Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Infeksi masih merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di negara

berkembang seperti Indonesia. Salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dari genus Flavivirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

yang sudah terinfeksi virus dengue. Penyakit yang paling banyak ditemukan

adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama di daerah tropis dan subtropis.

Menurut World Health Organization (WHO) DBD menyerang lebih dari 100 juta

penduduk tiap tahunnya, termasuk 500.000 kasus DBD dan 30.000 kematian

terutama pada anak-anak dan menjadi endemik di 100 negara termasuk Asia. 1

Pada tahun 2015 Kementrian kesehatan Republik Indonesia mencatat

126.675 penderita DBD di 34 Provinsi di Indonesia dengan jumlah kematian

sebanyak 1.229 kasus.2 Di Provinsi Riau sendiri pada tahun 2015 terdapat 3.261

orang menderita DBD dengan jumlah kematian sebanyak 20 orang.3 Banyaknya

kasus DBD yang terjadi di Indonesia membuat pemerintah melakukan tindakan

pengendalian terhadap DBD dengan gerakan 3M plus.1 Gerakan 3M Plus terdiri

dari menguras, menutup dan menerapkan 3R (reduce, reuse dan recycle) serta

ditambah menghindari gigitan nyamuk. Hal ini bertujuan untuk mengajak seluruh

masyarakat Indonesia agar mencegah munculnya perindukan nyamuk Aedes

aegypti di lingkungan tempat tinggal mereka dengan cara membasmi setiap jentik

dan mencegah adanya genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan

nyamuk Aedes aegypti di dalam maupun diluar ruangan. Untuk mensukseskan

1
2

kegiatan ini diperlukan peran serta masyarakat dalam pembentukan kader

Jumantik (juru pemantau jentik). Peran serta kader sangat menentukan

keberhasilan dari program Jumantik.1

Salah satu kendala utama program dari pencegahan dan penanggulangan

DBD adalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemberantasan

sarang nyamuk (PSN). Keberhasilan dari kegiatan tersebut dapat diukur dengan

meningkatnya angka bebas jentik (ABJ) yang diperoleh dari pemeriksaan jentik

secara berkala (PJB).4 Oleh karena itu, diperlukan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

Secara umum kader Jumantik bertugas melakukan pengawasan serta penyuluhan

kepada masyarakat agar melakukan PSN dan 3M Plus. Jika pengendalian ini

berjalan dengan baik, hal itu akan menurunkan angka kejadian DBD di

Indonesia.5

Berdasarkan penelitian dokter muda sebelumnya di RW 08 Kelurahan Air

Putih Kecamatan Tampan, didapatkan bahwa DBD merupakan masalah

lingkungan yang menjadi prioritas dan untuk mengatasi masalah tersebut telah

dilakukan pembentukan dan pelatihan pada kader Jumantik. Pembentukan kader

Jumantik yang terdiri dari supervisor dan koordinator di RW 08 Kelurahan Air

Putih Kecamatan Tampan telah terlaksana pada tanggal 25 Februari 2017 yang

ditetapkan oleh Puskesmas Simpang Baru melalui SK Lurah Air Putih dengan

nomor: 67/KPTS/KSB/I/2017.6 Pada tanggal 26 April 2017 telah dilakukan

penyuluhan oleh Dokter Muda sebelumnya mengenai Bahaya DBD dan peran

Jumantik dalam pemberantasan DBD kepada kader dan warga RW 08, namun

kegiatan ini belum memberikan dampak terhadap warga RW 08 dan kader dalam

melaksanakan gerakan Jumantik. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk


3

melakukan pelatihan kepada kader mengenai sosialisasi gerakan satu rumah

Jumantik, pengisian kartu Jumantik dan cara rekapitulasi data oleh supervisor dan

kader untuk membuat laporan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Dokter Muda terhadap

ketua RW 08, supervisor dan kader Jumantik pada tanggal 20 Juni 2017

didapatkan bahwa proyek 1 Rumah 1 Jumantik di RW 08 belum berjalan karena

para kader menyatakan bahwa masyarakat belum mengerti peran Jumantik dalam

upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08. Berdasarkan hasil

wawancara kepada beberapa warga RW 08, mereka belum mengerti tentang

proyek 1 Rumah 1 Jumantik. Oleh karena itu, maka penulis akan mengadakan

pelatihan kepada kader Jumantik tentang optimalisasi pelaksanaan Gerakan 1

Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08

Kelurahan Air Putih KecamatanTampan.

1.2 Tujuan kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan

khusus, antara lain:

1.2.1 Tujuan umum

Optimalisasi kinerja kader dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam

pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan

Tampan.

1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari makalah ini antara lain:


4

a. Mengidentifikasi penyebab belum optimalnya pelaksanaan Gerakan 1

Rumah 1 Jumantik dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di

RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

b. Menentukan prioritas masalah penyebab belum optimalnya kinerja kader

dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam upaya

pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

c. Menganalisis penyebab masalah belum optimalnya kinerja kader dalam

pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam upaya pencegahan dan

penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan

Kota Pekanbaru.

d. Menyusun rencana alternatif pemecahan masalah (plan of action) untuk

mengoptimalkan kinerja kader dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08

Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

e. Mengadakan pelatihan kepada Supervisor dan koordinator Jumantik di

RW 08 Kelurahan Air putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.

f. Melakukan pendampingan supervisor dan koordinator Jumantik di RW 08

Kelurahan Air putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.

g. Merancang buku petunjuk teknis Jumantik dan seragam Jumantik untuk

supervisor dan kordinator koordinator Jumantik di RW 08 Kelurahan Air

putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.


5

h. Melakukan revisi terhadap media informasi berupa flip book untuk

supervisor dan kordinator koordinator Jumantik di RW 08 Kelurahan Air

putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.

i. Melakukan revisi terhadap kartu Jumantik yang akan dibagikan keseluruh

rumah di RW 08 Kelurahan Air putih Kecamatan Tampan kota

Pekanbaru.

j. Melakukan evaluasi terhadap optimalisasi kinerja kader dalam

pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan

penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan

Kota Pekanbaru.

k. Menentukan action terhadap optimalisasi kinerja kader dalam pelaksanaan

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan

DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

1.3 Manfaat kegiatan

a. Warga

Dengan optimalisasi tingakt keberhasilan kader dalam pelaksanaan

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diharapkan warga dapat meningkatkan

upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air

Putih Kecamatan Tampan.

b. Supervisor dan Koordinator Jumantik

Membantu supervisor dan koordinator Jumantik dalam mengoptimalkan

pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan

penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan.

c. Dokter Muda
6

Menambah pengalaman dan wawasan bagi penulis mengenai optimalisasi

kinerja kader dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik sebagai

upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air

Putih Kecamatan Tampan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Juru pemantau jentik (Jumantik)

2.1.1 Pengertian

Kader Jumantik merupakan petugas khusus yang berasal dari lingkungan

sekitar yang secara sukarela bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan

jentik nyamuk aedes aegypti di wilayah tempat tinggal. Kader Jumantik

merupakan orang yang berasal dari masyarakat, yang diberikan pelatihan untuk

melaksanakan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus-menerus serta

menggerakan masyarakat dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk

DBD. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik adalah peran serta dan pemberdayaan

masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan

dan pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit menular

khususnya DBD melalui pembudayaan PSN 3M Plus.8,9

Koordinator Jumantik adalah satu atau lebih Jumantik/kader yang ditunjuk

oleh Ketua RT untuk melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan

Jumantik rumah dan Jumantik lingkungan (crosscheck). Supervisor Jumantik

adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD atau orang yang ditunjuk oleh

Ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan pengolahan data dan

pemantauan pelaksanaan Jumantik di lingkungan RT.8,9

2.1.2 Tujuan pembentukan kader Jumantik

Tujuan dari pembentukan Jumantik untuk menggerakkan peran serta

masyarakat dalam usaha pemberantasan penyakit DBD, terutama dalam

7
8

pemberantasan jentik nyamuk penularnya sehingga penularan penyakit demam

berdarah dengue di tingkat desa, dapat dicegah atau dibatasi.10

Peran kader kesehatan dalam menanggulangi DBD adalah:10

a. Sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum.

b. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.

c. Mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala desa atau Puskesmas secara

rutin minimal setiap minggu dan bulanan.

d. Mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada RW/Kepala Dusun

atau Puskesmas.

2.1.3. Struktur kader Jumantik8

Pembentukan Kader Jumantik dalam kegiatan Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik yang berasal dari masyarakat terdiri dari Jumantik Rumah/Lingkungan,

Koordinator. Jumantik dan Supervisor Jumantik. Pembentukan dan pengawasan

kinerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh pemerintah Kabupaten/Kota.

1. Tata Kerja dan Koordinasi

Tata kerja/koordinasi Jumantik di lapangan adalah sebagai berikut:

a. Tata kerja Jumantik mengacu pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis

pemberantasan sarang nyamuk penular DBD .

b. Koordinator dan Supervisor Jumantik dapat berperan dalam kegiatan

pencegahan dan penanggulangan penyakit lainnya sesuai dengan kebutuhan

dan prioritas masalah/penyakit yang ada di wilayah kerjanya :

1. Koordinator Jumantik
9

a. Melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada

masyarakat. Satu Koordinator Jumantik bertanggungjawab membina

20 hingga 25 orang Jumantik rumah/lingkungan.

b. Menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan PSN 3M Plus di

lingkungan tempat tinggalnya.

c. Membuat rencana/jadwal kunjungan ke seluruh bangunan baik rumah

maupun TTU/TTI di wilayah kerjanya.

d. Melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah/ tempat tinggal, TTU

dan TTI setiap 2 minggu.

e. Melakukan pemantauan jentik di rumah dan bangunan yang tidak

berpenghuni seminggu sekali.

f. Membuat catatan/rekapitulasi hasil pemantauan jentik rumah, TTU dan

TTI sebulan sekali.

g. Melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Supervisor Jumantik

sebulan sekali.

2. Supervisor Jumantik11

a. Memeriksa dan mengarahkan rencana kerja Koordinator Jumantik

b. Memberikan bimbingan teknis kepada Koordinator Jumantik.

c. Melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan kegiatan

pemantauan jentik dan PSN 3M Plus kepada Koordinator

Jumantik.

3. Melakukan pengolahan data pemantauan jentik menjadi data Angka Bebas

Jentik (ABJ).

4. Melaporkan ABJ ke puskesmas setiap bulan sekali.


10

2.1.4 Pemeriksaan jentik

Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut: 11

1. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan

nyamuk Aedes aegypti diperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui

ada tidaknya jentik.

2. Jika memeriksa tempat penampungan air yang berukuran besar seperti bak

mandi, tempayan, drum dan bak penampungan air lainnya, jika pandangan

pertama tidak menemukan jentik maka harus ditunggu selama -1 menit

untuk memastikan bahwa benar jentik tidak ada.

3. Jika memeriksa tempat penampungan air yang berukuran kecil seperti vas

bunga, pot tanaman dan botol yang airnya keruh, maka airnya perlu

dipindahkan ke tempat lain.

4. Ketika memeriksa jentik di tempat yang agak gelap atau airnya keruh, maka

digunakan senter.

2.1.5 Menghitung kepadatan jentik nyamuk

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik nyamuk Aedes

aegypti adalah: 11,12

a. Angka Bebas Jentik (ABJ)

Jumlah rumah yg tidak ditemukan jentik x 100 %

Jumlah rumah yang diperiksa

b. House Index (HI)

Jumlah rumah positif jentik x 100 %

Jumlah rumah yg diperiksa


11

c. Container Index (CI)

Jumlah kontainer yang positif jentik x 100 %

Kontainer yang diperiksa

d. Breteau Index (BI)

Jumlah container yang positif jentik x 100%

100 rumah yang diperiksa

2.2 Demam berdarah dengue

2.2.1 Definisi

Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus dengue sampai sekarang

dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, Dengue-4) termasuk dalam

kelompok Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Keempat serotipe virus ini telah

ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia

menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan

merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2,

Dengue-1 dan Dengue-4.8

2.2.2 Pengendalian DBD

Pencegahan yang efektif seharusnya dilaksanakan secara integral

bersama-sama antara masyarakat, pemerintah dan petugas kesehatan. Hingga saat

ini pemberantasan Upaya pemberantasan meliputi: 8,9

a. Pencegahan dengan cara menguras, menutup, dan mendaur ulang atau dikenal

dengan gerakan 3 M, yaitu:

1. Menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya

seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya.


12

2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.

3. Mendaur ulang barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan.

b. Pemberantasan vektor/nyamuk, penyemprotan/fogging fokus pada lokasi yang

ditemui kasus

c. Kunjungan ke rumah-rumah untuk pemantauan jentik dan abatisasi

d. Penyuluhan dan kerja bakti melakukan 3 M.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga mencanangkan 3M plus

dalam kegiatan PSN DBD yaitu 3M ditambah dengan: 8,9

a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat

lainnya yang sejenis seminggu sekali.

b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.

c. Menutup lubang-lubang atau potongan bambu/pohon dengan tanah atau

yang lain.

d. Menaburkan bubuk larvasida misalnya di tempat-tempat yang sulit

dikuras.

e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampungan air.

f. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.

g. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.

h. Menggunakan kelambu.

i. Memakai obat nyamuk yang dapat mencegah dari gigitan nyamuk.

2.3 Optimalisasi kinerja kader Jumantik

2.3.1 Faktor yang mempengaruhi kinerja kader Jumantik13

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Adapun

faktor yang mepengaruhi kinerja kader jumatik adalah :


13

1. Umur

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa umur akan mempengaruhi

kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang.

Seseorang yang lebih tua akan mempunyai kedewasaan teknis, ulet, dan

bertanggung jawab besar.13,14

2. Komitmen

Perempuan sebagai kelompok yang cendrung memiliki komitmen terhadap

organisasi dan dengan banyak rintangan yang dihadapi dalam mencapai

posisi, menjadikan organisasi lebih penting bagi mereka. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa komitmen organisasi

perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Penelitian lain menyimpulkan

bahwa komitmen organisasi berhubungan dengan kualitas kerja.15

3. Pendidikan

Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang baik

akan membuat orang mudah menerima informasi sehingga akan

meningkatkan pengetahuannya. Pengetahuan akan merpermudah terjadinya

perilaku.15 Teori tersebut didukung oleh penelitan bahwa dengan pendidikan

yang sebagian besar SMA dan tergolong dalam pendidikan yang cukup

tersebut kader Jumantik akan mudah menerima informasi dengan baik,

sehingga meningkatkan pengetahuannya dan dengan pengetahuan yang baik

pula akan berdampak baik juga pada kinerja sebagai juru pemantau jentik.

Kriteria untuk menjadi Jumantik menurut Kemenkes RI adalah pendidikan

minimal SMA atau sederajat, berasal dari desa/kelurahan yang

bersangkutan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, mampu melaksanakan


14

tugas dan bertanggunjawab, mampu menjadi motivator bagi masyarakat di

tempat tinggalnya, mampu bekerjasama dengan petugas Pustu/Puskesmas

dan masyarakat.15

4. Perilaku

Perilaku dapat terjadi diawali dengan pengalaman-pengalaman seseorang

serta faktor- faktor di luar orang tersebut (lingkungan), diketahui,

dipersepsikan dan diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk

bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang berupa

perilaku. Pengalaman pribadi dari kader Jumantik yang kurang baik yang

didapat oleh kader kemudian dari pengalaman tersebut dipersepsikan kurang

baik sehingga menimbulkan motivasi dan sikap negatif para kader dalam

pemberantasan DBD.

5. Pemberian penghargaan

Pemberian penghargaan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan apa

yang diinginkan rumah sakit dalam jangka panjang untuk mengembangkan

dan menerapkan kebijakan, praktik dan proses. Penghargaan diartikan

sebagai suatu stimulus terhadap perbaikan kinerja kader dalam memberikan

informasi tentang Jumantik kepada warga. Pemberian dana rutin dari pihak

swasta merupakan penghargaan bagi para kader terhadap tugas yang di

jalankan selama ini, penghargaan tersebut menjadi stimulus yang baik bagi

para kader sehingga dapat berdampak baik pula pada kinerjanya.16

2.3.2 Upaya meningkatkan kinerja kader Jumantik16,17

Kinerja kader Jumantik dalam penanggulangan DBD dapat diukur dari nilai

ABJ yang diharapkan memenuhi target nasional yaitu lebih dari 95%. Kinerja
15

kader Jumantik dapat ditingkatkan dengan beberapa cara, salah satunya dengan

pelatihan. Pelatihan adalah fasilitas yang diberikan suatu organisasi untuk

mempelajari pekerjaan yang berhubungan dengan pengetahuan, keahlian serta

perilaku peserta pelatihan yang telah direncanakan oleh suatu organisasi

sebelumnya. Tidak semua orang dapat mengikuti suatu pelatihan karena

memerlukan persyaratan tertentu sehingga hanya peserta yang tenaganya

dibutuhkan suatu organisasi yang perlu mendapatkan pelatihan. Tujuan dari

pelatihan yang berhubungan dengan Program PSN yang diberikan kepada

Jumantik adalah untuk menyeragamkan semaksimal mungkin kemampuan dan

pola pikir dalam melaksanakan Program PSN.13,14

Kader Jumantik seharusnya mendapat pembekalan pengetahuan dan

keterampilan agar mereka mampu secara mandiri melakukan tugasnya dengan

baik. Beberapa studi menyebutkan bahwa partisipasi kader di masyarakat

dipengaruhi oleh motivasi, pengetahuan dan keterampilan teknis, keterampilan

sosial, kemampuan perencanaan dan problem solving (kemampuan manajerial

Menurut studi di Kota Denpasar, Jumantik sebaiknya memiliki :

1. Rencana kerja

2. Penentuan jadwal pemeriksaan di lapangan

3. dan penentuan target sasaran rumah yang diperiksa agar kegiatan

pemantauan jentik dapat terlaksana maksimal.16

Prinsip pemberdayaan kesehatan pada dasarnya mendorong masyarakat

untuk meningkatkan kemandirian dalam bertindak dan menentukan keputusan

yang berpengaruh terhadap kesehatannya. Keterlibatan masyarakat dalam


16

pemecahan masalah kesehatan setempat masih terbatas, terutama pada tahap

perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi kegiatan.16,17

Menurut peneliti dana insentif atau imbalan jasa sebagai apresiasi terhadap

kader dapat berpengaruh terhadap kinerja. Semakin baik dana insentif yang

diperoleh maka kinerja akan semakin baik pula karena dana insentif merupakan

tujuan utama yang memotivasi seorang untuk menerima pekerjaan dan

memperlihatkan kinerja yang baik. Dana insentif yang dimaksud dalam penelitian

ini bukan hanya imbalan jasa saja melainkan dana insentif seperti kemudahan

dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas maupun kemudahan

dalam kepengurusan administrasi di kantor kelurahan. Berdasarkan penelitian

lain, menyatakan bahwa dana insentif erat kaitannya dengan prestasi kerja seorang

karyawan. Dana insentif merupakan salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi motivasi seseorang, seperti jenis dan sifat pekerjaan, kelompok

kerja dimana seseorang bergabung dalam organisasi tempat kerja dan situasi

lingkungan pada umumnya.17


BAB III
OPTIMALISASI KINERJA KADER GERAKAN 1 RUMAH 1
JUMANTIK DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
DBD DI RW 08 KELURAHAN AIR PUTIH KECAMATAN TAMPAN

Metode yang digunakan dalam proyek optimalisasi kinerja kader Gerakan

1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08

Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan adalah Plan, Do, Check dan Action

(PDCA) cycle. PDCA cycle didasari atas masalah yang akan dihadapi ke arah

penyelesaian masalah.

3.1 Plan

Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2017 26 Juli 2017

kegiatan sebagai berikut:

3.1.1 Identifikasi masalah

Proses identifikasi masalah diperoleh melalui:

a. Wawancara dengan Ibu RW 08 dan supervisor Jumantik yang dilakukan

oleh dokter muda IKM-KK pada tanggal 20 Juni 2017

b. Observasi yang dilakukan di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan

Tampan pada tanggal 20 Juni 2017

Penentuan masalah belum optimalnya kinerja kader 1 Rumah 1 Jumantik

dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih

Kecamatan Tampan, seperti yang ditampilkan pada tabel 3.1 berikut:

17
18

Tabel 3.1 Identifikasi masalah

Aspek yang Dinilai Masalah Evidence Based


Upaya pencegahan dan Belum optimalnya kinerja Dari observasi dan wawancara
penanggulangan DBD kader dalam memberikan dengan supervisor Jumantik,
di RW 08 Kelurahan informasi pelaksanaan diketahui bahwa perlunya
Air Putih Kecamatan Gerakan 1 Rumah 1 pelatihan kepada kader
Tampan. Jumantik dalam pencegahan tentang pentingnya Gerakan 1
dan penanggulangan DBD Rumah 1 Jumantik dalam
di RW 08 Kelurahan Air pencegahan dan
Putih Kecamatan Tampan penanggulangan DBD di RW
08 Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan karena
kurangnya kinerja kader dalam
memberikan informasi kepada
masyarakat tentang Jumantik
dalam pencegahan dan
penanggulangan DBD di RW
08 Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan

Belum optimalnya Dari observasi dan wawancara


pelaksanaan Gerakan 1 dengan supervisor Jumantik,
Rumah 1 Jumantik dalam diketahui bahwa pelaksanaan
pencegahan dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik
penanggulangan DBD di dalam pencegahan dan
RW 08 Kelurahan Air Putih penanggulangan DBD di RW
Kecamatan Tampan 08 Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan belum
terlaksana karena kurangnya
kinerja kader dalam
memberikan informasi kepada
masyarakat tentang Jumantik
dalam pencegahan dan
penanggulangan DBD di RW
08 Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan

3.1.2 Penentuan prioritas masalah


Prioritas masalah ditentukan berdasarkan sistem seleksi yang
menggunakan dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan, solusi,
kemampuan anggota mengubah dan biaya) dan skor (nilai 1, 2 dan 3) yaitu:

1. Urgensi atau kepentingan


nilai 1 tidak penting
19

nilai 2 penting
nilai 3 sangat penting
2. Solusi
nilai 1 tidak mudah
nilai 2 mudah
nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan mengubah
nilai 1 tidak mudah
nilai 2 mudah
nilai 3 sangat mudah
4. Biaya
nilai 1 tinggi
nilai 2 sedang
nilai 3 rendah
Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan penulis. Total skor
dari masing-masing kriteria merupakan penentu prioritas masalah yaitu masalah
dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas masalah
untuk dicari penyelesaian masalahnya. Penentuan prioritas masalah dibuat ke
dalam Tabel 3.2 penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Penentuan prioritas masalah

Kriteria Masalah
No Masalah Kemampuan Total Rank
Urgensi Solusi Biaya
mengubah
1. Belum optimalnya
kinerja kader
dalam memberikan
informasi
pelaksanaan
Gerakan 1 Rumah 3 2 1 2 12 I
1 Jumantik dalam
pencegahan dan
penanggulangan
DBD di RW 08
Kelurahan Air
Putih Kecamatan
Tampan
20

Kriteria Masalah
No Masalah Kemampuan Total Rank
Urgensi Solusi Biaya
mengubah
2. Belum optimalnya
pelaksanaan
Gerakan 1 Rumah
1 Jumantik dalam
pencegahan dan
2 2 1 2 8 II
penanggulangan
DBD di RW 08
Kelurahan Air
Putih Kecamatan
Tampan

Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah disimpulkan bahwa yang

menjadi prioritas masalah yaitu perlunya sosialisasi kepada kader sebagai

pelaksana Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan

DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

3.1.2 Analisis penyebab masalah

Setelah dilakukan identifikasi masalah, analisis penyebab masalah dari

berbagai aspek yaitu man, method, money dan material yang diperoleh melalui

wawancara dan observasi dengan Ibu RW 08 dan supervisor Jumantik di RW 08

Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan. Adapun analisis penyebab masalah

dijelaskan pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.3 Analisis penyebab masalah

Masalah Penyebab Masalah Evidence Based


Belum optimalnya a. Man
kinerja kader dalam Kurangnya pengetahuan dan Berdasarkan observasi langsung dan
memberikan pengalaman dari supervisor wawancara terhadap supervisor dan
informasi dan koordinator untuk koordinator pada tanggal 20 Juni
pelaksanaan Gerakan melakukan sosialisasi Gerakan 2017, kader kurang memahami materi
1 Rumah 1 Jumantik 1 Rumah 1 Jumantik ke tentang DBD dan perannya sebagai
dalam pencegahan rumah-rumah dalam kader Jumantik sehingga masyarakat
dan penanggulangan pencegahan dan kurang percaya terhadap apa yang
DBD di RW 08 penanggulangan DBD di RW disampaikan kader tentang Gerakan 1
Kelurahan Air Putih 08 Kelurahan Air Putih Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan
Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan. dan penanggulangan DBD.
21

Masalah Penyebab Masalah Evidence Based


b. Method
Kurang efektifnya cara Berdasarkan observasi langsung dan
penyampaian informasi wawancara terhadap supervisor dan
tentang cara pemeriksaan koordinator pada tanggal 20 Juni
jentik dan pengisian kartu 2017, didapatkan bahwa setelah
Jumantik dalam pencegahan dilakukan sosialisasi ke rumah-
dan penanggulangan DBD di rumah, warga masih belum
RW 08 Kelurahan Air Putih memahami cara pemeriksaan jentik
Kecamatan Tampan. dan pengisian kartu Jumantik.

c. Material
Kurangnya media informasi Dari hasil observasi langsung dan
dan apresiasi terhadap kader wawancara terhadap supervisor dan
Jumantik seperti buku panduan kader pada tanggal 20 Juni 2017,
dan seragam untuk didapatkan belum adanya media
mensosialisasikan Gerakan 1 informasi berupa buku panduan untuk
Rumah 1 Jumantik dalam mensosialisasikan mengenai Gerakan
pencegahan dan 1 Rumah 1 Jumantik.
penanggulangan DBD di RW
08 Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan.

Belum sempurnanya konten Tidak adanya contoh gambar jentik


flip book yang digunakan nyamuk Aedes dan manfaat
kader untuk sosialisasi pemeriksaan jentik sehingga kader
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. merasa kesulitan untuk menjelaskan
kepada warga.

Belum sempurnanya konten Tidak adanya kolom yang


yang dinilai dalam kartu menunjukkan jumlah kontainer yang
Jumantik. diperiksa sehingga kader kesulitan
dalam menghitung Container Indeks
(CI).

a. Money
Tidak tersedia swadana yang Berdasarkan observasi langsung dan
bisa digunakan sebagai insentif wawancara terhadap supervisor dan
kader sehingga motivasi kader kader pada tanggal 20 Juni 2017,
untuk sosialisasi ke rumah didapatkan bahwa dalam
warga tentang Gerakan 1 mensosialisasikan Gerakan 1 Rumah
Rumah 1 Jumantik dalam 1 Jumantik ke rumah warga dilakukan
pencegahan dan secara sukarela sehingga kader tidak
penanggulangan DBD di RW merasa memiliki tanggung jawab
08 Kelurahan Air Putih penuh.
Kecamatan Tampan tidak
berjalan dengan baik.
3.1.3 Analisis Tulang Ikan (Fishbone Analysis Ishikawa)

Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fish bone Ishikawa pada Gambar 3.1.

Tidak tersedia swadana yang bisa digunakan Kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari
sebagai insentif kader sehingga motivasi kader supervisor dan koordinator untuk melakukan
untuk sosialisasi ke rumah warga tentang sosialisasiGerakan 1 Rumah 1 Jumantik ke rumah-
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan rumah dalam pencegahan dan penanggulangan DBD
dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan.
Air Putih Kecamatan Tampan tidak berjalan
dengan baik.

Money Man
Belum optimalnya kinerja kader
dalam memberikan informasi
pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik dalam pencegahan dan
penanggulangan DBD di RW 08
Method Kelurahan Air Putih Kecamatan
Material
Tampan.

Kurangnya media informasi dan apresiasi terhadap kader Jumantik Kurang efektifnya cara penyampaian informasi
seperti buku panduan dan seragam untuk mensosialisasikan Gerakan
1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di tentang cara pemeriksaan jentik dan pengisian
RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan. kartu Jumantik dalam pencegahan dan
Belum sempurnanya konten dari flip book yang digunakan kader penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air
untuk sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Putih Kecamatan Tampan.
Belum sempurnanya konten yang dinilai dalam kartu Jumantik.

Gambar 3.1 Fish bone Ishikawa

22
3.1.5 Alternatif pemecahan masalah
Setelah melakukan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat
pada Tabel 3.4 alternatif pemecahan masalah dan plan of action berikut:

Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah

NO Masalah Penyebab masalah Alternatif Tujuan Sasaran Pelaksana Tanggal Kriteria


pemecahan masalah Pelaksanaan keberhasilan
1 Belum optimalnya Man Jangka pendek:
kinerja kader dalam Kurangnya Melakukan pelatihan Meningkatkan Supervisor Dokter 25 Juli 2017 Kader menjadi tahu
memberikan pengetahuan dan terhadap kader pengetahuan dan Muda tentang pentingnya
informasi pengalaman dari tentang cara supervisor dan koordinator IKM-KK
peran supervisor dan
pelaksanaan supervisor dan mensosialisasikan koordinator Jumantik FKUR
Gerakan 1 Rumah 1 koordinator untuk kepada masyarakat Jumantik terhadap RW 08 koordinator dalam
Jumantik dalam melakukan sosialisasi tentang program 1 peran kader Kelurahan pelaksanaan gerakan
pencegahan dan Gerakan 1 Rumah 1 Rumah 1 Jumantik Jumantik dalam Air Putih 1 Rumah 1 Jumantik
penanggulangan Jumantik ke rumah- disetiap rumah pelaksanaan Kecamatan ke rumah-rumah
DBD di RW 08 rumah dalam tangga RW 08 gerakan 1 Rumah Tampan. dalam pencegahan
Kelurahan Air Putih pencegahan dan kelurahan Air Putih 1 Jumantik ke dan penanggulangan
Kecamatan Tampan. penanggulangan Kecamatan Tampan rumah-rumah
DBD
DBD di RW 08 Kota Pekanbaru. dalam pencegahan
Kelurahan Air Putih dan Jangka panjang:
Kecamatan Tampan. penanggulangan Supervisor dan
DBD di RW 08. koordinator Jumantik
mampu melakukan
Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik ke rumah-
rumah secara
mandiri.

23
Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah

N Masalah Penyebab masalah Alternatif Tujuan Sasaran Pelaksana Tanggal Kriteria


O pemecahan masalah Pelaksanaan keberhasilan
1 Belum optimalnya Man Jangka pendek:
kinerja kader dalam Kurangnya Melakukan Menambah Supervisor Dokter 25-26 Juli 2017 Kader menjadi tahu
memberikan pengetahuan dan pendampingan pengalaman dan Muda tentang pentingnya
informasi pengalaman dari supervisor dan supervisor dan koordinator IKM-KK
peran supervisor dan
pelaksanaan Gerakan supervisor dan koordinator Jumantik koordinator Jumantik FKUR
1 Rumah 1 Jumantik koordinator untuk di RW 08 Kelurahan Jumantik terhadap RW 08 koordinator dalam
dalam pencegahan melakukan sosialisasi Air putih Kecamatan peran kader Kelurahan pelaksanaan gerakan
dan penanggulangan Gerakan 1 Rumah 1 Tampan kota Jumantik dalam Air Putih 1 Rumah 1 Jumantik
DBD di RW 08 Jumantik ke rumah- Pekanbaru pelaksanaan Kecamatan ke rumah-rumah
Kelurahan Air Putih rumah dalam gerakan 1 Rumah Tampan. dalam pencegahan
Kecamatan Tampan. pencegahan dan 1 Jumantik ke dan penanggulangan
penanggulangan rumah-rumah
DBD
DBD di RW 08 dalam pencegahan
Kelurahan Air Putih dan Jangka panjang:
Kecamatan Tampan. penanggulangan Supervisor dan
DBD di RW 08. koordinator Jumantik
mampu melakukan
Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik ke rumah-
rumah secara
mandiri.

24
Lanjutan Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah

N Masalah Penyebab masalah Alternatif Tujuan Sasaran Pelaksana Tanggal Kriteria


O pemecahan masalah Pelaksanaan keberhasilan
1 Belum optimalnya Method
kinerja kader dalam Kurang efektifnya Merekomendasikan Supervisor dan Supervisor Dokter Belum Jangka pendek:
memberikan cara penyampaian kepada kader untuk koordinator dan Muda terlaksana Surat rekomendasi
informasi informasi tentang melakukan sosialisasi Jumantik paham koordinator IKM-KK
telah diterima oleh
pelaksanaan Gerakan cara pemeriksaan secara berkala dan dapat Jumantik RW FKUR
1 Rumah 1 Jumantik jentik dan pengisian kepada masyarakat melakukukan 08 Kelurahan supervisor Jumantik.
dalam pencegahan kartu Jumantik dalam RW 08 Kelurahan sosialisasi ke Air Putih Jangka panjang:
dan penanggulangan pencegahan dan Air Putih Kecamatan rumah warga Kecamatan Supervisor dan
DBD di RW 08 penanggulangan Tampan Kota mengenai Tampan. koordinator Jumantik
Kelurahan Air Putih DBD di RW 08 Pekanbaru. pemeriksaan jentik dapat melaksanakan
Kecamatan Tampan Kelurahan Air Putih dan pengisian kegiatan sosialisasi
Kecamatan Tampan. kartu Jumantik.
ke rumah warga RW
08 secara berkala.

25
Lanjutan Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah

N Masalah Penyebab masalah Alternatif Tujuan Sasaran Pelaksana Tanggal Kriteria


O pemecahan masalah Pelaksanaan keberhasilan
1 Belum optimalnya Material
kinerja kader dalam Kurangnya media Merancang dan Memudahkan Supervisor Dokter 25-26 Juli Jangka pendek:
memberikan informasi dan memberikan buku kader dalam dan Muda 2017 Buku panduan,
informasi apresiasi terhadap panduan teknis penyampaian koordinator IKM-KK seragam, flip book
pelaksanaan Gerakan kader Jumantik mengenai petunjuk informasi kepada Jumantik RW FKUR
dan kartu Jumantik
1 Rumah 1 Jumantik seperti buku panduan pemberantasan warga tentang 08 Kelurahan
dalam pencegahan dan seragam untuk sarang nyamuk DBD Gerakan 1 Rumah Air Putih telah diterima oleh
dan penanggulangan mensosialisasikan oleh Jumantik dan 1 Jumantik dalam Kecamatan kader Jumantik.
DBD di RW 08 Gerakan 1 Rumah 1 seragam kepada pencegahan dan Tampan. Jangka panjang:
Kelurahan Air Putih Jumantik dalam kader Jumantik. penanggulangan Kader Jumantik
Kecamatan Tampan. pencegahan dan DBD dan dapat menggunakan
penanggulangan memberikan buku panduan,
DBD di RW 08 apresiasi kepada
seragam, flip book
Kelurahan Air Putih kader Jumantik.
Kecamatan Tampan. dan kartu Jumantik
dalam kegiatan
Belum sempurnanya Melakukan revisi selanjutnya.
konten flip book yang terhadap media
digunakan kader informasi berupa flip
untuk sosialisasi book berupa
Gerakan 1 Rumah 1 penambahan manfaat
Jumantik. gerakan Jumantik,
cara pemeriksaan dan
gambar jentik Aedes
untuk supervisor dan
koordinator Jumantik
di RW 08 Kelurahan

26
N Masalah Penyebab masalah Alternatif Tujuan Sasaran Pelaksana Tanggal Kriteria
O pemecahan masalah Pelaksanaan keberhasilan
Air putih Kecamatan
Tampan kota
Pekanbaru.

Kurang lengkapnya Melakukan revisi


konten yang dinilai terhadap kartu
dalam kartu Jumantik Jumantik berupa
penambahan kolom
jumlah kontainer
yang diperiksa yang
akan dibagikan
keseluruh rumah di
RW 08 Kelurahan
Air putih Kecamatan
Tampan kota
Pekanbaru.

27
Lanjutan Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah

N Masalah Penyebab masalah Alternatif Tujuan Sasaran Pelaksana Tanggal Kriteria


O pemecahan masalah Pelaksanaan keberhasilan
1 Belum optimalnya Money
kinerja kader dalam Tidak tersedia Merekomendasikan Meningkatkan Supervisor Dokter Belum Jangka pendek:
memberikan swadana yang bisa kepada Ketua RW motivasi kader dan Muda terlaksana Surat rekomendasi
informasi digunakan sebagai untuk mengadakan dalam sosialisasi koordinator IKM-KK
telah diterima oleh
pelaksanaan Gerakan insentif kader dana swadaya Gerakan 1 Rumah Jumantik RW FKUR
1 Rumah 1 Jumantik sehingga motivasi masyarakat, sebagai 1 Jumantik ke 08 Kelurahan ketua RW 08.
dalam pencegahan kader untuk dana insentif kader rumah warga. Air Putih Jangka panjang:
dan penanggulangan sosialisasi ke rumah Jumantik. Kecamatan Ketua RW dapat
DBD di RW 08 warga tentang Tampan. mempertimbangkan
Kelurahan Air Putih Gerakan 1 Rumah 1 untuk mengadakan
Kecamatan Tampan. Jumantik dalam dana swadaya
pencegahan dan
masyarakat, sebagai
penanggulangan
DBD di RW 08 dana insentif kader
Kelurahan Air Putih Jumantik.
Kecamatan Tampan
tidak berjalan dengan
baik.

28
29

3.1.6 Definisi operasional

Berikut ini definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan

dalam optimalisasi kinerja kader Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan

dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan

antara lain:

1. Melakukan pelatihan kepada supervisor dan koordinator tentang

pentingnya peran kader Jumantik akan meningkatkan kesadaran

supervisor dan koordinator Jumantik dalam pelaksanaan Gerakan 1

Rumah 1 Jumantik ke rumah-rumah dalam pencegahan dan

penanggulangan DBD RW 08.

2. Melakukan pendampingan terhadap supervisor dan koordinator Jumantik

di RW 08 Kelurahan Air putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru yang

diawali dengan memberikan contoh cara mensosialisasikan kegiatan

Jumantik di beberapa rumah oleh Dokter Muda. Setelah itu Dokter Muda

mendampingi dan memberikan evaluasi kepada kader Jumantik saat

melakukan sosialisasi.

3. Merekomendasikan kepada kader untuk melakukan sosialisasi secara

berkala kepada masyarakat RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan

Tampan Kota Pekanbaru.

4. Memberikan seragam dan buku panduan Jumantik sebagai bentuk

apresiasi terhadap supervisor dan koordinator Jumantik akan

meningkatkan motivasi dalam menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

di RW 08.
30

5. Melakukan revisi terhadap media informasi berupa flip book berupa

penambahan manfaat gerakan Jumantik, cara pemeriksaan dan gambar

jentik Aedes untuk supervisor dan koordinator Jumantik di RW 08

Kelurahan Air putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.

6. Melakukan revisi terhadap kartu Jumantik berupa penambahan kolom

jumlah kontainer yang diperiksa dan mencetak sebanyak 100 lembar

yang akan dibagikan keseluruh rumah di RW 08 Kelurahan Air putih

Kecamatan Tampan kota Pekanbaru.

7. Merekomendasikan kepada Ketua RW untuk mengadakan dana swadaya

masyarakat, sebagai dana insentif kader Jumantik.

3.2 Do
Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of

Action (PoA). Pelaksanaan kegiatan optimalisasi kinerja kader Gerakan 1 Rumah

1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan

Air Putih Kecamatan Tampan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Do dalam kegiatan optimalisasi kinerja kader Gerakan 1 Rumah 1


Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08 Kelurahan
Air Putih Kecamatan Tampan
N
Kegiatan Waktu Keterangan
o
1. Melakukan pelatihan 25 Juli 2017 Sudah sesuai dengan PoA
kepada supervisor dan
koordinator tentang
pentingnya peran
supervisor dan koordinator
31

N
Kegiatan Waktu Keterangan
o
2. Melakukan pendampingan 25-26 Juli 2017 Sudah sesuai dengan PoA
supervisor dan koordinator
Jumantik di RW 08
Kelurahan Air putih
Kecamatan Tampan kota
Pekanbaru

3. Merekomendasikan kepada Sudah sesuai dengan PoA


kader untuk melakukan
sosialisasi secara berkala
kepada masyarakat RW 08
Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru.

4. Memberikan seragam dan 25 Juli 2017 Sudah sesuai dengan PoA


buku panduan Jumantik
sebagai bentuk apresiasi
terhadap supervisor dan
koordinator Jumantik akan
meningkatkan motivasi
dalam menjalankan
Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik di RW 08.

5. Melakukan revisi terhadap 25-26 Juli 2017 Sudah sesuai dengan PoA
media informasi berupa flip
book berupa penambahan
manfaat gerakan Jumantik,
cara pemeriksaan dan
gambar jentik Aedes dan
diserahkan kepada
supervisor dan koordinator
Jumantik di RW 08
Kelurahan Air putih
Kecamatan Tampan kota
Pekanbaru sebagai media
informasi saat melakukan
sosialisasi ke rumah warga.
32

N
Kegiatan Waktu Keterangan
o
6. Melakukan revisi terhadap 25-26 Juli 2017 Sudah sesuai dengan PoA
kartu Jumantik berupa
penambahan kolom
jumlah kontainer yang
diperiksa dan mencetak
sebanyak 100 lembar yang
akan dibagikan keseluruh
rumah di RW 08 Kelurahan
Air putih Kecamatan
Tampan kota Pekanbaru.

7. Merekomendasikan kepada Sudah sesuai dengan PoA


Ketua RW untuk
mengadakan dana swadaya
masyarakat, sebagai dana
insentif kader Jumantik.

3.3 Check

Setelah kegiatan intervensi (do) dilakukan, selanjutnya melihat bagaimana

keadaan sesudah intervensi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Check dalam kegiatan optimalisasi kinerja kader Gerakan 1


Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08
Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan
No Kegiatan Deskripsi Sebelum Deskripsi Sesudah
Intervensi Intervensi
1. Melakukan pelatihan Kurangnya pengetahuan Meningkatnya
kepada supervisor dan supervisor dan pengetahuan supervisor
koordinator tentang koordinator untuk dan koordinator tentang
pentingnya peran mensosialisasikan pentingnya peran
supervisor dan Gerakan 1 Rumah 1 supervisor dan koordinator
koordinator. Jumantik kepada warga di dalam pelaksanaan
RW 08 Kelurahan Air Gerakan 1 Rumah 1
Putih Kecamatan Jumantik ke rumah-rumah
Tampan. warga.

2. Melakukan pendampingan Kader kesulitan dalam Kader mampu


supervisor dan koordinator mensosialisasikan tentang mensosialisasikan tentang
Jumantik di RW 08 Gerakan 1 Rumah 1 Gerakan 1 Rumah 1
Kelurahan Air putih Jumantik kepada Jumantik kepada
33

No Kegiatan Deskripsi Sebelum Deskripsi Sesudah


Intervensi Intervensi
Kecamatan Tampan kota masyarakat. masyarakat secara mandiri.
Pekanbaru

3. Merekomendasikan Kegiatan Gerakan 1 Rekomendasi diterima oleh


kepada kader untuk Rumah 1 jumatik dalam kader dan kader berusaha
melakukan sosialisasi pencegahan dan lebih aktif dalam
secara berkala kepada penanggulangan DBD melaksanakan Gerakan 1
masyarakat RW 08 terhenti dari bulan Mei Rumah 1 jumatik dalam
Kelurahan Air Putih pencegahan dan
Kecamatan Tampan Kota penanggulangan DBD di
Pekanbaru. RW 08 Kelurahan Air
Putih Kecamatan Tampan
secara berkelanjutan

4. Memberikan seragam dan Belum adanya apresiasi Sudah adanya apresiasi


buku panduan Jumantik terhadap kader Jumantik terhadap kader Jumantik
sebagai bentuk apresiasi dalam melaksanakan dalam melaksanakan
terhadap supervisor dan Gerakan 1 Rumah 1 Gerakan 1 Rumah 1 jumatik
koordinator Jumantik akan jumatik dalam dalam pencegahan dan
meningkatkan motivasi pencegahan dan penanggulangan DBD di
dalam menjalankan penanggulangan DBD di RW 08 sebagai kader
Gerakan 1 Rumah 1 RW 08. Jumantik.
Jumantik di RW 08.

5. Melakukan revisi terhadap Tidak adanya contoh Kader mempunyai flip book
media informasi berupa gambar jentik nyamuk yang dilengkapi dengan
flip book berupa Aedes sehingga kader gambar jentik Aedes
penambahan manfaat merasa kesulitan untuk sehingga mudah dalam
gerakan Jumantik, cara menjelaskan kepada menjelaskan ke warga
pemeriksaan dan gambar warga. bagaimana cara
jentik Aedes dan membedakan jentik Aedes
diserahkan kepada dan non Aedes.
supervisor dan koordinator
Jumantik di RW 08
Kelurahan Air putih
Kecamatan Tampan kota
Pekanbaru sebagai media
informasi saat melakukan
sosialisasi ke rumah
warga.
34

No Kegiatan Deskripsi Sebelum Deskripsi Sesudah


Intervensi Intervensi
6. Melakukan revisi terhadap Tidak adanya kolom yang Kader mempunyai kartu
kartu Jumantik berupa menunjukkan jumlah Jumantik yang telah direvisi
penambahan kolom kontainer yang diperiksa yang dilengkapi dengan
sehingga kader kesulitan kolom jumlah kontainer
jumlah kontainer yang
dalam menghitung yang diperiksa sehingga
diperiksa yang akan Container Indeks (CI). mudah dalam menghitung
dibagikan keseluruh Container Indeks (CI) dan
rumah di RW 08 dicetak sebanyak 100
Kelurahan Air putih lembar.
Kecamatan Tampan kota
Pekanbaru.

7. Merekomendasikan Kader melaksanakan Ketua RW telah menerima


kepada Ketua RW untuk Gerakan 1 Rumah 1 surat rekomendasi dan ketua
mengadakan dana jumatik dalam RW mempertimbangkan
pencegahan dan rencana pengadaan dana
swadaya masyarakat,
penanggulangan DBD swadaya masyarakat sebagai
sebagai dana insentif kader dengan sukarela. dana insentif kader
Jumantik. Jumantik.

Yang pertama kali dilakukan adalah pelatihan kepada supervisor dan kader

Jumantik mengenai pentingnya peran kader Jumantik. Pelatihan dilaksanakan

pada hari Selasa tanggal 25 Juli 2017, pada pelatihan ini hadir 1 Supervisor

Jumantik, 4 Koordinator Jumantik dan Ibu RW 08. Sebelum pelatihan

dilaksanakan, terlebih dahulu para supervisor dan koordinator diberikan pre test

tentang pengetahuan mengenai peran kader Jumantik kepada kader yang hadir dan

didapatkan 5 kuesioner yang terisi. Setelah diberikan materi pelatihan mengenai

peran kader Jumantik diharapkan pengetahuan kader mengalami peningkatan.

Saat kegiatan dilaksanakan supervisor dan koordinator tampak mengikuti materi

yang disampaikan dengan baik serta penuh perhatian, hal ini tampak dari peran

aktif dalam sesi tanya jawab. Setelah pelatihan dilaksanakan, kuesioner post test

dibagikan dan yang dapat diolah sebanyak 5 kuesioner.


35

Sebelum dilakukan intervensi bahwa dari lima pertanyaan didapatkan

pertanyaan yang banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 1 dan 2

mengenai persiapan kegiatan dan tempat pemeriksaan jentik nyamuk. Sedangkan

pertanyaan yang banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 3 mengenai

frekuensi pemantauan hasil kerja kader rumah. Setelah dilakukan intervensi

didapatkan peningkatan skor jawaban yang benar oleh kader.

Tabel 3.7 Tingkat pengetahuan kader Jumantik sebelum dan sesudah

dilakukan pelatihan

Variabel Nilai rata-rata

Pengetahuan:

Pretest 60

Post test 100

Berdasarkan isi tabel 3.7 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest

didapatkan hasil 60 sedangkan nilai rata-rata post test didapatkan nilai 100. Disini

tampak adanya peningkatan sebanyak 40 poin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

dengan terlaksananya pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan kader sehingga

diharapkan dapat mengubah perilaku, sikap dan tindakan kader menjadi lebih

optimal dalam menjalankan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

Kegiatan kedua yaitu pendampingan kader dalam mensosialisasikan

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ke rumah-rumah warga. Proses pendampingan

diawali dengan memberikan contoh cara mensosialisasikan kegiatan 1 Rumah 1

Jumantik oleh Dokter Muda dibeberapa rumah, setelah itu Dokter Muda

mendampingi kader dalam mensosialisasikan kegiatan 1 Rumah 1 Jumantik ke


36

rumah warga serta mengevaluasi kader saat sosialisasi. Setelah dilakukan

pencontohan oleh Dokter Muda, 1 orang kader baru sudah mampu melakukan

sosialisasi dengan baik. Sedangkan 3 orang kader lainnya masih malu-malu dan

kurang percaya diri saat melakukan sosialisasi ke rumah warga. Hal ini

menunjukkan dengan dilakukannya pencontohan dan pendampingan yang

dilakukan Dokter Muda dalam sosialisasi kegiatan 1 Rumah 1 Jumantik ke

rumah-rumah dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kader dalam

mensosialisasikan kepada warga. Media buku panduan teknis mengenai

pemberantasan sarang nyamuk DBD oleh Jumantik dan flip book telah diterima

oleh kader. Saat pendampingan, kader telah menggunakan flip book sebagai media

informasi untuk memberikan edukasi kepada warga yang lebih mudah dipahami.

Kader juga telah membagikan kartu Jumantik baru yang telah direvisi ke warga.

Selain itu kader juga diberikan seragam Jumantik untuk digunakan selama

sosialisasi ke rumah-rumah warga. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi

identitas bagi kader dalam kegiatan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

Kegiatan ketiga berupa pemberian surat rekomendasi kepada kader dan

ketua RW 08. Surat rekomendasi kepada kader berisi rekomendasi untuk

melakukan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat RW 08 Kelurahan Air

Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan surat rekomendasi kepada Ketua

RW 08 berisi rekomendasi untuk mengadakan dana swadaya masyarakat, guna

memberikan dana insentif untuk kader Jumantik. Kader dan Ketua RW

diharapkan dapat melaksanakan rekomendasi yang diberikan agar kegiatan 1

Rumah 1 Jumantik dapat berjalan baik.


37

3.4 Action

Alternatif pemecahan masalah pada makalah ini berupa pelatihan kader

Jumantik dapat dijadikan standarisasi dengan adanya peningkatan pengetahuan

kader setelah dilakukan pelatihan dibuktikan dengan peningkatan hasil pre test

dan post test dari skor 60 menjadi 100. Alternatif pemecahan masalah berupa

pendampingan, pemberian flip book dan kartu Jumantik yang telah direvisi,

pemberian seragam dan buku panduan Jumantik sebagai bentuk apresiasi terhadap

supervisor dan koordinator Jumantik serta merekomendasikan sosialisasi

Jumantik berkala dan merekomendasikan pengadaan dana swadaya masyarakat

belum dapat dijadikan standar dalam kegiatan ini, karena masih diperlukan

evaluasi lebih lanjut.


BAB IV
PEMBAHASAN

Penyakit DBD hingga saat ini masih menjadi masalah di negara

berkembang terutama Indonesia, salah satunya di Provinsi Riau , tepatnya di RW

08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan. Untuk menanggulangi permasalahan

tersebut, maka dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di RW 08

Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru, dengan cara melakukan

sosialisasi gerakan 3M Plus, dan pembentukan kader Jumantik (Juru pemantau

jentik) yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan jentik dan mensosialisasikan

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik disekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Pada

tanggal 25 Februari 2017 telah dilakukan pembentukan supervisor dan kader

Jumantik secara resmi berdasarkan SK Lurah nomor: 67/KPTS/KSB/I/2017.

Berdasarkan wawancara terhadap supervisor dan kader Jumantik yang

dilakukan pada tanggal 20 Juni 2017, didapatkan informasi bahwa Gerakan 1

Rumah 1 Jumantik belum dapat terlaksana dengan baik karena kader Jumantik

merasa masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman mereka mengenai cara

melakukan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ke rumah-rumah warga RW

08. Sebagai alternatif pemecahan masalah, penulis telah melakukan pelatihan

terhadap supervisor dan kader mengenai tugas, cara melakukan pemeriksaan

jentik, sosialisasi kepada warga serta cara rekapitulasi data secara langsung

dengan menggunakan contoh data yang diberikan oleh pemateri bagi supervisor

dan kader pada tanggal 25 Juli 2017 bertempat dirumah Supervisor Jumantik RW

08 dan dilakukan pendampingan terhadap supervisor dan kader sebelum dan

38
39

sesudah pelatihan dalam melakukan sosialisasi mengenai Jumantik dan cara

melakukan pemeriksaan jentik serta cara pengisian kartu Jumantik dirumah

warga RW 08, kemudian Dokter Muda menambahkan dan atau mengoreksi jika

pada penjelasan para kader Jumantik terdapat kekeliruan, dan disarankan kepada

kader untuk melakukan sosialisai secara rutin kepada semua warga RW 08 agar

mereka menjadi lebih patuh dalam mengisi kartu Jumantik.

Pelatihan dan pendampingan terhadap supervisor dan kader bertujuan agar

supervisor dan kader mampu melakukan kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 jumatik

secara mandiri. Menurut Pujiyanti A ,dkk, Pelatihan kepada supervisor dan kader

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader dalam mengelola kegiatan PSN

oleh kader secara mandiri dan pendampingan terhadap kader dalam melakukan

sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik akan lebih mengoptimalkan kinerja

kader.18

Pelatihan dan pendampingan terhadap supervisor dan kader merupakan

salah satu cara pemecahan masalah untuk menghadapi kendala dalam melakukan

sosialisasi. Pada pelatihan ini kami juga memberikan kuesioner pretest dan

posttest, dan didapatkan hasil peningkatan skor posttest dibandingkan pretest.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Warto J, terdapat peningkatan skor nilai

pretest dan posttest setelah diberikannya pendidikan kesehatan.20 setelah

dilakukan pelatihan dan pendampingan terhadap supervisor dan kader kami

berharap kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di RW 08 dapat berjalan dengan

baik, sehingga dapat menurunkan angka penyakit DBD di RW 08.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kader Jumantik selain

kurangnya kepercayaan diri dan pengetahuan kader dalam melakukan sosialisasi


40

kepada warga mengenai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di RW 08, hal ini juga

dipengaruhi oleh kurangnya media informasi kader dalam melakukan sosialisai ke

rumah warga seperti buku panduan untuk kader dan flip book yang berisi banyak

gambar agar warga mudah memahami apa yang dijelaskan kader, selain itu para

kader Jumantik tidak memiliki seragam resmi dalam melakukan sosialisasi,

sehingga membuat para warga kurang mempercayai peran mereka sebagai kader.

Sebagai alternatif pemecahan masalah, penulis membagikan buku panduan cara

pemantauan jentik untuk supervisor dan koordinator dan merevisi isi flip book

yang pernah dimiliki kader sebelumnya. Perancangan media informasi untuk

sosialisasi ini sesuai dengan saran kemenkes yaitu media informasi mengenai

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang dapat diberikan kepada masyarakat dapat

berupa media poster, buku, dll.19 selain itu penulis juga merancang baju seragam

untuk para Supervisor dan kader Jumantik agar bisa digunakan saat melakukan

sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

Berdasarkan wawancara kepada Supervisor Jumantik di ketahui bahwa

kegiatn Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dilakukan secara suka rela dan tidak adanya

dana insentif kader dalam melakukan pemeriksaan jentik kesetiap rumah warga

RW 08. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosidi, dkk, adanya perbedaan

angka bebas jentik (ABJ) antara gerakan Jumantik yang memiliki dana dan sarana

dengan yang tidak memiliki dana dan sarana pendukung kegiatan.21 Oleh karena

itu kami merekomendasikan kepada ketua RW 08 untuk memberikan dana

insentif kepada Supervisor dan kader Jumantik yang dana nya berasal dari dana

swadaya masyarakat sendiri dengan cara melakukan iuran setiap bulannya. Hal
41

tersebut kami buat melalui surat rekomendasi untuk melakukan yang kami

serahkan kepada ketua RW 08.

Pada pendampingan supervisor dan koordinator, Dokter muda IKM-KK

juga memberikan contoh cara mensosialisasikan gerakan 1 rumah 1 jumantik

dalam pencegahan dan penanggulangan DBD, serta pengisian kartu jumantik.

Dokter muda IKM-KK memberikan contoh di empat rumah warga, selanjutnya

seorang koordinator mensosialisasikannya di tiga rumah warga yang berbeda.

Pada pemberian sosialisasi yang pertama, koordinator kurang lancar dan kurang

informatif. Namun, pada percobaan kedua dan ketiga terdapat perubahan, yaitu

koordinator lebih lancar dan informatif saat menyampaikan program gerakan 1

rumah 1 jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan DBD serta pengisian

kartu jumatik, selain itu kader juga menggunakan flip book untuk mempermudah

dalam penyampaian sosialisasi. Berdasarkan wawancara dan observasi,

percontohan yang telah dilakukan oleh Dokter muda IKM-KK, menjadikan kader

lebih cepat memahami cara mensosialisasikan gerakan 1 rumah 1 jumantik dalam

pencegahan dan penanggulangan DBD serta pengisian kartu jumatik.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan di RW 08 Kelurahan Air

Putih Kecamatan Tampan adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan metode identifikasi masalah didapatkan belum optimalnya

peran koordinator dan supervisor Jumantik dalam pencegahan dan

penanggulan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan.

b. Berdasarkan metode penentuan prioritas masalah didapatkan belum

optimalnya peran koordinator dan supervisor Jumantik dalam pencegahan

dan penanggulan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan

Tampan.

c. Berdasarkan metode analisis penyebab masalah didapatkan belum

optimalnya peran koordinator dan supervisor Jumantik dalam pencegahan

dan penanggulan DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan

disebabkan oleh aspek Man, Method, Material, Money.

d. Berdasarkan metode alternatif pemecahan masalah didapatkan pemecahan

masalah berupa pelatihan, pendampingan, pemberian buku petunjuk teknis

Jumantik dan seragam, melakukan revisi flip book dan revisi kartu

Jumantik.

e. Telah dilakukan pelatihan kepada supervisor dan koordinator Jumantik

pada tanggal 25 Juli 2017 mengenai tentang pentingnya peran supervisor

dan koordinator dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

42
43

f. Telah dilakukan pendampingan kepada supervisor dan koordinator

Jumantik yang didahului oleh pemberian contoh cara sosialisasi kegiatan 1

Rumah 1 Jumantik di beberapa rumah warga dan dilanjutkan dengan

pendampingan dan memberikan evaluasi saat kader melakukan sosialisasi

pada tanggal 26 Juli 2017.

g. Telah dilakukan pemberian buku petunjuk teknis pelaksanaan gerakan

jumantik dan seragam kepada supervisor dan koordinator gerakan 1

Rumah 1 Jumantik di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan

Kota Pekanbaru pada tanggal 25 Juli 2017.

h. Telah dilakukan revisi terhadap flip book berupa penambahan manfaat

pemeriksaan jentik, cara pemeriksaan jentik dan penambahan gambar

jentik Aedes pada tanggal 25 - 26 Juli 2017.

i. Telah dilakukan revisi terhadap kartu Jumantik berupa penambahan kolom

jumlah kontainer yang diperiksa serta diperbanyak sebanyak 100 lembar

dan terlah diserahkan kepada kader Jumantik pada tanggal 25-26 Juli

2017.

j. Berdasarkan evaluasi pelatihan dan pendampingan terhadap kader, telah

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam

mensosialisasikan gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di RW 08.

k. Alternatif pemecahan masalah berupa pelatihan terhadap kader Jumantik

dapat dijadikan standarisasi dalam optimalisasi kinerja kader dalam

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam pencegahan dan penanggulangan

DBD di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan.


44

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka didapatkan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan supervisor dan koordinator Jumantik dapat melaksanakan

tugas sosialisasi kegiatan 1 Rumah 1 Jumantik dari rumah ke rumah secara

mandiri.

2. Diharapkan adanya partisipasi dari ketua RW, warga, koordinator dan

supervisor untuk melaksanakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di RW 08

Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan.

3. Diharapkan dokter muda IKM-KK periode berikutnya, jika mengangkat

tema yang sama, untuk dapat melakukan pendampingan kepada supervisor

dan koordinator Jumantik sampai supervisor dan koordinator Jumantik

mampu melakukan kegiatan secara mandiri.


DAFTAR PUSTAKA

1. Praditya IE. Perilaku 3 M plus Ibu rumah tangga dan kondisi lingkungan
terhadap kepadatan larva Aedes Aegypti diwilayah zona merah kelurahan
kebon kacang Jakarta Pusat.[Skripsi].Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah: 2014.

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi DBD di


Indonesia.Pusat data dan informasi Kementrian kesehatan Republik
Indonesia: 2016.

3. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil Kesehatan Provinsi Riau tahun


2015. Dinas kesehatan Provinsi Riau: 2015.

4. Indrawati, Prayitno H. Analisa faktor kinerja kader Jumantik dalam


pemberantasan DBD di kelurahan Kadipuro Kota Surakarta. Indonesian
journal on Medical Science.2016: 3(2).

5. Prastyabudi DN, Susilo C. Hubungan Peran kader Jumantik dengan


perilaku masyarakat tentang 3M plus diwilayah kerja Puskesmas
Sumbersari Jember : 2013. Universitas Muhammadiyah Jember.

6. Malinda E, Audina M, Anggraini Y. Optimalisasi Pelaksanaan Gerakan 1


Rumah 1 Jumantik di RW 08 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru. Universitas Riau:2017.

7. Hadilofyani PD, Saputri PA, Islami N, Arif M. Pemberdayaan masyarakat


terkait analisis kebutuhan aspek kesehatan lingkungan di RW 25
Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.
Universitas Riau: 2016.

8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Juru Pemantau Jentik


(Jumantik) Salah Satu Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan
Demam Berdarah Dengue (DBD). 2004.

9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis


implementasi PSN 3M Plus dengan Gerakan 1 rumah 1 Jumantik. Jakarta:
2016

10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pencegahan dan


pemberantasan demam berdarah dengue di Indonesia. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan: 2005.

11. Pambudi. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader


Jumantikdalam pemberantasan DBD didesa Ketitang Kecamatan
Nogosari Kabupaten Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta:
2009.

45
46

12. Pratamawati DA. Peran juru pantau jentik dalam sistem kewaspadaan dini
demam berdarah dengue di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 2012. Juni; 6 (6) : 243-8.

13. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Modul pengendalian demam


berdarah dengue tahun 2011. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan: 2011.

14. Sandhi N. P. D.A. dan Ni K. M. 2014.Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap


Kinerja Juru Pemantau Jentik dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang
Nyamuk di Kecamatan Denpasar Selatan. 2016.

15. Arini N. D.Hubungan Antara Karakteristik Juru Pemantau Jentik


(Jumantik) Terhadap Status Angka Bebas Jentik (ABJ) Di Kelurahan
Wonotingal Wilayah Kerja Puskesmas Kagok Tahun 2014

16. Komara, E. Kinerja Jumantik dan program pengendalian DBD di


Kecamatan Tebet tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan masyarakat.
Universitas Indonesia.

17. Rezania, N & Handayani,O. Hubungan karakteristik individu dengan


praktik kader Jumantik dalam PSN DBD di Kelurahan Sampangan
Semarang. Unnes Journal. 2015.

18. Pujiyanti A, Trapsilowati W. Pelatihan kader dalam pengelolaan kegiatan


pemberantasan sarang nyamuk di Kota Semarang. J Vektora Oktober
2016;8(2):91 98.

19. Kebijakan Publik Dalam Perspektif Teori Siklus Kebijakan


http://fia.unira.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/Publika-Tahun-II-
Nomor-2-Juli-2011.pdf

20. Warto J. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pengendalian Vektor


penyakit pes terhadap tingkat pengetahuan dan sikap warga dalam upaya
pencegahan penyakit pes di desa Barokah Boyolali. Universitas
Muhammadiyah Surakarta: 2013.

21. Rosidi AR, Adisasmito W, hubungan faktor penggerakan pemberantasan


sarang nyamuk demam berdarah dengue dengan angka bebas jentik di
Kecamatan Sumber jaya Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.Universitas
Indonesia: 2016.

Anda mungkin juga menyukai