Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu,melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan cara sistematik dan benar, sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa dan akhirnya memberikan intervensi serta implementasi keperawatan dengan benar 2. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Setelah melakukan praktek dilaboratorium mahasiswa dapat ; 1. Menjelaskan prinsip umum pengkajian 2. Mendemonstrasikan cara pendekatan anamnese pada klien !. Menyiapkan alat yang diperlukan dalam pemerikasaan fisik ". Mengatur posisi pasien saat pemerikasaan fisik #. Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman $. Mendemonstrasikan tehnik%tehnik pengkajian &. Melakukan pendokumentasian hasik'l pemeriksaan 3. MATERI YANG HARUS DIKUASAI 1. (ehnik komunikasi terapeutik 2. )asar teori tahapan pemerikasaan fisik 4. ALAT DAN BAHAN 1. *lien dan status klien 2. Meja dorong atau baki !. +lat%alat sesuai kebutuhan pemeriksaan % (ensimeter % (ermometer % Stetoskop % ,am tangan % -ampu kepala % -ampu senterpenlight % (.( set /0ptalmoskop, otoskop, (onometri1 % 2arpu tala % Spekulum hidung % Snellen card % Spatel lidah % *aca laring % 3inset anatomi % 3inset cirrurgis % Sarung tangan % 4engkok % (imbangan 44 % 5eflek hammer % 4otol ! buah % Sketsel % *ertas tissue % 3engukur tinggi badan % +lat dan buku catatan perawat 5. LANGKAH LANGKAH PHYSICAL ASSASSMENT Sebelum memulai pemeriksaan fisik ucapkanlah salam kepada klien dan perkenalkan diri anda, jabat tangan kalau mungkin kemudian dilanjutkan dengan 6 1. -akukan pendekatan interpersonal yang ramah, sopan, menghargai klien ,dapatkan data biografi klien. 2. ,elaskan maksut dan tujuan dilakukan pemeriksaan fisik !. Siapkan alat%alat yang dibutuhkan ". -akukan pemeriksaan sesuai langkah%langkah berikut 6 ANAMNESE *eluhan 7tama, merupakan keluhan yang dirasakan klien, sehingga menjadi alasan klien dibawa ke 5umah Sakit. 5iwayat 3enyakit Sekarang, kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke 5S secara lengkap meliputi ; a. 3 8 3rovoking atau 3aliatif +pa penyebab gejala 9, +pa yang dapat mengurangi dan memperberat penyakitnya 9, +pa yang dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan 9, *eluhan psikologis yang dirasakan : b. ; 8 Quality and Quantity Seberapa tingkat keparahan yang dirasakan klien c. 5 8 5egio or 5adiation 3ada area mana gejala dirasakan9, Sejauh mana penyebarannya9 d. S 8 severity (ingkatskala keparahan, hal%hal yang memperberat atau mengurangi keluhan e. (ime *apan gejala mulai muncul9, Seberapa sering dirasakan9, +pakah timbul tiba%tiba atau bertahap9, *ambuhan, dan lama dirasakan9 3engertian 3emeriksaan <isik6 3emeriksaan fisik .ead to toe /kepala ke kaki1 6 3endekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari 6 keadaan umum, tanda%tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas. +da " teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu 6 1. =nspeksi +dalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. >ahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. <okus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi 6 ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. )an perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. >ontoh 6 mata kuning /ikterus1, terdapat struma di leher, kulit kebiruan /sianosis1, dan lain% lain. 2. 3alpasi 3alpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. (angan dan jari%jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang6 temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. -angkah%langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi 6 ? >iptakan lingkungan yang nyaman dan santai. ? (angan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering ? *uku jari perawat harus dipotong pendek. ? Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. Misalnya 6 adanya tumor, oedema, krepitasi /patah tulang1, dan lain%lain. !. 3erkusi 3erkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya /kiri kanan1 dengan tujuan menghasilkan suara. 3erkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. 3erawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. Suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah : Sonor 6 suara perkusi jaringan yang normal. Redup 6 suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru%paru pada pneumonia. Pekak 6 suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. Hipersonor/timpani 6 suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik. ". +uskultasi +dalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. 4iasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. .al%hal yang didengarkan adalah 6 bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah : Rales 6 suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran%saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi /rales halus, sedang, kasar1. Misalnya pada klien pneumonia, (4>. Ronchi 6 nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. >iri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru. Wheezing 6 bunyi yang terdengar @ngiiiA.kB. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma. Pleura riction Ru! ; bunyi yang terdengar @keringB seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura -angkah%-angkah 3emeriksaan <isik 6 +. (imbang 4erat badan )an ukur tinggi badan 4. -akukan pemeriksaan ((C >. 3emeriksaan <isik lengkap mulai dari kepala sampai kaki Pemer!"##$ Ke%#&# Dang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan kepala 6 *onfigurasi umum, Simetri, 3enonjolan tulang, )istribusi rambut, >iri%ciri kulit, Ekspresi muka, *ontak mata. (ekstur rambut dan turgor kulit. 3enemuan 7mum 3erkembangan otak, pembentukan tulang, dan factor%faktor lain menetukan bentuk tengkorak. .idrosefalus dan mikrosefalus merupakan contoh dramatis dari respon tengkorak terhadap pertumbuhan otak. Ekspresi wajah dan kontak mata memberi petunjuk tentang keadaan emosional pasien. ,angan mengabaikan penemuan%penemuan penting ini. Pemer!"##$ M#'# (injauan 7mum Caskularisasinya memungkinkan diagnosis 6 +nemia, )iabetes, .ipertensi, .iperviskositas, +rteriosclerosis. 3emeriksaan Mata =nspeksi 0rbita dan -etak Mata 3erhatikanlah alis mata, yang tumbuh dengan sangat lambat. .ilangnya sepertiga lateral alis mata kadang%kadang dijumpai pada m!"e(em#, suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid. )an pada !ola mata perhatikanlah apakah pasien menderita eksoftalmus atau tidak. =nspeksi *elopak Mata 3emeriksaan permukaan dalam kelopak mata atas. =nspeksi =ris, Sklera dan *ornea 3eriksalah sclera untuk melihat peradangan dan perubahan warna. *ornea dapat diperiksa secara langsung atau dengan bantuan oftalmoskop. =ris normal harus bulat dan simetris. 5eaksi pupil harus diperiksa dalam beberapa cara. 3ertama, sinarilah dengan cepat dan langsung ke dalam dalam salah satu mata dan perhatikanlah kontraksi yang normal. *edua, tindakan ini membuktikan keutuhan busur dari reseptor ke efektor baik pada mata yang diperiksa maupun pada mata kontralateral. *ontraksi terjadi pula kalau mata berakomodasi untuk melihat dekat. Pemer!"##$ F"! Te&$)# (elinga 3emeriksaan (elinga 3erhatikan posisi telinga di kepala. 3angkal heliks harus berada pada garis horiFontal dengan sudut mata. (elinga yang terletak rendah sering menyertai kelainan congenital di tempat lain. C*+,"'e! S)$ 3emeriksaan ini patologis pada tetani, yaitu dengan melakukan ketokan ringan pada cabang nervus fasialis dalam kelenjar parotis, tepat atau sedikit di bawah arkus Figomatikus /di depan liang telinga luar1, yang akan menimbulkan kontraksi atau spasme otot%otot fasialis /sudut mulut, ala nasi sampai seluruh muka1 pada sisi yang sama. =ni disebabkan kepekaan berlebihan dari nervus fasialis. (ujuan Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga dan fungsi pendengaran. 3ersiapan alat 1. +rloji berjarum jam detik 2. 2arpu talla !. Spekulum telinga ". -ampu kepala 3rosedur pelaksanaan =nspeksi dan palpasi telinga luar 1. 4antu klien dalam posisi duduk jika memungkinkan 2. 3osisi pemeriksa menghadap ke sisi telinga yang dikaji !. +tur pencahayaan dengan menggunakan auroskop, lampu kepala atau sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksa bebas bekerja ". =nspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk, hygiene, adanya lesi massa dan kesimetrisan. #. -akukan palpasi dengan memegang telinga menggunakan jari telunjuk dan jempol. $. 3alpasi kartilago telinga luar secara simetris, yaitu dari jaringan lunak ke jaringan keras dan catat jika ada nyeri &. -akukan penekanan pada area tragus ke dalam dan tulang telinga di bawah daun telinga. G. 4andingkan telinga kiri dan kanan. H. =nspeksi lubang pendengaran eksternal dengan cara berikut6 3ada orang dewasa, pegang daun telinga heliks dan perlahan%lahan tarik daun telinga ke atas dan ke belakang sehingga lurus dan menjadi mudah diamatai. 3ada anak%anak, tarik daun telinga ke bawah. 1I. 3eriksa adanya peradangan, perdarahan atau kotoran serumen pada lubang telinga. 3emeriksaan pendengaran Menggunakan bisikan 1. +tur posisi klien membelakangi pemeriksa pada jarak "%$ m. 2. =nstruksikan klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa !. 4isikkan suatu bilangan, misal Btujuh enamB !. Minta klien untuk mengulangi bilangan yang didengar ". 3eriksa telinga lainnya dengan cara yang sama ". 4andingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klien. Menggunakan arloji 1. >iptakan suasana ruangan yang tenang 2. 3egang arloji dan dekatkan ke telinga klien !. Minta klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia mendengar detak arloji ". 3indahkan posisi arloji perlahan%lahan menjauhi telinga dan minta klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia tidak mendengar detak arloji. Jormalnya klien masih mendengar sampai jarak !I cm dari telinga. Menggunakan garpu talla Pemeriksaan Rinne 1. 3egang garpu talla pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau buku jari tangan yang berlawanan 2. -etakkan tangkai garpu talla pada prosesus mastoideus klien !. +njurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagi ". +ngkat garpu talla dan dengan cepat tempatkan di depan lubang telinga klien 1%2 cm dengan posisi garpu talla paralel terhadap lubang telinga luar klien #. =nstruksikan klien untuk memberitahu apakah ia masih mendengar suara atau tidak $. >atat hasil pendengaran pemeriksaan tersebut Pemeriksaan We!er 1. 3egang garpu talla pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau buku jari tangan yang berlawanan 2. -etakkan tangkai garpu talla di tengah puncak kepala klien !. (anyakan kepada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada salah satu telinga ". >atat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut. Pemer!"##$ H(-$) .idung sebaiknya diperiksa dengan speculum hidung dan sumber cahaya yang kuat yang diarahkan dengan cermin kepala. 7ntuk pemeriksaan di sisi tempat tidur, speculum besar pendek pada otoskop sudah cukup memadai. =ngatlah bahwa sumbu saluran hidung tegak lurus dengan muka, tidak sejajar dengan batang hidung. Saat pemeriksaan jangan lupa untuk menginspeksi hidung dengan memperhatikan permukaan hidung, ada atau tidak asimetri, deformitas atau inflamasi. Pemer!"##$ M-&-' (#$ F#r$) )alam pemeriksaan mulut dan faring inpeksilah bagian bibir, mukosa oral, gusi dan gigi, langit%langit mulut, lidah dan faring. )alam menginspeksi bibir perhatikan warna, kelembaban, pembengkakan dan ulserasi atau pecah%pecah pada bibir. )alam menginspeksi mukosa oral mintalah pasien untuk membuka mulut. )engan percahayaan yang baik dan bantuan tongue spatel inspeksi mukosa oral. 3erhatikan warna mukosa, pigmentasi, ulserasi dan nodul. 4ercak%bercak pigmentasi normal pada kulit hitam. )alam menginspeksi gusi dan gigi perhatikan inflamasi, pembengkakan, perdarahan, retraksi atau perubahan warna gusi. )alam menginspeksi langit%langit mulut dan lidah perhatikanlah bentuk dan warnanya. (erutama bagi lidah perhatikan juga papilla. +pakah ada bercak atau tidak. )alam memeriksa faring mintalah pasien untuk membuka mulut, dengan bantuan tongue blade lidah kita tekan pada bagian tengah. Mintalah pasien mengucapkan @ahB. 3erhatikan warna atau eksudat. Pemer!"##$ Le*er =nspeksi pada leher untuk melihat adanya asimetris, denyutan abnormal, tumor maupun keterbatasan dalam 5ange of Moion /50M1 maupun pembesaran kelenjar limfe dan tiroid. 3emeriksaan palpasi pada tulang hyoid, tulang rawan tiroid, kelenjar tiroid, pembuluh karotis dan kelenjar limfe. 4ila terjadi pembesaran tiroid, pemeriksaan palpasi dilakukan dengan meletakkan ujung jari kedua tangan di kelenjar dengan posisi pemeriksa di belakang penderita, kemudian penderita diminta menelan sehingga ujung jari pemeriksa ikut gerakan menelan. *emudia dilakukan auskultasi di tiroid dan dapat didengar bising sistolik yang mengarahkan adanya penyakit graves. 3emeriksaan pada leher untuk melihat adanya peningkatan vena jugularis dapat memberikan gambaran tentang aktifitas jantung. 3erubahan aktifitas jantung dapat memberikan gambaran pada vena dengan cara memyebabkan perubahan tekanan vena% vena tepi, bendungan pada vena%vena tepi dan perubahan pada bentuk pulvus vena. 3alpasi (rakea 3erhatatikan setiap adanya deviasi pada trakea. >ara memeriksanya dengan meletakkan jari telunjuk pada diantara trakea dan strenomastoid. 4andingkan dengan kedua sisi sebelah kanan kirinya. Pemer!"##$ B.r / 3eriksa bibir terhadap warna kesimetrisan pembengkakan 3eriksa rongga mulut dan lidah terhadap kelembaban, keutuhan dan perdarahan 2unakan senter dan sarung tangan +mati adanya bau 3eriksa lidah terhadap gerakan dan bentuk 3eriksa gigi periksa tonsil dengan menyuruh mengucapkan @aahB Pemer!"##$ T*,r#! / *aji dada terhadap serak, dengkur, mengi dan batuk. 2ambarkan kejadiannya +mati bantalan kuku terhadap perubahan warna +mati warna badan klien 3eriksa thoraks terhadap kesimetrisan dan abnormalitas 3eriksa payudara dalam hubungan dengan umur klien Pemer!"##$ P#r- / 1. 3erkusi batas paru 2. )engarkan suara napas Jormal 6 Cesikuler 6 =nspirasi K Ekspirasi , dapat terdengar di seluruh area paru 4ronkovasikuler 6 = 8 E sedang, dapat didengar di area spasium interkosta 1,2 dan diantara skapula 4ronkeal 6 E K = , dapat didengar di atas Manibrium sterni (rakeal 6 = 8 E sangat keras, dapat terdengar di trakea leher Suara napas tambahan6 5ales, 5onchi, weeFing, pleura friction rubs, stridor !. .itunglah pengembangan paru Pemer!"##$ J#$'-$) / =JS3E*S= )+J 3+-3+S= 1. )ilakukan scr simultan tahu adanyaketidaknormalan denyutan atau dorongan. 2. )ilakukan secara sistematis anatomi jantung 6 area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis, area apical, area apical dan area epigastrik, tentukan batas tegas jantung dengan perkusi. !. 3alpasi lokasi spasi interkostale ke berapa, , jarak dan garis midsternal midsternal, midklavikula dan garis aksilaris. ". )engarkan /auskultasi1 bunyi jantung 1,==, ===, =C, galop ritme, ada tidaknya suara jantung abnormal mur%mur #. *aji keteraturan, ritme, frekuensi +mati postur tubuh klien +mati terhadap cianosis, berak dan edema +mati klien terhadap tanda kesukaran bernapas periksa bantalan kuku Pemer!"##$ A.(,me$ 6 3eriksa kontur abdomen saat klien sedang berdiri dan berbaring 3eriksa warna dan keadaan kulit adomen 3eriksa umbilikus terhadap warna, bau herniasi -akukan auskultasi terhadap bising usus -akukan perkusi pada abdomenlakukan palpasi pada area yang dikeluhkan nyeri oleh klien pada urutan terakhir Pemer!"##$ A$-" / 3osis tengkurap periksa pantat dan paha terhadap kemerahan dan ruam 3eriksa terhadap tanda2 fisura, hemorroid Pemer!"##$ Ge$e'#&# 0#$'# / 3eriksa mons pubis terhadap rambut 3eriksa labia mayora dan minora 3erhatikan ukuran klitoris 3eriksa uretra dan lubang vagina Pemer!"##$ Ge$e'#&# L#!1&#! / 3eriksa penis, perhatikan apakah klien sudah disirkumsisi 3erhatikan meatus urinarius 3eriksa kualitas, jumlah dan distribusi rambut pubis Pemer!"##$ E!"'rem'#" (#$ M-"!-&,"!e&e'#& / ,ika klien dapat berjalan, amati cara berjalan. +mati lengkung tulang belakang klien dan perhatikan kesimetrisan pinggul dan bahu 3eriksa mobilitas tulang belakang 3eriksa dan palpasi pada ekstrimitas bagian atas *aji kekuatan ekstrimitas atas dengan meminta klien meremas tangan perawat *aji kekuatan otot 6 Skala L *ekuatan Jormal *eterangan I I 3aralisis smpurna 1 1I (idak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat 2 2# 2erakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan ! #I 2erakan yang normal melawan gravitasi " &# 2erakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal # 1II *ekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh *aji rentang gerak sendi 6 4ahu 6 abduksi Siku 6 <leksi 3ergelangan tangan 6 fleksi, ekstensi, hiperektensi, abduksi, adduksi (angan dan jari 6 fleksi, ekstensi, hiperektensi, abduksi, adduksi Pemer!"##$ T$)!#' Ke"#(#r#$ / >M 6 sadar penuh, dpt jawab pertanyaan +patis 6 acuh tak acuh Somnolen 6 tidak mau bangun kecuali dg rangsang nyeri )elirium 6 kacau motorik, memberontak, tidak sadar tempat, orang dan waktu Stupor 6 hampir koma tetapi dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri *oma 6 kesadaran hilang (ingkat *esadaran (ingkat kesadaran klien dengan menggunakan 2>S /2lascow >oma Scale1 6 a. 5eaksi mata " 6 klien dapat membuka mata secara spontan, tanpa disuruh ! 6 klien dapat membuka mata sesuai perintah 2 6 klien dapat membuka mata dengan rangsangan nyeri 1 6 tidak ada reaksi sama sekali b. 5eaksi bicara # 6 klien mempunyai orentasi baik terhadap tempat, orang dan waktu " 6 klien dapat bicara tetapi membingungkan ! 6 klien dapat bicara tetapi lebih membingungkan lagi, kalimat tidak tersusun dengan baik walaupun kata%katanya terbaca 2 6 klien hanya dapat mengguman saja /masih keluar suara nada1 1 6 klien diam /tidak ada suara1 c. 5eaksi motorik $ 6 klien dapat mengikuti perintah dengan baik # 6 klien tidak dapat menjalankan perintah, dan gerakan hanya melokalisir rangsangan /menolak jika dicubit1 " 6 bila diberi rangsangan klien hanya menghindar tanpa penolakan ! 6 bila diberi rangsangan klien melakukan ssgerakan fleksi 2 6 bila diberi rangsangan klien melakukan gerakan ekstensi 1 6 tidak ada gerakan sama sekali Meningal sign tanda rangsangan otak 1. (anya klien /bila sadar1 pakah merasakan sakit kepala tidak 2. >ek kaku kuduk dengan cara meletakkan telapak tangan kiri di bawah leher klien /cervikal1, raba dan lakukan penekukan kepala !. +mati apakah klien muntah%muntah tidak, berapa banyak, sejak kapan, berupa ". +mati apakah klien mengalami kejang%kejang /lokal general1 Pemer!"##$ I$'e)-me$ me&%-' / !-&'2 r#m.-' (#$ !-!- K-&' =nspeksi 6 bau badan, hiperhidrosis, bromhidrosis, .iperpigmentasi, .ipopigmentasi, Citilago, pucat, sianosis, ikterus, "esi pada kulit primer 6 makula eritematosa yang diskret dan tersebar /rubela1, kista /massa yg semi padat atau terisi air, berkapsul, menonjol, dan berukuran 1 cm atau lebih, timbul dari jaringan subkutaneus atau dermis /eM 6 kalaFion1, Jodul tumor 6 massa yang keras, padat, dan menonjol yang menembus lebih dalam hingga dermis dibandingkan papula eM 6 karsinoma sel skuamosa, papula, plaki, vesikel /cacar air1, pustula /jerawat1, lesi /urtikaria1. "esi kulit sekunder 6 atropi 6 stria, kulit lansia, erosi 6 bekas goresan, likenifikasi 6 dermatitis kronis, bersisik 6 kulit kering, eksim, krusta 6 herpes, ulkus 6 ulkus tekanan ulkus statis, fisura 6 celah pada kaki, mulut, tangan, jaringan parut 6 luka yang telah sembuh, jerawat yang sembuh, *eloid 6 keloid akibat tindik telinga atau pembedahan. 3alpasi 6 adanya edema /piting dan non pitting1 *uku =nspeksi kuku 6 normal 6 jika sudut plat kuku 1$I derajat, +bnormal 6 kuku bentuk sendok, tabuh awal /sudut datar 1GI derajat1, tabuh lanjut /sudut lebih dari 1GI derajat1 ,dan garis beau NB / M#*#""3# (#%#' me$#m.#*!#$ 4#'#'#$ !#! ("e'#% '-&"#$ 1 '-&"#$ 5!# #(# 6#$) %er&- %e$5e&#"#$.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis