Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Intensitas sinar-X merupkan jumlah tenaga foton sinar-X (energi)

yang keluar dari tabung sinar-X pada luasan, jarak dan waktu tertentu.

Intensitas yang dikeluarkan ditentukan oleh nomor atom target (Z), arus

tabung (mA), tegangan puncak (kVp) dan faktor rektifikasi (F).

Pemberian kV sangat berpengaruh terhadap daya tembus sinar-X yang

dihasilkan oleh tabung. Kenaikan kV akan mempengaruhi kenaikan intensitas

sinar-X yang menunjukkan jumlah tenaga foton (energi) yang keluar dari

tabung pada luasan, jarak dan waktu tertentu. Namun ternyata, intensitas

sinar-X yang dikeluarkan oleh anoda mempunyai kekuatan yang berbeda-

beda. Perbedaan intensitas tersebut diakibatkan oleh sudut sinar-X yang

dibentuk oleh anoda yang disebut anode heel effect. (Carlton dan Adler,

2001)

Anoda heel effect ini terjadi karena intensitas radiasi yang dipancarkan

pada ujung katoda dari tabung sinar-X lebih besar dibandingkan dengan

sinar-X yang dipancarkan pada ujung anoda. Intensitas sinar-X yang lebih

kecil terjadi pada ujung anoda karena penyudutan yang terjadi antara elektron

yang dipancarkan oleh katoda menuju anoda sehingga sinar-X yang

dipancarkan dari bagian anoda mengalami pelemahan sebelum menembus

1
2

material objek. Hal ini dikarenakan sinar-X akan menembus material anoda

terluar sebelum menembus material objek.

Penerapkan anoda heel effect sangat membantu dalam memperoleh

gambar yang berkualitas dari bagian tubuh dengan menunjukkan variasi yang

signifikan dalam ketebalan sepanjang sumbu longitudinal bidang sinar-X.

Pasien harus diposisikan sehingga bagian tubuh yang lebih tebal berada pada

di ujung katoda dari tabung sinar-X dan bagian yang lebih tipis berada di

ujung anoda. (Bontrager, 2005)

Salah satu bentuk pemanfaatan anoda heel effect adalah pada

pemeriksaan os femur, karena os femur merupakan tulang panjang yang

memiliki ketebalan yang berbeda antara daerah proksimal dan distal. Os

femur lebih tebal pada bagian proksimal di bandingkan bagian distalnya.

Untuk menghasilkan kualitas radiograf yang tinggi pada os femur, perlu

adanya pengaturan letak anoda dan katoda pada bagian tersebut yaitu daerah

proksimal ada pada katoda dan daerah distal ada pada anoda. Dengan

demikian, bagian proksimal yang lebih tebal akan di tembus oleh sinar-X

dengan intensitas lebih besar dibandingkan bagian distal, sehingga gambaran

yang dihasilkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam upaya

menegakkan suatu diagnosa (Terry L, 2000)

Semakin tinggi intensitas sinar-X yang menembus material objek

maka densitas radiograf yang dihasilkan akan meningkat juga. Hal tersebut

akan menyebabkan kontras dari radiograf tersebut menurun. (Bushong, 1998)


3

Berdasarkan penelitian Heni Mega Puspita (2014) penilaian pada

pemanfaatan anoda heel effect pada radiograf os femur secara subjektif

menunjukkan bahwa radiograf os femur yang memanfaatkan teori anoda heel

effect mempunyai kontras subjektif, detail dan ketajaman yang lebik baik

dibandingkan dengan radiograf os femur yang tidak memanfaatkan teori

anoda heel effect. (Puspita, 2014).

Salah satu syarat pemenuhan kualitas radiograf yang optimal adalah

mempunyai densitas , kontras objektif dan subjektif, ketajaman dan detail

yang baik. Dengan adanya penelitian di atas maka penulis ingin melengkapi

penelitian tersebut melalui sebuah penelitian dalam karya tulis ilmiah yang

berjudul “Perbedaan Densitas dan Kontras Objektif Pada Radiograf Os

Femur Proyeksi Antero Posterior Dengan Memanfaatan dan Tanpa

Memanfaatkan Anode Heel Effect”

1.2. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang penulis angkat adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan densitas pada radiograf os femur proyeksi antero

posterior dengan memanfaatan dan tanpa memanfaatkan anode heel

effect?

2. Apakah ada perbedaan kontras objektif pada radiograf os femur proyeksi

antero posterior dengan memanfaatan dan tanpa memanfaatkan anode

heel effect?
4

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan densitas pada radiograf os femur proyeksi

antero posterior dengan memanfaatan dan tanpa memanfaatkan anode

heel effect.

2. Untuk mengetahui perbedaan kontras objektif pada radiograf os femur

proyeksi antero posterior dengan memanfaatan dan tanpa memanfaatkan

anode heel effect.

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Institusi ATRO Bali

Bagi institusi ATRO BALI, hasil penelitian ini dapat

menambah kepustakaan dan pertimbangan referensi tentang perbedaan

densitas dan kontras objektif pada radiograf os femur proyeksi antero

posterior dengan memanfaatan dan tanpa memanfaatkan anode heel

effect.

1.4.2. Penulis

Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan bagi

penulis terutama tentangperbedaan densitas kontras objektif pada

radiograf os femur proyeksi antero posterior dengan memanfaatan dan

tanpa memanfaatkan anode heel effect.

1.4.3. Rumah Sakit

Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki mutu dan

kualitas radiograf pada pemeriksaan os femur proyeksi antero


5

posterior dengan memanfaatkan dan tidak memanfaatkan anode heel

effect.

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang berkaitan dengan judul Karya Tulis Ilmiah

ini belum pernah diteliti oleh penulis lain. Tetapi kajian tentang Aplikasi

Teknik Anoda Heel Effect pernah dilakukan oleh:

1. Heni Mega Puspita (2014) dengan judul “Perbedaan Kualitas Radiograf

pada Pemeriksaan Os Femur Proyeksi Antero Posterior Dengan

Memanfaatkan dan Tidak Memanfaatkan Anode Heel Effect”. Persamaan

penelitian ini dengan yang peneliti ambil adalah sama-sama meneliti

aplikasi teknik anoda heel effect. Perbedaannya, peneliti membahas

tentang densitas dan kontras objektif radiograf sedangkan Heni Mega

Puspita membahas tentang kontras subjektif, detail dan ketajaman

radiograf.

2. Diah Iswari Utamining Tyas (2014) dengan judul “Pengaruh Aplikasi

Anoda Heel Effect Terhadap Kualitas Radiograf Pada Foto Pedis

Proyeksi Antero Posterior”. Persamaan penelitian ini dengan yang

peneliti ambil adalah sama-sama meneliti aplikasi teknik anoda heel

effect. Perbedaannya, peneliti membahas tentang densitas dan kontras

objektif pada radiografos femur sedangkan Diah Iswari Utamining Tyas

membahas tentang kontras subjektif, detail dan ketajaman pada radiograf

pedis.
6

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang tinjauan teori, kerangka teori dan

hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi tentang rancangan penelitian, populasi

dan sampel, variable penelitian, definisi operasi, alat dan bahan, prosedur

penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta

alur penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai