NIM : J2A019032
TUTORIAL BLOK OD
SKENARIO 2
Rontgen Gigi Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke RSGM dengan keluhan adanya
pembengkakan pada dacrah palatal, kadang terasa sakit. Pada pemeriksaan intraoral tampak gigi
11 berubah wama dan vitalitas (-). Dokter gigi penanggung jawab klinik merujuk pasien tersebut
ke bagian Radiologi KG untuk dilakukan foto pada gigi 11. Radiografer mempersiapkan film dan
melakukan pengambilan radiograf intra oral yang sesuai dengan kasus dan kondisi rongga mulut
pasien. Setelah itu radiografer menuju kamar gelap dan melakukan prossesing film secara
manual. Setelah di proses didapatkan hasil pemeriksaan radiograf seperti gambar di bawah ini.
LO :
Kontras.
Kontras adalah tingkat perbedaan kepadatan antara dua area pada radiograf. Kontras antara
berbagai bagian gambar merupakan salah satu kriteria penilaian kualitas dalam suatu
gambaran, dimana semakin besar kontrasnya maka semakin banyak fitur yang terlihat. Kontras
terdiri dari dua jenis:
a) kontras objek, dimana didefinisikan sebagai rasio intensitas radiasi yang ditransmisikan
melalui area jaringan/organ yang berbeda dari komponen yang dievaluasi. Hal ini
bergantung pada perbedaan penyerapan sinar-X dalam objek. Semakin besar sinar yang
diabsorpsi olehjaringan dikatakan pada radiograf sebagai objekdengan kontras tinggi,
sebaliknya semakin sedikitsinar yang diabsorpsi jaringan maka dikatakan objek memiliki
kontas paling tinggi.
b) kontras film, dimana didefinisikan sebagai kemampuan film untuk menyerap dan menolak
sinar yang masuk ke dalam film. Semakin banyak sinar yang diterima film maka film akan
semakin gelap atau berkontras tinggi, sedangkan apabila sinar lebih sedikit mengenai film
dikatakan sebagai kontras tinggi. Hasil radiograf terlalu dengan kontras terlalu banyak akan
terlihat hitam, sedangkan yang kontrasnya teralalu tinggi akan terlihat lebih putih.
Densitas.
Densitas radiograf merujuk padaderajat atau gradasi kehitaman dari radiograf. Haltersebut
bergantung pada jumlah paparan radiasiyang mencapai daerah tertentu pada film. Hal yang
memengaruhi densitas adalahmiliamper, kilovoltage, dan waktu eksposur. Makin tinggi
miliamper maka densitas juga meningkat karena sinar-X yang lebih banyak. Makin tinggi
puncak kilovoltage, densitas juga makin tinggi karena sinar-x yang mengenai film memiliki
lebih tinggi energi. Makin lama waktu eksposur maka makin tinggi densitas karena akan
semakin banyak sinar-x yang mengenai film.
merujuk pada kemampuan sinar-X untuk memproduksi garis batas terluar yang jelas. Ketajaman
merupakan komponen penting yang harus terpenuhi pada radiograf. Hal yang memengaruhi
ketajaman adalah ukuran focal spot, makin kecil focal spot maka makin bagus ketajaman.
Detail,
merupakan kemampuan radiograf untuk menampilkan perbedaan dari setiap bagian anatomi.
Hasil sebuah radiograf yang mampu memperlihatkan struktur yang kecil dari organ yang difoto.
Kriteria kualitas ini didapat jika pada ukuran objek besar ataupun kecil, detail yang dihasilkan
dapat diamati dengan baik dan jelas.
Distorsi.
Gambar yang terdistorsi tidak memiliki ukuran dan bentuk yang sama dari objek asli pada
radiograf dikarenakan ketidaksamaan pembesaran dari daerah yang berbeda pada objek yang
sama . Hal yang memengaruhi distorsi adalah penempatan dan kesejajaran film atau angulasi
sinar-X yang tidak sesuai.
Resolusi,
suatu ukuran dari kemampuan untuk membeda-bedakan objek satu dengan lainnya. Resolusi
berkaitan dengan bermacam-macam densitas, suatu jarak yang kecil terpisah suatu latar belakang
warna yang seragam untuk membedakan struktur dan menghasilkan gambaran terpisah dari
objek kecil.
Brightness,
Detektor fosofor merekam energi sinar-X selama penyinaran dan dipindai (scan)
oleh sebuah dioda laser linear untuk mengeluarkan energi yang tersimpan yang
kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar digital Charge Coupled Devices
(CCD’s). Image data kemudian ditransfer oleh Radiografer untuk ditampilkan dan
dikirim menuju work stasion milik radiolog.
Sumber :Haring JI, Howerton LJ, Howerton WB, editor. Dental radiography
principles and techniques. 3rd Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders Inc; 2006
Dalam bidang kedokteran gigi teknik radiografi yang digunakan terdiri dari dua jenis,
yaitu radiografi intra oral dan ekstra oral.
a. Radiografi Intra Oral
Radiografi intra oral pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarnya dengan
radiografi yang filmnya diletakan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan
intra oral merupakan pokok dari radiografi kedokteran gigi. Radiografi
intra oral terdiri atas beberapa tipe, yaitu:
1. Radiografi Periapikal
2. Radiografi Bitewing
3. Radiografi Oklusal
1. Radiografi Panoramik
3. Radiografi Sefalometri
4. Radiografi Postero-Anterior
5. Radiografi Antero-Posterior
Periapikal
Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan melihat keseluruhan
makhota dan akar gigi (crown and root), tulang alveolar dan jaringan sekitarnya.
Indikasi :
Teknik Pengambilan Radiograf Periapikal Ada dua teknik dalam pengambilan radiografi
periapikal yaitu: teknik paralel dan bisekting.
1. Teknik Paralel
Teknik paralel dikenal juga sebagai extension cone paralleling, right angle technique,
long cone technique, true radiograph merupakan teknik yang paling akurat dalam
pembuatan radiografi intraoral. Hal ini disebabkan karena pada teknik paralel
pelaksanaan dan standarisasinya sangat mudah dengan kualitas gambar yang dihasilkan
bagus dan distorsinya kecil. Teknik paralel dicapai dengan menempatkan film sejajar
dengan aksis panjang gigi kemudian film holder diletakkan untuk menjaga agar film tetap
sejajar dengan aksis panjang gigi.
Kelebihan :
- tanpa distorsi,
- gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya,
- mempunyai validitas yang tinggi,
- posisi relatif dari reseptor gambar sehingga berguna untuk beberapa pasien dengan
cacat.
Kerugian :
- sulit dalam meletakkan film holder, terutama pada anak-anak dan pasien yang
mempunyai mulut kecil,
- pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga timbul rasa tidak
nyaman pada pasien, dan memposisikan film holder pada molar tiga bawah sangat
sulit.
2. Teknik Bisekting
Teknik bisekting adalah teknik lain yang dapat dilakukan selain teknik paralel dalam
pengambilan film periapikal. Teknik bisekting biasa digunakan pada kasuskasus kelainan
anatomi seperti torus palatinus besar, palatum sempit, dasar mulut dangkal, frenulum
pendek, lebar lengkung rahang yang sempit atau pada pasien anak yang kurang
kooperatif. Film diletakkan ke dalam rongga mulut dan diberikan blok gigitan untuk
menahan film.
Keuntungan :
- teknik ini dapat digunakan tanpa film holder dan posisi yang cukup nyaman bagi
pasien.
Kerugian
- distorsi mudah terjadi dan masalah angulasi (banyak angulasi yang harus
diperhatikan).
Bitewing
Kata bitewing berasal dari teknik pengambilan radiografi yang meminta pasien untuk
mengigit (bite) semacam sayap (wing) kecil yang dilekatkan pada film intraoral.
Indikasi :
- Deteksi karies interproksimal
- Evaluasi perkembangan karies
- Evaluasi sebuah restorasi
- Evaluasi status periodontal
Keuntungan :
- dengan satu film dapat dipakai untuk memeriksa gigi-gigi pada rahang atas dan
rahang bawah sekaligus.
- bitewing radiografi digunakan untuk melihat garis dari CEJ (cementoenamel
junction) pada satu gigi ke CEJ gigi tetangganya dalam satu film yang sama, sama
halnya dengan jarak dari puncak ke tulang interproksimal yang ada.
- digunakan untuk mendeteksi karies interproksimal, bitewing radiografi juga
memberikan informasi status pasien periodontal.
Kekurangan :
- hasil dari bitewing radiografi pada diagnosis penyakit periodontal hanya terbatas pada
bagian mahkota akar gigi yang diamati, dan terbatas pada regio molar-premolar.
Sefalometri
Radiografi sefalometri adalah radiografi standar yang digunakan untuk radiografi tulang
tengkorak dimana sefalometri digunakan secara ekstensif dalam ortodonti untuk menilai
hubungan gigi dan rahang pada tulang wajah, analisa konveksitas wajah bisa dilihat
dengan menggunakan rontgen foto sefalometri.
Indikasi klinis utama dapat dipertimbangkan ke 2 tujuan yaitu ortodonti dan operasi
ortognatik.
■ ● Ortodonti
a. Diagnosis awal
b. Perencanaan Perawatan
c. Memonitor proses perawatan
d. Mengevaluasi di akhir perawatan
■ ● Operasi Ortognatik
a. Evaluasi pre-operasi tengkorak dan pola jaringan lunak
b. Perencanaan perawatan
c. Evaluasi pasca operasi dan pemeriksaan lanjutan jangka panjang
■ Sefalometri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Sefalometri lateral: gambaran lateral dari tengkorak kepala. Dari sefalogram lateral dapat
dilakukan analisa profil jaringan lunak aspek lateral. Sefalometri lateral memiliki
kegunaan tinggi untuk mengamati bagian anatomi nasal bones, frontal sinus, dan
sphenoid sinus.
2) Sefalometri postero-anterior: gambaran postero-anterior dari tulang tengkorak.
Sefalometri ini memiliki kegunaan tinggi untuk mengamati bagian anatomi orbita, nasal
cavity, dan frontal sinus.
Gambar 24. Sefalometri Lateral Gambar 25. Sefalometri Postero-Anterior (PA)
■ Kelebihan pada radiografi sefalometri ini yaitu memiliki kegunaan tinggi untuk
mengamati :
1. Bagian anatomi orbita
2. Nasal cavity
3. Frontal sinus
Panoramic
Radiografi panoramik atau orthopanthography / OPG memberi gambaran umum dari
struktur fasial yang meliputi lengkung gigi-geligi maksila, mandibula, dan struktur
pendukung lainnya, serta berguna untuk mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum.
Indikasi pada KG :
Kelebihan :
● Memberikan gambaran yang luas mengenai struktur tulang fasial dan gigi-geligi.
● Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan rontgen relatif pendek (3-4 menit).
Kekurangan :
● Gambaran yang dihasilkan tidak mampu menampilkan detain anatomi seperti pada radiograf
intraoral.
Sumber :
■ White E, Drage N. 2013. Radiography and Radiology for Dental Care Profesionals, 3th
edn. China: Elsevier Churchill Livingstone.
■ Frommer H, Stabulas J. 2011. Radiology for the dental professional. 9th ed. St Louis:
Elsevier.
■ White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology Principles and Interpretation. 6th Ed. St. Louis:
Sauders Elsevier; 2009.