Anda di halaman 1dari 1

LO G I N SIGN UP

BAB I DASAR TEORI

Iftin Laili

Fashion Pria Disc s/d 80%


Shopee

Fashion Pria Disc s/d 80%


Shopee

Fashion Pria Disc s/d 80%


Shopee

1.2.2 Breathing
8ksigen sangat penting bagi kehidupan. Sel-sel tubuh memerlukan
pasokan konstan 87 yang digunakan untuk menun%ang reaksi kimiawi
penghasil energi, yang menghasilkan 087 yang harus dikeluarkan secara
terus-menerus (Sherwood, 7!!&#. Kegagalan dalam oksigenasi akan
menyebabkan hipoksia yang diikuti oleh kerusakan otak, disfungsi
%antung, dan akhirnya kematian (Hagberg, 7!!E#. $ada keadaan normal,
oksigen diperoleh dengan bernafas dan diedarkan dalam aliran darah ke
seluruh tubuh (Smith, 7!!:#. Hirway yang baik tidak dapat men%amin
pasien dapat bernafas dengan baik pula (1olan, Holt, 7!!"#. *en%amin
terbukanya airway merupakan langkah awal yang penting untuk
pemberian oksigen. 8ksigenasi yang memadai menun%ukkan pengiriman
oksigen yang sesuai ke %aringan untuk memenuhi kebutuhan metabolik,
efektivitas ventilasi dapat dinilai secara klinis (Buono, 1avis, Barth,
7!!:#. Hpabila pernafasan tidak adekuat, ventilasi dengan menggunakan
teknik bag-valve-face-mask merupakan cara yang efektif, teknik ini lebih
efektif apabila dilakukan oleh dua orang dimana kedua tangan dari salah
satu petugas dapat digunakan untuk men%amin kerapatan yang baik (H+OS,
7!!/#. 0ara melakukan pemasangan face-mask (Hrifin, 7!&7#)
&. $osisikan kepala lurus dengan tubuh
7. $ilihlah ukuran sungkup muka yang sesuai (ukuran yang sesuai bila
sungkup muka dapat menutupi hidung dan mulut pasien, tidak ada
kebocoran#
=. Oetakkan sungkup muka (bagian yang lebar dibagian mulut#
/. 5ari kelingking tangan kiri penolong diposisikan pada angulus
mandibula, %ari manis dan tengah memegang ramus mandibula, ibu
%ari dan telun%uk memegang dan memfiksasi sungkup muka
E. 3erakan tangan kiri penolong untuk mengekstensikan sedikit kepala
pasien
?. $astikan tidak ada kebocoran dari sungkup muka yang sudah
dipasangkan
:. Bila kesulitan, gunakan dengan kedua tangan bersama-sama (tangan
kanan dan kiri memegang mandibula dan sungkup muka bersama-
sama#
". $astikan %alan nafas bebas (lihat, dengar, rasa#

'. Bila yang digunakan H*B7-BH3, maka tangan kiri memfiksasi


sungkup muka, sementara tanaga kanan digunakan untuk
memegang bag (kantong# reservoir sekaligus pompa nafas bantu
(sXuee9e-bag#

Sedangkan apabila pernafasan tidak membaik dengan terbukanya


airway, penyebab lain harus dicari. $enilaian harus dilakukan dengan
melakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada toraks.

1&

$enilaian awal tersebut dilakukan untuk menilai apakah terdapat


keadaan- keadaan seperti tension pneumotoraks, massive haemotoraks,
open pneumotoraks dimana keadaan-keadaan tersebut harus dapat dikenali
pada saat dilakukan primary survey. Bila ditemukannya keadaan-keadaan
tersebut maka resusitasi yang dilakukan adalah ( Sitohang, 7!&7#)
a. *emberikan oksigen dengan kecepatan &! ; &7 O4menit
b. +ension pneumotoraks ) Ceedle insertion (<D 0ath Co. &/# di <0_ <<
linea midclavicularis
c. *assive haemotoraks ) $emasangan 0hest +ube
d. 8pen pneumotoraks ) Ouka diututp dengan kain kasa yang
diplester pada tiga sisi (flutter-type valveefect#
$ulse oEymeter dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang
saturasi oksigen dan perfusi perifer penderita. $ulse oEymeter adalah
metoda yang noninvansif untuk mengukur saturasi oksigen darah aterial
secara terus menerus (H+OS, 7!!/#.

11

1.2.3 Circulation
$erdarahan merupakan penyebab kematian setelah trauma (1olan,
Holt, 7!!"#. 8leh karena itu penting melakukan penilaian dengan cepat
status hemodinamik dari pasien, yakni dengan menilai tingkat kesadaran,
warna kulit dan nadi (H+OS,7!!/#.
a. +ingkat kesadaran Bila volume darah menurun perfusi otak %uga
berkurang yang menyebabkan penurunan tingkat kesadaran.
b. 6arna kulit 6a%ah yang keabu-abuan dan kulit ektremitas yang pucat
merupakan tanda hipovolemia.
c. Cadi $emeriksaan nadi dilakukan pada nadi yang besar seperti a.
femoralis dan a. karotis (kanan kiri#, untuk kekuatan nadi, kecepatan
dan irama.

1alam keadaan darurat yang tidak tersedia alat-alat, maka secara cepat
kita dapat memperkirakan tekanan darah dengan meraba pulsasi (Haffen,
Karren, &''7#)
&. 5ika teraba pulsasi pada arteri radial, maka tekanan darah minimal
"! mmHg sistol
7. 5ika teraba pulsasi pada arteri brachial, maka tekanan darah minimal
:! mmHg sistol
=. 5ika teraba pulsasi pada arteri femoral, maka tekanan darah minimal
:! mmHg sistol
/. 5ika teraba pulsasi pada arteri carotid, maka tekanan darah minimal
?! mmHg sistol
$erdarahan eksternal harus cepat dinilai, dan segera dihentikan bila
ditemukan dengan cara menekan pada sumber perdarahan baik secara
manual maupun dengan menggunakan perban elastis. Bila terdapat
gangguan sirkulasi harus dipasang sedikitnya dua <D line, yang berukuran
besar. Kemudian lakukan pemberian larutan _inger laktat sebanyak 7 O
sesegera mungkin (H+OS, 7!!/#.

12

1.2.4 Disability
*en%elang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan
neurologis secara cepat. Hal yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran
dan reaksi pupil. +anda-tanda lateralisasi dan tingkat (level# cedera spinal
(H+OS, 7!!/#. 0ara cepat dalam mengevaluasi status neurologis yaitu
dengan menggunakan HD$7, sedangkan 3S0 (3lasgow 0oma Scale#
merupakan metode yang lebih rinci dalam mengevaluasi status neurologis,
dan dapat dilakukan pada saat survey sekunder (5umaan, 7!!"#. HD$7,
yaitu)
H ) Hlert
D ) _espon to verbal
$ ) _espon to pain
7 ) 7nrespon
3S0 (3lasgow 0oma Scale# adalah sistem skoring yang sederhana
untuk menilai tingkat kesadaran pasien.
&. *enilai Feye openingG penderita (skor /-&# $erhatikan apakah
penderita )
a. *embuka mata spontan
b. *embuka mata %ika dipanggil, diperintah atau dibangunkan

13

c. *embuka mata %ika diberi rangsangan nyeri (dengan menekan


u%ung kuku %ari tangan#
d. +idak memberikan respon
7. *enilai Fbest verbal responseG penderita (skor E-&# $erhatikan
apakah penderita )
a. 8rientasi baik dan mampu berkomunikasi
b. 1isorientasi atau bingung
c. *engucapkan kata-kata tetapi tidak dalam bentuk kalimat
d. *engerang (mengucapkan kata -kata yang tidak %elas artinya#
e. +idak memberikan respon

=. *enilai Fbest motor responG penderita (skor ?-&# $erhatikan apakah


penderita )
a. *elakukan gerakan sesuai perintah
b. 1apat melokalisasi rangsangan nyeri
c. *enghindar terhadap rangsangan nyeri
d. >leksi abnormal (decorticated#
e. 2ktensi abnormal (decerebrate#
f. +idak memberikan respon _ange skor ) =-&E (semakin rendah
skor yang diperoleh, semakin %elek kesadaran#
$enurunan tingkat kesadaran perlu diperhatikan pada empat
kemungkinan penyebab ($re-Hospital +rauma Oife Support 0ommitee
7!!7# )
&. $enurunan oksigenasi atau4dan penurunan perfusi ke otak
7. +rauma pada sentral nervus sistem
=. $engaruh obat-obatan dan alkohol
/. 3angguan atau kelainan metabolic

1.2.5 Exposure/environ?ental control


*erupakan bagian akhir dari primary survey, penderita harus dibuka
keseluruhan pakaiannya, kemudian nilai pada keseluruhan bagian tubuh.
$eriksa punggung dengan memiringkan pasien dengan cara log roll.
Selan%utnya selimuti penderita dengan selimut kering dan hangat, ruangan
yang cukup hangat dan diberikan cairan intra-vena yang sudah
dihangatkan untuk mencegah agar pasien tidak hipotermi.

1.3 Aspe( !edi("#ega# da#am Pe#ayanan Kegawatdaruratan


$elayanan gawat darurat mempunyai aspek khusus karena
mempertaruhkan kelangsungan hidup seseorang. 1ipandang dari segi hukum
dan medikolegal, pelayanan gawat darurat berbeda dengan pelayanan non-
gawat darurat karena memiliki karakteristik khusus. Beberapa isu khusus

14

dalam pelayanan gawat darurat membutuhkan pengaturan hukum yang khusus


dan akan menimbulkan hubungan hukum yang berbeda dengan keadaan bukan
gawat darurat. $ada keadaan gawat darurat medik didapati beberapa masalah
utama yaitu)
&. $eriode waktu pengamatan4pelayanan relatif singkat
7. $erubahan klinis yang mendadak
=. *obilitas petugas yang tinggi
Hal-hal di atas menyebabkan tindakan dalam keadaan gawat darurat
memiliki risiko tinggi bagi pasien berupa kecacatan bahkan kematian.

1.3.1 Peraturan Perundang$%ndangan yang Ber(aitan dengan pe#ayanan


&awat Darurat
$eraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan
gawat darurat adalah 77 Co.7=4&''7 tentang kesehatan, $eraturan
*enteri Kesehatan Co.E"E4&'"' tentang persetu%uan tindakan medis, dan
$eraturan *enteri Kesehatan Co.&E'4&'"" tentang rumah sakit. Ketentuan
tentang pemberian pertolongan dalam keadaan darurat telah tegas diatur
dalam pasal E& 77 Co.7'47!!/ tentang praktik kedokteran, dimana
seorang dokter wa%ib melakukan pertolongan darurat atas dasar
kemanusiaan.
_umah sakit di <ndonesia memiliki kewa%iban untuk
menyelenggarakan pelayanan gawat darurat 7/ %am sehari. 1alam
pelayanan gawat darurat tidak diperkenankan untuk meminta uang muka
sebagai persyaratan pemberian layanan. 1alam penanggulangan pasien
gawat darurat dikenal pelayanan fase pra-rumah sakit dan fase rumah
sakit. $engaturan pelayanan gawat darurat untuk fase rumah sakit telah
terdapat dalam $eraturan *enteri Kesehatan Co.&E'b4&'"" tentang
_umah Sakit, di mana dalam pasal 7= telah disebutkan kewa%iban rumah
sakit untuk menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama 7/ %am per
hari. 7ntuk fase pra-rumah sakit belum ada pengaturan yang spesifik.
Secara umum ketentuan yang dapat dipakai sebagai landasan hukum
adalah pasal : 77 Co.7=4&''7 tentang Kesehatan, yang harus dilan%utkan
dengan pengaturan yang spesifik untuk pelayanan gawat darurat fase pra-
rumah sakit. Selain itu perlu pula dibedakan antara penanganan kasus
gawat darurat fase pra-rumah sakit dengan fase di rumah $ihak yang

15

Find new research papers in:

Physics

Chemistry

Biology

Health Sciences

Ecology

Earth Sciences

Cognitive Science

Mathematics

Computer Science

D O W N LO A D F I L E

Anda mungkin juga menyukai