Anda di halaman 1dari 7

JENIS-JENIS FOTO RONTGEN GIGI

Secara garis besar foto Rontgen gigi, berdasarkan teknik pemotretan dan penempatan film, dibagi menjadi
dua: foto Rontgen Intra oral dan foto Rontgen extra oral.
1. Teknik Rontgen Intra oral/Proyeksi Intra Oral
Pemeriksaan intra oral adalah salah satu aplikasi radiologi klinik yang pertama kali digunakan sejak lebih
dari 100 tahun yang lalu. Secara umum dapat dikatakan bahwa radiografi intraoral dapat memberikan
informasi diagnostik yang tidak diperoleh dari pemeriksaan sebelumnya. Sampai saat ini radiografi
merupakan metode diagnostik non invasive utama untuk eveluasi perubahan internal jaringan yang
termineralisasi di daerah orofasial. Pemeriksaan ini terdiri dari 3 macam proyeksi yaitu : periapical,
bitewing dan occlusal.
Teknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara radiografi dan filmnya
ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari
32 gigi diperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intra oral yaitu:
pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal.
1) Teknik Rontgen Periapikal
Teknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. Ada dua
teknik pemotretan yang digunakan untuk memperoleh foto periapikal yaitu teknik parallel dan bisektris,
yang sering digunakan di RSGM adalah teknik bisektris.
2) Teknik Bite Wing
Teknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan
posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat permukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang
alveolar. Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam
mulut.
3) Teknik Rontgen Oklusal
Teknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun rahang bawah dalam satu
film. Film yang digunakan adalah film oklusal. Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk
mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut.
2. Teknik Rontgen Ekstra Oral/Proyeksi Ekstra Oral
Radiografi yang termasuk proyeksi ekstra oral adalah semua proyeksi radiografik daerah maksilofasial,
dengan film diletakan di luar mulut pasien. proyeksi ekstraoral di bidang kedokteran gigi meliputi proyeksi-
proyeksi standar maupun proyeksi khusus untuk pemeriksaan daerah kepala, sendi temporomandibula, sinus,
tulang nasal, zigomatik dan sebagainya.
Foto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, film yang
digunakan diletakkan di luar mulut. Foto Rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering
digunakan adalah foto Rontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalah foto
lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri, proyeksi-Waters, proyeksi reverse-
Towne, proyeksi Submentovertex
1) Teknik Rontgen Panoramik
Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan
struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi,
mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.
2) Teknik Lateral
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnosa fraktur dan
keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.
3) Teknik Postero Anterior
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara lain
sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan orbita.
4) Teknik Antero Posterior
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran
sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung.
5) Teknik Cephalometri
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan
pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal,
sinus paranasal dan palatum keras.
6) Proyeksi Waters
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita,
sutura zigomatiko frontalis, dan rongga nasal.
7) Proyeksi Reverse-Towne
Foto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat dan juga dapat
digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila.
8) Proyeksi Submentovertex
Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung
mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus zigomatikus.
3. Radiografi Konvensional Dan Modern Radiographic Imaging
Radiografi digital merupakan panduan radiografi diagnostik konvensional, dengan kemajuan teknologi
komputer. Tujuannya adalah untuk menghasilkan gambaran yang memberikan informasi diagnostik
maksimum, dengan radiasi minimum.
4. Computed Tomographic-Scan (CT-Scan)
Computed Tomographic-scan (CT-scan) adalah sarana pencitraan radiografik modern dengan paparan
radiasi yang jauh lebih besar, dan sistem lebih kompleks. Sistem ini menghasilkan gambaran radiografik
potongan obyek dalam lapisan-lapisan, tanpa terjadi tumpang tindih satu sama lain.
Kualitas Gambar Radiografi
21 November 2013 - dalam Radiofotografi Oleh hanifah-ayu-fk13
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS GAMBARAN
1. Densitas
Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman terjadi karena adanya interaksi
antara sinar-x dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. densitas yang tinggi
didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x
Densitas dipengaruhi oleh:
a. Kilovolt (kV)
Menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus bahan
b. Mili Amphere (mA)
Menunjukan besarnya arus yang terjadi selama eksposi berlangsung.
c. Second (s)
Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan dalam satuan detik.
d. mAs
kualitas sinar yang dihasilkan
e. FFD (Focus Film Distance)
Jarak pemotretan dari fokus pesawat ke film.
f. Ketebalan objek
Semakin tebal objek yang akan difoto, faktor eksposi semakin meningkat
g. Luas lapangan penyinaran
Intensitas sinar-x yang keluar dari tube sinar-x
Kontras
Perbedaan gambaran antara derajat kehitaman dan putih akibat adanya perbedaan daya absorbsi objek
terhadap sinar-x.
Kontras radiografi dibagi menjadi 2:
1. Kontras subjektif : perbedaan persepsi/penilaian mata , masing-masing orang dalam membedakan
kontras radiografi.
2. Kontras objektif : perbedaan gambaran hitam dan putih yang diukur dengan alat densitometer.
Faktor yang mempengaruhi kontras radiografi:
1. Tegangan tabung
2. Perbedaan koefisien atenuasi linear gambar, dipengaruhi oleh kerapatan jenis dan nomor atom
objek.
3. Radiasi hambur akan menurunkan nilai kontras
4. Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiografi dengan menyerap radiasi hambur.
5. Processing film : agitasi yang terlalu lama menyebabkan gambaran hitam meningkat (kontras
menurun), cairan processing yang lemah menyebabkan kontras menurun.
3. Ketajaman gambar
Ketajaman gambar dipengaruhi oleh:
1. Faktor geometrik
Faktor yang berhubungan dengan pembentukan bayangan.
Dipengaruhi oleh:
a. Ukuran fokus
Setiap pesawat rontgen memiliki perbedaan ukuran fokus. Semakin kecil fokus, semakin tajam hasil
gambaran
b. Jarak
Semakin jauh FFD atau semakin dekat OFD maka semakin tajam gambaran
2. Faktor pergerakan
Faktor yang berhubungan dengan objek dan pergerakannya.
2 macam pergerakan:
1. Pergerakan subjektif, yaitu pergerakan yang disebabkan oleh organ-organ yang bergerak secara
sadar, contoh: denyut jantung, paru-paru, dll yang menyebabkan kekaburan gambaran.
2. Pergerakan objektif, yaitu pergerakan dari objek yang dapat dikendalikan secara sadar, contoh :
pada tulang.
3. Faktor Fotografi
Faktor yang berhubungan dengan pencatatan bayangan

II.I Penggunaan Foto Radiografis dalam Bidang Kedokteran Gigi
Sinar-X dalam kedokteran gigi umumnya digunakan untuk:
1. Memotret bagian dalam tubuh
- Penggunaan sinar-X di klinik atau praktek dokter gigi
Secara umum, penggunaan sinar-X pada klinik atau praktek dokter gigi bertujuan untuk:
a. Membantu menegakkan diagnosis
Dalam mendiagnosis penyakit atau kelainan gigi tidak selalu dapat terlihat langsung melalui pemeriksaan
fisik. Penggunaan foto rontgen dapat membantu mengetahui ada atau tidaknya kelainan, besarnya kerusakan
atau keparahan, serta hubungannya denagn jaringan di sekitarnya.
b. Mengarahkan rencana perawatan
Setelah diagnosis penyakit ditegakkan, maka dapat segera ditentukan rencana perawatan yang akan
dilakukan.
c. Evaluasi hasil perawatan
Untuk melihat keberhasilan perawatan yang telah dilakukan , maka dilakukan foto rontgen. Contohnya:
mengetahui apakah apeks gigi telah menutup setelah dilakukan perawatan apeksifikasi.
Kegunaan foto radiografis dalam berbagai bidang kedokteran gigi:
a. Oral patologi
Foto radiografis digunakan untuk mendeteksi kelainan anomali dan keadaan patologis gigi dan mulut,
contohnya karies, resorbsi internal atau eksternal, bermacam-macam anomali gigi (dens in dente, dan lain-
lain), keadaan patologi sinus maksilaris, anomali pertumbuhan dan perkembangan rahang, dan manifestasi
penyakit sistemik pada daerah oromaksilofasial (contohnya penyakit paget).


b. Oral surgery
Radiografi banyak digunakan untuk keperluan prosedur eksodonsi. Contohnya melihat hubungan gigi
dengan sinus maksilaris atau kanalis mandibularis sebelum dilakukan eksodonsi, melihat lokasi gigi
impaksi, dan melihat ada atau tidaknya fraktur rahang.


c. Prosthodonsi
Foto digunakan untuk melihat keadaan gigi penyangga dan jaringan penyangga untuk pembuatan gigi tiruan.
Pada pasien edentulous, foto digunakan untuk melihat keadaan alveolar ridge.
d. Pedodonsi
Gambaran radiografi digunakan untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan erupsi gigi, arah erupsi, ada
atau tidaknya kelainan (baik ada atau tidaknya benih gigi, kelainan jumlah, dan kelainan bentuk).

- Penggunaan sinar-X di fakultas kedokteran gigi
Penggunaan radiografi di fakultas kedokteran gigi bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar.
Melalui hasil foto radiografi tersbut, dapat dipelajari struktur anatomis, hubungan gigi geligi, keadaan
rahang, kelainan patologis (baik pada gigi, jaringan penyangga, sendi temporomandibular, dan sinus
maksilaris).

- Penggunaan sinar-X di bidang kedokteran gigi forensik
Foto radiografis digunakan untuk mengidentifikasi korban, baik korban kecelakaan maupun pembunuhan.
Dokumen foto radiografis tersebut dicocokkan dengan kondisi korban.

- Penggunaan sinar-X untuk survei kesehatan gigi dan mulut masyarakat
Survei untuk melihat struktur anatomis dan patologis dapat dilengkapi dengan foto radiografi. Contohnya,
melalui foto bitewing dapat dipelajari keadaan jaringan periodontal dan derajat kerusakan tulang alveolar

- Penggunaan sinar-X untuk kegiatan riset kedokteran gigi
Foto radiografis digunakan untuk mempelajari perubahan tumbuh kembang rahang manusia dari waktu ke
waktu.




2. Terapi daerah maksilofasial
Radiasi dapat digunakan sebagai terapi untuk berbagai jenis tumor yang sifatnya sangat peka terhadap
radiasi (radiosensitive). Contohnya kanker pembuluh darah, dan kanker kulit.

3. Fluroskopi
Dengan menggunakan sinar-X, dilakukan pemeriksaan yang langsung dapat mengamati organ atau kelainan
pada daerah yang ditembus sinar.

ALAT RONGENT KG

2. Pesawat sinar-X
Pesawat sinar-X (alat penghasil sinar-X) pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Standard atau dengan pesawat kaki (mobile). Keuntungannya adalah dapat dipindah sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan.

- Jenis fixed, yaitu pesawat yang menempel pada dinding dan langit-langit (plafon). Keuntungan pesawat
jenis ini adalah tidak memerlukan tempat yang luas.
Pesawat sinar-X terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
- Kepala tabung sinar-X (tube head)
Komponen tube head terdiri dari:

- Kontrol panel
Komponen kontrol panel terdiri dari:
a. Tombol on/off
b. Timer
c. Warning lights yang menyala ketika sinar-X dihasilkan
d. Exposure time selector, biasanya terdiri dari:
numerical, waktu ditentukan terlebih dahulu
anatomical, area mulut yang akan disinari sinar-X ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya waktu eksposur
diatur secara otomatis
e. Pada kontrol panel juga bisa terdapat fitur lain, seperti film speed selector, patient size selector, mains
voltage compensator, kilovoltage selector, dan miliampere switch.


- Lengan pesawat sinar-X
a. Intraoral
b. Ekstraoral


3. Film sinar-X
Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat dua jenis film yang digunakan:
- Non-screen film (film intraoral)
Jenis film yang digunakan untuk film intra oral dimana dibutuhkan kualitas gambar yang baik dan detail
anatomi yang jelas.
Ukuran film yang sering digunakan, antara lain:
a. 31 x 41 mm (untuk periapikal)
b. 22 x 35 mm (bitewing)
c. 57 x 76 mm (untuk foto occlusal)

Film ini dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :


d. Film, terdiri dari:
Plastic base merupakan bahan dasar yang transparan dan terbuat dari selulosa asetat dengan ketebalan 0,2
mm.
Lapisan adhesif (gelatin) yang memfiksasi emulsi melekat pada bahan dasar
Lapisan pelindung (protective layer) yang berfungsi melindungi emulsi dari kerusakan mekanis
Emulsi kristal AgBr

- Screen film (film ekstraoral)
Jenis film ini pada saat penggunaanya dikombinasikan dengan intensifying screens pada cassette.
Keuntungannya adalah digunakan tingkat eksposur yang pendek dari sinar-X, sehingga dosis radiasi yang
diberikan ke pasien menjadi rendah. Namun, kualitas gambar yang dihasilkan rendah jika dibandingkan
dengan non-screen film.
Ukuran screen film, terdiri dari:
a. 15 cm x 30 cm (panoramik)
b. 24 cm x 30 cm (cephalometry)
c. 13 cm x 15 cm (carpal bone)
Bagian-bagian screen film sebenarnya sama dengan bagian non-screen film, tapi screen film memiliki:
a. Emulsi AgBr pada film ini lebih sensitif terhadap cahaya biasa daripada sinar-X
b. Terdapat beberapa emulsi yang produksinya sensitif terhadap cahaya biru, cahaya hijau, dan cahaya merah.
Standard emulsi AgBr (sensitif terhadap cahaya biru)
Modifikasi emulsi AgBr dengan ultraviolet sensitizer (sensitif terhadap cahaya ultraviolet)
Emulsi orthochromatic (sensitif terhadap cahaya hijau)
Emulsi panchromatic (sensitif terhadap cahaya merah)
Tingkat sensitifitas ini tergantung dari jenis intensifying screen yang digunakan.
Cara menyimpan film yang ideal, yaitu:
- Disimpan dalam lemari pendingin dalam keadaan kering
- Ditempatkan jauh dari bahan-bahan radiasi yang dapat mengionisasi
- Ditempatkan jauh dari bahan kimia, termasuk mercury
- Ditempatkan pada kotak untuk mencegah terjadinya tekanan pada film

4. Intensifying screen
Intensifying screen terdiri dari garam anorganik atau fosfor yang dapat berflurosensi. Komponen
intensifying screen terdiri dari:


Sinar-X yang mengenai intensifying screen akan berubah menjadi foton cahaya yang kemudian akan
mengionisasi emulsi AgBr.

5. Cassette



Intensifying screen dan film ditempatkan dalam sebuah cassette. Di dalam cassette, intensifying screen dan
film menempel satu dengan yang lainnya. Intensifying screen ditempatkan pada sisi depan dan belakang
film.


6. Grid
Alat yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi radiasi hambur yang dapat menyebabkan kabut
pada hasil radiografis atau membuat kontras gambar menjadi berkurang.

7. Listrik
- Pesawat sinar-X intraoral dengan kondisi sinar-X 65kV dan 10 mA memerlukan tenaga listrik 0,9 kVA
- Pesawat sinar-X ekstraoral dengan kondisi sinar-X 90kV dan 10 mA memerlukan tenaga listrik 1,85 kVA

8. Kamar Gelap
Syarat-syarat kamar gelap, yaitu:
- Luas kamar minimal 2,5 m x 2,5 m
- Tertutup rapat (kedap cahaya)
- Sistem ventilasi yang baik
- Sistem pencucian yang baik
- Dinding berwarna gelap
- Diusahakan agar lokasinya sedekat mungkin dengan lokasi pemotretan

9. Film Holder
Adalah alat yang digunakan pada pemotretan intraoral teknik periapikal proyeksi paralel.

13. Personel monitoring
- Film Badge


Alat yang dapat mengukur jumlah radiasi yang diterima oleh operator. Film badge terdiri dari frame plastik
berwarna biru yang didalamnya terdapat berbagai macam logam filter dan film radiografi yang bereaksi
terhadap radiasi. Film badge ini dipasang dipermukaan luar baju.

- Ionization chamber dan Charger Reader
Ionization chamber berbentuk pocket dose meter yang dikenakan operator dapat menampung ion-ion. Bila
disinari sinar-X, jumlah listrik yang dihasilkan oleh ion-ion yang tertampung dibaca pada charge reader.
- Rate meter
Alat yang cara kerjanya sama dengan ionization chamber. Alat ini dapat membaca jumlah radiasi per menit
atau per jam.

- Proteksi radiasi
Macam-macam bahan proteksi radiasi yang dapat dipakai, antara lain:
a. Lapisan Pb pada tembok, kaca jendela terbuat dari Pb, apron Pb, sarung tangan Pb, dan penutup gonad yang
terbuat dari Pb
b. Tembok dari bata atau batako
c. Dinding dan lantai dari beton
d. Lead portable

Anda mungkin juga menyukai