga lingkungan sehingga dapat
o Hanya 1 orang sebagai menggerakkan atau
koordinator sekaligus memberdayakan masyarakat.
pelaksana program Pengorganisasian
pengawasan SPAL Rumah o Struktur organisasi
Tangga serta belum memiliki puskesmas sudah jelas,
sertifikasi pelatihan

7
namun belum adanya o Membuat pencatatan dan data
koordinasi yang jelas di lintas tertulis disetiap kegiatan yang
program dan lintas sektoral. dilakukan.
Pelaksanaan Pengorganisasian
o Belum dilakukan pembinaan o Dilakukan koordinasi atau
SPAL Rumah Tangga kerja sama yang jelas antar
terhadap kader setempat lintas program yang
secara berkala. mendukung program
Pengawasan kesehatan lingkungan dan
o Kurang adanya pengawasan lintas sektoral. Meminta
dalam pencatatan dan bantuan Kepala Puskesmas
pelaporan yang dapat untuk mendorong kerjasama
dipercaya sehingga sulit dengan program lain seperti
digunakan sebagai masukan Program Promosi Kesehatan
dalam perencanaan program atau lainnya dan sektor
SPAL Rumah Tangga lainnya seperti Pemerintah
selanjutnya. Daerah, Badan Lingkungan
Hidup, Lembaga Swadaya
Penyelesaian Masalah Masyarakat yang bergerak di
bidang lingkungan, dan lain-
Masukan lainnya
o Melakukan koordinasi yang
Tenaga jelas serta kerja sama antar
o Melakukan pemberdayaan lintas program dan lintas
masyarakat dengan sektoral.
membentuk kader-kader
Pelaksanaan
kesehatan lingkungan tiap
o Pemeriksaan SPAL rumah
desa yang kemudian akan
tangga dilakukan hanya 4 kali
dilatih untuk membantu
dalam sebulan oleh
melakukan pengawasan
koordinator sekaligus
SPAL Rumah Tangga.
pelaksana program kesehatan
Metode (Method) lingkungan.
o Memperjelas pemetaan o Tidak ada data tertulis telah
tentang jumlah rumah yang dilakukannya penyuluhan
tidak memiliki SPAL, dan sebanyak 24 kali per tahun (2
jumlah SPAL yang tidak kali per bulan) oleh petugas
memenuhi syarat agar kesehatan lingkungan.
Program berjalan strategis. o Belum ada pembentukan
Dana (Money) kader.
o Dilakukannya data tertulis/ o Belum dilakukan pembinaan
perincian laporan dan pelatihan SPAL rumah
penggunaan dana APBD dan tangga terhadap kader
dana Bantuan Operasional kesehatan lingkungan secara
Kesehatan. berkala.
Proses Pengawasan
Perencanaan o Kurang adanya pengawasan
dalam pencatatan dan
pelaporan yang dapat

8
dipercaya sehingga sulit Metode (Method)
digunakan sebagai masukan o Inspeksi hanya dilakukan 1
dalam perencanaan program kali dalam sebulan oleh
SPAL rumah tangga petugas kesehatan lingkungan
selanjutnya. o Tidak adanya data tertulis
o Pemeriksaan SPAL Rumah mengenai diadakannya
Tangga dilakukan hanya 4 penyuluhan secara berkala.
kali dalam sebulan oleh o Belum diadakanya
pelaksana program kesehatan pembentukan dan pelatihan
lingkungan. untuk kader kesehatan
o Belum dilakukannya lingkungan.
pembentukan dan pelatihan Dana (Money)
kader kesehatan lingkungan o Tidak adanya laporan
di tiap-tiap desa. penggunaan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan dalam
Puskesmas Jatisari secara
Masalah 2 : Cakupan SPAL Rumah
terperinci.
Tangga memenuhi syarat di wilayah
kerja Puskesmas Jatisari periode Proses
Oktober 2016 sampai September
2017 sebesar 32.12%, dengan besar Perencanaan
masalah 47.88%. o Melakukan kegiatan
pengawasan/inspeksi sarana
SPAL Rumah Tangga
Penyebab sebanyak 8 kali dalam
Masukan sebulan (1 minggu dua kali).
o Merencanaan pembentukan
Tenaga kader kesehatan lingkungan
o Hanya 1 orang sebagai di tiap-tiap desa.
koordinator sekaligus o Merencanakan kegiatan
pelaksana program penyuluhan dilaksanakan
pengawasan SPAL Rumah oleh petugas kesehatan
Tangga serta belum memiliki lingkungan melalui
sertifikasi pelatihan kerjasama dengan lintas
khususnya dalam Program program (program promosi
Kesehatan Lingkungan. kesehatan) dan lintas sektoral
o Belum ada kader terlatih (RT dan RW setempat)
untuk membantu kegiatan o Merencanaan pengambilan
pengawasan SPAL Rumah dan pelatihan kader kesehatan
Tangga. lingkungan sehingga dapat
Sarana (Material) menggerakkan atau
o Tidak lengkapnya sarana memberdayakan masyarakat.
yang digunakan untuk o Membentuk data tertulis
membantu program SPAL setiap kegiatan yang
Rumah Tangga terutama dilakukan
dalam hal penyuluhan, seperti Pengorganisasian
tidak adanya leaflet, lembar o Struktur organisasi
balik, dan poster. puskesmas sudah jelas,

9
namun belum adanya o Melakukan pemberdayaan
koordinasi yang jelas di lintas masyarakat dengan membentuk
program dan lintas sektoral. kader-kader kesehatan
Pelaksanaan lingkungan tiap desa yang
o Pemeriksaan SPAL rumah kemudian akan dilatih untuk
tangga yang memenuhi syarat membantu melakukan
dan tidak dilakukan hanya 4 pengawasan SPAL Rumah
kali dalam sebulan oleh Tangga.
koordinator sekaligus Sarana ( Material)
pelaksana program kesehatan o Menyediakan alat-alat untuk
lingkungan. penyuluhan seperti leaflet,
o Tidak ada data tertulis telah lembar balik, dan poster
dilakukannya penyuluhan Metode (Method)
sebanyak 24 kali per tahun (2 o Memperjelas pemetaan
kali per bulan) oleh petugas tentang jumlah rumah yang
kesehatan lingkungan. tidak memiliki SPAL, dan
o Belum ada pembentukan jumlah SPAL yang tidak
kader. memenuhi syarat agar
o Belum dilakukan pembinaan Program berjalan strategis.
dan pelatihan SPAL rumah Dana (Money)
tangga terhadap kader o Adanya laporan penggunaan
kesehatan lingkungan secara Dana Bantuan Operasional
berkala. Kesehatan dalam Puskesmas
Pengawasan Jatisari secara terperinci.
o Kurang adanya pengawasan
dalam pencatatan dan Proses
pelaporan yang dapat Perencanaan
dipercaya sehingga sulit o Pemeriksaan SPAL Rumah
digunakan sebagai masukan Tangga dilakukan 2 kali
dalam perencanaan program dalam seminggu oleh
SPAL rumah tangga pengkoordinasi sekaligus
selanjutnya. pelaksana program kesehatan
o Pemeriksaan SPAL Rumah lingkungan.
Tangga dilakukan hanya 4 Pengorganisasian
kali dalam sebulan oleh o Meningkatkan koordinasi
pelaksana program kesehatan lintas program dan sektoral
lingkungan. dengan meminta bantuan
o Belum dilakukannya Kepala Puskesmas untuk
pembentukan dan pelatihan mendorong kerjasama dengan
kader kesehatan lingkungan program lain seperti program
di tiap-tiap desa. Promosi Kesehatan. Untuk
lintas sektoral meminta kerja
sama dengan Dinas Pekerjaan
Penyelesaian Masalah
Umum Kabupaten Karawang.
Masukan Pelaksanaan
o Pemeriksaan SPAL rumah
Tenaga tangga dilakukan hanya 4 kali

10
dalam sebulan oleh Cakupan pengawasan SPAL
Rumah Tangga sebesar 39,02%
koordinator sekaligus
dengan besar masalah 40,98%.
pelaksana program kesehatan Cakupan rumah tanpa SPAL
lingkungan. Rumah Tangga sebesar 23,41%
dengan besar masalah 56,59%
o Tidak ada data tertulis telah Cakupan SPAL Rumah Tangga
dilakukannya penyuluhan memenuhi syarat sebesar 55,48%
dengan besar masalah 24,52%.
sebanyak 24 kali per tahun (2 Cakupan SPAL Rumah Tangga
kali per bulan) oleh petugas yang sebesar 13,30% dengan
besar masalah 66,70%
kesehatan lingkungan. Cakupan penyuluhan SPAL
o Belum ada pembentukan Rumah Tangga dengan besar
masalah 100%
kader.
Pengawasan Saran
o Kurang adanya pengawasan
dalam pencatatan dan pelaporan Saran bagi Kepala Puskesmas
yang dapat dipercaya sehingga Jatisari:
sulit digunakan sebagai masukan 1. Melakukan pemberdayaan
dalam perencanaan program masyarakat dengan cara
SPAL rumah tangga selanjutnya. membentuk dan melatih kader
o Pemeriksaan SPAL Rumah kesehatan lingkungan untuk
Tangga dilakukan hanya 4 kali membantu melakukan
dalam sebulan oleh pelaksana pengawasan SPAL rumah
program kesehatan lingkungan. tangga, penyuluhan tentang
o Belum dilakukannya SPAL rumah tangga dan
pembentukan dan pelatihan kader membina masyarakat untuk
kesehatan lingkungan di tiap-tiap memperbaiki SPAL rumah
desa. tangga sehingga memenuhi
syarat kesehatan.
2. Meningkatkan frekuensi
Kesimpulan inspeksi SPAL rumah tangga
sesuai perencanaan yaitu
Dari hasil evaluasi program dilakukan 2x dalam seminggu
dengan pendekatan sistem dapat oleh petugas kesehatan
diambil kesimpulan bahwa program lingkungan yang dibantu oleh
pengawasan SPAL Rumah Tangga di kader kesehatan lingkungan.
Puskesmas Jatisari, Kabupaten 3. Menyiapkan sarana berupa
Karawang pada periode Oktober infocus, leaflet maupun poster
2016 sampai September 2017 dapat yang informatif sebagai sarana
dikatakan bahwa program ini belum penyuluhan kepada masyarakat
berjalan optimal melihat pada angka di wilayah kerja Puskesmas
keberhasilan program sebagai Jatisari. Dalam media
berikut: penyuluhan tersebut dapat
Jumlah SPAL rumah tangga yang dijelaskan pentingnya memiliki
ada 11.684. SPAL yang memenuhi syarat

11
karena akan berdampak pada Pembangunan Nasional; 2012.
kesehatan, apa saja kriteria Diunduh dari:
SPAL yang memenuhi syarat http://www.bappenas.go.id/files/
serta cara membangunnya dan 1913/5229/9628/laporan-
lain-lain yang diharapkan akan pencapaian-tujuan-
menambah pengetahuan pembangunan-milenium-di-
masyarakat tentang SPAL indonesia-
rumah tangga sehingga dapat 2011_20130517105523_3790_0.
mengubah sikap dan perilaku. pdf.
4. Pengawasan dalam pencatatan 5. WHO UNICEF. Progress on
dan pelaporan yang lebih teliti sanitation and drinking water
terutama dalam bidang 2015 MDGs update and
penyuluhan sehingga hasilnya assessment. USA: WHO
dapat digunakan sebagai UNICEF; 2015.
masukan dalam perencanaan 6. Badan Penelitian dan
program SPAL rumah tangga Pengembangan Kesehatan RI.
selanjutnya. Riset Kesehatan Dasar
5. Memotivasi koordinator (Riskesdas) 2013. Jakarta:
kesehatan lingkungan untuk Kementerian Kesehatan RI;
membuat perencanaan tertulis 2013. Diunduh dari:
mengenai kegiatan SPAL http://terbitan.litbang.depkes.go.i
rumah tangga, membuat d/penerbitan/index.php/blp/catalo
koordinasi yang jelas dengan g/book/64.
lintas program dan lintas 7. Direktorat Jendral
sektor, serta membuat Pengendalian Penyakit dan
pemetaan SPAL rumah tangga. Penyehatan Lingkungan.
Pedoman Teknis Pengelolaan
Daftar Pustaka Limbah Cair rumah tangga.
1. Indawati, Thamrin, Abidin Z. Jakarta: Departemen Kesehatan
Evaluasi program kesehatan RI. 2007.
lingkungan di Puskesmas Siak 8. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Hulu II Kabupaten Kampar tahun Barat. Pedoman Instrumen
2012. Jurnal Ilmu Lingkungan. Penilaian Kinerja Puskesmas
2014:8(2). Provinsi Jawa Barat. Cetakan I.
2. Azwar A. Pengantar administrasi Jawa Barat. 2006.
kesehatan. Edisi ketiga. Jakarta:
Binarupa Aksara; 2010.
3. Ross I, Mukumbuta N. Fatal
neglect: How health systems are
failing to comphrehensively
address child mortality. London:
Water Aid; 2009.
4. Badan Perencanaan
Pembangungan Nasional
(Bappenas). Laporan pencapaian
tujuan pembangunan milenium di
Indonesia 2011. Jakarta:
Kementrian Perencanaan

12
13

Anda mungkin juga menyukai