Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERBEDAAN INFORMASI CITRA ANATOMI

ANTARA PENGGUNAAN BODY COIL DAN SHOULDER COIL


PADA PEMERIKSAAN MRI SHOULDER JOINT

Proposal Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Diploma-IV Teknik Radiologi

Diajukan oleh :
HIZKIA PRATAMA
NIM. P1337430216063

PROGRAM STUDI DIPLOMA-IV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di

bidang pemeriksaan diagnostic radiologi yang menghasilkan rekaman gambar

potongan baik secara koronal, sagital, maupun aksial dari jaringan tubuh/organ

manusia (otot, ligament, syaraf, tulang rawan, persendian) dengan

menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 sampai 1,5 Tesla (1

Tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen. Teknik

pencitraan MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung

dari banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas

gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan

perbedaan kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat

dievaluasi secara teliti. (Notosiswoyo, 2004)

Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging pada tubuh antara lain

pemeriksaan MRI kepala, leher, thorak, vertebrae, abdomen, pelvis, dan

musculoskeletal. Sejalan dengan perkembangan jaman telah banyak kasus

musculoskeletal yang diperiksa, diantaranya adalah MRI sendi bahu.

Sendi merupakan penghubung antara tulang yang satu dengan tulang

yang lainnya sehingga tulang tersebut menyatu dan dapat digerakkan. Sendi

memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan manusia sehari-hari,


tidak terkecuali sendi bahu atau shoulder joint. Shoulder joint adalah

persendian yang terjadi antara caput humeri dan cavitas glenoidalis os

scapula, struktur anatomi ini memiliki Range of Movement(ROM) yang luas

sehingga memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar

(Snell, 2000). Secara anatomi shoulder joint merupakan sendi peluru (ball

andsocket joint), cavitas pada shoulder jointsangat dangkal, sehingga

memungkinkan seseorang dapat menggerakkan lengannya secara leluasa dan

melaksanakan aktivitas sehari-hari. Namun struktur yang demikian akan

menimbulkan ketidakstabilan pada shoulder joint dan ketidak stabilan ini

sering menimbulkan gangguan atau masalah.

Menurut Mamudi (2015) Kondroskoma merupakan tumor ganas yang

berasal dari kartilago primitif yang membentuk mesenkim, meproduksi

kartilago hialin, dan menghasilkan pertumbuhan yang abnormal dari tulang

atau kartilago secara lambat. Tumor tipe ini biasa terjadi pada golongan usia

dewasa dekade tiga sampai enam dengan insidens laki-laki lebih banyak

daripada perempuan.

Pemeriksaan MRI shoulder joint merupakan teknik pemeriksaan MRI

dengan atau tanpa kontras untuk mengevaluasi kelainan internalshoulder

joint. Beberapa penyakit yang dapat didiagnosis dengan pemeriksaan MRI

shoulder joint yaitu antara lain untuk mengevaluasi cedera bahu,

mendiagnosis kelainan pada shoulder joint, suspectedrotator cuff tear,

mengevaluasi dislokasi dan frozen shoulder(Westbrook,2011)


Dalam penggambaran menggunakan modalitas MRI digunakan coil

sebagai alat transmitter dan receiver signal, oleh sebab itu penggunaan coil

harus sesuai dengan objek yang akan di scanning. Body coil disebut

transceiver karena dapat mentransmisikan RF dan menerima sinyal MR.

Body coil termasuk dalam volume coil dan tergolong dalam large coil,

meskipun bertanggung jawab atas eksitasi di area yang luas, karena

ukurannya yang besar, umumnya menghasilkan gambar dengan SNR lebih

rendah daripada jenis koil lainnya. Hal ini cenderung lebih terlihat bila

ada ketidakcocokan antara FOV dan ukuran koil. Apabila SNR rendah

maka akan menghasilkan noise yang tinggi, hal ini akan mempengaruhi hasil

citra. Secara umum, penggunaan small coil akan membuat SNR lebih baik

(Westbrook, dkk. 2011)

Menurut Westbrook(2011), pemeriksaan shoulder joint menggunakan

knee coil/extremity coil, immobilization pads, earplugs or headphones untuk

mengurangi kebisingan MRI. 4

Berdasarkan pengamatan peneliti di Instalasi Radiolog Rumah Sakit

untuk pemeriksaan shoulder joint, coil yang digunakan ada dua jenis coil yang

berbeda yaitu body coil dan shoulder coil yang merupakan coil khusus untuk

pemeriksaan shoulder joint. Dalam penggunaan dua jenis coil yang berbeda

ini belum diketahui dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai informasi

citra anatomi MRI shoulder joint yang dihasilkan.


Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

lebih lanjut dalam sebuah tugas akhir yang berjudul “Analisis Perbedaan

Informasi Citra Anatomi Antara Penggunaan Body Coil Dan Shoulder Coil

Pada Pemeriksaan MRI Shoulder Joint”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana informasi citra anatomi antara penggunaan Body Coil dan

Shoulder Coil pada pemeriksaan MRI Shoulder Joint?

2. Manakah yang memilik informasi citra anatomi lebih baik antara

penggunaan Body Coil dan Shoulder Coil pada pemeriksaan MRI Shoulder

Joint?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana informasi citra anatomi antara penggunaan

Body Coil dan Shoulder Coil pada pemeriksaan MRI Shoulder Joint.

2. Untuk mengetahui manakah yang memilik informasi citra anatomi lebih

baik antara penggunaan Body Coil dan Shoulder Coil pada pemeriksaan

MRI Shoulder Joint.


D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Manfaat Praktis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang pemilihan

coil yang tepat untuk mendapatkan informasi citra khususnya pada bidang

MRI.

2. Manfaat Teoritis

Dapat menjadi referensi bagi radiografer dalam menentukan pemilihan coil

yang tepat untuk mendapatkan informasi citra anatomi berdasarkan

kelebihan dan kekurangan masing-masing coil yaitu antara Body Coil

dan Shoulder Coil pada pemeriksaan MRI Shoulder Joint.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berjudul “Analisis Citra Anatomi Antara Penggunaan

Body Coil Dan Shoulder Coil Pada Pemeriksaan MRI Shoulder Joint” belum

pernah dilakukan, namun penelitian sejenis pernah dilakukan oleh:

1. Gilang (2017) ” Prosedur pemeriksaan MRI genu pada kasus tumor

menggunakan body coil di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti

Rapih Yogyakarta”. Hasil penelitian ini adalah prosedur pemeriksaan MRI

genu pada kasus tumor dengan menggunakan body coil dilakukan

dengan tujuan untuk memperlihatkan organ yang lebih luas, seperti


tumor yang telah meluas dan memberikan kenyamanan pada pasien.

Namun juga memiliki kerugian yaitu menurunkan nilai resolusi pada

citra tetapi hasil citra sudah dapat menegakan diagnosa. Persamaannya

adalah untuk mengetahui penggunaan coil yang tepat pada pemeriksaan

MRI, serta yang membedakan yaitu jenis penelitian yang digunakan.

2. Ajeng (2017) ”Analisa Perbedaan Informasi Anatomi dan Kualitas

Citra Antara Penggunaan Head Coil Dengan Flex M Coil Pemeriksaan

MRI Ankle Joint pada Proton Density Weighted Spair”. Pada penelitian

ini penulis menggunakan 8 sampel dimana setiap orang dilakukan

perlakuan 5 berbeda, yaitu menggunakan flex m coill dan Head Coil, hasil

citra diukur nilai SNR dan CNR pada objek anatomi yaitu talocrural joint

dan achilles tendon, talocrural joint dan os. Talus, serta achilles tendon dan

os. Talus. Jenis penelitiannnya menggunakan penelitian kuantitatis

dengan pendekatan eskperimen. Hasil dari penelitian ini adalah

penggunaan flex m coil lebih meningkatkan nilai SNR dan CNR pada

pemeriksaan MRI Ankle. Persamaannya adalah jenis penelitian yang

digunakan. Hal yang membedakan adalah jenis coil dan objek yang

diteliti.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Anatomi dan Fisiologi Sendi Bahu

2. Patologi Sendi Bahu

3. Dasar-dasar MRI

4. Pemeriksaan MRI Sendi Bahu

B. Kerangka Teori

C. Hipotesis penelitian
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelian kuantitatif dengan pendekatan

eksperimental untuk mengatahui perbedaan Citra Anatomi Antara

Penggunaan Body Coil Dan Shoulder Coil Pada Pemeriksaan MRI

Shoulder Joint.

B. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


1. Body Coil Informasi Citra Anatomi
2. Shoulder Coil

Variabel Terkontrol
TR, TE, FOV, Slice Thickness
dan NEX

C. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Notoadmojo, 2012).

Populasi target dalam penelitian ini adalah semua volunteer yang bersedia
mengikuti penelitian usia 20–25 tahun. Penentuan sampel dilakukan secara

random dan volunteer dalam keadaan sehat.

2. Sampel

Data yang telah diperoleh kemudian akan diolah dengan analis data.

dengan software SPSS

Sampel merupakan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoadmojo, 2012). Besar jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini menggunakan rumus Lameshow, hal ini dikarenakan jumlah

populasi tidak diketahui atau tidak terhingga, berikut rumus Lemeshow

yaitu:

Keterangan:

N = besar sampel

Z = nilai pada derajat kemaknaan (95%=1.96)

P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (bila tidak diketahui


proporsinya diitetapkan 50% = 0.5)
d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan (5%=0.05).
Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:
DAFTAR PUSTAKA

Notosiswoyo M, 2004, Media Litbang Kesehatan, Pemanfaatan Magnetic


Resonance Imaging (MRI)
Westbrook, Catherine, Kaut 2011. MRI In Pratice : Fourth Edition, USA :
Blackwell Science Ltd.
Snell, Richart S, 2000, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, EGC,
Jakarta
Chrispian O Mamudi, Zulkifli Amin, Cleopas M Rumende, 2015,

Kondrosarkoma Mediastinum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

Jakarta : Sebuah Laporan Kasus.

Anda mungkin juga menyukai