Anda di halaman 1dari 6

1. Apa saja komponen Imun dalam Rongga Mulut?

Sistem Imun Rongga Mulut

Mukosa Saliva Cairan sulkus


v Komponen kekebalan
Gingiva
humoral dan selular

-IgA
- Keutuhan mukosa
-IgA Sekretori
- Lapisan keratin
- Lapisan Granular Humoral Selular
- Epitel
- Selaput basal epitel
- Lamina propria Sel B: Sel T:
(terdapat sel limfoid)
IgG Th1
IgA Th2
IgM Th17
IgE Treg
Sitpkin Tdth
CTL/Tc
NKT
Sumber:
Baratawidjaja, K.,G, Rengganis,I. 2016. Imunologi Dasar edisi 11. Badan Penerbit
FKUI

2. Apa fungsi masing-masing komponen yang terdapat pada GCF?


 GCF (Gingival Crevicular Fluid) merupakan cairan yang terdapat pada
sulkus gingiva. GCF dapat menjadi satu alternatif sebagai salah satu alternatif
diagnostik selain darah. Konsentrasi dari GCF biasanya rendah, tetapi dapat
terjadi peningkatan ketika terjadi proses inflamasi dalam rongga mulut.
 Fungsi GCF adalah untuk membersihkan material yang terdapat pada sulkus,
terdiri dari plasma protein yang dapat meningkatkan adhesi antara epithelium
terhadap gigi, memiliki properti antimicrobial dan mengerahkan aktivitas
antibodi dalam pertahanan gingiva.
 Komponen GCF
Komponen GCF biasanya merupakan hasil dari interaksi yang terjadi antara
biofilm bakteri (melekat pada permukaan gigi) dan sel-sel jaringan
periodontal. GCF pada dasarnya terdiridari serum dan bahan yang dihasilkan
secara lokal, seperti produk kerusakan jaringan,mediator inflamasi dan
antibodi yang dihasilkan terhadap bakteri di plak gigi. Komponen dan laju
aliran cairan sulkus gingiva (CSA) berfungsi sebagai barometer intensitas
peradangan.
Adapun komponen-komponen GCF terdiri dari:

ELEMEN SELULER
 Sel epitel yang terdegradasi
Epitel pada gingiva berjenis epitel pipih berlapis berkeratin. Epitel
terdeskuamasi merupakan epitel yang telah terkelupas. Dimana epitel
terdeskuamasi berasal dari epitel-epitel yang beregenerasi dan bercampur
dengan cairan krevikular gingiva. Selepitel deskuamasi menunjukkan tingkat
pergantian epitel yang tinggi.

 Leukosit
 Leukosit dijumpai dalam sulkus gingiva yang secara klinis sehat, meskipun
dalam jumlah yang sedikit. Leukosit tersebut berda ekstravaskular di jaringan
dekat ke dasar sulkus. Leukosit yang dijumpai dalam keadaan hidup dan
memiliki kemampuan memfagositosa dan membunuh. Dengan demikian
lekosit pada daerah dentogingival tersebut merupakan mekanisme protektif
utama melawan serangan plakke sulkus gingiva. 
 Bakteri
Bakteri yang terdapat di cairan sulkus gingiva berasal dari lingkungan luar
ronggamulut atau bisa juga berasal dari makanan dan minuman yang masuk ke
dalam rongga mulut.

ION ORGANIK
 Karbohidrat
 Protein : dalam protein terhadap sitokin yang dapat memperantarai interaksi
kompleks antara limfosit, sel-sel inflamasi dan elemen seluler lain.
 Lipid: berfungsi menyimpan energi, pensinyalan, dan bertindal sebagai
komponen pembangun membran sel.

ION ANORGANIK
 Seperti sodium. Pottasium, kalsium, magnesium, dan fosfat yang dapat
meningkat ketika terjadi periodontitis yang berat

ENZIM
 Alkaline fosfat berperan dalam pergantian ligamen periodontal, pembentukan
akar sementum, dan hemostasis tulang.
 Hyaluronidase membantu dalam penghancuran jaringan ikat yang memiliki
sifat yang mirip dengan kolagenase

PRODUK METABOLIK
 Lipopolisakarida
 Prostaglandin

Sumber:
 Nitin Saroch. Gingival Crevicular Fluid. (Online). Diakses pada 10
April 2018.
http://periobasics.com/gingival-crevicular-fluid-gcf.html13:24
 Kasuma N et al : The Analysis of Matrix Metalloproteinasi-8 in
Gingival Crevicular Fluid and Periodontal Diseases. Indian Journal of
Dental Research 2018 29(4) : 450 -454.
 Newman M.G et al, 2015, Carranza’s Clinical Periodontology, Edisi
12, Elsevier Saunders, Missouri.

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi oral immunity?


Faktor faktor yang bertanggung jawab dalam system pertahanan rongga mulut antara
lain
 Keutuhan epitel mukosa yang tidak dapat ditembus oleh kebanyakan mikroba.
Fungsi utama faktor- faktor pelindung adalah untuk membatasi kolonisasi
mikroba pada permukaan mukosa mulut, permukaan gigi, dan mencegah
penetrasi dental material yang berbahaya melalui permukaan jaringan mulut
baik yang sehat maupun yang mengalami kerusakan. Sistem imun yang
berlaku adalah sistem imun yang sistemik dan lokal
 Saliva
IMUNOGLOBBULIN A
1. Fungsi IgA adalah sebagai berikut :
Melindungi tubuh dari pathogen, oleh karena dapat bereaksi dengan
molekul adhesi dari pathogen potensial sehingga mencegah adherens
dan kolonisasi pathogen tersebut dalam sel pejamu.
2. Dapat bekerja sebagai opsonin, oleh karena neutrofil, monosit, dan
makrofag memiliki reseptor khusus sehingga dapat meningkatkan efek
bakteriolitik komplemen dan menetralisasi toksin. IgA diduga juga
berperan dalam imunitas
cacing pita.
3. Baik IgA dalam serum maupun dalam
sekresi dapat menetralisasi toksin atau virus dan mencegah terjadinya
kontak antaratoksinatauvirusdenganselsasaran.
4. IgA dalam serum dapat mengaglutinasi kuman, mengganggu
motilitasnya, sehingga memudahkan fagosit (opsonisasi) oleh sel
polimorfonuklear
5. IgA dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif, tidak
seperti halnya dengan IgG dan IgM, yang dapat mengaktifkan
komplemen melalui jalur klasik. IgA sekretori (sIgA) dalam bentuk
polimerik menjadi stabil oleh adanya ikatan polipeptid rantai J
IMUNOGLOBBULIN A Sekretori
adalah immunoglobulin yang paling penting dalam saliva. Fungsi
IgA sekretori adalah tahan terhadap proteolitik dari immunoglobulin
lainya dan mencegah perlekatan bakteri pada mukosa.
 Cairan sulkus gingiva
 Komponen kekebalan humolar dan selular
Sumber:
Yohana,W. 2013. Secretory iga sebagai bagian reaksi sistem imunitas mukosa
oral akibat aplikasi material kurang tepat. Jurnal Material Kedokteran Gigi
(JMKG). 2(1):83-89

8. Jelaskan mengenai oral lymphoid follicle?


 Sistem limfatik daerah kepala dan leher merupakan bagian dari sistem limfe
seluruh tubuh yang secara anatomis terdiri atas organ limfatik, duktus atau
pembuluh-pembuluh limfe dan nodus limfatikus (atau kelenjar limfe). Sistem
limfatik mentransportasi cairan yang disebut limfe. Cairan ini
mendistribusikan sel-sel dan faktor imunitas ke seluruh tubuh. Sistem limfatik
juga berinteraksi dengan sistem sirkulasi darah untuk drainase cairan dari sel
dan jaringan tubuh. Sistem limfatik mengandung sel-sel limfosit yang
melindungi tubuh dari berbagai antigen.
 Sistem Limfatik kepala dan leher
Kelenjar limfe yang selalu terlibat dalam metastasis adalah kelenjar limfe di
rangkaian jugularis interna yang terbentang dari klavikula sampai dasar
tengkorak. Rangkaian jugularis interna ini dibagi dalam kelompok superior,
media, dan inferior. Kelompok kelenjar limfe yang lain adalah submental, sub
mandibula, servikalis superfisialis, retrofaring, paratrakeal, spinalis asesorius,
skalenus anterior, dan supraklavikula
 Aspek klinis dari sistem limfe leher berkaitan erat dengan penatalaksanaan
suatu massa atau kelainan di leher.
Limfadenopati merupakan istilah umum bagi nodus yang baik ukuran,
konsistensi maupun jumlahnya abnormal. Ada banyak klasifikasi berbeda
untuk limfadenopati tetapi yang paling lazim adalah limfadenopati
generalisata jika nodus membesar di dua atau lebih area yang tidak
berdekatan, atau limfadenopati lokal jika hanya mengenai satu area. Perbedaan
limfadenopati lokal atau generalisata penting dalam menentukan diagnosis
banding. Pembagian massa di leher antara lain adalah tumor benigna (jinak)
atau maligna(ganas), primer atau metastasis, serta kongenital atau
inflamatorik.
 Penyakit yang menyebabkan pembesaran kelenjar limfe leher:
1. Inflamasi
Tanda-tanda inflamasi baik lokal maupun sistemik dapat ditemukan pada
penderita. Yang bisa menyebabkan manifestasi inflamasi pada kelenjar
limfe adalah infeksi akut seperti pada infeksi virus, bakteri Staphylococcus
dan Streptococcus, maupun kronik seperti limfadenitis TB maupun
HIV/AIDS
2. Neoplasma
Penelitian-penelitian retrospektif mengenai biopsi daerah kepala dan leher
menunjukkan tingginya kejadian keganasan. Keganasan daerah kepala dan
leher (kecuali kelenjar saliva) sering memiliki etiologi, patologi, dan cara
penyebaran yang sama karena berasal dari epitel skuamus dan kesamaan
struktur yang berdekatan. Manifestasi leher dapat merupakan tumor primer
atau metastasis dari lokasi regional. Salah satu keganasan primer yang
mengenai kelenjar limfe adalah limfoma malignan
Lokasi pembesaran kelenjar limfe dan penyebabnya

Sumber:
 Ferrer R. Lymphadenopathy: differential diagnosis and
evaluation. Available from: http://www.aafp.org/afp/981015ap/
ferrer.html, accessed on May 29, 2009.
 Couch ME, Blaugrund J, Kunar D. History, Physical
Examination, and the preoperative evaluation. In: Cummings
Otolaryngology—Head and Neck Surgery. 4th ed. Philadelphia:
Elsevier Mosby; 2005. p. 3-13

Anda mungkin juga menyukai