Anda di halaman 1dari 7

RADIOGRAFI EXTRAORAL

1. SEFALOMETRI
Sering digunakan pada ortodonti untuk menilai hubungan gigi ke rahang dan
rahang ke bagian tulang wajah lainnya. Untuk teknik radiografi konvensional
menggunakan radiografi indirect berupa kaset ekstraoral sedangkan untuk radiografi
digital menggunakan phosphor plate dan solid-state sensor.
- Indikasi
a. Orthodontic
1) Diagnosis awal – untuk mengetahui kelainan tulang dan jaringan lunak
2) Perencanaan perawatan
3) Memantau progres perawatan
4) Penilaian hasil perawatan
b. Bedah Orthognathic
1) Evaluasi tulang dan jaringan lunak pre-operasi
2) Untuk mengetahui penentuan rencana perawatan
3) Penilaian hasil pasca operasi
- Kontraindikasi
1) Pasien hamil
2) Pada anak-anak yang masih dalam tumbuh kembang
- Kelebihan
a. Dapat mengobservasi penyebab tinggi atau rendahnya dimensi vertical melalui
relasi dan ukuran rahang
b. Dapat membedakan berbagai ras, seperti kaukasoid, mongoloid, dan negroid
c. dapat melihat tumbuh kembang dan abnormalitas craniofacial yang tidak dapat
dilihat secara klinis.
- Kekurangan
a. Kesalahan pembuatan cephalogram.
- posisi penderita yang kurang benar,
- waktu penyinaran kurang,
- penentuan jarak bidang sagital - film yang kurang benarr
b. Pembesaran dan distorsi
- Makin besar jarak sumber sinar-X - film -----> makin sejajar arah sinar-X
sehingga distorsi dan magnifikasinya makin kurang.
- Makin dekat jarak film terhadap obyek ------> makin kurang pembesarannya.
- Macam-macam teknik
1) Cephalometric posteroanterior of the jaws (PA jaws)
Digunakan untuk penilaian asimetri kraniofasial dan penilaian pra operasi
dan pasca operasi bedah ortognatik (pada kasus fraktur)
2) True cephalometric lateral skull
a. Persiapan Pasien:
1) Pasien datang dengan membawa surat rujukan permintaan pemeriksaan
radiologi dari dokter gigi
2) Pasien dilakukan screening covid sebelum memasuki ruangan pemeriksaan
3) Pasien wajib menggunakan masker saat berada diruang tunggu dan hanya
dilepas ketika dilakukan rontgen
4) Pasien wajib mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
5) Menyapa pasien dengan ramah dan mengucapkan salam serta identifikasi data
diri pasien (nama dan TTL)
6) Memberikan penjelasan tindakan radiografi yang akan digunakan, tujuan
tindakan, media yang digunakan, prosedur tindakan, resiko tindakan, dosis
yang akan diberikan, penjelasan mengenai efek radiasi bagi tubuh. Penjelasan
diberikan sampai pasien mengerti dan paham agar pasien merasa tenang
7) Pasien dimintai persetujuan tindakan melalui informed concent
8) Pasien diminta untuk melepas masker dan berkumur dengan Povidone Iodine
1%
9) Pasien diminta untuk melepas semua aksesoris dan protesa serta bahan logam
lain yang melekat di tubuh pasien.
10) Pasien mengenakan apron untuk perlindungan diri
b. Persiapan operator:
1) Operator melakukan tindakan asepsis terlebih dahulu pada alat yang akan
digunakan.
2) Operator mencuci tangan terlebih dahulu
3) Operator menggunakan APD (masker, handscoon, apron)
4) Operator mengisi lembar dosis 0,064 MSV ATAU 0,0022-0,0056 MsV
(eksposure: kita harus memperhatikan dosis radiasi, kV dan mA yang akan
diterima oleh pasien, waktu penyinaran sesingkat mungkin)
c. Prosedur Radiologi
 Atur posisi pasien dengan posisi tegak dan instruksikan kepada pasien agar
pandangan lurus ke depan
 Atur posisi kepala pasien dengan midsagital plane sejajar dengan reseptor dan
Frankfurt Horizontal plane (FHP) sejajar dengan lantai

 Operator memfiksasi kepala pasien dengan posisi ear rods pada meatus
acusticus externus dan cephalostat pada titik nasion (diantara sutura
frontonasalis)
 Instruksikan pasien untuk memposisikan gigi pada posisi oklusi sentrik.
 Instruksikan pasien untuk tidak bergerak selama proses penyinaran
 Atur kvp, MA, timer pada panel kontrol sesuai dengan indikasi
 Operator keluar ruangan dan menekan tombol penyinaran. Pastikan tanda
penyinaran sampai dengan selesai
 Operator masuk kembali ke dalam ruangan dan membantu melepas ear rods
dan cephalostat.
 Lepaskan baju pelindung radiasi pasien. Kemudian instruksikan untuk
menunggu hasilnya di ruang tunggu
 Selanjutnya, operator melepaskan handscoon dan masker kemudian
membuangnya di tempat sampah infeksius dan melepaskan apron radiasi.
- Kualitas Mutu:
a. Kontras, detail, ketajaman:
b. Objek tercakup sesuai tujuan meliputi titik titik sefalometri pada cranium,
maksila, dan mandibula
c. Distorsi minimal (tidak ada shortening/elongasi) dan gambaran jelas
d. Ear rod dan tepi bawah mandibula berhimpit
e. Jaringan lunak terlihat jelas
f. Hubungan gigi insisivus dan molar atas bawah terlihat jelas
Kesimpulan: excellent/ diagnostically acceptable

2. PANORAMIK
Radiografi panoramik atau dikenal sebagai orthopanthography / OPG karena
prosedur radiografi yang menghasilkan gambar tomografi tunggal dari struktur wajah
termasuk lengkung maksila dan mandibula serta struktur pendukungnya.
Karena mampu memberikan gambaran secara keseluruhan dari struktur gigi dalam suatu
gambar secara 2D. Dan objek yang diambil dalam bentuk melengkung tetapi panoramik
mampu menghasilkan seolah-olah gambar tersebut datar.
- Prinsip Kerja
Pada teknik panoramik, x-ray beam dan image receptor berputar mengelilingi kepala
pasien. X ray beam berputar membentuk setengah lingkaran di belakang pasien dalam
satu arah sedangkan image reseptor berputar di depan kepala pasien dalam arah yang
berlawanan. Pergerakan reseptor dan x ray beam menghasilkan gambar melalui proses
yang disebut tomografi.
- Indikasi
1) Untuk mengetahui kelainan pada TMJ
2) Mengevaluasi trauma seperti adanya fraktur rahang
3) Untuk mengetahui lokasi dari gigi M3
4) Untuk mengetahui adanya kelainan dental ataupun penyakit pada tulang
5) Untuk mengetahui adanya suatu lesi seperti kista atau tumor
6) Untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan gigi permanen
7) Untuk menilai perawatan orthodontic
8) Untuk perencanaan pemasangan implan
9) Untuk perencanan pemasangan GT pada pasien edentuolous
- Kontraindikasi
1) Untuk melihat karies yang kecil
2) Untuk melihat lesi periapikal
3) Untuk melihat jaringan periodontal
- Kelebihan
1) Memberikan gambaran yang luas mengenai struktur tulang fasial dan gigi-geligi.
2) Dosis radiasi terhadap pasien relatif rendah
3) Pasien relatif nyaman saat menjalani pemeriksaan.
4) Dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat membuka mulut atau pada pasien
yang tidak bisa menggunakan radiografi intraoral.
5) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan rontgen relatif pendek
- Kekurangan
1) Gambaran yang dihasilkan tidak mampu menampilkan detail anatomi dan tidak
setajam seperti pada radiograf intraoral.
2) Sering terjadi distorsi, ghost image dan sumperimposed
- Prosedur radiologi
a) Persiapan Pasien:
1) Pasien datang dengan membawa surat rujukan permintaan pemeriksaan radiologi
dari dokter gigi
2) Pasien dilakukan screening covid sebelum memasuki ruangan pemeriksaan
3) Pasien wajib menggunakan masker saat berada diruang tunggu dan hanya dilepas
ketika dilakukan rontgen
4) Pasien wajib mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
5) Menyapa pasien dengan ramah dan mengucapkan salam serta identifikasi data diri
pasien (nama dan TTL)
6) Memberikan penjelasan tindakan radiografi yang akan digunakan, tujuan
tindakan, media yang digunakan, prosedur tindakan, resiko tindakan, dosis yang
akan diberikan, penjelasan mengenai efek radiasi bagi tubuh. Penjelasan diberikan
sampai pasien mengerti dan paham agar pasien merasa tenang
7) Pasien dimintai persetujuan tindakan melalui informed concent
8) Pasien diminta untuk melepas masker dan berkumur dengan Povidone Iodine 1%
9) Pasien diminta untuk melepas semua aksesoris dan protesa serta bahan logam lain
yang melekat di tubuh pasien.
10) Pasien mengenakan apron untuk perlindungan diri
b) Persiapan operator:
1) Operator melakukan tindakan asepsis terlebih dahulu pada alat yang akan
digunakan.
2) Operator mencuci tangan dan menggunakan APD (masker, handscoon, apron)
3) Operator mengisi lembar dosis 0,064 MsV ATAU 0,0027-0,038 MsV (eksposure:
kita harus memperhatikan dosis radiasi, kV dan mA yang akan diterima oleh
pasien, waktu penyinaran sesingkat mungkin)
c) Prosedur Radiologi
- Instruksikan pasien agar pandangan lurus ke depan dan atur alat sesuai posisi pasien
- Atur posisi kepala pasien, berdiri tegak dengan tangan memegang hand grip, dan
posisi kaki pasien dibelakang garis yang sudah ditentukan.
- Lalu atur posisi kepala pasien pada head positioner, dagu diletakkan pada chin rest.
- Instruksikan pasien untuk menggigit bite block secara perlahan dengan posisi gigitan
anterior edge to edge
- Atur posisi kepala pasien dengan midsagital plane sejajar dengan light beam dan
Frankfurt Horizontal plane (FHP) sejajar dengan lantai
- Fiksasi posisi kepala pasien dengan merapatkan head support pada kepala pasien
- Instruksikan pasien untuk menutup bibir dan meletakkan lidah di palatum
- Instruksikan pasien untuk tidak bergerak selama proses penyinaran
- Atur kvp, MA, timer pada panel kontrol sesuai dengan indikasi
- Operator keluar ruangan dan menekan tombol penyinaran. Pastikan tanda penyinaran
sampai dengan selesai
- Operator masuk kembali ke dalam ruangan dan membantu melepas forehead rest
- Lepaskan baju pelindung radiasi pasien. Kemudian instruksikan untuk menunggu
hasilnya di ruang tunggu
- Selanjutnya, operator melepaskan handscoon dan masker kemudian membuangnya di
tempat sampah infeksius dan melepaskan apron radiasi.
- Operator melakukan kontrol infeksi dengan memberi alcohol pada alat yang tersentuh
pasien.
d) Kualitas Mutu Radiografi
1) Objek mencakup tepi bawah mandibula, kondilus kanan dan kiri, vertebrae serta
tepi bawah orbita
2) Kontras, detail, dan ketajaman:
3) Distorsi horizontal dan vetikal minimal dan gambaran jelas
4) Tidak ada artefak/ghost image
5) Tidak ada area radiolusen yang tumpang tindih dengan apikal gigi anterior RA
Kualitas Mutu: excellent / diagnostically acceptable

Anda mungkin juga menyukai