URINALISA
Andri Sukeksi, SKM.M.Si
RUTIN Khusus
1. urobilin
1. Makroskopis
2. Urobilinogen
2. Mikroskopis 3. Billirubin
3. Kimia ( protein, reduksi ) 4. Aceton
5. Calcium
6. Darah samar
Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal
terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya
berarti diabetes mellitus.
Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa oksidase
(GOD), peroksidase (POD) dan zat warna. menurun.
Prinsip: Bromthymol blue dengan methyl vinyl ether maleic acid sodium salt akan
memberikan warna pada urin dengan bj >/ 0,5
Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur
konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai
kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin.
Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar
jika fungsi ginjal normal.
BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsi tubulus.
Prinsip: Natriumnitroprusid sebagai oksidator kuat dengan asam acetoasetat dan
aseton yang bersifat basa membentuk senyawa yang berwarna violet
Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat) diproduksi
untuk menghasilkan energi saat karbohidrat tidak dapat digunakan.
kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasan hepar),
penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus, mononukleosis infeksiosa, anemia
sel sabit. Urobilinogen urine menurun dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas,
penyakit hati yang parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi
yang parah, kolelitiasis, diare yang berat.