Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Shoulder joint adalah ball-and-socket joint yang terbentuk oleh head humerus

dan glenoid cavity dari tulang scapula. Hal ini sering disebut juga humeroscapular

atau glenohumeral joint (Tortora, 2017).

Scapula merupakan salah satu tulang pembentuk shoulder joint terletak pada

posterior tubuh. Scapula merupakan tulang berbentuk segitiga yang memiliki tiga

borders, tiga angle, dan dua surface. Tiga borders meliputi medial (vertebral)

border yang merupakan margin paling panjang atau margin yang dekat dengan

vertebrae, superior border merupakan margin paling atas dari scapula, dan lateral

(axillary) border merupakan margin paling dekat dengan axilla (Lampignano dan

Kendrick, 2018).

Humerus adalah tulang terpanjang pada ekstremitas atas. Tulang tersebut

bersendi pada bagian proksimal dengan scapula dan pada bagian distal bersendi

pada siku lengan dengan tulang; ulna dan radius (Hengky, 2018).

Salah satu pemeriksaan penunjang diagnostik yaitu menggunakan sinar-X

radiografi konvensional. Tujuan penggunaan alat ini untuk mendapatkan informasi

diagnostik sebanyak – banyaknya sehingga dapat menegakkan diagnosa pada suatu

penyakit dengan tepat. Oleh karena itu hasil radiograf harus mempunyai kualitas

yang optimal meliputi kontras, ketajaman, detail dan resolusi gambar yang baik.

1
2

Indikasi klinis dari pemeriksaan shoulder joint yaitu bursitis, degenerative

sendi, rheumatid artritis, osteoporosis, tendonitis, fraktur, dan dislokasi sendi.

Indikasi klinis dari pemeriksaan radiografi shoulder joint metode scapular “Y”

yaitu dislokasi shoulder joint. Pada kondisi klinis dislokasi shoulder joint, ketika

humeral head terlihat lebih inferior dari caracoid process disebut anterior

dislokasi. Sedangkan, humeral head terlihat lebih inferior dari acromion disebut

posterior dislokasi (Frank, Long, dan Smith, 2012).

Menurut Bontrager dan Lampignano (2010), scapula pada sisi lateral terlihat

seperti huruf “Y”. Bagian atas “Y” adalah acromion dan coracoid process.

Acromion merupakan ujung distal dari crest of spine yang membesar secara

superior dan posterior ke arah glenoid cavity. Coracoid process terletak lebih

anterior pada glenoid cavity atau shoulder joint. Sedangkan kaki dari huruf “Y”

dibentuk oleh body of the scapula.

Menurut Frank, Long, dan Smith (2012), Body scapula membentuk komponen

vertikal dari bentuk huruf “Y”, sedangkan acromion dan coracoid process

membentuk tubuh bagian atas. Proyeksi ini berguna untuk mengevaluasi suspek

dislokasi pada shoulder joint. Teknik pemeriksaan radiografi shoulder joint metode

scapular “Y” di lakukan dengan proyeksi PA oblik yaitu posisi tubuh pasien di

rotasikan 450 – 600 terhadap Image Receptor (IR) dengan Cetral Ray (CR)

horisontal tegak lurus oleh IR.


3

Pengalaman penulis pada saat Praktik Kerja Lapangan (PKL), pemeriksaan

shoulder joint pada teknik radiografi scapular “Y” menggunakan rotasi tubuh 350 –

450 terhadap IR, sedangkan CR diatur horizontal tegak lurus terhadap IR.

Rotasi tubuh 350 – 600 terhadap IR memungkinkan adanya perbedaan

informasi anatomi pada pemeriksaan shoulder joint metode scapular “Y”. Penulis

ingin menginformasikan rotasi tubuh mana yang paling optimal dalam menunjukan

informasi anatomi pada pemeriksaan shoulder joint metode scapular “Y”.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengangkatnya sebaga Karya Tulis

Ilmiah dengan judul ”Pengaruh Variasi Rotasi Tubuh terhadap Informasi

Anatomi pada Pemeriksaan Radiografi Shoulder Joint Metode Scapular “Y””.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana pengaruh variasi rotasi tubuh 350 , 400 , 450 , 500 , 550 , 600 pada

pemeriksaan radiografi shoulder joint metode scapular “Y” terhadap informasi

anatomi shoulder joint?

2. Berapakah rotasi tubuh yang tepat untuk mendapatkan informasi anatomi

shoulder joint yang optimal pada pemeriksaan radiografi shoulder joint metode

scapula “Y”?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui informasi anatomi shoulder joint pada variasi rotasi tubuh

350 , 400 , 450 , 500 , 550 , 600 dalam pemeriksaan radiografi shoulder joint metode

scapular “Y”.
4

2. Untuk mengetahui rotasi tubuh yang optimal dalam menunjukkan informasi

anatomi shoulder joint yang optimal pada pemeriksaan radiografi shoulder joint

metode scapular “Y”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan

penulis maupun pembaca dan mengembangan ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan pemeriksaan shoulder joint metode scapular “Y”.

2. Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan penulis

pada teknik pemeriksaan shoulder joint metode scapular “Y” dalam

pembelajaran praktikum laboratorium di instalasi terkait.

E. Keaslian Penelitian

1. S, Akhmad Haris. 2010. “Teknik Pemeriksaan Radiografi pada Pasien Trauma

Scapula di Instalasi Radiologi RSUD Hasan Sadikin Bandung”. Hasil

penetiannya yaitu prosedur pemeriksaan scapula pada kasus trauma di Instalsi

RSUD Hasan Sadikin menggunakan proyeksi lateral scapular “Y” view dengan

rotasi tubuh 450 , anteroposterior, dan inferosuperior axial. Persamaan dengan

penelitian ini yaitu objek yang digunakan adalah scapula, sedangkan

perbedaanya yaitu tempat penelitian dan waktu penelitiannya.

2. Wardani, Niken Kusuma. 2015. “Teknik Pemeriksaan Scapula dengan Proyeksi

Lateral Scapular Y View Pada Kasus Trauma Scapula di Instalasi Radiologi


5

RSUD Kabupaten Temanggung”. Hasil penelitiannya yaitu prosedur

pemeriksaan scapula pada kasus trauma scapula di Instalasi Radiologi RSUD

Kabupaten Temanggung dilakukan tanpa persiapan dan menggunakan proyeksi

thorax anteroposterior dan proyeksi tambahan lateral scapular “Y” view dengan

rotasi tubuh 450 , dengan menggunakan proyeksi lateral scapular “Y” view ini

dapat memberikan informasi anatomi dan patologi yang optimal. Persamaan

dengan penelitian ini yaitu objek yang digunakan adalah scapula, sedangkan

perbedaanya yaitu tempat penelitian dan waktu penelitiannya.

3. Rezki, Syaflina. 2017. “Pengaruh Variasi Penyudutan Arah Sinar Proyeksi

Anteroposterior Terhadap Informasi Anatomi Pemeriksaan Radiografi Pedis”.

Hasil penelitiannya yaitu teknik radiografi pedis proyeksi AP dengan variasi

penyudutan 00 , 50 , 100 , 150 chepalad menghasilkan informasi anatomi yang

berbeda, sudut yang optimal dalam menghasilkan informasi anatomi

pemeriksaan pedis proyeksi AP adalah 100 chepalad. Persamaan dengan

penelitian ini adalah tempat penelitian di Laboratorium JTRR Semarang,

sedangkan perbedaannya yaitu variasi rotasi tubuh dan obyek penelitiaanya.

Anda mungkin juga menyukai