Anda di halaman 1dari 16

REVIEW VIDEO PEMBELAJARAN RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARAREL

 Alat dan bahan:


1. kabel/probe merah dan hitam
2. terminal
3. baterai
4. lampu
5.
 Cara Kerja:

Lampu dipasang secara seri dan paralel pada terminal dan dialiri arus oleh baterai. Pada
rangkaian seri, jika salah satu lampu dilepas atau mati, maka lampu yang lain akan mati karena
angkaian seri disusun secara berjajar atau berderet yang semua bagian-bagiannya dihubungkan
berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrik yang sama. Rangkaian ini disebut juga
dengan rangkaian tunggal, membiarkan listrik mengalir keluar dari sumber tegangan, melalui
setiap bagian, dan kembali lagi ke sumber tegangan. Kuat arus yang mengalir selalu sama di
setiap titik sepanjang rangkaian. Kelebihan pada rangkaian ini adalah hemat dalam penggunaan
kabel.

Pada rangkaian paralel, jika salah satu lampu dilepas atau mati, maka lampu yang lain
tetap menyala. Hal ini dikarenakan pada rangkaian ini memiliki lebih dari satu jalur tempat arus
listrik mengalir dari sumber arus listrik. Akibatnya, karena arus listrik memiliki lebih dari satu
jalur yang diambil, rangkaian masih dapat berfungsi jika satu jalur terputus atau dimatikan.
rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini, semua
percabangan yang ada dapat dilalui oleh arus listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik
terpasang, sehingga masing-masing komponen itu memiliki cabang dan arus tersendiri.
Kekurangan dalam rangkaian ini adalah pemborosan dalam penggunaan kabel.

Dalam video 2 (pengukuran I, V dan R) dijelaskan tentang :

Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal


sebagai AVO (Ampere, Volt, Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (volt meter),
hambatan (ohm meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter
digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya),
dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan
dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang
sangat tinggi.

Alat dan bahan:

- Multimeter

- Aki

Bagian multimeter analog:

1. Saklar pemilih: memilih posisi pengukuran dan batas nilai ukurannya

- Ω : untuk mengukur hambatan (x1, x10, x100, x1k ohm)

- ACV : untuk mengukur tegangan AC (10, 50, 250, 500 volt)

- DCV : untuk mengukur tegangan DC (0.25, 2.5, 250, 500 volt)

- DCmA : untuk mengukur arus DC (0.25, 25, 2.5 mA)

2. Jarum penunjuk: penunjuk besaran nilai yang diukur

3. Skala: skala nilai pembacaan meter

4. Zero adjusting screw: mengatur posisi jarum penunjuk agar tepat antara nilai 0 pada skala
dengan posisi jarum

5. Zero ohm adjusting knob: mengatur kedudukan dan posisi jarum penunjuk pada posisi 0
(0 kanan) untuk pengukuran ohm

6. Lubang kutub: tempat memasang kabel merah (+) dan hitam (-)

7. Kabel/probe: merah untuk mengindikasi posisi + dan hitam untuk megindikasi posisi –

Cara pengukuran:

a. Tegangan (volt)
- Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika jarum penunjuk tidak
menunjuk pada angka 0 maka putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
hingga jarum penunjuk menunjukkan pada angka 0.

- Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multi meter

- Mengatur sakelar pemilih jangkauan alat ukur (selector). Jika akan digunakan untuk
mengukur tegangan DC, putar selector ke voltmeter DC pada batas ukur yang kira-
kira lebih tinggi dari tegangan listrik yang akan diukur.

- Jika akan digunakan untuk mengukur tegangan AC, putar selector ke voltmeter AC
pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.

- Menghubungkan secara paralel dengan beban dengan sumber tegangan.

 Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu dengan sumber tegangan DC.

 Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu dengan sumber tegangan AC.

- Melakukan pembacaan tegangan listrik pada alat ukur.


Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk nilai tegangan listrik yang terukur :
V = Nilai tegangan yang terbaca pada multimeter

Sekala yang dibaca untuk tegangan AC adalah sekala yang letaknya berada bagian paling
bawah, biasanya memiliki nilai lebih dari satu nilai sekala, oleh karena itu dibagi pada
selector (seperti pada sekala pengukuran DC Vdan DCA).

b. Hambatan (Ohm)

- Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika jarum petunjuk tidak
menunjukan pada angka 0 maka putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
hingga menunjukan angka 0.

- Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multi meter

- Mengatur selector untuk mengukur hambatan maka memutar selector ke ohm meter
kemudian pilih batas ukur yang kira kira lebih dari nilai hambatan yang akan diukur.

- Melakukan pengkalibrasi alat ukur Ohmmeter dengan cara menghubungkan ujung


kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam, jarum penunjuk akan mengarah ke titik 0,
jika belum menunjuk ke titik 0 maka putar knop pengatur hingga jarum penunjuk
menunjukan pada angka 0.

- Menghubungkan beban yang akan diukur dengan ohmmeter pastikan telah melepas
sumber tegangan atau pun arus sebelum mengukur hambatan.
 Rangkaian pengukuran hambatan suatu lampu dengan menggunakan multimeter.

- Lakukan pembacaan nilai hambatan (resitansi) pada alat ukur.

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur hambatan :


R (nilai hambatan) = nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur × nilai yang pada selector

Sekala yang dibaca jika mengukur hambatan adalah sekala yang berada di bagian paling
atas (Ω), nilai terkecil dimulai dari kanan.

c. Arus (ampere)

- Memeriksa jarum penunjuk menunjukkan pada angka 0, jika jarum penunjuk tidak
menunjuk pada jarum di angka 0 maka putar sedikit degan obeng (-).
- Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multimeter.
- Jika digunakan untuk mengukur arus DC maka putar selector ke ampermeter DC
pada batas ukur yang kira- kira lebih tinggi dari yang akan diukur.
- Jika digunakan untuk mengukur arus AC maka putar selector ke ampermeter AC
pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari arus listrik yang akan diukur.
- Menghubungkan secara seri antara sember, multimeter, dan beban yang akan diukur.

 Rangkaian pengukuran arus listrik pada suatu beban berupa lampu dengan sumber
AC

 Rangkaian pengukuran arus listrik suatu beban berupa lampu dengan sumber DC
- Melakukan pembacaan nilai arus listrik pada alat ukur.

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur arus listrik yang mengalir
pada suatu rangkaian :
I (Arus listrik) = Nilai yang terbaca pada alat ukur

Untuk membaca nilai arus listrik DC pada multi meter sekala yang dibaca pada alat ukur
adalah sekala yang berada di posisi tengah ( DCV.A), selain digunakan untuk mengukur
arus sekala tersebut juga digunakan untuk membaca tegangan DC. Biasanya sekala yang
digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC terdapat lebih dari satu, sehingga
masing-masing sekala tersebut diwakili oleh selector, sehingga tidak diperlukan
menghitung atau mengalikan kembali nilai yang terbaca pada alat ukur.
REVIEW VIDEO PEMBELAJARAN RANGKAIAN LISTRIK SERI

 Alat dan Bahan yang dibutuhkan:


1. Papan Rangkaian
2. Dua buh batre
3. Dua buah bola lampu
4. Sebuah saklar
5. Dua buah kabel merah
6. Dua buah kabel biru

 Langkah-langkah pecobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pertama, siapkan papan rangkaian. Kemudian susun baterai secara seri. (Perhatikan
tanda kutub, tanda kutub positif bertemu dengan tanda kutub negatif)
3. Selanjutnya pasang saklar disebelah kanan
4. Kemudian pasang lampu disebelah kiri dan tengah
5. Ambil satu kabel merah dan satu kabel biru dipasang dikutub yang sebelah kiri dekat
kutub negatif. Sedangkan kabel yang merah dipasang dikutub yang sebelah kanan
dekat kutub positif
6. Kemudian kedua ujung kabel dicolokkan dilampu dan sakar
7. Ambil satu kabel merah dan satu kabel biru lagi. Kabel berwarna biru dicolokkan
disaklar sedangkan kabel yang berwarna merah dicolokkan pada lampu
8. Ujung kabel yang dicolokkan pada lampu yang satunya lagi
9. Tutup saklar sehingga lampu akan menyala
REVIEW VIDEO RANGKAIAN PARALEL
 Alat dan bahan:
1. Papan rangkaian
2. 2 buah batrai ukuran besar(sudah diletakkan dalam dudukan)
3. 2 bohlam lampu
4. 1 buah saklar
5. 5 buah kabel (2 merah dan 3 biru)

 Langkah langkah :
1. Ambil papan rangkaian ,lalu letakkan baterai (kutub positif akan bertemu dengan
kutub negative, untuk arah terserah) lalu arahkan kepala baterai kekiri
2. Ambil saklar lalu letakkan disebelah kiri baterai
3. Ambil satu lampu lalu pasang disebelah kanan baterai dan lampu yang satunya ditaruh
ditengah dan dihadapkan horizontal
4. Lalu ambil kabel, pasang kabel pada kedua kutub yang ada dibaterai ,kabel merah
diletakkan dikutub negative dan kabel biru diletakkan dikutub positif. Ujung kabel
merah satu dihubungkan disaklar dan ujung kabel biru dihubungkan dilampu
5. Lalu ambil kabel yang lain. Kabel biru dicolokkan disalah satu ujung saklar dan kabel
merah dicolokkan dilampu
6. Pada kedua ujung kabel. Kabel merah ditancapkan dilampu horizontal dan yang biru
dicolokkan dilubang kabel merah.
7. Satu kabel biru yang tersisa dicolokkan dilubang kabel horizontal dan yang satunya
dilampu bagian kanan.
8. Ciri utama rangkaian paralel ada kabel yang bertingkat. Ini merupakan rangkaian
terbuka, lalu tutup saklar ini sehingga lampu akan menyala
REVIEW VIDEO PEMBELAJARAN PADA CERMIN
PEMANTULAN CERMIN DATAR
 Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Dua buah rel presisi
2. Sebuah penyambung rel
3. Dua buah kaki rel
4. Satu buah cermin kombinasi yang sudah terdiri dari cermin datar, cermin cembung,
dan cermin cekung
5. Lampu bertangkai
6. Sebuah lensa focus 100 mm
7. Tumpakan berpenjepit
8. Meja optic
9. Penggaris
10. Pensil
11. Busur derajat
12. Kertas gambar
13. Sebuah catu daya
14. Kabel penghubung merah
15. Kabel penghubung hitam
16. Pemegang diafragma
17. Diafragma lima celah

 Langkah – langkah percobaan :


1. Susunlah dua buah rel presisi dengan penyambung rel
2. Pasangkan kaki rel
3. Letakkan tiga tumpakan berpenjepit pada rel presisi
4. Letakkan meja optic pada rel bagian ujung
5. Letakkan lampu bertangkai pada rel presisi
6. Letakkan lensa focus berukuran 100mm
7. Pasangkan diafragma satu celah dan letakkan pada rel presisi
8. Letakkan kertas gambar yang sebelumnya sudah digambar koordinat garis xy sebagai
acuan jatuhnya sinar
9. Letakkan cermin kombinasi diatas kertas gambar dengan cermin datar menghadap
sumber cahaya
10. Atur tegangan 12V dan nyalakan catu daya
11. Atur cahaya pada meja optic agar berkas cahaya tampak lurus

 Langkah – langkah menandai pantulan cahaya :


1. Tandai tempat sinar datang pada cermin sebagai titik O dan tandai ujung kertas
tempat datangnya sinar sebagai titik N
2. Putar cermin bersama-sama dengan kertas searah jarum jam
3. Tandai pada kertas tempat jatuhnya sinar datar sebagai titik I1 dan tempat jatuhnya
sinar pantul sebagai titik R1
4. Hubungkan titik O dengan titik I1 dan R1
5. Ukurlah sudut dating dan sudut pantul yang terbentuk dengan busur derajat
6. Ulangi langkah diatas minimal dengan lima sudut dating yang berbeda
PEMANTULAN CERMIN CEKUNG

 Alat dan bahan yang dibutuhkan :


1. Dua buah rel presisi
2. Sebuah penyambung rel
3. Dua buah kaki rel
4. Satu buah cermin kombinasi yang sudah terdiri dari cermin datar, cermin cembung,
dan cermin cekung
5. Lampu bertangkai
6. Sebuah lensa focus 100 mm
7. Tumpakan berpenjepit
8. Meja optic
9. Penggaris
10. Pensil
11. Busur derajat
12. Kertas folio
13. Sebuah catu daya
14. Kabel penghubung merah
15. Kabel penghubung hitam
16. Pemegang diafragma
17. Diafragma lima celah

 Langkah- langkah percobaan :


1. Susunlah dua buah rel presisi dengan penyambung rel
2. Pasangkan kaki rel
3. Letakkan tiga tumpakan berpenjepit pada rel presisi
4. Letakkan meja optic pada rel bagian ujung
5. Letakkan lampu bertangkai pada tumpakan berpenjepit
6. Letakkan lensa focus berukuran 100mm
7. Pasangkan diafragma lima celah pada tumpakan berpenjepit dan letakkan pada rel
presisi
8. Letakkan kertas folio diatas meja optic yang sebelumnya sudah deigambar garis
9. Atur tegangan 12 V
10. Nyalakan catu daya
11. Atur cahaya pada meja optic agar berkas cahaya tampak lurus
12. Letakkan cermin kombinasi dengan posisi cermin cekung menghadap sumber cahaya

 Langkah – langkah menandai pantulan cahaya :


1. Tandai sinar datang dan sinar pantul denga menggunkan pensil
2. Gambar berkas sinar datang dan sinar pantul pada cermin cekung dengan
menggunakan mistar dan pensil berwarna
3. Gambarkan juga cermin cekungnya
4. Gambar sinar pantul
PEMANTULAN CERMIN CEMBUNG

 Alat dan bahan yang dibutuhkan :


1. Dua buah rel presisi
2. Sebuah penyambung rel
3. Dua buah kaki rel
4. Satu buah cermin kombinasi yang sudah terdiri dari cermin datar, cermin cembung,
dan cermin cekung
5. Lampu bertangkai
6. Sebuah lensa focus 100 mm
7. Tumpakan berpenjepit
8. Meja optic
9. Penggaris
10. Pensil
11. Busur derajat
12. Kertas folio
13. Sebuah catu daya
14. Kabel penghubung merah
15. Kabel penghubung hitam
16. Pemegang diafragma
17. Diafragma lima celah

 Langkah- langkah percobaan :


1. Susunlah dua buah rel presisi dengan penyambung rel
2. Pasangkan kaki rel
3. Letakkan tiga tumpakan berpenjepit pada rel presisi
4. Letakkan meja optic pada rel bagian ujung
5. Letakkan lampu bertangkai pada tumpakan berpenjepit
6. Letakkan lensa focus berukuran 100mm
7. Pasangkan diafragma lima celahpada tumpakan berpenjepi dan letakkan pada rel
presisi
8. Letakkan kertas folio diatas meja optic yang sebelumnya sudah digambar garis
9. Atur tegangan 12 V
10. Nyalakan catu daya
11. Atur cahaya pada meja optic agar berkas cahaya tampak lurus
12. Letakkan cermin kombinasi dengan posisi cermin cembung menghadap sumber
cahaya

 Langkah – langkah menandai pantulan cahaya :


1. Tandai sinar datang dan sinar pantul dengan menggunkan pensil
2. Gambar berkas sinar datang dan sinar pantul pada cermin cembung dengan
menggunakan mistar dan pensil berwarna
3. Gambarkan juga cermin cembungnya
4. Gambar sinar pantul
REVIEW VIDEO PEMBELAJARAN PADA LENSA

 Tujuan : Agar kita mengetahui sifat-sifat pada pembiasan yang terjadi pada Lensa
Cekung dan Lensa Cembung

 Alat dan Bahan :


1. Kaki Rel
2. Meja Optik
3. Tempat lampu
4. Pasangan Kaki Rel 4 buah
5. Diafragma (5 celah)
6. Kabel
7. Lensa Cekung dan Lensa Cembung
8. Tempat Diafragma

 Langkah-langkah :
1. Pasang Slide Diafragma lalu pasang Diafragma dan taruh diatas kaki rel
2. Kemudian pasang tempat lampu bertangkai diatas kaki rel dan ditempatkan di rel
resisi
3. Sambungkan lampu dengan kabel ke caput daya
4. Taruh alat yang menjadi bahan percobaan yaitu lensa diatas meja optic

 Penjelasan
a. Pembiasaan yang terjadi pada lensa cembung

Gambar

Berkas cahaya dari sumber cahaya diteruskan hingga ke lensa cembung. Setelah
melewati lensa cembung pada jarak tertentu, berkas cahaya tersebut akan berubah
menjadi satu dan kemudian akan kembali memudar.

b. Pembiasan yang terjadi pada lensa cekung


Gambar

 Perbedaan Pembiasan Lensa Cekung dan Lensa Cembung


Setelah melewati lensa cekung, berkas cahayaa tiddak dikumpulkan menjadi satu,
melainkan menyebar tidak seperti Lensa Cembung yang bersifat mengumpulkan cahaya.
Penerapan Lensa Cekung dan Cembung dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari contohnya: Pada
Kacamata seperti yang kita ketahui manusia dapat mengalami cacat pada matanya, cacat pada
mata manusia terdapat 2 jenis yaitu Miopi dan Hipermetropi
 Miopi adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda yang jauh (rabun jauh).
Miopi disebabkan oleh berkas cahaya yang masuk kemata tidak dibelokkan secara
sempurna oleh lensa mata kita dengan tepat di Retina. Kita bisa mengatur agar berkas
cahaya jatuh tepat di Retina mata kita dengan menggunakan kacamata Lensa Cekung
sehingga Penderita miopi tidak akan mengalami kesulitan melihat benda-benda yang jauh
dari matanya.
 Hipermetropi adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda yang dekat
(rabun dekat). Hipermetropi disebabkan oleh berkas cahaya tidak jatuh di Retina
melainkan dibelakang Retina sehingga dengan menggunakan bantuan dari Lensa
Cembung bayangan akan jatuh diretina.

Anda mungkin juga menyukai