NIM : 200114055
Nyeri lutut kanan sejak 4 tahun yang lalu, nyeri jika lutut ditekuk. Awalnya hanya diobati
dengan minum ramuan saja dan rutin meminum susu tinggi kalsium karena hanya
mengira nyeri karena sudah usia lanjut. Namun 5 bulan belakangan ini nyeri sendinya
bertambah parah sehingga tidak dapat beraktivitas dan berjalan seperti sebelumnya
tepatnya pada tanggal 9 januari 2022 setelah sholat magrib pukul 18.30 nyeri pasien
bertambah, kemudian anak pasien membawanya ke RSUD Kota Bekasi hasil
pemeriksaan diketahui pasien terkena osteoartritis, sehingga pasien harus menjalani
prosedur operasi TKR.
b. Therapi / Obat-obatan
- Ceftriaxone 2gr 2x1
- Meropenem 1 gr 1x1
5. RiwayatKesehatanKeluarga
a. Genogram
Tn. w Ny. E
b. Keterangan
: : Laki-laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Pasien
Ayah Ny. E mempunyai riwayat hipertensi. Ny. E mempunyai 3 anak dan sudah
berkeluarga semua.
6. RiwayatPsikososial
a. Psikologi
Pasien mengatakan ingin cepat pulih agar dapat melakukan aktivitas seperti biasanya
b. Sosial
Ramah dengan orang disekitarnya baik di rumah sakit maupun di lingkungan keluarganya
c. Spiritual
7. PolaKebiasaan
a. PolaNutrisi
1. Frekuensimakan : 3x/hari
2. Nafsu makan : kurang baik
3. Porsi makan yang dihabiskan : ½ Porsi
4. Makanan yang tidak disukai :Tidak ada
5. Makanan yang membuat alergi :Tidak ada
6. Makanan pantangan :Tidak ada
7. Makanan diet :Tidak ada
8. Penggunaan obat-obatan sebelummakan :Tidak ada
9. Penggunaan alat bantu :Tidak ada
b. Pola Eliminasi
1. BAK (frekuensi, warna,keluhan, penggunaan alat bantu):
Frekuensi 5-6 kali/hari, warna kuning kemerahan, menggunakan alat bantu kateter,
jumlah urin 1500cc
d. PolaIstirahatTidur
1. Lama tidur (siang dan malam)
Lama tidur (siang dan malam)
Lama tidur saat di Rumah Sakit:
Siang: 1 jam
Malam: 6 jam
Jenis Hasil
No Nilai normal (rujukan)
pemeriksaan (hari/tanggal)
1. Darah Nilai Satuan 12 Januari
lengkap 2022
LED L0-15 : P0 -20 mm/jam -
Hb L 12,4-17,7:11,4-15,1 gr/dl 11,7
Leucosit 4.000-11.000 ul 6.200
Diff 1-3/0-1/2-4/45-65/30-45/2-6 - -/-/-/57/35/8
PCV L38-42:P 40-47 % 35.9
Trombosit 150.000-450.000 ul 260.000
Eritrosit 4,5-5,5:P 4,0-5,0 juta/ul 4.43
MCV 80-100 fl 81.1
MCH 26-36 gr/dl 26.4
MCHC 32-37 gr/dl 33.6
RDW 12-15 % 13.5
2. BT 1-3 mnt 2’.00’’
3. CT 9-12 mnt 10.00’’
4. BSS 70-140 mg/dl 110.0
Nyeri lutut kanan sejak 4 tahun yang lalu, nyeri jika lutut ditekuk. Awalnya hanya diobati
dengan minum ramuan saja dan rutin meminum susu tinggi kalsium karena hanya
mengira nyeri karena sudah usia lanjut. Namun 5 bulan belakangan ini nyeri sendinya
bertambah parah sehingga tidak dapat beraktivitas dan berjalan seperti sebelumnya
tepatnya pada tanggal 9 januari 2022 setelah sholat magrib pukul 18.30 nyeri pasien
bertambah, saat pasien sedang duduk disebelah tokonya ada bidan yang menanyakan
penyakitnya dan menyarankannya periksa ke RSUD Kota Bekasi. Ketika pasien meminta
antar anaknya , anaknya tidak bisa langsung mengantar karena ada keperluan. Pasien baru
diantar anaknya tanggal 11 januari 2022 dan masuk RSUD Kota Bekasi dibagian IGD
pukul 17.15 pada saat pemeriksaan diketahui pasien terkena osteoartritis, sehingga pasien
harus menjalani prosedur operasi TKR. Setelah itu pada tanggal 11 Januari 2022 pukul
18.30 pasien pindah ke ruang seruni. Pengkajian dilakukan tanggal 13 Januari 2022 pukul
14.10 dengan pasien mengeluh nyeri lutut pada bagian kaki kanan post operasi.
DATA FOKUS
Nyeri akut
DO:
-Pasien terlihat meringis kesakitan
-Terdapat luka bekas operasi
dilutut kkanan pasien
2. DS: Gangguan pola tidur Luka post operasi
-Pasien mengatakan hanya tidur
4-5 jam per hari
-Pasien mengatakan sakit untuk Imobilisasi
bergerak
DO:
- Pasien terlihat hanya berbaring
ditempat tidur Perubahan sendi
- Kekuatan otot (post operasi TKR)
5 5
3 5
Hambatan mobilitas
fisik
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS
TGL LUARAN DAN KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN
13-01- 1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2022 pencedera fisiologis selama 3x 24 jam di harapkan nyeri dapat
berkurang dengan kriteria hasil:
1. Klien melaporkan nyeri yang dialami
sebelumya dari skala 1 (deviasi berat dari
kisaran normal) menjadi 4 (deviasi ringan
dari kisaran normal)
2. Panjangnya episode nyeri klien sebelumnya
menunjukkan dari skala 1 (deviasi berat dari
kisaran normal) menjadi 4 (deviasi ringan
dari kisaran normal)
3. Ekspresi nyeri wajah klien yang sebelumnya
menunjukkan skala 1 (deviasi berat) menjadi
4 (deviasi ringan dari kisaran normal).
4. Pola istirahat klien yang sebelumnya
menunjukkan skala 1 (deviasi berat) menjadi
4 (deviasi ringan dari kisaran normal).
5. Klien yang sebelumnya mengerinyit dari
skala 1 (deviasi berat dari kisaran normal)
menjadi 5 (tidak ada deviasi dari kisaran
normal)
2. Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan
imobilisasi selama 3x 24 jam di harapkan gangguan pola
tidur dapat berkurang dengan kriteria hasil:
1. Pola tidur pasien yang sebelumnya dari skala
1 (sangat terganganggu) menjadi skala 4
(sedikit terganggu)
2. Kualitas tidur pasien yang sebelumnya dari
skala 1 (sangat terganggu) menjadi skala 4
(sedikit terganggu)
3. Pasien dapat tidur dari awal sampai habis
dimalam hari secara konsisten yang
sebelumnya dari skala 1 (sangat terganggu)
menjadi skala 4 (sedikit terganggu)
4. Pasien menunjukkan perasaan segar setelah
tidur yang sebelumnya dari skala 1 (sangat
terganggu) menjadi skala 4 (sedikit
terganggu)
5. Nyeri yang dialami pasien yang sebelumnya
dari skala 1 (berat) menjadi 4 (ringan)
3. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan
fisik b.d perubahan selama 3x 24 jam di harapkan hambatan
sendi (post operasi mobilitas fisik pasien dapat berkurang dengan
TKR) kriteria hasil:
1. Gerakan sendi pasien yang sebelumnya dari
skala 1 (sangat terbatas) menjadi skala 4
(sedikit bergerak bebas)
2. Pergerakan sendi lutut kanan pasien yang
sebelumnya dari skala 1 (deviasi berat dari
kisaran normal) menjadi skala 4 (deviasi
ringan dari skala normal)
3. Pasien dapat berpindah dari satu permukaan
ke permukaan yang lain sambil berbaring
yang dari sebelumnya skala 1 (sangat
terganggu) menjadi skala 4 (sedikit
terganggu)
4. Pasien dapat berjalan yang dari sebelumnya
skala 1 (sangat terganggu) menjadi skala 4
(sedikit terganggu)
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS INTERVENSI
TGL INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN UTAMA
13- 1. Nyeri akut b.d agen INTERVENSI 1. Observasi tanda-tanda vital
01- pencedera UTAMA: pasien
2022 fisiologis - Manajemen nyeri 2. Gunakan strategi komunikasi
- Pemberian terapeutik untuk mengetahui
analgesik pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan pasien
terhadap nyeri
INTERVENSI
3. Lakukan pengakajian
PENDUKUNG:
komprehensif yang meliputi
- Edukasi
manajemen nyeri lokasi, karakteristik, durasi,
- Pemantauan nyeri frekuensi, kualitas intensitas dan
faktor pencetus nyeri
4. Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup klien ( pola tidur
dan nafsu makan)
5. Berikan informasi mengenai
nyeri (penyebab nyeri, lama
nyeri, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur
6. Ajarkan teknik relakasasi pada
pasien
7. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam pemberian
anal
P: Lanjutkan intervensi:
- observasi TTV
- observasi frekuensi , kualitas, durasi, dan faktor
pencetus nyeri
- ajarkan teknik relakasasi pada pasien dan keluarga
- -edukasi keluarga tentang faktor pencetus nyeri
P: Lanjutkan intervensi:
- mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda
vital pasien
- memberikan informasi tentang kemungkinan
posisi penyebab nyeri otot atau sendi pada
keluarga
- -mengajarkan rom aktif
- -membantu pasien agar dapat duduk secara
mandiri
- memotivasi pasien untuk dapat berjalan
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam penanganan yang boleh digerakkan dan
yang belum boleh digerakkan
P: Lanjutkan intervensi:
- monitor pola tidur dan catat kondisi fisik dan
psikologis keadaan yang mengganggu tidur
pasien
- Penyesuaian lingkungan untuk meningkatkan
tidur
- mulai terapkan langkah kenyamanan seperti
pijat,
- pemberian posisi, sentuhan afektif
EVALUASI KEPERAWATAN
P:Hentikan intervensi
P: Hentikan intervensi
5 5
4 5