Anda di halaman 1dari 13

1.

Terapan dasar radiologi KG


⮚ Terapan secara umum

Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen. Dr. Otto Walkhaff (dokter gigi) dari jerman
adalah orang pertama menggunakan sinar x pada foto gigi. Kegunaan radiologi dalam bidang
kedokteran gigi :

● Radiodiagnosa (mengetahui kelainan pada gigi, contohnya: adanya kelainan apikal dan
periapikal
● Untuk mengetahui adanya kelainan pada rahang
● Untuk mengetahui adanya fraktur rahang atau akar gigi
● Untuk mengetahui karies yang tersembunyi, karies sekunder, kedalaman karies, dll
● Untuk melihat lokasi lesi / massa / benda asing pada rongga mulut
● Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi
● Untuk melihat adanya penyakit periodontal dan trauma
● Evaluasi hasil perawatan, yaitu untuk melihat keberhasilan perawatan yang telah dilakukan,
contohnya: mengetahui apakah apeks gigi telah menutup setelah dilakukan perawatan
apeksifikasi
● Untuk keperluan prosedur eksodonsi, contohnya : melihat hubungan gigi dengan sinus
maksilaris atau kanalis mandibularis sebelum dilakukan eksodonsi
● Pada bidang forensik, untuk mengidentifikasi korba, baik korban kecelakaan maupun
pembunuhan. Dokumen foto radiogrfic tersebut dicocokkan dengan kondisi korban
● Perencanaan suatu perawatan kuratif dan rehabilatif

⮚ Foto intraoral

Foto intraoral digunakan untuk mendapatkan detail gambar yang cukup jelas, dan gambarannya
terbatas. Film yang digunakan diletakkan di dalam mulut pasien. Foto inraoral terbagi atas tiga :

● Teknik rontgen periapikal


untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya.
● Teknik rontgen bite wing
- untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan
posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat permukaan gigi yang berdekatan
dengan puncak tulang alveolar.
- untuk melihat karies dibawah restorasi
● Teknik rontgen oklusal
untuk melihat area yang luas pada rahang atas dan rahang bawah pada satu film
⮚ Foto ekstraoral

Foto ekstraoral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak. Film yang
digunakan diletakkan di luar mulut pasien. Foto ekstraoral terbagi atas:

● Teknik foto panoramik


gambaran yang memperlihatkan struktur facial, termasuk maksila dan mandibula serta struktur
pendukungnya.

Kelebihan foto panoramik :


- Daerah liputannya luas daripada intraoral
- Dosis radiasi foto panoramik ini relatif lebih kecil, dimana dosis radiasi yang diterima
pasien untuk satu kali foto panoramik sama dengan dosis empat kali foto intraoral
Kekurangan foto panoramik
- Dapat terjadi sedikit distorsi
- Pada penegakkan diagnosa, foto panoramik berguna untuk:
- Adanya lesi tulang/ ukuran dari posisi gigi terpendam/ impaksi yang menghalanngi
gambaran pada intraoral
- Melihat tulang alveolar dimana terjadi pocket lebih dari 6mm
- Melihat kondisi gigi sebelum dilakuakan rencana pembedahan
- Rencana perawatan orthodonti yang diperlukan untuk mengetahui keaadaan gigi atau
benih gigi
- Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada bagian mandibula
- Rencana perawatan implan gigi untuk vertical heightnya
- Mengevaluasi TMJ disorders/kelainan
● Teknik foto lateral
- untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka,diagnosa fraktur, keadaan patologis
tulang tengkorak dan muka
- untuk evaluasi kondisi dari tulang dan posisi impaksi gigi/ lesi yang besar
● Teknik chepalometric
- untuk memperlihatkan relasi gigi rahang atas dan rahang bawah dengan tulang wajah.
- untuk melihat tengkorak, tulang wajah akibat trauma penyakita atau kelainan tumbuh
kembang
- untuk melihat jaringan lunak nasofaring, sinus paranasal, dan palatum keras
● Teknik foto postero anterior
- untuk melihat tengkorak pada bidang postero anterior
- untuk memperlihatkan struktur gambaran wajah : sinus frontalis, ethmoidalis, fossa
nasalis, dan orbita
● Teknik foto antero posterior
- untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula
- untuk memperlihatkan gambaran sinus frontalis, ethmoidalis, dan tulang hidung
● Proyeksi water / sinus projection
evaluasi maksila, sinus frontal,ethmoidalis,orbita,sutura zygomatico frontalis dan rongga nasal
● Reverse towne projection
- untuk memeriksa fraktur dari leher condilus mandibula (pasien dengan kondilus
mengalami perpindahan tempat)
- untuk melihat dinding postero lateral maksila

● Submentovertex projection
- untuk meliaht dasar tengkorak
- posisi dan orientasi kondilus,sinus sphenoidalis dan fraktur pada arcus zygomaticus,
lengkung mandibula, dan dinding lateral sinus maksila

2. Teknik pengambilan foto rontgen

Teknik/ prosedur:

- persiapan operator
- persiapan pengaturan pasien
- pengaturan sinar
- pengaturan film
- pengaturan penyinaran

Posisi operator :

⮚ operator tidak diperbolehkan berdiri didaerah radiasi sinar x primer


untuk melindungi dosis radiasi yang diterima, operator sebaiknya berada dibalik dinding pelindung
berlapis Pb, dan sebaiknya dengan jarak yang cukup jauh dari sinar x
⮚ umumnya operator berada pada sudut 90o dan 135o terhadap sinar pusat
⮚ pada daerah gigi anterior, operator berdiri pada sebelah depan kanan/kiri pasien
⮚ pada gigi posterior, operator lebih baik berdiri disebelah belakang pasien

Teknik pengambilan foto rontgen:

a. foto intraoral
⮚ teknik rontgen periapikal
- film diletakkan di dalam mulut
- ukuran film 3x4 cm
Terdapat dua teknik rontgen periapikal:
● bisection
paling sering digunakan,pasien memegang filmnya sendiri
● paralleling
sejajar dengan gigi, menggunakan film holder
⮚ teknik rontgen bite wing
- film yang digunakan: spesial bite wing film, standard film dangn bite film holder
- pasien menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film dalam mulut
⮚ teknik rontgen oklusal
- cross section view : sinar diarahkan tegak lurus terhadap film dan oklusal plane
- topographic view : sinar diarahkan ≤ 90o terhadap film oklusal plane 45o – 60o
b. Foto ekstraoral
⮚ foto panoramik
- film dimasukkan ke dalam kaset
- buat identifikasi pasien di bagian depan kaset
- letakkan kaset di kaset holder
- lepaskan perhiasan, logam, kacamata, dll
- pasien duduk memegang hand holder
- atur posisi kepala pasien
- atur image layer
- pasien diminta menggigit bite plastic
- tentukan kondisi sinar x
- pasien diinstruksikan untuk diam ± 15 menit
- tekan tombol penyinaran

⮚ skull and maxillofacial radiography


a. chepalometric projection, terdiri atas
● posteroanterior chepalometric
tube head diputar 90o sehingga arah sianr x tegak lurus pada sumbu transmetal
● lateral chepalometric
posisi tube head berada di sisi kiri pasien
● oblique chepalometric
arah tube head berasal dari belakang salah satu ramus
b. waters projection
film ditempatkan didapan pasien,variasi dari gambaran postero anterior
c. reverse towne projection
tube head diarahkan keatas dari bawah occipital dengan membentuk sudut 30o

3. Mutu hasil rontgen


a. Standar

Gambaran foto rontgen dianggap baik:

⮚ struktur anatomis dari regio gigi yang difoto harus jelas, yaitu perbedaan dari gambaran
enamel, dentin, kamar pulpa, dan jaringan periapikalnya harus betul-betul tajam dan terlihat
jelas.
⮚ gambaran dari puncak-puncak tonjol gigi atau cusp gigi yang difoto yaitu cusp bukal,lingual
atau palatal sedapat mungkin bersatu, dimana permukaan oklusal dari gigi tersebut tidak
terlihat sama sekali.
⮚ Daerah interdental dibawah titik kontak dua gigi yang bertetangga pada foto tidak boleh
tumpang tindih satu dengan yang lain, sehingga tidak terlihat
⮚ Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah interdental harus tampak jelas,
kecuali pada kasus gigi berjejal
b. Processing
Prosedur akan dilakukan di dalam ruangan khusus. Waktu yang dibutuhkan untuk tes ini
terbilang singkat. Mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk melakukannya.
Dokter akan meminta kita untuk duduk tegap. Setelah itu, asisten dokter atau perawat akan
menutup tubuh kita dengan apron timah. Apron ini akan melindungi tubuh kita dari sinar radiasi.
Perawat juga akan menutup leher dengan kerah apron (disebut thyroidshield) untuk melindungi
kelenjar tiroid dari radiasi.

Setelah itu perawat akan meminta untuk menggigit potongan kardus atau plastik yang
menyimpan film X-ray di dalamnya. Dokter mungkin akan meminta kita melakukan hal ini beberapa
kali guna mendapat gambar keseluruhan gigi.

Beberapa mesin rontgen memiliki kamera yang akan memutari kepala dan mengambil
gambar gigi saat kita duduk atau berdiri tegap. Kita juga akan diminta untuk berkumur sebelum dan
sesudah prosedur rontgen. Kemudian hasil pemindaian akan diperiksa oleh dokter gigi .

c. Kesalahan dan penyebab dalam radiografi


Faktor yang menyebabkan kegagalan
1. Dari segi pasien
- Pasien yang bergerak
Contoh : terdapat tremor (double image
- Dari bentuk anatomis
Contoh : rahang yang sempit, palatum yang dangkal, dll
- Pasien dengan gag reflex yang tinggi terutama pada pemotretan regio postero rahang atas
dan rahang bawah

2. Dari segi dokter gigi


- Kelalaian dokter gigi pada saat menulis surat rujukan
Contoh : salah elemen/ regio, tidak menulis tujuan pemeriksaan radiografis/regio, tidak menulis
diagnosa sementara dari pemeriksaan sebelumnya

3. Kegagalan dalam prosesing


- Time and temperature errors
pengaturan waktu dalam prosesing harus diperhatikan
Contoh : dalam fixing, yang menurut ketentuan harus dilakukan 4-5 menit, jika kurang dari
penetapan waktu tersebut maka hasil film akan mudah kabur dalam jangka waktu
pendek, bila melebihi waktunya maka gambar pada film akan hilang

- Chemical contamination errors


bahan-bahan kimia yang mencampuri dalam prosesing film dapat mengakibatkan hasil film yang
buruk, seperti bahan-bahan AgBr yang tertinggal pada film, maka hasil akan terlihat buram
- Film handling errors
memegang film diperbolehkan pada saat film tersebut sudah benar-benar kering, karena jika tidak
akan tercetak cap jari tangan dan bisa menyebabkan timbul bercak-bercak yang akan
mengganggu hasil film tersebut
- Lighting errors
tidak diperbolehkan memakai warna lampu yang bewarna putih dan jarak penerangan dengan
working area tidak boleh terlalu dekat, bila hal tersebut tidak diperhatikan maka hasil akan
terlihat berkabut

4. Penentuan kondisi sinar x


- Overexposed
kondisi waktu pemotretan terlalu lama, sehingga gambaran radiografis yang dihasilkan
radiolusen secara keseluruhan

- Underexposure
jika waktu pemotretan terlalu singkat, sehingga gambaran radiografis yang dihasilkan radiopak
secara keseluruhan

Faktor yang mempengaruhi hasil


⮚ Pengaturan data elektrik pesawat (kV,mA,waktu)
⮚ Densitas
⮚ Kontras (perbedaan bagian yang hitam/gelap dengan bagian putih/terang
⮚ Scatter/sinar hambur (musuh utama radiografis
⮚ Focal spot/target
⮚ Intensifying screen(terdapat didepan dan belakang film kaset

4. Interpretasi
a. Struktur anatomi
Interpretasi radiografi

Pemeriksaan radiologi untuk anak pada kasus ini adalah teknik radiografi intraoral yaitu
periapikal. Teknik periapikal pada anak-anak sama dengan dewasa yaitu menggunakan ukuran film
yang lebih kecil yaitu ukuran 0 (22x35mm) dan 1 (24x40mm).

Teknik interpretasi :

1. Mahkota

Mahkota adalah bagian anatomi gigi yang terlihat secara klinis dari insisal/oklusal sampai
servikal.

- Kondisi mahkota/keadaan kelainan pada mahkota berupa radiolusen atau radioopaque


- Arah perjalanannya/kedalamannya kelainan seperti dari oklusal ke sampai dentin, atau dari
mesial sampai mendekati pulpa atau sudah kamar pulpa.
2. Akar
Akar adalah bagian anatomi semua akar klinis gigi yang terlihat secara radiografi dari servikal
gigi sampai apical.

- Jumlah akar, seperti dua buah, tunggal atau tiga buah


- Bentuk akar seperti bengkok kearah distal, mesial, konvergen atau divergen
- Kondisi patologis seperti adanya garis fraktur, resorbsi interna ataupun eksterna
3. Membran periodontal

Membran periodontal adalah jaringan ikat yang melekatkan gigi dengan tulang alveolar
dimana letaknya ada disekelilingnya.

- Dalam batas normal : membran yang tidak ada kelainan di perlihatkan dalan bentuk tidak
adanya banyangan radiolusen sepanjang akar
- Melebar : membran yang mengalami peradangan ditujukkan dengan garis radiolusen
sepanjang akar dapat sebagaian ataupun keseluruhan
- Menghilang : ditunjukkan dengan tidak adanya membran digantikan oleh lesi yang jauh lebih
besar
4. Laminadura

Laminadura adalah lapisan terluar pada tulang alveolar.

- Dalam batas normal : bila tidak tampak garis radiolusen disepanjang tulang alveolar yang
mengelilingi gigi
- Terputus-putus : bila terdapat bayangan radioopaque disepanjang tulang baik keseluruhan
ataupun sebagian
- Menebal : apabila bayangan radioopak terlihat jelas disepanjang tulang alveolar
- Menghilang : apabila laminadura telah tertutup oleh lesi ataupun lainnya yang berukuran
lebih besar
5. Furkasi

Furkasi secara klinis/radiografis adalah daerah daerah percabangan akar.

- Dalam batas normal : bila tidak terdapat kalainan


- Bayangan radiolusen bila terdapat lesi ataupun furkasi yang terbuka (tidak terdukung
tulang lagi)
- Radiopaque apabila ada lesi yang radioopaque
6. Puncak Tulang Alveolar

Puncak tulang alveolar adalah bagian tulang yang secara anatomi mengelilingi gigi dari mulai
cement enamel junction sampai foramen. Pada daerah ini yang sering ditulis resorpsi puncak tulang
alveolar. Resorpsi puncak tulang alveolar ini terdiri dari resorpsi horizontal dan vertical ataupun
bentuk lainnya seperti arch shape tetapi hal ini jarang. Untuk mengetahui bagaimana resorpsi
puncak tulang adalah dengan menarik garis khayal antara dua CEJ dari dua gigi yang berdampingan.

- Dalam batas normal : apabila tidak terdapat kelainan pada puncak tulang
- Resorbsi : apabila puncak tulang mengalami penurunan baik secara horizontal, vertikal
ataupun bentuk lainnya, disertai berapa milli besar penurunannya.
7. Periapikal
- Site : lokasi at region
- Size : ukuran x,y mm/sebesar kacang polong dll
- Shape : bulat/oval/regular/irregular
- Symmetry
- Borders
- Contents : radiolusen/radioopak/mixed
- Associations : hubungan/efek terhadap struktur lain di sekitarnya
- Jumlah : unilokuler/multilokuler

Setelah semua informasi terkumpul maka sudah dapat ditarik kesimpulan :

8. Kesan Radiografi

Kesan radiografis merupakan kesimpulan dari semua point yang ada kelainannya. Diisi
dengan keterangan point yang bermasalah mulai dari 1(mahkota) sampai 6 (tulang alveolar).

Kesan : terdapat kelainan pada mahkota, akar, membran periodontal, lamina dura tergantung pada
point yang menunjukkan kelainana secara radiografi yang telah dijelaskan.

9. Suspect Radiografi / Dugaan Diagnosa secara Radiografi

Berisi tentang kemungkinan diagnosa radiografis yang dapat ditentukan berdasarkan


keterangan yang dijelaskan. Contoh : periodontitis apikal, periodontitis marginalis dll.

Kesan radiografi :

Mahkota : Radiolusen pada distal sampai pulpa

Akar : 2, divergen

Membran periapikal : dalam batas normal

Laminadura : dalam batas normal

Puncak tulang alveolar : mengalami penurunan

Furkasi : radiolusen

Kesan : terdapat kelainan pada mahkota, furkasi, dan puncak tulang alveolar

Radiodiagnosis : nekrosis pulpa

Diagnosis banding : pulpitis irreversible

Gambaran radiografi pulpitis kronik hiperplastika :

Gambaran radiografi pulpitis kronis hiperplastika sama dengan nekrosis pulpa, karena karies
sudah mencapai pulpa, dan polip merupakan jaringan lunak sehingga terlihat gambaran radiolusen
sama dengan ruang pulpa. Perbedaannya berdasarkan pemeriksaan klinis pada pulpa polip keadaan
pulpa masih vital.
Kelainan ini memiliki cirri yaitu : lesi pada mahkota mencapai ruang pulpa dimana pulpa
sudah dalam keadaan vital, membrane periodontal dalam batas normal, lamina dura dalam batas
normal dan periapikal dalam batas normal.

b. Variasi normal
⮚ Enamel
- Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Berada hanya pada
mahkota gigi paling koronal dengan batas bawah adalah dentin.
- Ukuran : mengikuti luas permukaan mahkota gigi dan memiliki ketebalan kurang lebih 1-2,5
mm, dan tertipis di perbatasan dengan sementum di CEJ.
- Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.
- Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
- Radiodensitas : enamel menunjukkan suatu gambaran radiopak yang sangat jelas, paling
radiopak di antara semua struktur gigi. Paling radiopak karena strukturnya yang berbeda dari
struktur jaringan keras lain yang terdapat pada tubuh manusia.

⮚ Dentin
- Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Berada pada
mahkota dan akar gigi, pada mahkota berada tepat dibawah enamel. Pada akar gigi, dentin
mengelilingi pulpa hingga ke ujung akar.
- Ukuran : mengikuti luas permukaan mahkota gigi dan memiliki ketebalan kurang lebih 10
mm, dan tertipis di apikal gigi.
- Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.
- Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
- Radiodensitas : dentin menunjukkan gambaran radiopak, tetapi tidak lebih radiopak dari
pada enamel dan sementum.

⮚ Sementum
- Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Berada
pada seluruh permukaan akar gigi mengelilingi dentin, ke arah koronal berbatasan dengan
enamel yang disebut pertautan enamel sementum (Cemento Enamel Junction). Bagian
terluar dikelilingi oleh ligamen periodontal yang nampak radiolusen pada gambar.
- Ukuran : mengikuti luas permukaan akar gigi dan memiliki ketebalan 10-60 mikron pada
separuh koronal akar gigi, dan paling tebal sekitar 150-200 mikron pada sepertiga apikal akar
gigi.
- Jumlah : melingkupi setiap akar gigi.
- Bentuk : menyesuaikan bentuk akar gigi, karena menyusuri seluruh permukaan akar gigi.
- Radiodensitas : sementum menunjukkan suatu gambaran radiopak, hampir sama dengan
enamel. Tetapi karena ukurannya yang sangat tipis, sulit untuk menemukannya dalam foto
ronsen.

⮚ Ruang pulpa (pulp chamber) dan saluran akar pulpa (pulp canal)
- Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Berada pada
mahkota gigi dan akar gigi. Pulpa dikelilingi oleh dentin.
- Ukuran : mengikuti bentuk anatomi dari gigi, ukuran bisa beragam.
- Jumlah : ruang pulpa terdapat 1 pada tiap gigi, dan saluran akar pulpa pada tiap gigi
beragam dari 1 sampai 3 bahkan lebih jika terdapat anomali. Pada gigi-gigi anterior
normalnya terdapat 1 saluran akar pulpa dan premolar pertama dan kedua RB juga memiliki
1 saluran akar pulpa, pada gigi premolar pertama RA umumnya terdapat 2 saluran akar
pulpa, pada semua gigi molar RA terdapat 3 saluran akar, sedangkan molar RB terdapat 2
saluran akar.
- Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
- Radiodensitas : ruang pulpa dan saluran akar pulpa merupakan gambaran radiolusen.

⮚ Ligamen periodontal
- Lokasi : ligamen periodontal terletak mengelilingi semua permukaan akar gigi, baik gigi
susu maupun gigi permanen. Berada diantara sementum dan lamina dura.
- Ukuran : melingkupi seluruh permukaan akar gigi dengan ketebalan berkisar antara 0,3-0,1
mm.
- Jumlah : melingkupi permukaan akar setiap gigi.
- Bentuk : seperti garis hitam melingkupi permukaan akar setiap gigi.
- Radiodensitas : ligamen periodontal menunjukkan gambaran radiolusen berserat yang
mengelilingi akar gigi, nampak berserat karena ligamen periodontal terdiri dari serat-serat
pendukung gigi.

⮚ Lamina dura
- Lokasi: berada mengelilingi akar gigi.
- Ukuran : ketebalan beragam, jika terjadi kerusakan maka garis putih tersebut akan nampak
radiolusen atau ketebalan radiopaknya berkurang.
- Jumlah : terdapat melingkupi permukaan akar setiap gigi-geligi.
- Bentuk : seperti garis putih yang melingkupi seluruh permukaan akar gigi.
- Radiodensitas : lamina dura menunjukkan gambar garis radiopak sepanjang akar gigi yang
mengelilingi ligamen periodontal.

⮚ Tulang alveolar
- Lokasi : terdapat pada RA dan RB.
- Ukuran : menyesuaikan ukuran rahang.
- Jumlah : seluas RA dan RB.
- Bentuk : menyesuaikan rahang.
- Radiodensitas: Serangkaian kompartemen radiolusen yang mewakili sumsum tulang,
dipisahkan oleh tulang trabekular yang radiopak seperti sarang lebah.

⮚ Fossa nasalis

- Lokasi : terletak pada rahang atas, di dekat apikal dari gigi insisivus sentral.
- Ukuran : seukuran jempol orang dewasa.
- Jumlah : terdapat 1 fossa nasalis pada setiap tengkorak kepala manusia.
- Bentuk : membulat tapi tidak jelas.
- Radiodensitas : gambaran radiolusen dengan tepi radiopak, dan ditengah bulatan radiolusen
tersebut terdapat garis radiopak difuse yang memotong bulatan radiolusen menjadi 2 bagian
kanan dan kiri.
⮚ Aveolar crest
- Lokasi : terletak pada bagian dari rahang yang menopang gigi geligi. Merupakan puncak
dari lamina dura. Terletak kurang lebih 2 mm dari apikal ke CEJ.
- Ukuran : tidak menentu, tergantung dari jarak antar gigi yang bersebelahan itu sendiri, jika
jauh maka alveolar crest datar dan luas, jika dekat maka alveolar crest sempit dan tajam.
- Jumlah : menyesuaikan dengan jumlah gigi, terdapat satu alveolar crest diantara 2 buah gigi.
- Bentuk : pada daerah posterior mendatar, dan pada daerah anterior meninggi atau
meruncing ke koronal.
- Radiodensitas : gambaran radiopak yang merupakan puncak dan akhir dari lamina dura ke
arah koronal.

⮚ Nasal spinalis anterior


- Lokasi : terletak di rahang atas, di daerah apikal dari gigi insisivus sentral.
- Ukuran : kecil, dengan panjang sekitar 1-5 mm.
- Jumlah : terdapat 1 spina nasalis anterior pada setiap tengkorak manusia.
- Bentuk : berupa tonjolan tulang di bawah fossa nasalis, yang merupakan perpanjangan dari
dasar atau lantai dari fossa nasalis.
- Radiodensitas : perpanjangan radiopak dari septum nasalis.

⮚ Linea oblique eksterna


- Lokasi : terletak di rahang bawah kanan dan kiri, di daerah posterior dari gigi molar dari arah
anterior ramus asenden mandibula ke arah molar.
- Ukuran : sesuai dengan bentuk dari mandibula.
- Jumlah : ada 2 pada mandibula, kanan dan kiri.
- Bentuk : sesuai dengan bentuk dari mandibula.
- Radiodensiti : garis radiopak dari arah anterior ramus asenden mandibula ke arah molar.

⮚ Foramen insisivus
- Lokasi : terletak di antara akar atau apikal insisif sentral rahang atas.
- Ukuran : berbeda-beda, bulatan dengan diameter kurang lebih 3-5 mm.
- Jumlah : terdapat 1.
- Bentuk : bulat dan bisa juga oval.
- Radiodensiti : bulatan radiolusen dengan batas difuse yang kurang jelas.

⮚ Linea oblique interna


- Lokasi : terletak pada rahang bawah posterior, kanan dan kiri, di daerah lingual.
- Ukuran : sesuai dengan bentuk dari mandibula.
- Jumlah : ada 2 pada mandibula, kanan dan kiri.
- Bentuk : bentukan tulang menonjol yang memanjang di daerah lingual, kanan dan kiri
mandibula.
- Radiodensitas : garis radiopak yang melintang sepanjang akar molar rahang bawah.
⮚ Foramen lingual
- Lokasi : terletak di rahang bawah bagian anterior rahang di daerah lingual. Berada di daerah
apikal insisif sentral rahang bawah.
- Ukuran : kurang dari 1 mm.
- Jumlah : 1.
- Bentuk : bulat kecil.
- Radiodensitas: bulatan radiolusen yang kecil.

⮚ Kanalis mandibularis
- Lokasi : terletak pada rahang bawah kanan dan kiri, melintang secara horizontal di bawah
gigi molar.
- Ukuran : lebarnya (dari garis radiopak hingga garis radiopak di bawahnya) berkisar antara 3-
4 mm.
- Jumlah : 2 kanan dan kiri mandibula.
- Bentuk : seperti tabung yang panjang.
- Radiodensitas : berupa radiolusen yang dibatasi oleh garis radiopak, dan memanjang di
bawah gigi geligi molar.

⮚ Sinus maksilaris
- Lokasi : terletak pada rahang atas, kanan dan kiri, di daerah apikal dari gigi molar pertama
rahang atas, meluas sampai premolar dan kadang kaninus.
- Ukuran : sepanjang gigi molar pertama rahang atas sampai gigi premolar atau kaninus.
- Jumlah : 2 pada rahang atas, kanan dan kiri.
- Bentuk : bulatan yang tidak beraturan.
- Radiodensitas : ruang radiolusen dengan batas radiopak yang jelas.

⮚ Tuberositas maksilaris
- Lokasi : terletak di rahang atas, kanan dan kiri di bagian posterior dari geligi molar yang
paling akhir di rahang tersebut, dan merupakan batas akhir dari rahang atas.
- Ukuran : seukuran mahkota gigi molar.
- Jumlah : terdapat 2 di rahang atas, kanan dan kiri.
- Bentuk : seperti benjolan membulat di posterior gigi molar.
- Radiodensitas : berupa gambaran radiopak di posterior gigi molar paling akhir di rahang atas.

⮚ Sutura palatina mediana


- Lokasi : terletak membujur di tengah palatum, dan membagi palatum menjadi 2 bagian
kanan dan kiri.
- Ukuran : memanjang sepanjang palatum.
- Jumlah : 1 pada rahang atas.
- Bentuk : garis panjang di tengah palatum, mulai dari bagian tengah insisif sentral rahang
atas sampai ke posterior.
- Radiodensitas : garis radiolusen tipis dengan batas radiopak.
⮚ Foramen mentalis
- Lokasi : terletak di rahang bawah kanan dan kiri, di daerah apikal dari premolar kedua.
- Ukuran : diameter kurang lebih 2 mm.
- Jumlah : terdapat 2 di mandibula kanan dan kiri.
- Bentuk : bulat dan kadang sedikit oval.
- Radiodensitas : bulatan radiolusen

⮚ Mental ridge
- Lokasi : terletak pada rahang bawah bagian anterior daerah lingual.
- Ukuran : ketebalan sekitar 3-4 mm.
- Jumlah : 1 pada rahang bawah.
- Bentuk : garis tebal
- Radiodensitas : garis radiopak yang tebal yang melintang di daerah apikal dari geligi anterior
rahang bawah.

⮚ Prosessus zygomaticu
- Lokasi : terletak pada rahang atas kanan dan kiri, di daerah apikal dari gigi molar.
- Ukuran : garis panjang seperti panjang gigi molar dan tebal.
- Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.
- Bentuk : garis tebal seperti huruf J atau U.
- Radiodensitas : garis tebal radiopak yang berbentuk seperti huruf J atau U di daerah apikal
gigi molar.

⮚ Nutrient canals
- Lokasi : terletak pada akar gigi rahang atas dan rahang bawah, tetapi biasanya lebih terlihat
jelas pada gigi anterior rahang bawah. Merupakan jalan masuk pembuluh darah dan nervus.
- Ukuran : lebar kurang dari 1 mm, dan panjang vertikal di bawah apikal gigi.
- Jumlah : sesuai jumlah akar gigi yang ada.
- Bentuk : garis panjang.
- Radiodensitas : terlihat seperti garis vertikal yang radiolusen di bawah akar gigi. Mudah
dilihat di regio anterior.

Anda mungkin juga menyukai