Anda di halaman 1dari 16

1. Mahasiswa mampu memahmi dan menjelaskan jenis-jenis radiografi di dalam kedokteran gigi.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik radiografi extra oral dan intra oral.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik pencucian filem.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan evaluasi mutu radiografi (intra oral dan extra
oral).
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kesalahan-kesalahan pada hasil radiografi.
6. Mahasiwa mampu memahami dan menjelaskan ayat dan hadits yang berkaitan dengan
skenario.

Step7 (melaporkan hasil belajar)

1. (dicky)
Sumber: sumber:buku radiografi di bidang kedokteran gigi.
yg ditulis oleh bayu indra sukmana
Dalam bidang kedokteran gigi teknik radiografi
yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu radiografi
intra oral dan ekstra oral.
a. Radiografi Intra Oral
Radiografi intra oral pemeriksaan gigi dan
jaringan sekitarnya dengan radiografi yang filmnya
diletakan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan intra oral
merupakan pokok dari radiografi kedokteran gigi.
Radiografi intra oral terdiri atas beberapa tipe, yaitu:
1. Radiografi Periapikal
2. Radiografi Bitewing
3. Radiografi Oklusal
b. Radiografi Ekstra Oral
Radiografi ekstra oral adalah pemeriksaan
yaitu:
1. Radiografi Panoramik
2. Radiografi Lateral Jaw
3. Radiografi Sefalometri
4. Radiografi Postero-Anterior
5. Radiografi Antero-Posterior
6. Radiografi Proyeksi Water’s
7. Radiografi Proyeksi Reverse-Towne
8. Radiografi Submentovertex

RADIOGRAFI PERIAPIKAL
a. Pengertian Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan
melihat keseluruhan makhota dan akar gigi (crown and root), tulang alveolar dan jaringan
sekitarnya. Radiografi periapikal memiliki beberapa kegunaan yaitu untuk mendeteksi infeksi
atau inflamasi periapikal, penilaian status periodontal, trauma yang melibatkan gigi dan tulang
alveolar, gigi yang tidak erupsi, keadaan dan letak gigi yang tidak erupsi, penilaian morfologi
akar sebelum ekstraksi, perawatan endodontik, penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi
dan penilaian pasca operasi apikal, mengevaluasi kista radikular secara lebih akurat dan lesi lain
pada tulang alveolar serta evaluasi pasca pemasangan implant

RADIOGRAFI BITEWING
Radiografi bitewing (interproksimal) digunakan untuk mengevaluasi puncak tulang
interproksimal selama pemeriksaan periodontal dan rencana perawatan

RADIOGRAFI PANORAMIK
Radiografi panoramik atau orthopanthography / OPG memberi gambaran umum dari struktur
fasial yang meliputi lengkung gigi-geligi maksila, mandibula, dan struktur pendukung lainnya,
serta berguna untuk mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum.

. Radiografi Lateral Jaw


Radiografi Lateral Jaw adalah radiografi yang digunakan untuk melihat keadaan lateral tulang
wajah, diagnosis fraktur dan keadaan patologis tengkorak dan wajah.

Radiografi Sefalometri
Radiografi sefalometri adalah radiografi dari tulang wajah terstandarisasi dan dapat digandakan
yang sering digunakan pada ortodonti untuk menilai hubungan gigi ke rahang dan rahang ke
bagian tulang wajah lainnya. Radiografi Proyeksi Reverse-Towne
Radiografi reverse towne adalah radiografi yang digunakan untuk melihat keadaan kondilus
pada pasien yang mengalami pergeseran kondilus dan untuk melihat dinding postero lateral
pada maksila.

Radiografi Submentovertex Radiografi submentovertex adalah radiografi yang digunakan untuk


melihat keadaan dasar tengkorak, posisi mandibua, dinding lateral sinus maksila dan arkus
zigomatikus.

(miftahul)
Sumber: jenis-jenis radiografi kedokteran gigi :

A. Radiografi intra oral


Radiografi intra oral adalah jenis pemeriksaan radiografi yang memperlihatkan keadaan gigi
geligi, tulang dan struktur di sekeliling gigi dengan meletakkan film di dalam rongga mulut.
Radiografi intra oral terdiri dari radiografi periapikal, radiografi bitewing dan radiografi oklusal.

a. Radiografi periapikal
Radiografi periapikal bertujuan untuk memperlihatkan struktur gigi baik mahkota maupun akar
serta jaringan yang ada disekitarnya dalam satu film. Dalam satu film radiografi periapikal dapat
memperlihatkan 3-4 gigi pada satu rahang. Teknik yang digunakan pada radiografi periapikal
adalah teknik paralleling dan bisecting. Indikasi utama penggunaan radiografi ini adalah untuk
mendeteksi adanya infeksi (radang apikal), melihat kedalaman karies, melihat kondisi jaringan
periodontal, menilai trauma pada gigi dan tulang alveolar, melihat letak dan posisi gigi yang
belum erupsi maupun yang telah rusak, menilai kondisi morfologi akar yang akan
c. Radiografi postero-anterior (PA)

Radiografi postero-anterior merupakan jenis radiografi yang digunakan untuk membantu


melihat adanya trauma dan perkembangan abnormal pada tulang tengkorak. Radiografi ini
dapat memperlihatkan gambaran kubah tulang tengkorak, sinus frontalis, serta tulang rahang
yang mengalami perubahan dimensi mediola- teral.

d. Radiografi postero-anterior of the jaws (PA jaws / PA mandible)

Radiografi PA jaws merupakan jenis radiografi yang dapat memperlihatkan bagian posterior dari
mandibula, namun tidak baik dalam memperlihatkan kerangka wajah. Indikasi utama
penggunaan radiografi ini adalah untuk memperlihatkan keadaan frak- tur mandibula pada
bagian posterior dari body mandibula, menilai keadaan ramus, angulus, dan kondilus, deteksi
lesi seperti kista, tumor pada ramus, dan deteksi man- dibula hyperplasia atau hypoplasia.

f. Proyeksi reverse-town

Radiografi proyeksi reverse-town merupakan jenis radiografi yang digunakan un- tuk membantu
melihat kondisi kondilus yang mengalami pergeseran dan membantu melihat dinding postero
lateral maksila.

g. Radiografi submentovertex

Radiografi submentovertex merupakan jenis radiografi yang digunakan untuk memperlihatkan


struktur anatomi dari dasar cranium, posisi kepala kondilus, sinus sphenoid, dinding lateral sinus
maksilaris, arkus zygomatikus dan posisi mandibula. Radiografi ini dapat membantu mendeteksi
lesi patologis destruktif/ekspansif pada palatum dan dasar cranium, fraktur zygoma, asimetri
dan ketebalan tulang mandibula sebelum perawatan osteotomi.

(fahrul)
(fathinah) e.Radiografi proyeksi mandibula oblique lateral
Radiografi proyeksi mandibula oblique lateral memiliki dua proyeksi untuk mengevaluasi tulang
mandibula yaitu mandibula body projection yang dapat membantu memperlihatkan gambaran
body mandibula dari region premolar hingga molar serta bagian inferior mandibula dan
mandibula ramus projection yang dapat membantu memperlihatkan gambaran ramus
mandibula dari sudut ke kondilus untuk mengevaluasi gigi molar pada maksila dan mandibula
. Periapikal dan bitewing adalah yang paling sering digunakan dalam proyeksi di kedokteran gigi .
Dua teknik yang digunakan untuk radiografi periapikal antara lain teknik paralel dan teknik
bisekting. Teknik paralel adalah metode yang sering menjadi pilihan, karena teknik paralel jarang
menghasilkan gambar distorsi. Sedangkan teknik bisekting kekurangannya yaitu distorsi gambar.
Teknik bisekting digunakan pada pasien dengan lengkung palatal rendah dan juga anak-anak
yang tidak mampu menyesuaikan dengan posisi teknik parallel.
(yolla)
2. (miftahul) teknik radiografi intra oral :

Radiograf Bitewing

tekniknya yaitu :

1. Memilih ukuran film yang sesuai dengan pasien.


A. Large film packets (31 x 41 mm) untuk dewasa.
B. Smallfilmpackets(22x35mm)untukanak-anak
di bawah 12 tahun.
C. Occasionally a longer film packet (57 x 26 mm)
untuk dewasa.
2. Pasien diposisikan dengan headtube dan occlusal
plane horizontal.
3. Memeriksa bentuk lengkung geligi dan jumlah film
yang akan digunakan.
4. Operator memegang tab dengan jempol dan telunjuk
kemudian memasukkan film ke dalam lingual sulcus
berlawanan dengan gigi posterior.

5. Tepi anterior film diposisikan pada distal kaninus


mandibular dan bagian posterior film berada pada
bagian mesial molar ketiga.
6. Tab ditempatkan pada bagian permukaan oklusal
geligi mandibula.
7. Pasien diminta untuk menutup gigi bersamaan dengan
tab.
8. Ketika pasien menutup gigi, operator menekan tab
yang berada di antara gigi untuk memastikan film dan
gigi kontak, kemudian operator melepas tab.
9. Proses pengambilan radiograf dilakukan, setelah
selesai processing dilakukan di kamar gelap.
sumber : eprints ULM
http://eprints.ulm.ac.id/283/1/Buku%20Radiografi%20di%20bidang%20KG%20oleh%20drg
%20Bayu.pdf

(silvi) sumber: buku radiografi dibidang kedokteran gigi oleh drg. bayu indra sukma
1.Teknik Paralel
Teknik paralel dikenal juga sebagai extension cone
paralleling, right angle technique, long cone technique,
true radiograph merupakan teknik yang paling akurat
dalam pembuatan radiografi intraoral. Hal ini disebabkan
karena pada teknik paralel pelaksanaan dan standarisasinya
sangat mudah dengan kualitas gambar yang dihasilkan
bagus dan distorsinya kecil

Sudut penyinaran teknik paralel pada gigi maksila:


1. Pada pengambilan gambar insisivus sentral maksila
film ditempatkan pada film holder dalam orientasi
vertikal. Film ditempatkan pada daerah palatal
sehingga aksis panjang gigi sejajar dengan film. Jika
jarak film terlalu dekat dengan gigi, gambar akan
terdistorsi. Sinar harus tegak lurus terhadap bidang
film dan film harus pada sudut 90o ke daerah
interproksimal dari insisvus sentral maksila. Sentral
dari sinar-x dipusatkan pada ujung hidung. Gambaran
radiografi yang akan diperoleh adalah mesial, distal,
dan apikal dari insisivus sentral maksila.
2. Pada pengambilan gambar insisvus lateral maksila
film ditempatkan pada film holder dalam orientasi
vertikal. Sudut penyinaran menggunakan sudut yang
sama pada insisvus sentral maksila. Film berpusat dibelakang gigi insisivus lateral, tegak lurus
dengan
aksis panjang gigi insisivus lateral. Sentral dari sinarx dipusatkan ujung hidung. Gambaran
radiografi yang
akan diperoleh adalah mesial, distal dan apikal
insisvus lateral, insisivus sentral dan kaninus.

3. Pada pengambilan gambar kaninus maksila film


ditempatkan pada film holder dalam orientasi vertikal.
Kaninus ditempatkan di tengah film pada palatum.
Pusat sinar-x tegak lurus terhadap film dan pada sudut
yang tepat terhadap aksis panjang gigi. Sentral dari
sinar-x dipusatkan pada daerah sudut hidung atau
alanasi. Gambaran radiografi yang akan diperoleh
adalah mesial dan apikal kaninus.
4. Pada pengambilan gambar molar mandibula film
ditempatkan pada film holder dengan orientasi
horizontal. Pusat sinar harus tegak lurus dengan aksis
panjang gigi. Sentral dari sinar-x berada di daerah
apikal dari gigi yang bersangkutan kira-kira satu cm di
atas basis mandibula. Hati-hati dalam penempatan film
karena tepi yang tajam dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada dasar mulut yang sensitif

(muchi) Teknik Pengambilan Radiograf Panoramik


1. Masukkan film ekstraoral (biasanya ukuran 15x30 cm) ke dalam cassette. Prosedur ini harus
dilakukan di dalam ruang gelap.
2. Instruksikan pasien melepas perhiasan, jepit rambut, gigi tiruan atau alat orthodontic yang
dikenakan.
3. Jelaskan prosedur pengambilan radiograf dan pergerakan pesawat sinar X untuk meyakinkan
pasien.
4. Mintalah pasien mengenakan apron.
5. Tempatkan pasien secara akurat pada pesawat sinar
X menggunakan head positioningdevices dan marker sumber sinar X. Pastikan posisi bidang
oklusal pasien sudah tepat.
6. Instruksikan kepada pasien untuk memposisikan rahang bawahnya ke anterior (prognati)
sehingga oklusi gigi-geligi pasien region anterior pada kondisi edge to edge.
7. Instruksikan kepada pasien untuk menelan ludah dan menempatkan lidahnya pada langit-
langit mulut (sehingga berkontak dengan palatum durum).
8. Tempatkan film yang telah dimasukkan dalam cassette pada cassette holder.
9. Tutup pintu ruangan dan tekan tombol pesawat sinar X.
10.Setelah pengambilan radiograf selesai, lakukan processing di dalam kamar gelap.
(ulima) teknik radigrafi ektra oral : Sefalometri lateral: gambaran lateral dari tengkorak
kepala. Dari sefalogram lateral
dapat dilakukan analisa profil jaringan lunak
aspek lateral. Sefalometri lateral
memiliki kegunaan tinggi untuk mengamati
bagian anatomi nasal bones, frontal
sinus, dan sphenoid sinus. Teknik dan Posisi Sefalometri Lateral
✔ Pasien diposisikan di chepalostat dengan
bidang sagital kepala tegak lurus lantai dan
paralel dengan film, sementara bidang
Frankfurt tegak lurus garis lantai. Gigi berada
dalam keadaan intercuspation maksimal
(oklusi sentris).
✔ Pada radiografik sefalometri, sisi kiri muka
pasien diposisikan mendekati reseptor gambar.
✔ Kepala tidak boleh bergerak, ear rod plastic
difiksasi kedalam external auditory meatus.
✔ Pesawat sinar-X berada pada jarak kurang
lebih dua meter dari pasien.
Sefalometri postero-anterior: gambaran posteroanterior dari tulang tengkorak.
Sefalometri ini memiliki kegunaan tinggi untuk
mengamati bagian anatomi orbita,
nasal cavity, dan frontal sinus. Teknik dan Posisi Sefalometri Postero-Anterior
✔ Head stabilizing aparatus diputar 90.
✔ Pasien diposisikan pada alat dengan foreheadnose position.
✔ Ear rods dimasukkan ke telinga.
✔ d. Sinar-X diberikan horizontal dengan pusat di
cervical spine pada ramus mandibular.
(yustika) . Panoramik
Teknik ini dapat memperlihatkan
gambaran radiografi gigi secara keseluruhan
dengan sekali pemeriksaan. Hal ini merupakan
keuntungan dari teknik radiografi panoramik.
Namun, paparan radiasi yang diterima pasien
lebih lama dibandingkan dengan radiografi
biasa. Teknik ini dapat digunakan untuk:
a. Mengetahui ada atau tidaknya perluasan
lesi
b. Tumor
c. Fraktur rahang
d. Pertumbuhan gigi pada fase gigi
bercampur.
Panoramik juga sering disebut dengan panorex
atau orthopantomogram yang sangat popular
di kedokteran gigi karena mudah dalam
melakukannya, gambaran mencakup seluruh
gigi dan rahang dengan radiasi yang rendah.
(yovi)
3. (miftahul) teknik pencucian film radiografi :

Proses pencucian film radiografi dilakukan didalam kamar gelap agar hasil film radiografi tidak
terjadi cacat. Proses pencucian film radiografi sendiri dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
pengolahan film radiografi secara manual dan pengolahan film radiografi secara otomatis.
A. Pengolahan Film Radiografi Secara Manual

Menurut bushing (2013), proses pencucian film radiografi terdiri dari pembasahan (wetting),
pembangkitan (developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan
pengeringan (drying).

*1. Wetting (pembasahan). *

Wetting merupakan tahap pertama dalam proses pencucian film radiografi. Proses wetting
dilakukan dengan menggunakan air yang berguna untuk memperbesar emulsi pada film
radiografi. Dalam pemrosesan otomatis, proses wetting terdapat pada proses developing .
2. Developing (pembangkitan)
Proses yang terjadi pada cairan rinsing yaitu memperlambat proses developing dengan
membuang cairan developer dari permukaan film dengan cara merendamnya kedalam air.
Proses rinsing harus dilakukan dengan air yang mengalir selama 5 detik.

4. Fixing (penetapan)

Tujuan dari proses fixing ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan
developer yang terserap oleh emulsi film. Pada proses ini diperlukan adanya pengerasan untuk
memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat penyerapan
uap air.
From (21-095) TARA JOULY AGRANDA to Everyone 05:51 PM
5. Washing (pencucian)

Proses washing film radiografi dilakukan dengan menggunakan air mengalir sampai bau asam
dari larutan fixer menghilang. Proses washing film ini bertujuan untuk menghilangkan bahan-
bahan perak komplek dan garam yang terbentuk dari proses fixing.

6. Drying (pengeringan)

Proses drying dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan air dalam emulsi dan
agar mudah untuk disimpan. Proses drying akan membuat emulsi lebih kuat dan mudah untuk
dipegang serta menjaga visualisasi image dengan cara membatasi efek radiasi dan refleksi yang
disebabkan adanya air dipermukaan emulsi.
Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan proses drying adalah dengan bantuan
udara, dan ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran
udara yang melewati emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi tidak rusak,
bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak (struktur yang tidak biasanya hadir
pada radiografi).
B. Pengolahan Film Radiografi Secara Otomatis

Dalam proses film otomatis langkah-langkah yang dilakukan meliputi developing, fixing,
washing, dan drying. Semua proses pencucian film otomatis dilakukan pada kamar gelap dengan
menggunakan unit mesin. Perbedaan utama dengan proses pencucian film secara manual
terletak pada konsentrasi yang digunakan cenderung lebih besar, dimana suhu untuk reaksi
kimia berlangsung lebih tinggi dibanding proses manual.
Komponen utama dari proses otomatis adalah sistem transportasi, sistem kontrol suhu, sistem
sirkulasi, sistem pengisian, dan sistem pengering.
Sistem transport mengambil film dari baki melalui suatu rangkaian penggulung kedalam tangki
developer, tangki fixer, tangki washer, dan akhirnya kamar dryer. Dalam pemrosesan otomatis,
suhu air cuci harus dipertahankan sekitar 3 derjat Celcius (5 derjat Fahreinheit) dibawah suhu
pembangkit. Kecepatan putaran roller pada mesin pencuci film otomatis biasanya ditetapkan
untuk pemprosesan film selama 90 detik.
From (21-095) TARA JOULY AGRANDA to Everyone 05:51 PM
http://lib.unnes.ac.id/26733/1/4211412034.pdf sumber : lib UNES
http://lib.unnes.ac.id/26733/1/4211412034.pdf
(fahrul) .Pesawat Sinar-X
Pesawat sinar-X adalah pesawat yang menghasilkan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi
yaitu 3-30 MHz sebut sinar- X,
seperti tampak pada Gambar 2.1. Pesawat
tersebut dilengkapi dengan sebuah sumber
tegangan tinggi 20-200kV, yang diperlukan
untuk menghasilkan sinar-X pada tabung
sinar-X. Penentuan besar dan waktu
pengoperasiannya sangat bergantung pada
besar dosis, kualitas radiograf dan kondisi
tabung sinar-X. Semakin besar tegangan dan
semakin lama waktu pengoperasiannya,
maka dosis yang diterima pasien semakin
besar, radiograf yang diperoleh semakin
hitam, dan tabung sinar-X menjadi semakin
panas.
Padadunia kedokteran, sinar-X banyak
digunakan untuk tujuan diagnosis
(pemeriksaan) dan terapi (pengobatan). Pada
diagnosis, sinar-X digunakan untuk melihat
anatomi tubuh pasien seperti paru-paru,
pergelangan tangan atau kaki dan kepala.
Pada terapi, sinar-X banyak digunakan untuk
membunuh sel-sel kanker. Sinar-X juga ban-
yak digunakan di beberapa bidang
diantaranya pada teknologi bahan, untuk
analisa kualitatif dan kuantitatif suatu bahan
dan kontrol kualitas (quality control). Pada
teknik konstruksi, sinar-X digunakan untuk
mendeteksi kebocoran, keretakan dan
kualitas penyambungan. Serta untuk tujuan
keamanan (safety) pemakaian sinar-X meli-
puti, pemeriksaan di airport (screening) dan
pada tempat-tempat yang memerlukan pengamanan khusu.
Film Rontgen adalah film yang
digunakan untuk pengambilan gambar
bagian dalam tubuh, yang biasanya
dilakukan di Unit Radiologi. Kualitas
radiograf atau foto rontgen yang diperoleh
sangat dipengaruhi oleh kondisi penyinaran
serta proses pengolahan film. Untuk menjaga
kualitas film sebelum digunakan maka perlu
diperhatikan kondisi penyimpanan film.
Syarat penyimpanan film yang baik meliputi
suhu kira-kira 13 °C, kelembaban udara
maksimum 50%, terlindung dari radiasi. (sumber: repository unud)
(silvi) Tahap Prosesing Film Radiograf
Pencucian film menggunakan cara injeksi
yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Injeksikan larutan developer kedalam
film yang telah disinari selama 8-10
detik, dan di buka dari bungkusnya
(proses ini disebut proses developing).
2. Setelah di buka dari bungkusnya
kemudian film tersebut dicuci di bawah
air mengalir sampai bersih (proses ini
disebut proses rinsing).
3. Film selanjutunya dimasukkan ke dalam
larutan fiksasi selama 5 detik (proses ini
disebut proses fixing).
4. Film tersebut dicuci di bawah air
mengalir (proses ini disebut proses
washing).
5. Proses yang terakhir adalah tahap
pengeringan dari film tersebut (proses ini
disebut proses drying).
sumber: Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 oleh: Andre Anggara*, Resti Iswani*,
Darmawangsa**
**Bagian Radiologi, FKG Universitas Baiturrahmah
(muchi) 1.Pembangkitan (developing)
Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan
terjadi sebagai hasil dari penyinaran.
2.Pembilasan (rinsing)
Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki
cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di
dalam emulsi filmnya
3.Penetapan (fising)
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan
menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak
metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek.
4.Pencucian (washing)
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air.
5. Pengeringan (drying)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi
4. (yolla) TATA CARA MENCUCI FILM RONTGEN DENGAN MANUAL PROCCESSING
Setelah pemeriksaan x-ray sesuai prosedur Masuk kedalam kamar gelap kemudian usahakan
tutup pintu dengan rapat karna film rontgen bisa terbakar terkena cahaya lampu kecuali lampu
pijar merah yang ada didalam kamar gelap tersebut.
Buka kaset dan ambil jepitan film / hangger kemudian dimasukkan kedalam ;
1. Pembangkitan (developing) Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan
film. Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut
pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat
penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan
tampak. Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi
perubahan.

Setelah terlihat bagian / organ yang di periksa lakukan :


2. Pembilasan (rinsing)
Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki
cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di
dalam emulsi filmnya. Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar
tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya.Pembilasan ini harus dilakukan dengan air yang
mengalir selama 5 detik.
Usahakan jangan ada bercak cairan yang tinggal di film rontgen akan mengganggu hasil film,
kemudian lakukan :
3. Penetapan (fising)
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan
menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak
metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek. Senyawa
tersebut bersifat larut dalam air kemudian selanjutnya akan dihilangkan pada tahap pencucian.
Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh
cairan pembangkit yang terserap oleh

4. Pencucian (washing)
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini sebaiknya
dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.

5. Pengeringan (drying)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi
yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara yang paling
umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga faktor penting
yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati
emulsi.

(yustika)
5. (yolla) (yustika)
(miftahul) EVALUASI MUTU RADIOGRAFI KEDOKTERAN GIGI

Syarat utama evaluasi mutu radiograf:


1. Harus konsisten
2. Pengetahuan tentang penyakit/ kelainan
3. Pemahaman anatomi tiga dimensi
4. Syarat kondisi saat membaca (sumber cahaya,keadaan ruangan,pembesarangambar)

Evaluasi mutu radiograf :

1. Objek tercakup semua dalam radiograf dan terletak di tengah


2. Kontras, detil,ketajaman baik
3. Daerah interdental tampak jelas
4. Cusp bukal dan lingual/palatal terletak dalam satu bidang(untuk gigi posterior), untuk gigi
anterior perhatikan daerah servikal dan panjang gigi rata-rata
5. Distorsi minimal sudut sudut vertikal
•Sudut vertikal yang seharusnya menghasilkan gambaran radiografik yang baik.
• Sudut vertikal yang terlalu besar menyebabkan pemendekan gambar.
• Sudut vertikal yang terlalu kecil menyebabkan gambar memanjang.
• Sudut sudut horizontal kesalahan
• Gambaran biasa sudut sudut horizontal

sumber : https://pdfslide.net/reader/f/evaluasi-mutu-radiografi-kedokteran-gigi
(muchi) Evaluasi mutu radiograf
1.Objek tercakup semua dalam radiograf dan terletak di tengah

2.Kontras, detil,ketajaman baik

3.Daerah interdental tampak jelas

4.Cusp bukal dan lingual/palatal terletak dalam satu bidang(untuk gigi posterior), untuk gigi
anterior perhatikan daerah servikal dan panjang gigirata-rata

5. Distorsi minimal
(silvi) Evaluasi mutu radiograf terdiri dari: 1. Obyek tercakup dan terletak di tengah radiograf
Obyek yang hendak difoto harus terlihat semua bagian anatominya dan terletak di tengah film.
2. Mahkota sampai apikal terlihat jelas Obyek yang tercakup dalam radiograf harus terlihat
bagian mahkota sampai apikal dengan jelas. 3. Daerah interdental terlihat jelas kesalahan pada
sudut horizontal dapat menyebabkan daerah interdental tidak terlihat jelas (seperti bertumpuk).
4. Detail, kontras dan ketajaman baik
sumber: literatur review unhas, 2020 oleh: sri handayayni saharuddin
(ulima) Gambaran kualitas dan mutu radiograf Alongsyah Zulkarnaen Ramadhan1*, Suhardjo
Sitam2, Azhari2, Lusi Epsilawat. sumber: urnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia Desember
2019, Volume 3, Nomor 3: 43-8
P-ISSN.2685-0249 | E-ISSN.2686-1321. Kontras adalah tingkat perbedaan
kepadatan antara dua area pada radiograf. Kontras
antara berbagai bagian gambar merupakan salah
satu kriteria penilaian kualitas dalam suatu
gambaran, dimana semakin besar kontrasnya maka
semakin banyak fitur yang terlihat. Densitas. Densitas radiograf merujuk pada
derajat atau gradasi kehitaman dari radiograf. Hal
tersebut bergantung pada jumlah paparan radiasi
yang mencapai daerah tertentu pada film. Detail, merupakan kemampuan radiograf untuk
menampilkan perbedaan dari setiap bagian
anatomi. Hasil sebuah radiograf yang mampu
memperlihatkan struktur yang kecil dari organ yang
difoto. Kriteria kualitas ini didapat jika pada ukuran
objek besar ataupun kecil, detail yang dihasilkan
dapat diamati dengan baik dan jelas, Distorsi. Gambar yang terdistorsi tidak memiliki
ukuran dan bentuk yang sama dari objek asli pada
radiograf dikarenakan ketidaksamaan pembesaran
dari daerah yang berbeda pada objek yang sama. Resolusi, suatu ukuran dari kemampuan untuk
membeda-bedakan objek satu dengan lainnya.
Resolusi berkaitan dengan bermacam-macam
densitas, suatu jarak yang kecil terpisah suatu latar
belakang warna yang seragam untuk membedakan
struktur dan menghasilkan gambaran terpisah dari
objek kecil. Brightness, kemampuan radiograf untuk
meningatkan kecerahan, biasanya berhubungan
dengan prosesing, timer dan Kvp eksposur.
Kualitas radiograf adalah tingkat baik atau
buruknya suatu radiograf yang dilihat dari seberapa
membantu radiograf tersebut agar operator dapat
menentukan diagnosis, rencana perawatan, dan
evaluasi perawatan dengan tepat. Leonard Berlin
melakukan sebuah penelitian yang memiliki hasil
bahwa setiap hari, klinisi dokter gigi radiologi
melakukan kesalahan dalam proses radiografi
sebanyak 3-5%, dan rata-rata kesalahan retrospektif
klinisi dokter gigi radiologi sebanyak 30%. Sebanyak
4% kesalahan berarti terdapat sebanyak 40 juta
klinisi dokter gigi radiologi yang melakukan
kesalahan dalam proses radiografi setiap tahunnya
sehingga berpengaruh tehadap kualitas radiograf
yang dihasilkan dan diagnosis penyakit.
6. ( muchi) 1.Kesalahan pada gambaran radiografi disebut elongasi (perpanjangan) yang
disebabkan karena.
a.Angulasi vertikal yang terlalu kecil b.Angulasi vertikal yang terlalu besar

2.Kesalahan pada gambaran radiografi disebut foreshortening (perpendekan), maka


yang harus dilakukan operator untuk memperbaikinya adalah a.Menurunkan angulasi vertikal
positif b.Meningkatkan angulasi vertikal negative
3.Kesalahan pada gambaran radiografi disebut partial white image (sebagian film berwarna
putih) yang disebabkan karena a.Sebagian film tidak masuk ke dalam larutan developer
b.Sebagian film tidak masuk ke dalam lartutan fixer
4. Pada gambaran radiografi terlihat adanya bayangan aluminium dari lapisan pembungkus
film (gambar yang diberi tanda panah) yang disebabkan karena. a.Penempatan film yang
terbalik b.Penempatan film yang tertekan
(mftahul)
(fathinah) Klasifikasi kesalahan menurut Rushton & Homer (1994) dibagi
berdasarkan aspek-aspek berikut:18
1. Keberadaan bagian apeks gigi atau area yang dimaksudkan untuk
didiagnosis tidak terlihat dalam gambar maupun tulang periapikal
yang muncul hanya sepanjang kurang dari 3 mm.
2. Gambar yang kabur dari apeks gigi ataupun area yang
dimaksudkan untuk didiagnosis.
3. Adanya cone cut dinilai sebagai kesalahan dimana cone
memotong sebuah bagian dari gigi geligi.
4. Angulasi vertikal dari X-ray yang salah, menyebabkan gambar
yang memanjang atau memendek. Secara subyektif dikategorikan
sebagai “ringan” dan “berat”, tidak dapat digunakan dalam klinis
apabila masuk kategori “berat”.
5. Angulasi horizontal dari X-ray yang salah menyebabkan gambar
gigi tumpang tindih (apabila dilihat dari mahkota maupun akar
gigi). Film tidak dapat diterima ketika tumpang tindih mencapai
setengah dimensi horizontal dari akar maupun mahkota.
6. Film yang melengkung menghasilkan gambar distorsi seperti
gambar yang merenggang pada gigi yang akan didiagnosis,
ditolak apabila gambar tidak dapat diandalkan untuk penggunaan
klinis.
7. Anatomi yang terlalu keatas (Superimpose) dari daerah yang
dimaksudkan, sehingga dapat mengaburkan gambar apeks gigi
atau daerah yang dimaksud, maka radiograf ditolak.
8. Tidak adanya mahkota gigi dalam radiograf, hilang secara
keseluruhan maupun sebagian dari mahkota gigi.
9. Posisi film yang ideal adalah ketika gigi yang dimaksud berada di
tengah/pusat. Penyimpangan dari posisi yang ideal dinilai sebuah
kegagalan, karena posisi yang buruk membuat hilangnya sebagian
besar daerah yang dimaksudkan untuk didiagnosis.
10. Kesalahan akibat hal yang lain seperti gerakan dari pasien
maupun alat radiografinya, film yang terbalik, dan adanya benda
asing.
(yustika)
(yolla)
(fahrul)
7. (fathinah) “Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu” (HR. al-Bukhari).
Manusia diciptakan di dunia ini untuk menjadi khalifah dan beribadah kepada Allah. Namun,
kedua fungsi tersebut tidak akan bisa terlaksana dengan baik tanpa adanya kesehatan yang
dimiliki oleh setiap manusia. Melihat pentingnya kesehatan tersebut, Islam memiliki perspektif
tersendiri tentang kesehatan.
(muchi) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
artinya :'allah melaknat wanita-wanita yang membuat tato dan yang minta dibuatkan tato, yang
mencukur alis dan yang merenggangkan gigi untuk kecantikan, yang mereka itu mengubah-ubah
ciptaan allah."
(miftahul)
(yovi) ayat Al-Qur’an Surat Yunus ayat 101menjelaskan mengenai
kebesaran Allah dalam menciptakan bumi dan seisinya. Maka sebagai umat
manusia, kita wajib mempelajari apa-apa saja tentang ciptaan Allah. Allah
memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya untuk merenungkan tandatanda kekuasaan-
Nya dan semua makhluk yang diciptakan Allah di langit dan
di bumi, yang semuanya itu mengandung tanda-tanda yang jelas yang
menunjukkan akan kekuasaan Allah Yang Maha Besar bagi orang-orang yang
berakal.
۟ ‫قُ ِل ٱنظُر‬
َ‫ت َوٱلنُّ ُذ ُر عَن قَوْ ٍم اَّل يُْؤ ِمنُون‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ُ َ‫ض ۚ َو َما تُ ْغنِى ٱلْ َءا ٰي‬ ِ ‫ُوا َما َذا فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Artinya: “ Katakanlah, “Perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi!”


tidaklah bemanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasulrasul yang memberi peringatan bagi
orang yang tidak beriman.”
(fahrul) allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian dia menjadi
sesudah keadaan lemah menjadi kuat,kemudian (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban. dia menciptakan apa yang dikehendaki nya dan dialah yang maha mengetahui lagi
maha kuasa ( Q.S Ruum 30:54)
(ulima)

Anda mungkin juga menyukai