Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI REFERAT

IMUNONUTRISI PADA
PASIEN DENGAN
KEGANASAN

Lutfy Hersri Rahmady G99162090


Muhammad Hafizhan G99172117
Marcelina Elizabeth G99172019

Pembimbing : dr. Warigit Dwi Atmoko, Sp.PD., M.Kes


PENDAHULUAN
• Keadaan malnutrisi berhubungan dengan gangguan
respon imun dan peningkatan risiko terhadap penyakit
menular
• Banyak penelitian yang berusaha mengidentifikasi
tentang efek malnutrisi pada komponen respon imun dan
upaya di bidang gizi untuk mengurangi terjadinya serta
keparahan penyakit infeksi
• Potensi untuk memodulasi sistem kekebalan dengan
intervensi nutrisi tertentu disebut 'imunonutrisi'
• Selain untuk memenuhi kebutuhan energi, dukungan
nutrisi pada kondisi patologis sangat bermanfaat dalam
mencegah perburukan penyakit serta mengakselerasi
proses penyembuhan
• Immune enhancing diets adalah pendekatan terapi
terhadap perubahan patologis dalam imunitas adaptif
maupun alamiah, yang muncul sekunder akibat inflamasi,
infeksi maupun pembedahan, dengan pemberian
imunonutrien
MEKANISME IMUN DAN NUTRISI
• Inflamasi, infeksi, pembedahan  Pelepasan sitokin pro
inflasai  respon akut (hipermetabolisme, pemecahan
protein, gangguan pada mikronutrien dan vitamin)  efek
demam, bahkan syok sepsis
• Kondisi ini akan diperburuk bila dukungan nutrisi yang
diberikan tidak adekuat, sehingga akan memperparah
kehilangan mikronutrien, perubahan hormon, peningkatan
katabolisme, peningkatan glukoneogenesis, serta
kehilangan jaringan dan lemak tubuh yang pada akhirnya
terjadi penurunan berat badan
• Fungsi imun akan semakin turun
NUTRIEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI IMUN

1. Asam Amino
• Glutamin : prekursor sintesa nukleotida, pertumbuhan sel
T dan sel NK, stimulasi ekspresi antigen permukaan,
pembentukan sitokin pro-inflamasi. Suplementasi
glutamin terbukti memiliki keuntungan ganda antara lain
meningkatkan retensi nitrogen dan mengurangi
kehilangan massa otot, pemeliharaan permeabilitas dan
struktur mukosa saluran cerna, meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh sehingga menurunkan risiko infeksi serta
mempertahankan glutamin organ.
• Arginin : stimulasi fungsi limfosit T, pembentuk nitrit
oksida, meningkatkan volume timus, memperkuat fungsi
makrofag dan sel NK

• Taurin : Taurin dapat mencegah kerusakan limfosit akibat


radikal bebas dan memfasilitasi proteksi selular melalui
proses stabilisasi membrane

• Glisin : efek sitoprotektif pada kondisi iskemik, hipoksik


dan cedera reperfusi sehingga penggunaannya pada
kasus luka bakarbermanfaat sebagai anti inflamasi, dan
mengurangi lama penggunaan antibiotika
2. Lemak
Omega-3 polyunsaturated fatty acid eicosapentaenoate
(EPA) dan docosahexanoate (DHA) merupakan PUFA yang
sangat berperan dalam sistim imun karena mampu
menekan systemic inflammatory response (SIRS).
3. Vitamin
Vitamin antioksidan A, E, C dan β-karoten merupakan
kofaktor dalam respon imun, terutama sebagai katalisator
enzim dan antioksidan

4. Karotenoid dan Flavonoid


Supementasi karotenoid dan flavonoid menyebabkan efek
imunostimulator berupa peningkatan sel Th dan sel NK,
reseptor IL-2.
5. Mineral

Zinc : berperan dalam barier mekanik (struktur dan fungsi


epitel saluran cerna), dan sebagai antioksidan

Besi : aktivasi sel-T dan IL-2, sintesa enzim


myeloperoxidase pada neutrofil dan sel NK

Selenium : fungsi antioksidan melalui aktivitas enzim


glutathion peroksidase yang memproteksi membran sel
dan organel dari kerusakan peroksida
6. Nukleotida
Aktivasi limfosit-T, IFN-γ, sitotoksisitas sel NK, IgM,
produksi IL-2 dan penambahan kapasitas fagosit leukosit,
merupakan fungsi imun yang termodulasi oleh nukleotida

7. Probiotik
dapat meningkatkan pertahanan tubuh host melalui efek
ajuvan, yaitu dengan meningkatkan produksi IgA polimer,
dan merangsang sitokin
IMUNONUTRISI PADA KEGANASAN

Memasukkan aspek imunonutrisi pada bagian dari


tatalaksana non-farmakoterapi sangat bermanfaat dalam
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan terutama
lama pasien dirawat di Rumah Sakit pada berbagai jenis
penyakit, tak terkecuali pada pasien dengan keganasan
1. Imunonutrisi pada Perioperatif
Imunonutrisi perioperatif dapat memodulasi respons
stres dan meningkatkan kondisi pasien yang menjalani
operasi kanker perut. Imunonutrisi enteral perioperatif telah
disarankan untuk memperbaiki gangguan keseimbangan
Th1/Th2 yang banyak ditemukan pada pasien kanker
Kombinasi dari arginin, n-3 asam lemak, dan RNA telah
terbukti sama efektifnya pada pemberian pra- maupun
pasca-operasi dalam menurunkan kejadian infeksi pasca
operasi dan lama tinggal di rumah sakit
2. Imunonutrisi pada resiko kanker paru
Vitamin E (tocotrienol atau -tocopherol) merupakan
antioksidan kuat yang dapat membantu respon imun
diperantai monosit/makrofag dan IL-2
Dalam sebuah penelitian disimpulkan bahwa hasil
meta-analisis menunjukkan asupan vitamin E pada
makanan secara bermakna berhubungan dengan
penurunan risiko kanker paru. Analisis Dosis-respon
menunjukkan bahwa perkiraan penurunan risiko untuk
kanker paru adalah 5% untuk setiap peningkatan 2 mg/hari
asupan vitamin E
3. Pemberian PUFAs pada pasien kanker
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa pada pasien
kanker, suplementasi oral atau enteral dari n23 FAs
berkontribusi dalam pemeliharaan berat badan dan kualitas
hidup, namun tetapi tidak untuk kelangsungan hidup.
• 4. Efek anti-wasting suplementasi L-karnitin pada kanker
Sumber utama LC dan turunannya adalah dari asupan
(diet), terutama terdapat di daging dan produk susu. Pada
tingkat lebih rendah (seluler), didapat dari biosintesis
endogen, yang dihasilkan terutama oleh hati dan ginjal
Suplementasi LC pada studi baik dengan hewan
maupun secara klinis telah menunjukkan bahwa telah
terjadi beberapa mekanisme pelindung yang terlibat dalam
pencegahan kehilangan otot skeletal pada kanker.
• Selain itu, telah banyak penelitian non-manusia
menunjukkan bahwa suplementasi LC dapat memperbaiki
keseimbangan nitrogen pada otot rangka, baik karena
sintesis protein yang meningkat atau penurunan
degradasi protein

Anda mungkin juga menyukai