Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN LEMBATA

DINAS KESEHATAN
Jl. Trans Lembata No. Tlp ( 0383 ) 41422 Lewoleba
Nomor : /443.1/P2P/XI/2018 Kepada
Lampiran :- Yth. Para Kepala Desa / Lurah
Perihal : Pemberitahuan dan Mohon (Daftar Terlampir)
Dukungan Kegiatan Fogging Masing-masing
Di – Tempat

Dengan hormat,
Pergantian musim di setiap akhir tahun berdampak besar terhadap
peningkatan kasus penyakit terutama yang berhubungan dengan kebersihan
dan kesehatan lingkungan. Beberapa di antaranya adalah Demam Berdarah
Dengue (DBD), diare dan malaria. Sehubungan dengan itu maka akan
dilaksanakan kegiatan pengasapan (fogging) dalam rangka pencegahan dan
pengendalian kasus DBD di wilayah-wilayah rentan/potensial KLB DBD dalam
wilayah Kecamatan Nubatukan, Lebatukan dan Ile Ape (jadwal pelaksanaan
terlampir).
Agar kegiatan dimaksud dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka
kami mohon dukungan Bapak/Ibu untuk menginformasikan kegiatan tersebut
kepada seluruh anggota masyarakat di desa/kelurahan masing-masing satu (1)
hari sebelum pelaksanaan kegiatan dan membantu/memfasilitasi tim
pelaksana kegiatan di lapangan.
Demikian pemberitahuan, atas perhatiannya disampaikan limpah terima kasih.

Lewoleba, 28 Nopember 2018


Plh. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Lembata

Wilhelmus Leuweheq, S. Fil, M. Si


Pembina Tk. I
NIP. 19700626 199903 1 008

Tembusan disampaikan dengan hormat kepada:


1. Camat Nubatukan di Lewoleba
2. Camat Lebatukan di Hadakewa
3. Arsip
JADWAL PELAKSANAAN FOGGING
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DBD TAHUN 2018

No Kecamatan / Desa / Kelurahan Waktu Pelaksanaan Keterangan


Puskesmas
1. Nubatukan / Lewoleba Waijarang 03 s/d 04 Desember 2018 2 hari, Tim I
Pada 03 s/d 04 Desember 2018 2 hari, Tim II
Lewoleba Barat 05 s/d 06 Desember 2018 2 hari, Tim I
Lewoleba Utara 05 s/d 06 Desember 2018 2 hari, Tim II
Lewoleba 07 s/d 08 Desember 2018 2 hari, Tim I
Lewoleba Tengah 07 s/d 08 Desember 2018 2 hari, Tim II
Lewoleba Selatan 09 s/d 10 Desember 2018 2 hari, Tim I
Selandoro 09 s/d 10 Desember 2018 2 hari, Tim II
Lewoleba Timur 11 s/d 12 Desember 2018 2 hari, Tim I
2. Lebatukan / Lamatuka 11 s/d 12 Desember 2018 2 hari, Tim II
Hadakewa Baopana 13 s/d 14 Desember 2018 2 hari, Tim I

Lewoleba, 28 Nopember 2018


Plh. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Lembata

Wilhelmus Leuweheq, S. Fil, M. Si


Pembina Tk. I
NIP. 19700626 199903 1 008
PEMERINTAH KABUPATEN LEMBATA
DINAS KESEHATAN
Jl. Trans Lembata No. Tlp ( 0383 ) 41422 Lewoleba
Nomor : /443.1/P2P/XI/2018 Kepada
Lampiran : 1 lembar Yth. Kepala Puskesmas Lewoleba
Perihal : Permintaan Tenaga Di – Tempat

Sesuai perihal surat di atas, dengan ini diminta kesediaannya agar dapat
menugaskan tiga (3) orang staf untuk ikut melaksanakan monitoring kegiatan
pengasapan (fogging) di desa/kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas
Lewoleba sesuai daftar terlampir. Adapun nama dan nomor kontak staf yang
ditugaskan tersebut agar dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata
paling lambat tanggal 01 Desember 2018 (Contact Person: 082145813356 / Pa
Darius Making).
Demikian pemberitahuan, atas perhatiannya disampaikan limpah terima kasih.

Lewoleba, 30 November 2018


Plh. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Lembata

Wilhelmus Leuweheq, S. Fil, M. Si


Pembina Tk. I
NIP. 19700626 199903 1 008
PEMERINTAH KABUPATEN LEMBATA
DINAS KESEHATAN
Jl. Trans Lembata No. 01 Tlp ( 0383 ) 41422 Lewoleba
LAPORAN SITUASI KASUS HIV DAN AIDS
DI KABUPATEN LEMBATA

A. Pendahuluan
Saat ini HIV dan AIDS telah menjadi sebuah persoalan yang cukup kompleks di Kabupaten
Lembata. Oleh karena itu, upaya penanggulangannya harus melibatkan partisipasi semua pihak.
Peran para pihak yang peduli terhadap persoalan ini perlu mendapatkan dukungan yang besar
dari pemerintah.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu unsur pemerintah sesungguhnya memiliki peran signifikan
dalam rangka penanggulangan masalah HIV dan AIDS tersebut meski karena keterbatasan
sumberdaya maka perannya yang signifikan tersebut belum dapat dilaksanakan secara optimal.

B. Fakta dan Data


Tidak ada informasi yang valid tentang riwayat masuknya kasus HIV dan AIDS di Lembata.
Namun demikian, sejak tahun 2009 telah mulai dilakukan surveilans kasus tersebut oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Lembata. Pada tahun 2009 s/d tahun 2011, surveilans terhadap kasus HIV
dan AIDS belum adekuat sehingga data kasus yang diperoleh kurang valid dimana data yang
diperoleh hanya berupa data akumulatif orang yang terinfeksi HIV dan AIDS (ODHA). Jumlah
penemuan kasus HIV dan AIDS pada tiga (3) tahun tersebut berturut-turut adalah 20 kasus, 18
kasus dan 23 kasus.
Kegiatan surveilans kasus HIV dan AIDS di Lembata semakin berkembang mulai tahun 2012
walaupun masih juga terdapat banyak kekurangan. Pada tahun 2012, sudah mulai diperoleh
data ODHA secara lebih valid berupa identitas yang lebih lengkap namun nama lengkapnya
masih dirahasiakan akibat kurangnya pemahaman tentang larangan membuka kerahasiaan
status HIV ODHA sebagaimana diamanatkan berbagai regulasi yang ada. Baru pada tahun 2013
dan 2014, data kasus HIV dan AIDS di Lembata bisa dikatakan valid. Data ini tidak hanya
mencakup identitas ODHA yang lengkap tetapi juga bersumber dari semua klinik Voluntary
Counseling and Testing (VCT) di NTT yang biasa melayani klien dari Lembata di antaranya Klinik
VCT Sobat Kupang, Klinik VCT Sehati Maumere dan Klinik VCT Sahabat Larantuka. Data kasus
pada 3 tahun tersebut berturut-turut adalah 42 kasus, 27 kasus dan 38 kasus. Dengan demikian
total kasus yang terpantau oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata sejak tahun 2009 hingga
tahun 2014 adalah sebanyak 168 kasus.
Pada awal tahun 2015 ini, atas dorongan dan kerjasama berbagai pihak maka RSUD Lewoleba
telah resmi membuka klinik VCT sendiri yang diberi nama Klinik VCT Anggrek meski dengan
berbagai kekurangan yang ada. VCT ini didukung oleh 1 dokter konselor, 2 perawat/bidan
konselor dan 1 tenaga laboratorium.
Sedangkan 2 perawat Care, Support and Treatment (CST) yang semestinya dapat memberikan
layanan pengobatan, dukungan dan perawatan (CST) belum melaksanakan tugasnya karena
akses pengobatan belum dapat dilakukan oleh RSUD Lewoleba terutama karena belum adanya
status rumah sakit rujukan HIV dan AIDS bagi rumah sakit tersebut.
Sehubungan dengan ketersediaan layanan pengobatan HIV dan AIDS (dengan Anti
Retroviral/ARV) di RSUD Lewoleba tersebut, Dinas Kesehatan dan RSUD Lewoleba telah
bekerjasama untuk membangun komunikasi intensif dengan pihak terkait (Dinas Kesehatan
Provinsi NTT, KPA Provinsi NTT, RSUD Prof. W.Z. Johannes, RSUD TC Hillers Maumere dan RSUD
Larantuka) untuk mencarikan solusinya. Salah satu solusi yang ditawarkan pihak-pihak dimaksud
adalah bahwa RSUD Lewoleba harus terlebih dahulu memperkuat kapasitas dan profesionalitas
sumberdaya tenaga untuk VCT dan CST serta meningkatkan fasilitas pendukung di VCT yang
ada.
Harus diakui, di tengah banyaknya kekurangan dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di
Lembata tersebut, muncul fakta-fakta lapangan yang cukup memprihatinkan. Beberapa di
antaranya adalah:
1. Potensi terjadinya infeksi baru HIV dan AIDS semakin meningkat didukung oleh
merebaknya tempat-tempat hiburan yang tidak memiliki izin (6 pub & karaoke, 3 pitrad
dan 2 lokasi layaknya lokalisasi) dimana beberapa pekerjanya juga telah terinfeksi namun
masih tetap bekerja (3 orang; 2 kasus baru, 1 kasus lama; 2 masih bekerja 1 sudah pulang)
2. Meningkatnya jumlah WPS jalanan dan hotspot-hotspot untuk transaksi seks (Eropaun,
Waikomo, Lamahora, Kotabaru, dll) serta meningkatnya jumlah kos-kosan yang tidak
mendapatkan pengawasan yang baik oleh pemiliknya.
3. Semakin banyak arus perantauan yang tidak terpantau secara baik oleh pihak-pihak
terkait.
4. Masih tingginya stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODHA.
Adapun data-data terkait kami sertakan pada bagian akhir dari laporan ini.

C. Program dan Kegiatan Penanggulangan


Upaya penanggulangan HIV dan AIDS sesungguhnya meliputi 4 hal pokok yakni:
1. Promosi dan pencegahan
2. Deteksi Dini
3. Dukungan, Perawatan dan Pengobatan
4. Pengurangan Risiko/Dampak bagi ODHA (mitigasi)
Dinas Kesehatan memiliki ruang peran yang sangat signifikan terutama dalam ruang lingkup
promosi dan pencegahan, deteksi dini, serta dukungan, perawatan dan pengobatan. Namun
akibat berbagai keterbatasan, banyak peran yang belum dilaksanakan secara efektif. Beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata antara lain:
1. Pemeriksaan darah (sero survey) HIV di tempat-tempat hiburan pada tahun 2012
2. Sosialisasi HIV & AIDS di 5 SMA, 2 SMP, 4 OMK Paroki, 3 Kelompok Remaja Masjid pada
tahun 2013
3. Pemeriksaan darah (sero survey) HIV di tempat-tempat hiburan pada tahun 2014
4. Kampanye Hari AIDS Sedunia 01 Desember 2014
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan di atas tentu sekali belum efektif dalam upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Lembata. Pada tahun 2015 ini, telah pula diajukan beberapa
kegiatan yakni:
1. Pemeriksaan darah (sero survey) HIV di tempat-tempat hiburan
2. Evaluasi program HIV & AIDS, TB dan Malaria Terintegrasi (ATM)
3. Supervisi program IMS dan HIV & AIDS ke Puskesmas
Beberapa kegiatan lainnya yang sesungguhnya urgen namun belum bisa diajukan karena
keterbatasan pagu dana untuk Dinas Kesehatan Kabupaten antara lain:

1. Penguatan kapasitas pengelola program Puskesmas melalui Pelatihan Konseling Pra VCT
untuk Deteksi Dini Kasus IMS dan HIV & AIDS di Puskesmas dan Pelatihan Pendidik
Pengobatan dalam rangka dukungan pengobatan dan pendampingan oleh Pengelola
Program Puskesmas.
2. Dukungan biaya pengiriman ARV untuk pengobatan terpusat di RSUD Lewoleba
3. Mobile VCT untuk mendorong akselerasi upaya deteksi dini kasus HIV dan AIDS
4. Magang VCT dan CST untuk petugas VCT dan CST RSUD Lewoleba dan Petugas
Pencatatan dan Pelaporan SIHA online Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.

D. Penutup
Demikian laporan situasi kasus HIV dan AIDS di Kabupaten yang dapat kami sampaikan untuk
dapat ditindaklanjuti. Atas perhatiannya, disampaikan limpah terima kasih.

Lewoleba, 31 Januari 2015


a.n. Bupati Lembata
Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Lembata

Ir. Lukas Lipataman


Pembina Utama Muda
NIP. 19570403 198503 1 023

Anda mungkin juga menyukai