Mikronutrien
•Vitamin
•Mineral
Makronutrien
•Karbohidrat
•Protein
•Lemak
Nutrien Untuk Sistem Imun
MAKRONUTRIEN
KARBOHIDRAT
PROTEIN
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Long
Chain Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
MIKRONUTRIEN
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin E dan Selenium
Besi
Zink
Nukleotida
Karbohidrat
suplai sistem imun dengan energi untuk melawan
patogen
tingkatkan karbohidrat kompleks
batasi gula sederhana
batasi karbohidrat olahan
Protein
Protein dengan asam amino essensial yang lengkap
membuat enzim untuk eliminasi patogen, menjaga
saluran cerna, menjaga sistem imun
pilih daging tidak berlemak
pilih protein nabati
batasi konsumsi daging berlemak
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang
(Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Asam lemak essensial, seperti Asam Linoleat dan Asam α-Linolenat tidak
bisa disintesis dalam sel tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.
Asam linoleat (ω-6) terkandung dalam minyak jagung, minyak bunga
matahari, minyak sawit, margarin, dan lemak hewani, ikan air tawar
Asam linolenat (ω-3) terkandung dalam kacang kedelai dan minyak
kanola, ikan air laut
PUFA rantai panjang seperti asam eikosapentanoat (eicosapentanoic acid,
EPA) dan asam dokosaheksanoat (docosahexanoic acid, DHA) dapat
disintesis dalam tubuh dengan prekursor asam α-linolenat atau dapat
diperoleh dari minyak ikan laut.
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang
(Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Konsumsi EPA dan DHA terbukti memiliki fungsi modulasi spesifik pada
imunitas alami dan dapatan.
Konsumsi asam linolenat dalam jumlah tinggi (>10% dari lemak total) dapat
menekan kemampuan limfosit dalam merespon terhadap stimulasi mitogen,
aktivitas sel NK, dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV).
Konsumsi EPA dan DHA setelah stimulasi mitogen menurunkan produksi
interleukin (IL)-1, IL-6, Tumor Necrosis Factor (TNF)-α oleh sel mononuklear
pada pembuluh darah perifer dan makrofag peritoneal.
Konsumsi PUFA n-3 dalam jumlah sedang (<1gr EPA + DHA/hari) setelah
stimulasi mitogen tidak bersifat imunosupresif bahkan dapat meningkatkan fungsi
imun seperti proliferasi dan aktivasi sel limfosit, aktivitas sel NK, aktivasi
makrofag, produksi IL-1, IL-2, TNF-α.
Penambahan dalam jumlah kecil DHA dan asam arakhidonat dalam formula untuk
bayi mampu merubah maturasi sel T (ekspresi antigen CD45RO+ pada sel CD4+)
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang
(Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Asupan dosis tinggi vitamin C tidak hanya berguna bagi penyakit flu,
melainkan juga dapat mencegah terjadinya infeksi sekunder yang
disebabkan oleh virus atau bakteri pada penderita influenza. Untuk
mencegah penyakit tersebut, direkombinasikan penggunaan vitamin C
sebanyak 1.000 mg/hari atau lebih.
Vitamin C
Defisiensi vitamin C menyebabkan:
Sariawan
Lebih rentan terkena infeksi gigi dan gusi
Abnormalitas mukopolisakarida sel basal
Vitamin C
Mekanisme Vitamin C pada sistem Imun
Vitamin E dan Selenium