Anda di halaman 1dari 3

3.

Patofisiologi Hipertensi

Gagal jantung Disfungsi sistole dan diastol

Hipertensi ventrikel kiri

Penurunan relatif curah jantung

Bisa diikuti dengan hipoksia jaringan gagal jantung, infak miokard

Mekanisme kompensasi

Aktifasi dari: -Sistem simpati -Renin angiotensi -Sistem adrenal

Norepinefrin, aldosteron, kortikosteroid -ADH -intensifikasi oleh ginjal reabsorbsi Na di proximal -penurunan regulasi reseptor -beta-adrenergic di miocard

4. Penatalaksanaan

BLS (Base Life support) adalah pilar dasar pertolongan pertama henti jantung. Bagi dewasa dan anak urutannya, yaitu C-A-B (Chest compression, Airway, Breathing). Kecepatan dalam memberikan pertolongan sangat berpengaruh pada prognosis pasien.

Algoritma BLS

1. Untuk pertolongan awal pada seseorang yang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba ada dua hal yang sangat perlu diperiksa, yaitu kesadaran (apakah ada respons atau tidak) dan memeriksa arteri besar (A. Carotis atau A femoralis). Jika tidak ada respons dari pasien dan tidak teraba A.carotis, maka dapat dipastikan pasien mengalami henti jantung. 2. Langkah selanjutnya menelpon Rumah sakit terdekat untuk segera mendapat petolongan. 3. Sambil menunggu datangnya bantuan dapat dilakukan RJP C-A-B. a. Circulation (chest compression)

Dilakukan dengan melakukan penekanan dada pada bagian tengah sternum dengan kedua tangan dengan titik berat oleh badan. Ditekan sedalam 5cm. Kompresi minimal 100/menit Setiap 30 kali kompres diselingi breathing

b. Airway Membuka jalan nafas. Head tilt dan Chain tilt jika tidak dicurigai cidera tulang belakang, jas Trust jika curiga ada tulang belakang.

c. Breathing Dapat diakukan melalui mulut, hidung atau menggunakan Mask. Ventilasi dilakukan 2 kali dengan selang 1 detik sambil menutup hidung pasien.

4. Jika penolong tidak terlatih, cukup Compress saja. Jika non petugas tapi terlatih, lakukan RJP hingga datang petugas medis. Jika petugas medis, lakukan RJP dan lanjut menggunakan advance Airway atau AED.

5. Automatic External Defibrilator (AED). Penggunaanya sebaiknya segera dilakukan setelah alat
tersedia/datang ke tempat kejadian. Pergunakan program/panduan yang telah ada, kenali apakah ritme tersebut dapat diterapi kejut atau tidak, jika iya lakukan terapi kejut sebanyak 1 kali dan lanjutkan RJP selama 2 menit dan periksa ritme kembali. Namun jika ritme tidak dapat diterapi kejut lanjutkan RJP selama 2 menit dan periksa kembali ritme. Lakukan terus langkah tersebut hingga petugas ACLS (Advanced Cardiac Life Support ) datang, atau korban mulai bergerak.

Anda mungkin juga menyukai