Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

KNEE JOINT PADA PASIEN DENGAN


KASUS OSTEOARTHRITIS

oleh
RENOLIA WIDYANINGRUM
LATAR BELAKANG MASALAH
01 Sendi lutut adalah salah satu sendi terbesar dan paling kompleks
dalam tubuh manusia. Berbagai macam penyakit dapat menyerang
persendian pada lutut, salah satunya adalah radang sendi yang biasa
dikenal dengan istilah osteoarthritis.

02 Prosedur pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus


osteoarthritis dilakukan menggunakan proyeksi Anteroposterior (AP),
Oblique dan Lateral pada bagian yang terdampak (Lampignano, 2018).
Sedangkan menurut Clark, pemeriksaan radiografi yang digunakan
untuk melihat kelainan pada knee joint adalah proyeksi mediolateral
dan AP Weight-bearing (Whitley, 2016).

03 Menurut jurnal yang ditulis oleh Mayani, et al (2021) yang berjudul


“PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI KNEE JOINT PADA PASIEN
OSTEOARTHRITIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALATIGA” pasien
dilakukan pemeriksaan radiografi menggunakan proyeksi
Anteroposterior (AP) Weight-bearing Bilateral dan Lateral (Medio
Lateral). Sedangkan menurut jurnal yang ditulis oleh Wagiarti, et al
(2016) yang berjudul “PENGARUH PEMERIKSAAN GENU PROYEKSI
SKYLINE TERHADAP GAMBARAN TERBUKANYA CELAH SENDI LUTUT
PADA KASUS OSTEOARTHRITIS” pasien dilakukan pemeriksaan
radiografi menggunakan proyeksi skyline Inferosuperior.
RUMUSAN MASALAH

1 2
Bagaimana prosedur Bagaimana peranan dari
pemeriksaan knee joint masing-masing proyeksi
pada pasien dengan untuk menegakkan diagnosis
kasus osteoarthritis osteoarthritis menurut kajian
menurut kajian literatur? literatur?
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan knee joint pada 01


pasien dengan kasus osteoarthritis menurut kajian literatur

02 Untuk mengetahui peranan dari masing-masing proyeksi dalam


menegakkan diagnosis osteoarthritis menurut kajian literatur
LANDASAN TEORI

Anatomi Sendi Lutut


Sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk
pertemuan antara dua atau beberapa tulang kerangka (Pearce, 2005).
Sendi lutut adalah salah satu sendi terbesar dan paling kompleks
dalam tubuh manusia. Tulang femur, tibia, fibula dan patella disatukan
oleh sekelompok ligament yang kompleks. Ligament-ligament ini
bekerja sama untuk memberikan stabilitas bagi sendi lutut (Ballinger,
2003).

Pengertian Osteoarthritis
Berbagai macam penyakit dapat menyerang persendian pada lutut,
salah satunya adalah radang sendi yang biasa dikenal dengan istilah
osteoarthritis. Osteoarthritis adalah penyakit yang progresif pada
orang lanjut usia akibat degenerative tulang rawan sendi dengan
disertai terbentuknya bibir dipinggiran tulangnya, sehingga terjadi
penyempitan ruang sendi dan mengakibatkan timbulnya rasa sakit dan
terbatasnya gerakan (Pearce, 2005).
LANDASAN TEORI
Klasifikasi radiografi osteoarthritis (Kellgren, 1957)

Derajat Klasifikasi Hasil pemeriksaan radiograf


0 Normal Tidak ditemukan gambaran radiograf abnormal
1 Meragukan Osteofit sedikit tampak
2 Minimal Terdapat osteofit dan tidak tampak penyempitan celah
sendi
3 Sedang Osteofit jelas dan terjadi penyempitan celah sendi
4 Berat Terjadi penyempitan celah sendi berat dan terdapat
skleresis
)
Pemeriksaan radiografi knee joint
Prosedur pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus
osteoarthritis dilakukan menggunakan proyeksi Anteroposterior (AP),
Oblique dan Lateral pada bagian yang terdampak (Lampignano, 2018).
Sedangkan menurut Clark, pemeriksaan radiografi yang digunakan
untuk melihat kelainan pada knee joint adalah proyeksi mediolateral
dan AP Weight-bearing (Whitley, 2016).
1. Prosedur pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus
osteoarthritis

a. Persiapan Pasien
Hasil penelitian dari Mayani, et al (2021) di Instalasi Radiologi RSUD Salatiga serta
Pembahasan Wagiarti, et al (2016) di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang,
pemeriksaan knee joint dengan kasus osteoarthritis tidak menggunakan persiapan
yang khusus, pasien hanya diminta melepaskan benda-benda logam yang
dikenakan pasien di daerah yang akan diperiksa seperti perhiasan-perhiasan logam
agar tidak merusak gambar radiograf. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien
dilakukan anamnesa terkait pemeriksaan yang akan dilakukan.
1. Prosedur pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus
osteoarthritis

b. Persiapan Alat dan Bahan


 Di Instalasi Radiologi RSUD Salatiga persiapan alat pada pemeriksaan
radiografi knee joint meliputi alat sinar-X yang terdiri dari tabung sinar-X, bucky
Pembahasan stand dan atau meja pemeriksaan, kaset atau imaging plate ukuran 35 x 43 cm
landscape untuk proyeksi AP Weight-bearing Bilateral dan ukuran 24 x 30 cm
portrait untuk proyeksi lateral kanan dan kiri, computed radiography untuk
pemrosesan citra dan dry view atau printer film.
 Sedangkan menurut penelitian dari Wagiarti, et al (2016) persiapan alat pada
pemeriksaan knee joint di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
yaitu menggunakan pesawat rontgen, panel control/panel operasi, kaset Image
Plate atau Fuji Cassette Radiology (IP atau FCR) diletakkan memanjang, dan
CR (Computer Radiology) seperti scanner kaset IP atau FCR Capsula,
computer, dan print film. Menurut Bontrager (2018), persiapan alat dan bahan
pada pemeriksaan radiografi knee joint terdiri pesawat sinar-X, meja
pemeriksaan, image reseptor ukuran 24 x 30 cm atau 35 x 43 cm, grid, gonald
shield, Computed Radiography (CR).
 Penulis berpendapat bahwa terdapat perbedaan persiapan alat dan bahan di
rumah sakit dengan Bontrager (2018) dimana pasien seharusnya dipakaikan
gonald shield sebagai pelindung untuk meminimalisir efek radiasi.
1. Prosedur pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus
osteoarthritis

c. Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint


Hasil penelitian dari Mayani, et al (2021) pemeriksaan radiografi knee joint pada
pasien dengan kasus osteoarthritis di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Pembahasan Daerah Salatiga sesuai dengan proyeksi pada Whitley 2016 yaitu menggunakan
proyeksi AP weight-bearing bilateral dan lateral. Proyeksi AP weight-bearing bilateral
pasien erect dengan posisi knee anteroposterior menempel pada bucky stand dan
pertengahan knee setinggi mid bucky. Namun pada proyeksi AP weight-bearing
bilateral, posisi objek tidak diflesikan. Hal ini dilakukan untuk kenyamanan pasien
dan mengurangi terjadinya pergerakan sebagai upaya proteksi radiasi pasien. Arah
sinar yang digunakan tegak lurus terhadap bucky stand dengan titik bidik berada
pada pertengahan kedua knee setinggi mid knee joint (1,25cm dibawah apex
patella). FFD 100 cm dengan batas kolimasi sepertiga distal femur dan sepertiga
proksimal cruris masuk dalam kolimasi. Sebagai pengganti AP weight-bearing fleksi,
untuk melihat kondisi knee joint fleksi dilakukan proyeksi lateral kanan dan kiri.
Pasien erect dengan posisi knee fleksi 20⁰-30⁰ true lateral dengan posisi knee joint
pada pertengahan bucky. Arah sinar yang digunakan 5⁰-7⁰ kearah cephalad dengan
titik bidik berada pada 2,5 cm distal epicondylus medial. FFD 100 cm dengan batas
kolimasi sepertiga distal femur dan sepertiga proksimal.
1. Prosedur pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus
osteoarthritis

c. Teknik Pemeriksaan Radiografi Knee Joint


Pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus osteoarthritis menurut
penelitian Wagiarti, et al (2016) di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Pembahasan menggunakan proyeksi skyline. Pasien supine atau duduk (semi supine) dengan
knee joint yang difoto membentuk sudut 40⁰-45⁰. Kaset diletakkan memanjang di
ujung distal os femur dan bayangan os patella ada di tengah-tengah kaset. Central
ray sudut caudad, 20 dari horizontal dan central point pada os patella. FFD 100 cm
dengan kolimasi diatur secukupnya sehingga obyek yang diperiksa masuk dalam
area penyinaran. Proyeksi skyline pada pemeriksaan knee joint harus benar-benar
true skyline atau arah sinar benar-benar tegak lurus dengan celah sendi sehingga
tidak overlapping dengan tulang, dikarenakan proyeksi skyline pada pemeriksaan
knee joint untuk mendapatkan hasil radiograf terbukanya celah sendi lutut sulit.
2. Peranan pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus
osteoarthritis
 Pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus osteoarthritis menurut Mayani, et
al (2016) yaitu menggunakan proyeksi AP Weight-bearing bilateral dan lateral. Peranan
proyeksi AP weight-bearing bilateral untuk membandingkan kemampuan kedua lutut saat

Pembahasan
menopang tubuh dengan tingkat kualitas citra yang sama serta memudahkan dokter untuk
membandingkan kedua kondisi persendian pada lutut. Proyeksi lateral dilakukan sebagai
pengganti AP weight-bearing bilateral fleksi untuk melihat kondisi knee joint fleksi. Proyeksi
lateral juga digunakan untuk melihat anatomi tulang dari sisi lateral atau samping.

 Sedangkan menurut Wagiarti, et al (2016), pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien
dengan kasus osteoarthritis menggunakan proyeksi skyline. Teknik pemeriksaan knee joint
dengan proyeksi skyline inferosuperior dilakukan apabila curiga fraktur patella atau pasien
dengan curiga fraktur pada interminentra condylaris. Kelebihan dari teknik pemeriksaan knee
joint proyeksi skyline inferosuperior yaitu dapat memperlihatkan gambaran patella yang terpisah
dari fossa intercondylidea dan sebagai proyeksi tambahan apabila proyeksi AP dan lateral
supine atau weight-bearing bilateral dirasa kurang informatif Proyeksi skyline inferosuperior
mempunyai kelebihan yaitu memvisualisasikan patella dengan detail dapat menilai 4 kriteria
seperti patellofemoral lateral, patellofemoral medial, spur dan iregularitas patellofemoral
sehingga proyeksi skyline efektif digunakan untuk mendiagnosis osteoarthritis pada patella.
Kekurangan proyeksi skyline tidak dapat memberikan informasi tentang femorotibial joint dan
tidak bisa dilakukan pada kondisi tabung pesawat yang tidak bisa disudutkan.
Kesimpulan
Prosedur pemeriksaan radiografi knee joint pada pasien dengan kasus osteoarthritis di
rumah sakit tidak selalu sama dan terdapat perbedaan disesuaikan dengan kebutuhan
serta SOP masing-masing rumah sakit. Di Instalasi Radiologi RSUD Salatiga
menggunakan proyeksi AP weight-bearing bilateral untuk membandingkan kemampuan
kedua lutut saat menopang tubuh dengan tingkat kualitas citra yang sama dan lateral
dilakukan sebagai pengganti AP weight-bearing bilateral fleksi untuk melihat kondisi knee
joint fleksi. Proyeksi lateral juga digunakan untuk melihat anatomi tulang dari sisi lateral
atau samping. Lain halnya di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
menggunakan proyeksi skyline dapat memperlihatkan gambaran patella yang terpisah
dari fossa intercondylidea dan sebagai proyeksi tambahan apabila proyeksi AP dan
lateral supine atau weight-bearing bilateral dirasa kurang informatif. Proyeksi skyline
dilakukan apabila curiga fraktur patella atau pasien dengan curiga fraktur pada
interminentra condylaris.
MATURNUWUN

Anda mungkin juga menyukai