Anda di halaman 1dari 33

Kaitan Zat Gizi Makro dengan

Sistem Imun

Ayu Meilina, S.Gz., M.Gz


2

3
Gizi erat kaitannya dengan imunitas.
Berbagai penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 35 tahun yang lalu membuktikan bahwa
gangguan imunitas adalah suatu faktor antara (intermediate factor) kaitan gizi dengan penyakit infeksi

Gizi Imun infeksi


Jika seseorang mengalami sakit akibat infeksi
termasuk yang disebabkan virus dan bakteri, maka
sistem imun perlu ditingkatkan, begitu pula untuk
mencegah terjadinya sakit
Pada usia dewasa, sistem imun tubuh sudah dianggap matang
dibandingkan usia balita dan anak-anak namun akan mengalami
kemunduran saat menginjak usia lanjut. Obesitas viseral juga
Status imun sendiri dapat dipengaruhi oleh beragam faktor, antara lain menyebabkan rendahnya sekresi dari adiponektin, produk jaringan
keturunan, usia, hormon, infeksi, alkohol, merokok, asupan zat gizi makro adiposa yang bersifat anti-inflamasi, dimana TNF- ⍺ juga menjadi
dan mikro penghambat terkuat dari aktivitas adiponektin. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa kelebihan sekresi TNF- ⍺ pada subjek obesitas dapat
menurunkan efek anti-inflamasi adiponektin yang mengarah pada
inflamasi dan peningkatan leukosit.
• Kekebalan tubuh memegang peran
penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Kekebalan
tubuh seseorang dapat diukur dari
kadar limfositnya baik sel B maupun
sel T. Batasan kadar limfosit normal
adalah sebesar 20-40%
(Almatsier, 2005).
Kadar limfosit menggambarkan
besarnya pertahanan tubuh
manusia dalam melawan segala
macam benda asing yang masuk ke
dalam tubuh. Ketika kadar limfosit
tidak normal atau turun, akan
berakibat tubuh mudah terkena
berbagai macam penyakit infeksi
dan aktivitas sel dalam sistem
kekebalan terhambat.
Energi

Tingkat asupan energi baik status imunitas baik

◦ Hasil penelitian menunjukkan bahwa restriksi energi (pembatasan


energi) akan menurunkan sitokin (IL-6, TNF-⍺) dan
meningkatkan respon proliferasi sel T.
Rendahnya asupan ◦ restriksi energi
◦ Penelitian yang
zat gizi baik makro akan
dilakukan oleh
maupun mikro menurunkan Marcos et al. (1997)
terjadi ketika nafsu sitokin dan menyebutkan bahwa
makan turun. Jika
meningkatkan pada pasien anorexia
terjadi dalam nervosa yang banyak
respon proliferasi
jangka waktu yang kehilangan asupan
panjang maka akan sel T sedangkan
zat gizi makro
menyebabkan defisiensi protein terjadi gangguan
hilangnya selera akan sistem imun
makan (anorexia). menurunkan
sirkulasi Ig G.
Protein
• Asupan protein, khususnya asam amino, dibutuhkan oleh
sistem imun, termasuk leukosit dalam mempertahankan fungsi
normalnya. Selain itu, telah diketahui juga bahwa protein
berfungsi dalam pembentukan antibodi, sehingga jumlah
protein yang diasup akan mempengaruhi jumlah antibodi yang
terbentuk
Untuk meningkatkan imunitas tubuh diperlukan peningkatan asupan protein lebih dari biasanya,

namun diusahakan dengan penambahan protein ini tidak meningkatkan jumlah energi .

Konsumsi protein dapat ditingkatkan menjadi 75-100 gram per hari, untuk membantu
meningkatkan imunitas, karena protein berperan dalam pembentukan immunoglobulin (Ig). Asupan
75-100 g protein
(2 butir telur, 5-6 potong
tempe goreng, dan satu potong ayam bagian
Immunoglobulin spesifik yang berperan melawan virus yang menyerang imun ini adalah IgM dada atau satu ekor ikan ukuran
dan IgG sedang, dalam satu hari)

Defisiensi protein menurunkan sirkulasi Ig G, perbaikan jaringan sel


tubuh dan fungsi makrofag.
Protein, Imun, PJK
• Zat gizi yang dibutuhkan yang dibutuhkan
meningkatkan imun adalah protein, khususnya
albumin. Peranan albumin yang menjanjikan bagi
penderita stroke antara lain fungsinya sebagai
anti oksidan, kemampuannya mempertahankan
integritas mikrovaskular (permeabilitas vaskular),
memodulasi respon inflamasi, dan efek
antikoagulannya, di samping tentu saja fungsi
metaboliknya.
• Lemak berfungsi:

Menyimpan cadangan energi

Pengaturan metabolisme energi

Memberikan selera makan

Menghasilkan adipokin dan sitokin (anti-inflamasi)

Adipokin dan sitokin menghasilkan adiponektin, leptin, TNF alfa, dan IL 6

Jika diproduksi berlebihan → resistensi insulin dan dislipidemia


Lemak dan Imunitas
Selain energi protein, zat gizi makro yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh melawan inflamasi akibat infeksi adalah asam lemak tidak jenuh
ganda (poly unsaturated fatty acid/PUFA).
Dalam meningkatkan imunitas tubuh, diperlukan juga asam lemak esensial, yaitu omega
3.

Omega 3 berfungsi sebagai anti inflamasi untuk semua penyakit. Asam lemak omega-3
adalah jenis asam lemak tak jenuh ganda yang dapat menurunkan inflamasi,

Sementara asam lemak omega-6 dapat memperburuk kondisi inflamasi. Omega 6


berfungsi sebagai pro inflamasi dijumpai lebih banyak dalam tubuh, sehingga rentan
untuk mendapatkan peradangan.

Supaya tubuh tidak rentan mendapatkan peradangan, maka harus ada keseimbangan
antara jumlah omega 3 dan omega 6 di dalam tubuh.
Oleh karena itu, perlu penambahan omega 3, agar
tubuh manusia tidak rentan mengalami peradangan
yang bisa berlanjut ke infeksi.
Omega 3 banyak didapatkan pada makerel, salmon,
tiram, sarden, ikan herring, kaviar, teri, biji chia,
kacang kenari, dan kedelai.
Selain itu, untuk menangkal radikal bebas akibat
peradangan, diperlukan zat anti oksidan yang
terdapat pada vitamin dan mineral
• vitamin C (banyak dijumpai di jeruk, kiwi, paprika
merah, paprika hijau, stroberi dan brokoli),
• vitamin E(banyak dijumpai di kacang almond, biji
bunga matahari, gandum, kacang tanah, salmon,
alpukat, paprika merah, mangga dan kiwi), dan
• vitamin A (banyak didapatkan di mangga, melon,
hati sapi, ubi jalar, wortel, kacang polong, bayam,
brokoli, paprika merah, tomat dan ikan herring).
Mineral yang dibutuhkan adalah zink, yang banyak
didapatkan di daging sapi, kerang, tiram, kepiting, udang,
buncis, labu, wijen, susu, keju, telur, kentang, kangkung,
dan kacang hijau.

Zat gizi tersebut dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, agar


dapat bekerja secara optimal.

Inflamasi sebenarnya merupakan reaksi imunitas untuk


melindungi tubuh dari serangan infeksi, akan tetapi jika reaksi ini
terjadi secara berlebihan makan akan mengakibatkan kerusakan
jaringan organ.
Status Gizi & Imunitas
Ayu Meilina, S.Gz., M.Gz
GIZI DAN IMUNITAS
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh
seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi
dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi
normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005).

Sistem imun

Status Kurang Keb. gizi


meningkat
Fungsi imun

Gizi Normal
Keb. gizi seimbang
normal

Lebih
Keb. gizi Gangguan
diseimbangkan sitokin pada
sistem imun
GIZI BURUK DAN KOMPENSASI SISTEM IMUN

• Penelitian epidemiologis dan klinis menunjukkan bahwa


kekurangan gizi menghambat respons imunitas dan
meningkatkan resiko penyakit infeksi.

• Kejadian malnutrisi energi dan protein dapat menurunkan


pertahanan tubuh seseorang terhadap infeksi

• Saat tubuh kekurangan energi, proliferasi sel dan sinyal2 lain


untuk pertahanan tidak dapat bekerja optimal

• Kekurangan gizi berhubungan dgn gangguan fungsi


pertahanan saluran pencernaan, gangguan produksi sitokin,
terbatasnya perkembangan jaringan limfoid,
PENANDA IMUNOLOGIS PADA MALNUTRISI

Kondisi kekurangan gizi menyebabkan ganggu perubahan sinyal2


imunologis seperti sinyal yg terkait dgn inflamasi

Malnutrisi memberikan pengaruh terhadap sistem imun melalui


perubahan produksi hormon yg diproduksi oleh jaringan adiposa

Jaringan adiposa memproduksi leptin, yaitu hormon yg berperan


dalam pengaturan metabolisme energi dan nafsu makan

Peningkatan kadar leptin berhubungan dgn peningkatan hormon


insulin, serta penurunan sitokin proinflamasi
PENANDA IMUNOLOGIS PADA MALNUTRISI
(lanjutan)
Kadar leptin meningkat saat terjadi obesitas dan
berkurang saat terjadi kekurangan gizi.

Sinyal leptin mempengaruhi fungsi fagositosis dr


makrofag→ penurunan kemampuan utk menangkap
dan membunuh bakteri serta menghasilkan molekul
inflamasi (leptin <<)

Leptin mempengaruhi fungsi dr sel T, defisiensi leptin


berhubungan dgn penurunan jml sel CD4+
OBESITAS
• Berasal dr bahasa Latin, ob (akibat dari) dan esum (makan)

• Definisi WHO: suatu keadaan ketika terjadi penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan

• Salah satu resiko utama dari kejadian sindrom metabolik

• Semakin tinggi BB, semakin rendah sensitivitasnya terhadap insulin (resistensi insulin)

• Resistensi insulin → perubahan metabolik (perubahan profil lipid dan tekanan darah)
Beberapa zat aktif seperti hormon dan
sitokin telah dibuktikan berhubungan
dengan obesitas antara lain tumor
necrosis factor (TNF)-α, interleukin (IL)-6,
IL-8, IL-10, leptin dan adiponektin. IL-6
merupakan salah satu sitokin proinflamasi
yang disekresi monosit, makrofag dan
jaringan adiposa. Pada manusia, IL-6
dapat memacu reaksi inflamasi.
TB PARU
Seseorang dengan status Gizi kurang
Prinsip diit yang diberikan
mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita energi yang tinggi (2500-3000
TB paru berat dibandingkan dengan orang kal/hari) untuk mencapai
yang status gizinya cukup atau lebih berat badan ideal, protein
tinggi (75-100 gram/hari)
untuk menggantikan sel-sel
Penyakit infeksi dan kurangnya yang rusak dan meningkatkan
makan tambahan pada umumnya kadar serum, suplementasi
vitamin yang tinggi seperti
mempunyai hubungan dengan vitamin C, vitamin E, vitamin B
penyimpangan pertumbuhan dan kompleks dan mineral yang
gizi salah. Penyakit TB paru cukup, serta makanan yg
mudah dicerna.
merupakan penyakit infeksi yang
dapat memperburuk status gizi
seseorang.
PNEUMONIA
Seseorang dengan status gizi buruk lebih berpeluang
mengalami infeksi pneumonia. 
Hal ini juga dibuktikan dari pengamatan Scrimshaw (2003) 
pada anak-anak bahwa status gizi kurang dan buruk
berhubungan dengan munculnya penyakit infeksi

Dapat dikatakan bahwa status gizi


buruk dan penyakit pneumonia
menunjukkan hubungan yang sinergitis
Thanks
Tugas
• Review 1 jurnal tentang pengaruh asam lemak terhadap penyakit
• Absen ganjil hubungan dengan penyakit infeksi
• Absen genap hubungan dengan PTM

Anda mungkin juga menyukai