NIM : 012114031
TAHUN AJARAN
2022/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menegakkan diagnosa dari suatu penyakit diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang untuk menjamin akuratnya diagnosa tersebut. Salah satu pemeriksaan penunjang
tersebut adalah pemeriksaan radiografi yang memanfaatkan sinar-x sebagai sumber
pencitraan. Diagnosa yang ditegakkan dibuat berdasarkan penilaian atas hasil gambaran
radiograf sesuai dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan, oleh karena itu informasi yang
mampu ditampilkan oleh suatu gambaran radiograf sangat mempengaruhi ketepatan
suatu diagnosa.
Salah satu pemeriksaan radiografi yang dilakukan adalah pemeriksaan pada anggota
gerak bawah yaitu pedis. Pedis berfungsi untuk menyangga anggota gerak bawah sehingga
jika terjadi kelainan pada pedis maka dapat mengganggu aktivitas manusia. Pedis terdiri atas
26 tulang yaitu : 14 phalanges. 5 os metatarsal dan 7 os tarsi. Os tarsi terdiri atas os
calcaneus.
os talus, os navicular, 3 os cuneiform, dan os cuboid. Berdasarkan fungsinya dibedakan
menjadi 3 yaitu : forefoot (metatarsal dan toes), midfoot (cuneifornm, navicular, dan
cuboid), hindfoot (talus / astragalhıs, dan calcaneus (os calcis) (Merril, 2016).
Menurut Budiyono Setiadi (2011). pada umumnya patologi yang sering terjadi pada
pedis adalah fraktur, dislokasi dan arthtritis. Ada atau tidaknva patologi yang terjadi, dapat
diketahui dengan mnelakukan beberapa proycksi pemotretan dalam pemeriksaan radiografi (
Norman, 2015 ).
Pemeriksaan radiografi pada ossa pedıs terdiri dari beberapa proyeksi yaitu proycksi
Antero Posterior, proyeksi Lateral yang dibagi menjadi latero-medial dan medio-lateral.
dan proyeksi Oblique medial rotation. Menurut (Bontrager, 2018), pemeriksan radiografi
pedis proycksi AP Oblique medial rotation dilakukan dengan merotasikan objek sebesar 30
sampai 40 ke arah medial . Merotasikan objek 40 dapat menghindari tarsal dan metatarsal
tidak superimposisi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui perbedaan informasi
anatomi pedis dengan merotasikan objek sebesar 30 dan 40° ke arah medial serta ingin
mengangkatnya dalam sebuah karya tulis ilmiah dengan judul “PERBEDAAN
INFORMASI ANATOMI OSSA PEDIS PROYEKSI AP (ANTEROPOSTERIOR)
OBLIQUE MEDIAL ROTATION DENGAN SUDUT KEMIRINGAN OBJEK
SEBESAR 30O DAN 40O”