Anda di halaman 1dari 23

TUTORIAL BLOK

DENTAL
EMERGENCIES
CAMELIA SENADA/J2A019032
SKENARIO 1
OUCH… Gigi patahku nyeriii 
Seorang perempuan berusia 16 tahun dating ke RSGM dengan keluhan gigi depan atas sakit pasca
kecelakaan kemarin Ketika bersepeda. Nyeri terasa meningkat Ketika gigi disentuh dengan lidah dan
pasien sulit tidur karena rasa sakitnya. Sebelumnya pasien telah mengkonsumsi obat Pereda nyeri
namun sakit tidak mereda serta sulit untuk tidur dan makan. Pasien ingin dilakukan perawatan agar
giginya tidak sakit dan dapat berfungsi seperti sebelumnya. Terdapat luka robek pada bibir bawah.

Pasien merasa nyeri sulit tidur dan merasakan nyeri meningkat saat tidur serta saat minum air dingin
dan panas, pasien ekonomi menengah kebawah dan luka robek di bibir bawah pemeriksaan EO DBN
IO regio 11 fraktur enamel dentin dan ruang pulpa perkusi+ tes vitalitas CE+ EPT skor=2, regio
gingiva normal dan tidak ada pembengkakan
Learning Objective:
1. Cara Diagnosis kegawatdaruratan
2. Klasifikasi dan definisi kegawatdaruratan endo
3. Etiologi kegawatdaruratan endo
4. Jenis perawatan kegawat darurat
5. Dalil dan kultum
1. Cara Diagnosis kegawatdaruratan
Pemeriksaan klinis yang diperlukan sebelum melakukan perawatan kegawatdaruratan endodontik
adalah menentukan vitalitas pulpa, menganalisis reaksi gigi yang bersangkutan terhadap perkusi, dan
evaluasi radiograf. Tes vitalitas pulpa dapat dilakukan dengan menggunakan tes termal dan tes pulpa
elektrik. Tes perkusi merupakan tes yang penting karena berguna untuk mengetahui perluasan
inflamasi ke jaringan periapikal. Radiograf diperlukan untuk menentukan perawatan yang tepat
dalam perawatan endodontik jika waktu yang tersedia untuk menangani rasa nyeri pasien sangat
sedikit.

Weine, F. S. 2004. Endodontic Therapy. Elsevier Mosby Inc.: St. Louis.


Menetukan Diagnosis:

Riwayat medis dan


Pemeriksaan Subyektif Pemeriksaan Obyektif
giginya

Pemeriksaan
Pemeriksaan Radiograf
Periodontium

• Apriyono, D. K. (2015). Kedaruratan Endodonsia. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 7(1), 45-50.


• Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
• Cohen, S. and Burns, R.C. 1994. Pathways of The Pulp. 6 th ed. St. Louis : Mosby. Guttman, J.L. 1992. Problem Solving in Endodontics, Prevention, Identification and Management. 2 nd ed., St Louis: Mosby Year Book
• Walton, R. and Torabinejad, M., 2002. Principle and Practice of Endodontics. 2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co. weine, F.S. 1996. Endodontic Therapy. 5 th ed. St. Louis: Mosby Year Book. Inc.
Dental emergency berfokus pada manajemen kondisi yang membutuhkan Tindakan segera
untuk meredakan rasa sakit yang parah. Tindakan ini dilakukan seminimal mungkin.
Beberapa diagnosis yang dapat dikategorikan sebagai dental emergency adalah:

 Rasa sakit yang parah akibat radang

 Pericoronitis

 Radang tulang

 Abses

 Patah pada gigi

 Dental trauma

Updated Guidance on Emergency and Urgent Care During COVID-19 Pandemic, Royal College of Dental Surgeons of Ontario, 24th April 2020.
2. Klasifikasi dan definisi
kegawatdaruratan endo
Definisi

Kedaruratan endodontik didefinisikan sebagai kondisi yang berhubungan dengan


rasa nyeri dan atau bengkak yang membutuhkan diagnosis dan perawatan segera.

Kedaruratan endodontik biasanya dikaitkan dengan rasa nyeri atau pembengkakan


dan memerlukan penegakan diagnosis serta perawatan dengan segera.

• Apriyono, D. K. (2015). Kedaruratan Endodonsia. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 7(1), 45-50


• Santa, M., & Trilaksana, A. C. (2015). Penanganan kedaruratan endodontik pada pulpitis ireversibel. Makassar Dental Journal, 4(5).)
Klasifikasi kegawatdaruratan
endodontik
•Pulpitis Reversibel Akut • Periodontitis Apikalis Akut

•Pulpitis Irreversibel Akut

• Abses Periapikal Akut • Acute flare-up

• Yuanita, T. (2020). Flare-up endodontic. Airlangga University Press.


• Mahendra, I., Fadhilah, F., & Khairina, I. (2019). Sistem Pakar Berbasis Web Menggunakan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosa Penyakit Pulpa Dan Periapikal.  JATISI
(Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi), 5(2), 177-193.
• Rasinta Tarigan. 2004. Perawatan pulpa gigi (endodontic)) ed 2. Jakarta : EGC
• Walton, R. E., & Torabinejad, M. (2008). Prinsip dan praktik ilmu endodonsia. Ed, 3, 60-9
Klasifikasi kegawatdaruratan
endodontik
•Abses Periodontal Akut • Fraktur mahkota

• Fraktur Akar • Nekrosis Pulpa

• Yuanita, T. (2020). Flare-up endodontic. Airlangga University Press.


• Mahendra, I., Fadhilah, F., & Khairina, I. (2019). Sistem Pakar Berbasis Web Menggunakan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosa Penyakit Pulpa Dan Periapikal.  JATISI
(Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi), 5(2), 177-193.
• Rasinta Tarigan. 2004. Perawatan pulpa gigi (endodontic)) ed 2. Jakarta : EGC
• Walton, R. E., & Torabinejad, M. (2008). Prinsip dan praktik ilmu endodonsia. Ed, 3, 60-9
3. Etiologi kegawatdaruratan endo
Kegawatdaruratan dalam endodontik dan infeksi adalah kasus yang
dirasakan  penderita berupa sakit (nyeri) dengan berbagai frekuensi
nyeri atau pembengkakan sebelum, selama, atau sesudah perawatan
saluran dengan penyebab berupa iritan yang menimbulkan inflamasi
yang hebat di pulpa atau jaringan periradikuler.

Walton RE, Torabinejad M. 2008. Prinsip dan Praktek ilmu endodonsi. Alih bahasa: Narlan S, Winiati S, Bambang N. ed ke-3.Jakarta: EGC
Etiologi kegawatdaruratan endodontik

• Etiologi kegawatdaruratan endodontik paling sering adalah patologi pulpa dan trauma
• Nyeri dapat berasal dari pulpa atau daerah periradikular.
Nyeri pada kegawatdaruratan endodontik terutama terkait dengan dua faktor, yaitu
mediator kimia dan tekanan. Mediator kimiawi menyebabkan nyeri secara langsung
dengan menurunkan ambang nyeri pada serabut saraf sensorik atau dengan
meningkatkan permeabilitas vaskular dan menghasilkan edema. Peningkatan tekanan
cairan akibat edema juga merangsang reseptor nyeri.

Grossman, L. (2021). Grossman's Endodontic Practice 14th Edition. New Delhi: Wolters Kluwer .)
4. Jenis perawatan kegawat darurat
Penatalaksanaan Pasien
• Hal ini merupakan faktor yang penting karena pasien yang sedang cemas
harus diyakinkan bahwa dia akan ditangani dengan baik. Untuk
mengurangi kecemasan dan memperoleh informasi mengenai keluhan
utama dan agar diperoleh kerjasama pasien selama perawatan, klinisi
hendaknya membangun dan mengendalikan situasi, membangkitkan
kepercayaan pasien, memberikan perhatian dan simpati kepada pasien
dan memperlakukan pasien sebagai individu yang penting.
Penatalaksanaan psikologis merupakan faktor yang penting dalam
perawatan kedaruratan.

Santa, M., & Trilaksana, A. C. (2015). Penanganan kedaruratan endodontik pada pulpitis ireversibel. Makassar Dental Journal, 4(5).)
Penatalaksanaan Penyakit
Pulpa dan Periradikuler
• Setelah melakukan pemeriksaan, klinisi harus dapat
mengidentifikasi gigi penyebab dan jaringan pulpa atau
periradikuler yang merupakan sumber rasa nyeri dan harus dapat
menentukan diagnosis pulpa dan periradikulernya sehingga jelas
rencana perawatannya.

Santa, M., & Trilaksana, A. C. (2015). Penanganan kedaruratan endodontik pada pulpitis ireversibel. Makassar Dental Journal, 4(5).)
Penatalaksanaan Pulpitis Reversibel Akut
• Pasien dapat menunjukan gigi yang sakit dengan tepat. Diagnosis dapat
ditegaskan oleh pemeriksaan visual, taktil, termal, dan pemeriksaan radiograf.
Pulpitis reversibel akut berhasil dirawat dengan prosedur paliatif yaitu aplikasi
semen seng oksida eugenol sebagai tambalan sementara, rasa sakit akan hilat
dalam beberapa hari. Bila sakit tetap bertahan atau menjadi lebih buruk,
maka lebih baik pulpa diekstirpasi. Bila restorasi yang dibuat belum lama
mempunyai titik kontak prematur, memperbaiki kontur yang tinggi ini
biasanya akan meringankan rasa sakit dan memungkinkan pulpa sembuh
kembali. Bila keadaan nyeri setelah preparasi kavitas atau pembersihan
kavitas secara kimiawi atau ada kebocoran restorasi, maka restorasi harus
dibongkar dan aplikasi semen seng oksida eugenol.
Penatalaksanaan Pulpitis
Ireversibel Akut
• Gigi dengan diagnosis pulpitis ireversibel akut sangat responsif
terhadap rangsang dingin, rasa sakit berlangsung bermenit-menit
sampai berjam-jam, kadangkadang rasa sakit timbul spontan,
mengganggu tidur atau timbul bila membungkuk. Perawatan
darurat yang lebih baik dilakukan adalah pulpektomi daripada
terapi paliatif untuk meringankan rasa sakit

Santa, M., & Trilaksana, A. C. (2015). Penanganan kedaruratan endodontik pada pulpitis ireversibel. Makassar Dental Journal, 4(5).)
Penatalaksanaan Nekrosis
Pulpa tanpa Pembengkakan
• Walaupun gigi nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respons
terhadap stimuli, gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan
terinflamasi vital di saluran akar di daerah apeks dan memiliki jaringan
periradikuler terinflamasi yang menimbulkan nyeri (periodontitis akut).

Santa, M., & Trilaksana, A. C. (2015). Penanganan kedaruratan endodontik pada pulpitis ireversibel. Makassar Dental Journal, 4(5).)
• Penatalaksanaan Penyakit Pulpa dan Periradikuler
• Penatalaksanaan Pulpitis Reversibel Akut
• Penatalaksanaan Pulpitis Ireversibel Akut
• Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa tanpa Pembengkakan
• Penatalaksanaan Kedaruratan Antar Kunjungan
• Penatalaksanaan Kasus-kasus yang Awalnya Vital Tanpa Pembengkakan dan Debridemen Sempurna
• Penatalaksanaan Kasus-kasus yang Awalnya Nekrosis Tanpa Pembengkakan

• Apriyono, D. K. (2015). Kedaruratan Endodonsia. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 7(1), 45-50.


HADIST
Artinya: “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang
mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Tirmidzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Anda mungkin juga menyukai