Anda di halaman 1dari 48

Pemicu 1 Hematologi

Kelompok 3
Selasa,15 November 2016
Kelompok 3
Tutor : dr.Siufui
Ketua : John Jordan (405140197)
Sekretaris: Ngestinuari Salim (405150162)
Penulis : Tania Apriyanti H.putri(405150105)
Anggota : Alicia Angelina (405130077)
Andy Susanto (405140038)
Intan Purnama Sari (405140144)
Nashruta Nissatul a’la (405150008)
Stevanno Geraldus (405150037)
Angeline Vicentia (405150058)
Anak Agung Ayu Gotri P. (405150140)
Michelle Arviani (405150115)
Della Chandra Saputri (405150151)
PERMATA HATIKU
Seorang anak laki-laki berusia 6 bulan dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan ingin memeriksakan mata anaknya yang terkena susu formula 2 jam
yang lalu saat sedang mengocok susu tersebut . Anaknya juga mengalami luka
gores di lengannya akibat terkena kuku kakaknya. Pada anamnesis didapatkan
bahwa anaknya selama ini hanya diberikan susu formula. Padahal saat
dilahirkan, bidan sudah menyarankan agar anak tersebut diberi ASI. Riwayat
imunisasi didapatkan anak sudah beberapa kali diimunisasi di Posyandu
lingkungan rumahnya. Ibunya khawatir karena sejak beberapa minggu terakhir
pasien memiliki kebiasaan memasukkan jari tangan dan benda yang dapat
diraih kedalam mulutnya. Selain itu, ibu pasien bertanya mengapa anaknya
perlu diimunsasi berulang-ulang dan makanan tambahan apa yang perlu
diberikan supaya anaknya tetap sehat. Pada saat yang bersamaan kakek pasien,
berusia 60 tahun, menanyakan apakah dian perlu diimuninsasi sementara dia
rajin berolahraga dan mengkomsumsi makanan sehat.
Apakah yang dapat dipelajarai dari kasus di atas?
LO 1

KOMPONEN IMUNITAS TUBUH


Imunitas alami
(imunitas non-spesifik)

Komponen imunitas
tubuh

Imunitas adaptif
(imunitas spesifik)

 Imunitas alami menghambat masuknya mikroba dan


mengeliminasi mikroba yang berhasil masuk dengan cepat.
 Imunitas adaptif berkembang lebih lambat tetapi memberikan
perlidunga yang lebih spesialistik terhadap infeksi.
Sistem Imun Alami / nonspesifik

Imunitas
Barrier
Humoral

Imunitas
Seluler
Sistem Imun Adaptif / Spesifik

Imunitas
Imunitas Seluler
Humoral

Pertahanan terhadap Pertahanan terhadap


mikroba intraseluler. mikroba
ekstraseluler.
Jenis imunitas adaptif
LO 2

MEKANISME IMUNITAS
Mekanisme Kerja Sistem Imun

Recognition Effector / Activation

Memory Regulation
Respon imun adaptif
Fungsi sinyal TLR
LO 3

ORGAN DAN JARINGAN


LIMFATIK
ORGAN LIMFATIK
ORGAN LIMFOID PRIMER
• Terdiri dari timus & sum-sum tulang
• Sum-sum tulang → tempat hematopoesis & depot lemak
• Fungsi → untuk pematangan, deferensiasi & proliferasi sel T &
sel B sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen

ORGAN LIMFOID SEKUNDER


• Terdiri dari limpa & KGB
• Jaringan limfoid yang kurang terorganisasi secara kolektif →
MALT
• MALT → meliputi jaringan limfoid ekstranodul yang
berhubungan dengan mukosa di berbagai lokasi
LIMPA
• Terdiri dari zona sel T & zona sel B
• Merupakan tempat respon imun utama yang merupakan
saringan terhadap antigen asal darah
• Merupakan tempat utama fagosit memakan mikroba yang diikat
antibodi (opsonisasi)
KELENJAR GETAH BENING

• Merupakan agregat nodular jaringan limfoid yang terletak


sepanjang jalur limfe di seluruh tubuh.
• Sel dendritik membawa antigen mikroba dari epitel ke kelenjar
getah bening yang nantinya akan di konsentrasikan oleh KGB
• KGB di temukan peningkatan limfosit berupa nodus tempat
proliferasi limfosit sebagai respon terhadap antigen.

SKIN-ASSOCIATED LYMPHOID TISSUE (SALT)

• Merupakan alat tubuh terluas yang berperan dalam sawar fisik


terhadap lingkungan.
• Kulit berperan dalam pertahanan pejamu, reaksi imun dan
inflamasi lokal.
MUCOSAL ASSOCIATED LYMPHOID TISSUE-
SISTEM IMUN SEKRETORI (MALT)
• Merupakan agregat jaringan limfoid atau limfosit dekat
permukaan mukosa, baik IgA sekretori maupun sel limfosit.
• Jaringan-jaringan limfoid berperan dalam pertahanan imun
lokal dan regional melalui kontak langsung
• MALT ditemukan di jaringan mukosa saluran napas bagian
atas, saluran cerna, saluran urogenital dan kelenjar mame
berupa jaringan limfoid tanpa kapsul, mengandung sel
limfosit.
• Epitel mukosa merupakan sawar internal dan eksternal &
merupakan tempat masuknya mikroba.
RESPON IMUN ORAL
• Ludah mengandung lisozim dan IgA sekretori yang melindungi
rongga mulut.
• PMN melindungi jaringan gusi dan periodontium
• Sel Th1 & Th2 berperan dalam respon imun terhadap bakteri
patogen juga penting pada penyakit periodontal.
• Lapisan epitel mukosa → sawar mekanis terhadap antigen
asing dan mikroorganisme.
BRONCHIAL ASSOCIATED LYMPHOID TISSUE

• Struktur berbentuk cincin banyak ditemukan di berbagai


tempat, berisikan nodul yang terletak sekitar bronkus dan
berhubungan dengan epitel seperti plak sel limfoid.
• BALT berperan dalam respon terhadap antigen kuman yang
terhirup.

GUT ASSOCIATED LYMPHOID TISSUE

• GALT tersebar di mukosa saluran cerna


• Pada dewasa luas permukaan 400 m2, selalu terpajan dengan
berbagai mikroba & makanan
• GALT terdiri atas komponen yang terorganisasi & komponen
yang difus.
TONSIL & PLAK PEYER
• Tonsil faring & folikel limfoid serta plak peyer di usus kecil
berperan dalam fase induksi respon imun.
• Tenggorok ada 3 golongan tonsil
- tonsil palatina
- tonsil lingual
- tonsil faringeal/adenoid (cincin jaringan limfoid → cincin
Waldeyer)
• Regio sentral plak peyer diisi sel B dan mengandung CD4+
• Plak peyer → agregat folikel limfoid di mukosa gastrointestinal
yang ditemukan di seluruh jejunum dan ileum.
SISTEM IMUN MUKOSA DIFUS
• Terdiri atas limfosit intraepitel & limfosit lamina propia.
• Limfosit intraepitel ditemukan dalam epitel mukosa dan di
atas lamina propia, tersebar difus, tidak memiliki struktur,
banyak sel T (>90%) yang dapat berupa CD8+ atau CD8-
• Lamina propia terletak di bawah epitel, strukturnya longgar,
fungsinya untuk sekresi antibodi terutama IgA yang diproduksi
sejumlah besar sel plasma, banyak sel CD4+ dan CD8+. Jumlah
sel B sedikit, tapi bila diperlukan dapat meningkatkan
produksi IgG dengan cepat
Morfologi limpa dan kelenjar limfe
LO 4

PERANAN IMUNISASI
TERHADAP IMUN
Imunisasi
 Ada 2 macam kekebalan :
 Kekebalan Pasif
 Kekebalan Aktif

 Respon Sistem Imun :


• Respon imun primer
• Respon umur sekunder
Keberhasilan imunisasi
 Tergantung pada:
1. Imun host
2. Faktor genetik host
3. Kuantitas dan kualitas vaksin
LO 5

PERAN NUTRISI,TERUTAMA
ASI TERHADAP SISTEM IMUN
Nutrien Untuk Sistem Imun
• MAKRONUTRIEN
– KARBOHIDRAT
– PROTEIN
– Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Long Chain
Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
• MIKRONUTRIEN
– Vitamin A
– Vitamin C
– Vitamin E dan Selenium
– Besi
– Zink
– Nukleotida
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang
(Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)

• Asam lemak essensial


• Asam linoleat (ω-6)
• Asam linolenat (ω-3)
• PUFA rantai panjang
Vitamin A
• Kegunaan vitamin A :
• Bantu pertumbuhan dan perkembangan kerangka dan
jaringan tubuh.
• Vitamin anti-infeksi
• Kekurangan vitamin A menyebabkan meningkatnya
kerentanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus.
Vitamin A
• Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan:
– Gangguan pada imunitas humoral
– Menghambat stimulasi mitogen
– Menghambat proliferasi sel T
– Menghambat produksi antibodi spesifik antigen seperti
IgA, IgG
– Menurunkan kemampuan sel CD4 untuk menginduksi
respon sel B dalam memproduksi IgG1 untuk antigen yang
spesifik
– Menurunkan kemampuan neutrofil untuk memfagosit
infektor (Pseudomonas aeruginosa)
Vitamin A
• Kelebihan asupan Vitamin A menyebabkan:
– Supresi hematopoiesis
– Supresi proliferasi Sel T yang diinduksi oleh mitogen
– Supresi produksi antibodi spesifik antigen
– Lebih rentan terhadap infeksi
– Menurunkan transkripsi dan ekspresi gen untuk beberapa
molekul sistem imun seperti sitokin.
Vitamin C
• Vitamin C berada dalam konsentrasi tinggi dalam sel leukosit.
• Selama terjadi infeksi, sel leukosit menggunakan Vit. C dalam
jumlah banyak untuk mencegah kerusakan oksidatif.
• Tubuh menyimpan dan memanfaatkan vitamin C secara
berfluktuasi tergantung berapa banyak yang diperlukan untuk
menunjang sistem imunitas, mengatur metabolisme
kolesterol, mengikat radikal bebas, menyembuhkan luka, dan
lain-lain.
• Defisiensi → Sariawan, lebih rentan infeksi gigi dan gusi,
Abnormalitas mukopolisakarida sel basal
Vitamin E dan Selenium

Dalam jaringan, Vitamin E (α-tokoferol) dan elemen Selenium


(Se) fungsinya sinergis untuk mengurangi kerusakan membran
lipid dengan cara membentuk spesi oksigen reaktif (ROS)
selama infeksi.
Vitamin E dan Selenium
• Defisiensi Vit. E dan Se menyebabkan:
– Vit. E → Meningkatnya kerusakan membran sel darah
merah karena induksi radikal bebas
– Se → penurunan produksi radikal bebas, penurunan
aktivitas fagositik neutrofil, penurunan ekspresi gen untuk
IL-2 dan afinitasnya pada sel T, penurunan diferensiasi dan
proliferasi sel T, penurunan sitotoksisitas limfosit.
Besi
• Elemen besi mengatur fungsi sel T limfosit.
• Kebutuhan Fe sel limfosit akan meningkat pada saat
proliferasi dan kondisi lain
• Imunitas humoral tidak dipengaruhi oleh keberadaan besi
karena produksi antibodi dalam tubuh dapat terjadi pada
kadar besi yang rendah.
Besi
• Defisiensi besi menyebabkan:
– Menghambat perkembangan imunitas selular
– Penurunan aktivitas myeloperoksidase dan bakterisidal
dari neutrofil
– Penurunan aktivitas sel NK
– Peningkatan risiko infeksi
• Kelebihan besi menyebabkan:
– Penurunan aktivitas fagositosis yang distimulasi mitogen
dan imunitas humoral pada sel monosit dan makrofag.
– Penurunan migrasi/ mobilisasi neutrofil
– Perubahan subset sel T limfosit
– Supresi sistem komplemen
– Lebih mudah terkena infeksi
Zink
• Zink dibutuhkan dalam aktivasi > dari 100 enzim yang terlibat
dalam metabolisme energi dan karbohidrat, sintesis dan
degradasi protein, sintesis asam nukleat, biosintesis
hemoglobin dan transpor CO2.
• Keberadaan zink dapat memengaruhi sistem imun mencakup
pembentukan oksigen radikal, pembentukan limfosit dan
sitokin, serta regulasi apoptosis dan ekspresi gen.
Zink
• Defisiensi zink dapat menyebabkan :
– Terganggunya sistem pertahanan tubuh
– Respon poliferasi sel Th berkurang
– Defisiensi aktivitas hormon timus
– Merusak respon DTH (delayed type hypersensitivity),
produksi Ig G dan aktifitas litik dari NK cell yang rendah
Zink
• Kelebihan Zn dalam darah menyebabkan:
– Memblokade proses apoptosis antigen dengan mencegah
aktivasi dari endonukleus yang terlibat dalam fragmentasi
DNA
– Menghambat pembentukan ikatan steroid dengan sistein
di reseptor binding site glukokortikoid.
Nukleotida
• Nukleotida dapat diperoleh dari makanan yang kaya akan
nukleoprotein seperti ikan, daging, dan ASI.
• Konsumsi nukleotida pada kadar normal, sekitar < 5% ( 1-2 g /
hari ) dapat meningkatkan sistem imun humoral
3 jenis ASI beradasarkan waktu produksi
1. Kolostrum
2. ASI peralihan
3. ASI matur
Pertahanan tidak spesifik ASI
1. Sel makrofag
2. Neutrofi
3. Lisozim
4. Komplemen
5. Sitokin
6. Laktoferin
7. Peroksidase

Pertahanan Spesifik
1. Limfosit T
2. Imunoglobulin.
Kesimpulan
Kita sudah mempelajari :
1. Komponen imunitas tubuh
2. Mekanisme imunitas
3. Organ dan jaringan limfatik
4. Peranan imunisasi terhadap imun
5. Peran nutrisi,terutama ASI terhadap sistem imun
Saran
Memberikan ibunya KIE tentang inisiasi menyusui dini dan
memberikan imunisasi sesuai jadwal.
Memberikan kakek tersebut imunisasi.
Daftar Pustaka
 Abbas AK,Lictman A H.Basic Immunology,3rd ed.
Philadelphia :Saunders: 2009
 Suyitno H.Pedoman Imunisasi di Indonesia.edisi 5. Jakarta :
badan penerbit ikatan dokter anak indonesia 2014
 http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-
kekebalan-tubuh

Anda mungkin juga menyukai