2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik radiografi extra oral dan intra oral.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik pencucian filem.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan evaluasi mutu radiografi (intra oral dan extra
oral).
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kesalahan-kesalahan pada hasil radiografi.
6. Mahasiwa mampu memahami dan menjelaskan ayat dan hadits yang berkaitan dengan
skenario.
1. (dicky)
Sumber: sumber:buku radiografi di bidang kedokteran gigi.
yg ditulis oleh bayu indra sukmana
Dalam bidang kedokteran gigi teknik radiografi
yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu radiografi
intra oral dan ekstra oral.
a. Radiografi Intra Oral
Radiografi intra oral pemeriksaan gigi dan
jaringan sekitarnya dengan radiografi yang filmnya
diletakan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan intra oral
merupakan pokok dari radiografi kedokteran gigi.
Radiografi intra oral terdiri atas beberapa tipe, yaitu:
1. Radiografi Periapikal
2. Radiografi Bitewing
3. Radiografi Oklusal
b. Radiografi Ekstra Oral
Radiografi ekstra oral adalah pemeriksaan
yaitu:
1. Radiografi Panoramik
2. Radiografi Lateral Jaw
3. Radiografi Sefalometri
4. Radiografi Postero-Anterior
5. Radiografi Antero-Posterior
6. Radiografi Proyeksi Water’s
7. Radiografi Proyeksi Reverse-Towne
8. Radiografi Submentovertex
RADIOGRAFI PERIAPIKAL
a. Pengertian Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan
melihat keseluruhan makhota dan akar gigi (crown and root), tulang alveolar dan jaringan
sekitarnya. Radiografi periapikal memiliki beberapa kegunaan yaitu untuk mendeteksi infeksi
atau inflamasi periapikal, penilaian status periodontal, trauma yang melibatkan gigi dan tulang
alveolar, gigi yang tidak erupsi, keadaan dan letak gigi yang tidak erupsi, penilaian morfologi
akar sebelum ekstraksi, perawatan endodontik, penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi
dan penilaian pasca operasi apikal, mengevaluasi kista radikular secara lebih akurat dan lesi lain
pada tulang alveolar serta evaluasi pasca pemasangan implant
RADIOGRAFI BITEWING
Radiografi bitewing (interproksimal) digunakan untuk mengevaluasi puncak tulang
interproksimal selama pemeriksaan periodontal dan rencana perawatan
RADIOGRAFI PANORAMIK
Radiografi panoramik atau orthopanthography / OPG memberi gambaran umum dari struktur
fasial yang meliputi lengkung gigi-geligi maksila, mandibula, dan struktur pendukung lainnya,
serta berguna untuk mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum.
Radiografi Sefalometri
Radiografi sefalometri adalah radiografi dari tulang wajah terstandarisasi dan dapat digandakan
yang sering digunakan pada ortodonti untuk menilai hubungan gigi ke rahang dan rahang ke
bagian tulang wajah lainnya. Radiografi Proyeksi Reverse-Towne
Radiografi reverse towne adalah radiografi yang digunakan untuk melihat keadaan kondilus
pada pasien yang mengalami pergeseran kondilus dan untuk melihat dinding postero lateral
pada maksila.
(miftahul)
Sumber: jenis-jenis radiografi kedokteran gigi :
a. Radiografi periapikal
Radiografi periapikal bertujuan untuk memperlihatkan struktur gigi baik mahkota maupun akar
serta jaringan yang ada disekitarnya dalam satu film. Dalam satu film radiografi periapikal dapat
memperlihatkan 3-4 gigi pada satu rahang. Teknik yang digunakan pada radiografi periapikal
adalah teknik paralleling dan bisecting. Indikasi utama penggunaan radiografi ini adalah untuk
mendeteksi adanya infeksi (radang apikal), melihat kedalaman karies, melihat kondisi jaringan
periodontal, menilai trauma pada gigi dan tulang alveolar, melihat letak dan posisi gigi yang
belum erupsi maupun yang telah rusak, menilai kondisi morfologi akar yang akan
c. Radiografi postero-anterior (PA)
Radiografi PA jaws merupakan jenis radiografi yang dapat memperlihatkan bagian posterior dari
mandibula, namun tidak baik dalam memperlihatkan kerangka wajah. Indikasi utama
penggunaan radiografi ini adalah untuk memperlihatkan keadaan frak- tur mandibula pada
bagian posterior dari body mandibula, menilai keadaan ramus, angulus, dan kondilus, deteksi
lesi seperti kista, tumor pada ramus, dan deteksi man- dibula hyperplasia atau hypoplasia.
f. Proyeksi reverse-town
Radiografi proyeksi reverse-town merupakan jenis radiografi yang digunakan un- tuk membantu
melihat kondisi kondilus yang mengalami pergeseran dan membantu melihat dinding postero
lateral maksila.
g. Radiografi submentovertex
(fahrul)
(fathinah) e.Radiografi proyeksi mandibula oblique lateral
Radiografi proyeksi mandibula oblique lateral memiliki dua proyeksi untuk mengevaluasi tulang
mandibula yaitu mandibula body projection yang dapat membantu memperlihatkan gambaran
body mandibula dari region premolar hingga molar serta bagian inferior mandibula dan
mandibula ramus projection yang dapat membantu memperlihatkan gambaran ramus
mandibula dari sudut ke kondilus untuk mengevaluasi gigi molar pada maksila dan mandibula
. Periapikal dan bitewing adalah yang paling sering digunakan dalam proyeksi di kedokteran gigi .
Dua teknik yang digunakan untuk radiografi periapikal antara lain teknik paralel dan teknik
bisekting. Teknik paralel adalah metode yang sering menjadi pilihan, karena teknik paralel jarang
menghasilkan gambar distorsi. Sedangkan teknik bisekting kekurangannya yaitu distorsi gambar.
Teknik bisekting digunakan pada pasien dengan lengkung palatal rendah dan juga anak-anak
yang tidak mampu menyesuaikan dengan posisi teknik parallel.
(yolla)
2. (miftahul) teknik radiografi intra oral :
Radiograf Bitewing
tekniknya yaitu :
(silvi) sumber: buku radiografi dibidang kedokteran gigi oleh drg. bayu indra sukma
1.Teknik Paralel
Teknik paralel dikenal juga sebagai extension cone
paralleling, right angle technique, long cone technique,
true radiograph merupakan teknik yang paling akurat
dalam pembuatan radiografi intraoral. Hal ini disebabkan
karena pada teknik paralel pelaksanaan dan standarisasinya
sangat mudah dengan kualitas gambar yang dihasilkan
bagus dan distorsinya kecil
Proses pencucian film radiografi dilakukan didalam kamar gelap agar hasil film radiografi tidak
terjadi cacat. Proses pencucian film radiografi sendiri dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
pengolahan film radiografi secara manual dan pengolahan film radiografi secara otomatis.
A. Pengolahan Film Radiografi Secara Manual
Menurut bushing (2013), proses pencucian film radiografi terdiri dari pembasahan (wetting),
pembangkitan (developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan
pengeringan (drying).
Wetting merupakan tahap pertama dalam proses pencucian film radiografi. Proses wetting
dilakukan dengan menggunakan air yang berguna untuk memperbesar emulsi pada film
radiografi. Dalam pemrosesan otomatis, proses wetting terdapat pada proses developing .
2. Developing (pembangkitan)
Proses yang terjadi pada cairan rinsing yaitu memperlambat proses developing dengan
membuang cairan developer dari permukaan film dengan cara merendamnya kedalam air.
Proses rinsing harus dilakukan dengan air yang mengalir selama 5 detik.
4. Fixing (penetapan)
Tujuan dari proses fixing ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan
developer yang terserap oleh emulsi film. Pada proses ini diperlukan adanya pengerasan untuk
memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat penyerapan
uap air.
From (21-095) TARA JOULY AGRANDA to Everyone 05:51 PM
5. Washing (pencucian)
Proses washing film radiografi dilakukan dengan menggunakan air mengalir sampai bau asam
dari larutan fixer menghilang. Proses washing film ini bertujuan untuk menghilangkan bahan-
bahan perak komplek dan garam yang terbentuk dari proses fixing.
6. Drying (pengeringan)
Proses drying dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan air dalam emulsi dan
agar mudah untuk disimpan. Proses drying akan membuat emulsi lebih kuat dan mudah untuk
dipegang serta menjaga visualisasi image dengan cara membatasi efek radiasi dan refleksi yang
disebabkan adanya air dipermukaan emulsi.
Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan proses drying adalah dengan bantuan
udara, dan ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran
udara yang melewati emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi tidak rusak,
bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak (struktur yang tidak biasanya hadir
pada radiografi).
B. Pengolahan Film Radiografi Secara Otomatis
Dalam proses film otomatis langkah-langkah yang dilakukan meliputi developing, fixing,
washing, dan drying. Semua proses pencucian film otomatis dilakukan pada kamar gelap dengan
menggunakan unit mesin. Perbedaan utama dengan proses pencucian film secara manual
terletak pada konsentrasi yang digunakan cenderung lebih besar, dimana suhu untuk reaksi
kimia berlangsung lebih tinggi dibanding proses manual.
Komponen utama dari proses otomatis adalah sistem transportasi, sistem kontrol suhu, sistem
sirkulasi, sistem pengisian, dan sistem pengering.
Sistem transport mengambil film dari baki melalui suatu rangkaian penggulung kedalam tangki
developer, tangki fixer, tangki washer, dan akhirnya kamar dryer. Dalam pemrosesan otomatis,
suhu air cuci harus dipertahankan sekitar 3 derjat Celcius (5 derjat Fahreinheit) dibawah suhu
pembangkit. Kecepatan putaran roller pada mesin pencuci film otomatis biasanya ditetapkan
untuk pemprosesan film selama 90 detik.
From (21-095) TARA JOULY AGRANDA to Everyone 05:51 PM
http://lib.unnes.ac.id/26733/1/4211412034.pdf sumber : lib UNES
http://lib.unnes.ac.id/26733/1/4211412034.pdf
(fahrul) .Pesawat Sinar-X
Pesawat sinar-X adalah pesawat yang menghasilkan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi
yaitu 3-30 MHz sebut sinar- X,
seperti tampak pada Gambar 2.1. Pesawat
tersebut dilengkapi dengan sebuah sumber
tegangan tinggi 20-200kV, yang diperlukan
untuk menghasilkan sinar-X pada tabung
sinar-X. Penentuan besar dan waktu
pengoperasiannya sangat bergantung pada
besar dosis, kualitas radiograf dan kondisi
tabung sinar-X. Semakin besar tegangan dan
semakin lama waktu pengoperasiannya,
maka dosis yang diterima pasien semakin
besar, radiograf yang diperoleh semakin
hitam, dan tabung sinar-X menjadi semakin
panas.
Padadunia kedokteran, sinar-X banyak
digunakan untuk tujuan diagnosis
(pemeriksaan) dan terapi (pengobatan). Pada
diagnosis, sinar-X digunakan untuk melihat
anatomi tubuh pasien seperti paru-paru,
pergelangan tangan atau kaki dan kepala.
Pada terapi, sinar-X banyak digunakan untuk
membunuh sel-sel kanker. Sinar-X juga ban-
yak digunakan di beberapa bidang
diantaranya pada teknologi bahan, untuk
analisa kualitatif dan kuantitatif suatu bahan
dan kontrol kualitas (quality control). Pada
teknik konstruksi, sinar-X digunakan untuk
mendeteksi kebocoran, keretakan dan
kualitas penyambungan. Serta untuk tujuan
keamanan (safety) pemakaian sinar-X meli-
puti, pemeriksaan di airport (screening) dan
pada tempat-tempat yang memerlukan pengamanan khusu.
Film Rontgen adalah film yang
digunakan untuk pengambilan gambar
bagian dalam tubuh, yang biasanya
dilakukan di Unit Radiologi. Kualitas
radiograf atau foto rontgen yang diperoleh
sangat dipengaruhi oleh kondisi penyinaran
serta proses pengolahan film. Untuk menjaga
kualitas film sebelum digunakan maka perlu
diperhatikan kondisi penyimpanan film.
Syarat penyimpanan film yang baik meliputi
suhu kira-kira 13 °C, kelembaban udara
maksimum 50%, terlindung dari radiasi. (sumber: repository unud)
(silvi) Tahap Prosesing Film Radiograf
Pencucian film menggunakan cara injeksi
yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Injeksikan larutan developer kedalam
film yang telah disinari selama 8-10
detik, dan di buka dari bungkusnya
(proses ini disebut proses developing).
2. Setelah di buka dari bungkusnya
kemudian film tersebut dicuci di bawah
air mengalir sampai bersih (proses ini
disebut proses rinsing).
3. Film selanjutunya dimasukkan ke dalam
larutan fiksasi selama 5 detik (proses ini
disebut proses fixing).
4. Film tersebut dicuci di bawah air
mengalir (proses ini disebut proses
washing).
5. Proses yang terakhir adalah tahap
pengeringan dari film tersebut (proses ini
disebut proses drying).
sumber: Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 oleh: Andre Anggara*, Resti Iswani*,
Darmawangsa**
**Bagian Radiologi, FKG Universitas Baiturrahmah
(muchi) 1.Pembangkitan (developing)
Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan
terjadi sebagai hasil dari penyinaran.
2.Pembilasan (rinsing)
Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki
cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di
dalam emulsi filmnya
3.Penetapan (fising)
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan
menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak
metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek.
4.Pencucian (washing)
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air.
5. Pengeringan (drying)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi
4. (yolla) TATA CARA MENCUCI FILM RONTGEN DENGAN MANUAL PROCCESSING
Setelah pemeriksaan x-ray sesuai prosedur Masuk kedalam kamar gelap kemudian usahakan
tutup pintu dengan rapat karna film rontgen bisa terbakar terkena cahaya lampu kecuali lampu
pijar merah yang ada didalam kamar gelap tersebut.
Buka kaset dan ambil jepitan film / hangger kemudian dimasukkan kedalam ;
1. Pembangkitan (developing) Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan
film. Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut
pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat
penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan
tampak. Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi
perubahan.
4. Pencucian (washing)
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini sebaiknya
dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.
5. Pengeringan (drying)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi
yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara yang paling
umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga faktor penting
yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati
emulsi.
(yustika)
5. (yolla) (yustika)
(miftahul) EVALUASI MUTU RADIOGRAFI KEDOKTERAN GIGI
sumber : https://pdfslide.net/reader/f/evaluasi-mutu-radiografi-kedokteran-gigi
(muchi) Evaluasi mutu radiograf
1.Objek tercakup semua dalam radiograf dan terletak di tengah
4.Cusp bukal dan lingual/palatal terletak dalam satu bidang(untuk gigi posterior), untuk gigi
anterior perhatikan daerah servikal dan panjang gigirata-rata
5. Distorsi minimal
(silvi) Evaluasi mutu radiograf terdiri dari: 1. Obyek tercakup dan terletak di tengah radiograf
Obyek yang hendak difoto harus terlihat semua bagian anatominya dan terletak di tengah film.
2. Mahkota sampai apikal terlihat jelas Obyek yang tercakup dalam radiograf harus terlihat
bagian mahkota sampai apikal dengan jelas. 3. Daerah interdental terlihat jelas kesalahan pada
sudut horizontal dapat menyebabkan daerah interdental tidak terlihat jelas (seperti bertumpuk).
4. Detail, kontras dan ketajaman baik
sumber: literatur review unhas, 2020 oleh: sri handayayni saharuddin
(ulima) Gambaran kualitas dan mutu radiograf Alongsyah Zulkarnaen Ramadhan1*, Suhardjo
Sitam2, Azhari2, Lusi Epsilawat. sumber: urnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia Desember
2019, Volume 3, Nomor 3: 43-8
P-ISSN.2685-0249 | E-ISSN.2686-1321. Kontras adalah tingkat perbedaan
kepadatan antara dua area pada radiograf. Kontras
antara berbagai bagian gambar merupakan salah
satu kriteria penilaian kualitas dalam suatu
gambaran, dimana semakin besar kontrasnya maka
semakin banyak fitur yang terlihat. Densitas. Densitas radiograf merujuk pada
derajat atau gradasi kehitaman dari radiograf. Hal
tersebut bergantung pada jumlah paparan radiasi
yang mencapai daerah tertentu pada film. Detail, merupakan kemampuan radiograf untuk
menampilkan perbedaan dari setiap bagian
anatomi. Hasil sebuah radiograf yang mampu
memperlihatkan struktur yang kecil dari organ yang
difoto. Kriteria kualitas ini didapat jika pada ukuran
objek besar ataupun kecil, detail yang dihasilkan
dapat diamati dengan baik dan jelas, Distorsi. Gambar yang terdistorsi tidak memiliki
ukuran dan bentuk yang sama dari objek asli pada
radiograf dikarenakan ketidaksamaan pembesaran
dari daerah yang berbeda pada objek yang sama. Resolusi, suatu ukuran dari kemampuan untuk
membeda-bedakan objek satu dengan lainnya.
Resolusi berkaitan dengan bermacam-macam
densitas, suatu jarak yang kecil terpisah suatu latar
belakang warna yang seragam untuk membedakan
struktur dan menghasilkan gambaran terpisah dari
objek kecil. Brightness, kemampuan radiograf untuk
meningatkan kecerahan, biasanya berhubungan
dengan prosesing, timer dan Kvp eksposur.
Kualitas radiograf adalah tingkat baik atau
buruknya suatu radiograf yang dilihat dari seberapa
membantu radiograf tersebut agar operator dapat
menentukan diagnosis, rencana perawatan, dan
evaluasi perawatan dengan tepat. Leonard Berlin
melakukan sebuah penelitian yang memiliki hasil
bahwa setiap hari, klinisi dokter gigi radiologi
melakukan kesalahan dalam proses radiografi
sebanyak 3-5%, dan rata-rata kesalahan retrospektif
klinisi dokter gigi radiologi sebanyak 30%. Sebanyak
4% kesalahan berarti terdapat sebanyak 40 juta
klinisi dokter gigi radiologi yang melakukan
kesalahan dalam proses radiografi setiap tahunnya
sehingga berpengaruh tehadap kualitas radiograf
yang dihasilkan dan diagnosis penyakit.
6. ( muchi) 1.Kesalahan pada gambaran radiografi disebut elongasi (perpanjangan) yang
disebabkan karena.
a.Angulasi vertikal yang terlalu kecil b.Angulasi vertikal yang terlalu besar