Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebra cevical terdiri dari 7 ruas tulang yang terletak diantara kranium

dan vertebra thoraks. Vertebra cervical mudah dibedakan dari vertebra lain

karena ukurannya yang kecil. Vertebra di bagian atas leher cenderung lebih

kecil, sedangkan vertebra cervical bawah lebih besar untuk menangani beban

yang lebih besar dari leher dan kepala di atas. Pergerakan pada vertebra

cervical banyak disebabkan oleh proses menelan (Madden Michael E., 2013).

Vertebra cervical memiliki tulang silinder yang terletak di depan sumsum

tulang belakang dan menumpuk satu sama lain secara terus-menerus untuk

membentuk satu lajur ruas tulang di leher (Slosar., 2016).

Patologis yang terdapat di MRI cervical yaitu Hernia Nucleus Pulposus

(HNP). HNP adalah suatu keadaan dimana penonjolan discus kearah

posterior atau posterolateral yang disebabkan oleh fibrosus annulus

degeration on intervertebralis discus. Tonjolan ini menyebabkan terjadinya

tekanan radik saraf serta spinalis medulla sehingga menimbulkan gangguan

neurologi (Nadeak, 2019). Sebanyak 90% pasien dengan rheumatoid arthritis

biasanya memiliki kelainan pada bagian cervikal dan 11-58% diantaranya

memiliki kelainan neurologis. Kerusakan pada medulla spinalis dapat

menyebabkan efek yang luas sehingga bisa menimbulkan quadriplega,

paraplegia, dan beberapa defisit sensoris. Radikulopati memiliki hubungan

terhadap kelainan fungsi dan juga radics structure yang disebabkan oleh

proses patologis yang akhirnya dapat mengenai saraf

1
2

radiks yang memiliki pola kelainan yang memiliki sifat dermatomal. Penyebab

radikulopati adalah CHNP (Cervicalys Herniatted Nucleus Pulposus).

Gangguan CHNP pada umumnya dialami oleh perempuan dan laki-laki pada

umur 30-50 tahun, tetapi lebih dominan pada umur 20-40tahun di mana

nukleus pulposus masih bersifat gelatinous. Faktor resiko terjadinya CHNP

adalah karena faktor perubahan degeneratif, faktormekanis statis (malposisi),

faktor mekanis dinamis (injuri). Insidensi terjadinya CHNP sekitar 20% dari

total insiden CHNP yang terjadi dimana yang 80% nya terjadi pada daerah

lumbal (Bono dkk., 2011).

Saat ini, MRI merupakan pemeriksaan rutin di rumah sakit besar. Pada

prinsipnya hampir seluruh organ tubuh dapat diperiksa dengan MRI.

Pemeriksaan MRI 90 % dilakukan pada organ vertebra dan kepala,

sedangkan sisanya 10 % untuk pemeriksaan yang lain (Rasad, 2011).

Magnetic Resonance Imaging menggunakan medan magnet yang kuat untuk

menghasilkan gambar struktur dan organ di dalam tubuh dengan resolusi yang

tinggi (Crisp dkk, 2018). Salah satu keunggulannya adalah bebas dari radiasi

pengion, karena MRI berkekuatan tinggi sebagai sumber penggambaran

(Brown, Robert. 2014) .

Pemeriksaan diagnostik penunjang untuk mengevaluasi klinis HNP saat

ini adalah pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI berguna

untuk melihat efek intra dan ekstra dural serta melihat jaringan lunk. MRI

diperlukan pada dugaan metastasis ke vertebra dan HNP cervical,thorakal

dan lumbal (Edy, 2019). MRI dianggap sebagai modalitas pencitraan terbaik

untuk pemeriksaan vertebra karena kemampuannya untuk menampakkan

semua komponen dari vertebra seperti tulang, diskus,


3

ligamen, fatty tissue, Cerebro Spinal Fluid (CSF), jaringan saraf, dan

pembuluh darah dengan kontras resolusi yang baik (Balachandran, 2013)

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas pencitraan yang

umum digunakan dalam mengevaluasi vertebra cervical, MRI dapat

menunjukan anatomi dari vertebra cervical, mulai dari struktur tulang, spinal

cord, dan soft tissue dari cervical (Kim dkk., 2015).

Pemeriksaan MRI cervical merupakan tantangan bagi MRI karena

struktur anatomi cervical yang tidak homogen dan gerakan pasien yang tidak

disengaja. Pada pencitraan cervical, proses menelan, gerakan pasien yang

kasar dan pernapasan yang dalam adalah sumber utama terjadinya artefak.

Sehingga perlu diperhatikan kenyamanan pasien dan penggunaan pulsa

sekuen yang cepat untuk mengurangi terjadinya artefak yang diakibatkan

karena pergerakan (Elmaoglu Muhammed dan Azim Celik, 2012)

Kualitas citra MRI sangat mempengaruhi kemampuan untuk

memberikan gambaran kontras pada jaringan lunak tubuh. Kualitas ini sangat

dipengaruhi oleh faktor alat dan faktor struktur atom penyusun tubuh. Dalam

memilih parameter diupayakan gambar yang dihasilkan optimal dalam waktu

scanning yang singkat. Kualitas gambar ditentukan oleh empat karakteristik,

yaitu Signal to Noise Ratio (SNR), Contras to Noise Ratio (CNR), spasial

resolution, dan scan time (Westbrook, dkk, 2011).

Secara anatomi, vertebra cervical terdiri dari corpus vertebrae, discus

intervetebralis, spinal cord yang dikelilingi oleh soft tissue yang mengandung

lemak (Lapignano and Kendrick, 2018) Menurut (Bontrager andLampignano,

2014) pemeriksaan MRI cervical menggunakan sekuen Sagittal/coronal

SE/FSE T1 or coherent GRE T2*, Sagital SE/FSE T1,


4

Sagital SE/FSE T2 or coherent GRE T2*, Axial/oblique SE/FSE T1/T2 or

coherent GRE T2*, dan sekuen tambahan yaitu Sagital/Axial oblique orsagital

SE/FSE T1, Sagital SE/FSE alT2 atau STIR, 3D coherent/incoherent (spoiled)

GRE T2*/T1, Sagital SE/FSE T1 or fast incoherent (spoiled) GRE T1/PD,dan

3D balanced gradient echo (BGRE).

Pada jurnal yang ditulis oleh Ardi, dkk (2016) dengan judul “Analisis

Informasi Citra MRI Vertebra Servikal Potongan Axial dengan Penggunaan

Flow Compensation Antara Pembobotan T2 Sekuens Turbo Spin Echo (TSE)

dan Gradient Echo (GRE). Dalam jurnal tersebut menjelaskan tentang

perbandingan penggunaan sekuen Turbo Spin Echo (TSE) dan Gradient Echo

(GRE) untuk mengetahui informasi citra yang optimal. Hasil informasi citra

yang lebih baik pada MRI vertebra cervical potongan axial dengan

penggunaan flow compensation antara pembobotan T2 sekuens TSE dan

GRE adalah sekuens T2 GRE.

Menurut jurnal yang ditulis oleh Ji Sook Yi dkk, (2015) dengan judul

“Imaging of Herniated Disc of the Cervical Spine : Inter-Modality Difference

between 64 Slice Multidetector CT and 1,5 T MRI”. Dalam jurnalnya

menjelaskan protokol pemeriksaan MRI cervical pada kasus HNP terdiri dari

sagital Fast Spin Echo T1-Weighted Image dengan slice thickness 4 mm

dengan tambahan Axial Spin Echo T2-Weighted Image. Kaitannya dengan

yang penulis akan teliti adalah pada pemeriksaan MRI cervical pada kasus

HNP.

Pada jurnal yang ditulis Xiao dkk, (2015) membahas tentang tentang

perbandingan sekuen tiga dimensi (3D) resolusi tinggi T2* gema gradien

tertimbang (3D FFE) urutan resonansi magnetik (MR) dengan urutan 2D T2


5

konvensional turbo spin echo (MEDIC [Siemens], mFFE [Philips], dan MERGE

[GE]) untuk pencitraan tulang belakang servikal, terutama untuk menilai

kemampuan mendeteksi anatomi internal sumsum tulang belakang leher,

yaitu untuk membedakan materi abu-abu dan putih. Hasil review dari jurnal ini

adalah sebagai berikut :Magnetic resonance imaging (MRI) adalah metode

non-invasif untuk deteksi dan evaluasi patologi tulang belakang leher.

Protokol MRI yang sering digunakan untuk pencitraan tulang belakang

termasuk dua dimensi (2D) T1 weighted dan T2-weighted turbo spin echo

(TSE) dan gradient echo. Sedangkan White, Zhang and Healey, (2011)

menyebutkan untuk jumlah dan volume lesi yang terdeteksi lebih dari tiga kali

lebih tinggi pada kedua urutan GRE dibandingkan dengan T2-FSE.

Berdasarkan paparan diatas, dengan adanya beberapa literatur jurnal

yang membahas tentang MRI Cervical, maka penulis tertarik melakukan

penelitian lebih lanjut terhadap sekuen turbo spin echo dan gradient echo

apakah dapat memberikan citra yang optimal dengan waktu yang maksimal

dengan memperhitungkan pergerakan cairan dan anatomi di daerah cervical

dengan studi literature review yang dalam bentuk skripsi dengan judul

“PERANAN SEKUEN TURBO SPIN ECHO (TSE) DAN GRADIENT ECHO

(GRE) PADA PEMERIKSAAN MRI CERVICAL”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana peranan sekuen TSE dan GRE pada pemeriksaan MRI

Cervical?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peranan sekuen TSE dan GRE pada pemeriksaan MRI

Cervical?
6

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari study literatur review ini diharapkan dapat

menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan Ilmu Radiologi dan

menambah kajian imu Radiologi khususnya mengenai Prosedur

Pemeriksaan MRI

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil dari study literatur review ini diharapkan dapat

menjadi masukan bagi pihak yang terkait mengenai Pemeriksaan MRI

cervical menurut kajian literatur jurnal, sehingga mengetahui citra MRI

cercial yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai