Anda di halaman 1dari 11

LIMBAH CAIR

Tentang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN SARANG TAWON

Kelas II B

Disusun Oleh:

Nada Nisrina

161110057

Dosen pembimbing :

Mukhlis, MT

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG


PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2017
Pengolahan Air Limbah dengan Sarang Tawon
Proses pengolahan limbah memiliki beberapa cara, salah satunya dengan
proses biologis. Pengolahan limbah secara biologis terbagi atas proses aerobik
dan anaerobik. Adapun proses secara anaerobik umumnya digunakan untuk
limbah cair dengan beban bahan organik yang tinggi, pengolahan lumpur, dan
penyisihan NH3 pada proses denitrifikasi. Selain itu proses anaerobik ini memiliki
banyak keuntungan dan kelebihan dibandingkan dengan proses aerobik. Pengolahan
limbah dengan secara anaerobik dalam aplikasinya menggunakan media
biofilter dalam reaktor anaerob. Media biofilter yang digunakan bertujuan untuk tempat
melekatnya mikroorganisme sehingga berguna untuk pengembangbiakan
mikroorganisme tersebut. Hal ini dikarenakan, pengolahan limbah secara anaerobik
merupakan suatu metabolisme tanpa menggunakan oksigen yang dilakukan oleh
bakteri anaerobik. Dalam proses, anaerobik ini, yang sangat berperan adalah
aktifitas mikroba dalam multi tahap pengolahan limbah secara anaerobik, yaitu
tahap hidrolitik, asidifikasi, dan methanasi.
Untuk media biofilter dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring,
bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon dan
lain-lain. Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split), kerikil,
batu marmer, batu tembikar, batu bara dan lainnya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, di antaranya yang dilaporkan oleh
Musfil (1999) telah berhasil melakukan pengolahan limbah cair dari pabrik bahan
makanan ternak dengan reaktor anaerobik, menggunakan media filter dacron dan
pipa plastik. Kemudian Triyono (1997) melaporkan telah berhasil melakukan
pengolahan limbah cair industri tahu secara anaerobik dengan menggunakan
media potongan pipa PVC. Peneliti berhasil mengetahui volume gas metana yang
dihasilkan dari reaktor anaerobik berdasarkan parameter bioreaksi dari suatu model
reaktor, agar gas metana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan energi sehari-hari.
Sedangkan Yunardi (1998) melaporkan telah berhasil mengolah limbah cair dari
industri kelapa sawit dan limbah sintetis secara anaerobik menggunakan media
karang laut. Dengan melihat pengaruh perubahan komposisi fosfor sebagai nutrisi
untuk mikroorganisme terhadap efisiensi pengolahan limbah tersebut. Demikian pula
yang dilaporkan oleh Ciptadi (2003), bahwa telah berhasil mengolah limbah cair
industri kelapa sawit dengan menggunakan reaktor biofilter anaerobik bermedia
sarang tawon. Hal yang sama dilaporkan oleh Said dan Tresnawaty (2001), bahwa
telah berhasil menurunkan konsentrasi ammonia pada air baku air minum menggunakan
bioreaktor lekat diam bermedia plastik sarang tawon.

Limbah cair baik berasal dari industri maupun domestik harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan akuatik. Proses pengolahan limbah
memiliki banyak cara dan metode, dan secara umum pengolahan limbah terdiri dari
proses fisika, kimia, dan biologi. Namun dalam aplikasinya ketiga proses tersebut dapat
terintegrasi dalam satu unit pengolahan limbah.
Pengolahan limbah secara biologis adalah suatu cara pengolahan yang diarahkan
untuk menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu yang terkandung dalam limbah
cair dengan memanfaatkan aktifitas mikroorganisme untuk melakukan perombakan
substrat tersebut. Proses pengolahan limbah secara biologis dapat dilakukan pada kondisi
aerobik, anaerobik, atau kombinasi aerobik-anaerobik. Proses aerobik biasanya
digunakan untuk pengolahan limbah dengan beban organik yang tidak terlalu besar,
sedangkan proses anaerobik digunakan umumnya untuk limbah dengan beban
organik yang sangat tinggi.
Fungsi Media Sarang Tawon dalam pengolahan limbah yaitu sebagai tempat
melekatnya bio film bakteri pengurai limbah, tempat pertumbuhan bakteri.
Honeycomb contact media dirancang khusus untuk pengolahan air limbah secara biologi.
Media ini familiar disebut sebagai biofilter sarang tawon. Penggunaan honeycomb contact
media pada bioreaktor sangat efektif untuk mengurangi polutan organik baik secara aerob
maupun secara anaerob.
Honeycomb contact media diproduksi menggunakan bahan rigid pvc yang
mempunyai ketahanan terhadap sinar ultraviolet, jamur, bakteri, asam dan basa yang biasa
terdapat pada air limbah.
Media sarang tawon kompleks sekali bila digunakan dalam sebuah industry luas
karena pada dasarnya ini memiliki sebuah cara kerja yang akan terjadi pada perkembangan
Mikroba yang sangat banyak dan terus menerus yang berfungsi sebagai Bakteri Pengurai
makin banyak mikroba makin bagus proses IPAL tersebut dan makin banyak membutuhkan
tempat tinggal ( Media ) untuik Mikroba dan Media Sarang Tawon mempunyai permukaan
yang luas untuk melekatnya Mikroba Pengurai. Media sarang tawon ini mempunyai
ketahanan terhadap sinar ultraviolet, jamur, bakteri, asam dan basa yang biasa terdapat pada
air limbah.
Pengolahan air limbah dilakukan dengan cara mengoperasikan reaktor biologis
yang terdiri dari bak penampung air limbah, biofilter anaerob dan bak aerasi dan bak
pengendapan akhir. Skema proses pengolahan serta ukuran rekator. Reaktor biofilter
yang digunakan terbuat dari bahan akrilik dengan ukuran lebar 15 cm, panjang
30 cm dan tinggi 150 cm dengan olume efektif 63 liter. Spesifikasi teknis reaktor
biofilter Air limbah di tampung ke dalam tangki penampung limbah,
selanjutnya dialirkan ke biofilter anaerob dengan aliran dari bawah ke atas. Biofilter
anaerob diisi dengan media plastik tipe sarang tawon. Air limpasan dari biofilter anaerob
selanjutnya masuk ke bak aerasi sambil dihembus dengan udara, selanjutnya dialirkan ke bak
pengendapan akhir. Air limpasan dari bak pengendapan akhir merupakan air olahan.
Pada saat baru dipasang, media biofilter sarang tawon belum ada
mikroorganisme yang menempel pada permukaan media. Oleh karena itu perlu dilakukan
proses pengembang-biakan (seeding) mikroorganisme agar tumbuh melekat pada
permukaan media. Proses seeding yang dilakukan adalah secara alami, yaitu dengan
cara mengalirkan limbah secara kontinyu ke dalam reaktor biofilter dengan debit limbah
untuk waktu tinggal hidrolik 6 hari, debit 0,007 liter per menit. Hal ini terus
berlangsung sampai didapatkan kondisi pertumbuhan mikroorganisme yang
optimum.
Dan bila kita menggunakan media sarang tawon maka akan memberikan sebuah
keuntungan dan efek atau dampak yang sangat terbaik sekali. Konfigurasi yang terjadi pada
media sarang tawon ini sangat terbaik sekali karena pada dasarnya bisa dapat meningkatkan
efektifitas kontak udara dan air. Anda tidak akan rugi sekali bila menggunakan Media sarang
tawon yang berkualitas terbaik dan harga yang sangat terjangkau.

Media sarang tawon tepat

Media sarang tawon sangat tepat sekali untuk anda karena bisa melekatnya bakteri
organisme yang berfungsi sebagai bakteri pengurai pada suatu sistem IPAL ( Instalasi
Pengolahan Air Limbah ) Domestic. Sistem IPAL yang menggunakan Bakteri pengurainya
sangat bagus sekali hasil olahannya dan sistem ini di support oleh media yang namanya
Sarang Tawon atau juga dikenal Honeycomb. Pada Sistem IPAL media sarang tawon bersifat
STATIS di dalam tanki dan akan di lewati oleh limbah yang masuk dari Limbah Rumah
Tangga.

 Proses pengolahan limbah secara anaerobik dengan menggunakan media


biofilter plastik sarang tawon dapat digunakan untuk mengolah
limbah cair organik
 Dalam proses pengolahan limbah secara anaerobik dengan sistem biofilter
tercelup, terlebih dahulu dilakukan pengembangbiakan mikroorganisme
(seeding) secara alami, dengan cara mengalirkan limbah secara terus-
menerus dengan WTH 6 hari ke dalam reaktor anaerobik yang
menggunakan media biofilter sarang tawon. Kestabilan kinerja reaktor
dicapai pada waktu operasi hari ke-42, dan mencapai kondisi tunak (steady
state) pada efisiensi penurunan COD sekitar 88,71 %.
 Proses pengolahan limbah secara anaerobik menggunakan media biofilter
sarang tawon mampu menurunkan polutan organik dalam limbah dan TSS
dengan baik. Semakin lama waktu tinggal hidrolik dalam reaktor biofilter,
maka akan semakin besar pula efisiensi penurunan yang dihasilkan.
 Penambahan proses secara aerobik setelah proses anaerobik, dengan
kecepatan aerasi sebesar 2 L/menit, mampu meningkatkan efisiensi
penurunan total polutan organik dan TSS.
 Hubungan antara laju pembebanan polutan dengan efisiensi penurunannya
di dalam reaktor biofilter anaerobik yang menggunakan media sarang
tawon.
 Proses pengolahan limbah cair secara anaerobik dengan sistem biofilter
tercelup menggunakan media sarang tawon dan dikombinasikan dengan
proses aerobik, menghasilkan efluen anaerobik maupun efluen aerobik.

Jadi oleh sebab itu kenapa Media Sarang tawon sangat berkualitas terbaik sekali untuk
anda agar limbah tidak menyebar di berbagai tempat dan bisa menimbulkan suatu penyakit.
Dengan penggunaan media sarang tawon maka mempunyai luas permukaan per volume dan
titik distribusi sangat tinggi sehingga performa proses pengolahan air limbah menjadi tinggi.
Setiap module dibentuk dari lembaran PVC bergelombang dengan kemiringan gelombang 60
derajat yang direkat secara bersilangan. Dalam rancangan media sarang tawon ini sengaja
dirancang secara khusus untuk pengolahan air limbah secara biologi. Penggunaan media
sarang tawon pada bioreaktor sangat efektif untuk mengurangi polutan organik baik secara
aerob maupun secara anaerob.
Media Biofilter tipe Sarang Tawon (honeycomb contact) merupakan media biofilter
terbaik untuk digunakan sebagai media pembiakan mikroba untuk menguraikan bahan-bahan
pencemar organik yang terdapat dalam air limbah. Media biofilter sarang tawon terbuat dari
bahan plastik yang ringan (PVC), tahan lama, mempunyai luas spesifik yang besar, ringan
serta volume rongga yang besar sehingga resiko kebuntuan media sangat kecil.

Dibandingkan dengan media biofilter lainnya (seperti batuan kerikil, Mesh Pads
(bantalan saringan serat), Briliio Pads, Bio Ball dan Random Packing), maka tipe media
media biofilter tipe Sarang Tawon (cross flow) secara teknis memiliki keunggulan istimewa
untuk digunakan sebagai media biofilter dalam pengolahan air limbah. Hasil kajian yang
dilakukan diketahui bahwa media biofilter tipe sarang tawon memiliki bobot nilai tertinggi
dibandingkan dengan media biofilter lainnya (Said, N.I, 2008).

Pada Sistem IPAL media sarang tawon bersifat STATIS di dalam tanki dan akan di
lewati oleh limbah yang masuk dari Limbah Rumah Tangga. Limbah yang melewati Media
Sarang Tawon tersebut akan terjadi penguraian oleh limbah organisme yang melekat pada
Media Sarang Tawon tersebut.

Di media sarang Tawon akan terjadi perkembangbiakan Mikroba yang sangat banyak
dan terus menerus yang berfungsi sebagai Bakteri Pengurai makin banyak mikroba makin
bagus proses IPAL tersebut dan makin banyak membutuhkan tempat tinggal ( Media ) untuik
Mikroba dan Media Sarang Tawon mempunyai permukaan yang luas untuk melekatnya
Mikroba Pengurai.

MEDIA SARANG TAWON pada sistem IPAL juga berfungsi sebagai


SEDIMENTASI yang berfungsi sebagai PENAHAN Lumpur yang akan naik ke permukaan
kerena bentuk pemasangannya yang saling menyilang.

KEUNTUNGAN:

 Honeycomb contact media mempunyai luas permukaan per volume dan titik distribusi
yang tinggi sehingga performa proses pengolahan air limbah menjadi tinggi.
 Setiap module dibentuk dari lembaran pvc bergelombang dengan kemiringan
gelombang 60 derajat yang direkat secara bersilangan (cross flow). Konfigurasi
demikian mendistribusikan air dan udara secara merata sehingga meningkatkan
efektifitas kontak udara dan air.

APLIKASI:

 Sangat ideal menggantikan media batu, kayu dan media acak.


 Penggantian tersebut meningkatkan waktu retensi kontak antara air limbah dengan
biomassa.
 sangat baik untuk sistem anaerob maupun aerob.

Honey Comb
Honey Comb
Biofilter anaerob-aerob model sarang tawon dengan limbah karet, dengan bahan yang
mudah didapat juga teknologi ini dapat mengurangi volume sampah. Bahan dari karet mudah
terjadi rekatan filamen bakteri karena memiliki pori yang lebih besar, model sarang tawon
memiliki luas permukaan efektif yang lebih dibandingkan dengan model batu pecah sehingga
hasilnya lebih efektif dan mudah dibersihkan. Media filter model sarang tawon merupakan
media kontak mikroba dengan air limbah sehingga yang sangat berperan adalah waktu tinggal
dan waktu kontak.

 Proses Biofilter Anaerob-aerob


Proses pengolahan ini merupakan pengembangan proses biofilter anaerob dengan
proses aerasi kontak. Pengolahan ini terdiri dari beberapa bagian, yakni bak
pengendap awal, biofilter anaerob, biofilter aerob, bak pengendap akhir (Said).
Pada tahap awal limbah cair dimasukan dalam bak kontrol atau bak pengendap,
selanjutnya dialirkan pada bak anaerob yang merupakan bak pembiakan
mikroorganisme yang akan menguraikan senyawa polutan, tetapi di dalam bak ini
senyawa polutan masih tinggi dan berbau, sehingga masih perlu proses lanjutan.
Dengan demikian dibutuhkan bak aerob, kemudian dialirkan pada bak aerob karena
proses aerob menghasilkan butiran lumpur maka perlu diendapkan pada bak
pengendapan akhir. Selanjutkan dibuang ke badan air sungai atu saluran limbah kota.
Bak anaerob dan bak aerob ini berisi media karet model sarang tawon, model sarang
tawon dipilih karena model ini memiliki luas permukaan spesifik yang lebih luas
dibanding dengan model lainnya. Perbandingan luas permukaan spesifik model
sarang tawon dengan model lainnya.
Luas permukaan spesifik akan menetukan banyaknya microorganisme yang dapat
hidup pada media tersebut dengan kondisi lingkungan yang sama, trikling filter
memiliki jumlah bakteri berkisar 4,75 -7,1 Kg/M3 media.
Di lingkungan bahan organik banyak dalam bentuk karbohidrat, protein, lemak yang
membentuk organisme hidup dan senyawa-senyawa lainnya yang merupakan sumber
daya alam yang penting dan dibutuhkan manusia.
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang mudah membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena itu bahan organik yang mudah
membusuk, sebaiknya jangan langsung dibuang ke lingkungan karena akan menaikan
populasi mikroorganisme didalam air. Dengan bertambahnya mikroorganisme dalam
air, tidak tertutup kemungkinan ikut pula berkembangnya bakteri patogen yang
berbahaya bagi manusia.
Senyawa organik pada umumnya tidak stabil dan mudah dioksidasi secara biologis
atau kimia menjadi senyawa stabil, antara lain menjadi CO2 dan H2O. Proses inilah
yang menyebabkan permasalah bagi kehidupan akuatik. Untuk menyatakan
kandungan bahan organik dalam perairan dilakukan dengan mengukur kandungan
BOD5 maupun COD.
Parameter yang diambil pada pengolahan limbah pemotongan ayam dengan proses
biofilter yaitu parameter BOD5 ( limbah cair pemotongan ayam banyak mengandung
zat organik sehingga membutuhkan oksigen, berarti untuk pengukuran oksigen secara
biologi adalah pengukuran BOD5, COD, kemudian parameter TSS diukur karena
limbah cair banyak mengandung padatan-padatan tersuspensi sehingga perlu diukur
sedangkan parameter bakteri Coliform di ukur karena, limbah cair banyak
mengandung bakteri baik patogen maupun non patogen, bakteri Coliform juga
sebagai indikator adanya bakteri-bakteri patogen lain.
Pada pengolahan biofilter diperlukan mikroorganisme yang merombak limbah, baik
bakteri anaerob yang tidak membutuhkan oksigen langsung maupun bakteri aerob
yang  membutuhkan oksigen secara langsung. Bakteri tersebut tumbuh dan melekat
pada media yang digunakan yaitu media karet dari ban bekas yang ditata menyerupai
sarang tawon dengan jarak antara elemen 1cm X 1cm.  Dipilihnya model sarang
tawon karena diantara pengolahan biologis sistim perekatan media sarang tawon
memiliki luas permukaan yang terluas dibandingkan model yang lainnya luas
permukaan dapat mencapai 240 m2/m3. Pengolahan biofilter tergantung debit dan
waktu tinggal serta sangat dipengaruhi oleh pH dan suhu, sehingga selama proses
harus dikontrol.
Pengolahan limbah cair pada rumah sakit menggunakan sistem pengolahan biologis
yaitu proses biofilter dengan menggunakan bahan karet dari ban bekas sebagai media
merekatan biofilm. Sistem penolahan ini menggunakan multi kompartemen,
kompartemen pertama berfungsi sebagai bak pengendap awal untuk menghilangkan
padatan termasuk pasir dan zat yang mengapung seperti lemak dan buih, untuk
meningkatkan ferforma media anaerob agar tidak terjadi clogging, tidak hanya
berfungsi sebagai bak pengendap saja akan tetapi pengendapan awal dapat
menurunkan kadar BOD, COD, TSS hingga 25% (Said).

Kompartemen kedua sebagai bak anaerob, yang didalamnya ada media sarang tawon
aliran air limbah up-flow diatur sedimikian mungkin agar kondisi aliran konstan
dan waktu kontak air limbah dengan biofilm sesuai dengan waktu tinggal yang dipilih
sebelum masuk ke kompatrmen ke tiga.
Kompartemen ketiga merupakan proses aerob, aerasi diberikan dengan air pump
dengan 30 Hz dengan kecepatan 10-30 l/menit, aerasi dengan sistem aerasi
menyeluruh agar kontak oksigen dengan air limbah lebih baik kelemahan cara ini
dapat menyebabkan lepasnya rekatan biofilm pada media, sehingga dalam percobaan
ini pada bagian bawah dibatasi dengan partisi berpori agar aliran udara tidak kontak
langsung dengan media. Pengolahan aerobik akan menghasilkan banyak lumpur
sehingga dalam sarana pengolahan dilengkapi dengan kompartemen keempat sebagai
bak pengendapan akhir. Waktu tinggal (T) dipilih 3 jam, 6 jam, dan 9 jam dengan
volume reaktor yang tetap maka debit pengaliran (flow rate) yang diatur

Anda mungkin juga menyukai