Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR IMUNOLOGI DAN ZAT GIZI


Dosen pengampu : Dwi Erma Kusumawati, M.kes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
NOLDI MARTIN PEA PO7131119046
ELFINA PO7131119012
MENURRANI ENDAH DIRETNO PO7131119001
RIRI UTARI PO7131119017
NURUL HIDAYAH PO7131119006
NUR FADLUN PO7131119038
YULYANA PO7131119028

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN GIZI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau imunitas
terhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing yang masuk kedalamtubuh. Secara
historisistilahini kemudian digunakan untuk menjelaskan perlindungan terhadap penyakit
infeksi. Untuk melindungi dirinya, tubuh memerlukan mekanisme yang dapat membedakan
sel-sel itu sendiri (Self) dariagen-agen penginvasi (nonself).
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus,
serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem
ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian nutrisi ?


2. Apa pengertian sistem imun ?
3. Apa peran nutrisi dalam sistem imun ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian nutrisi.


2. Mengetahui pengertian sistem imun.
3. Mengetahui peran nutrisi dalam sistem imun.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nutrisi dan Sistem Imun


2.1.1 Pengertian Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi di peroleh dari hasil
pemecahan makanan oleh sistem pencernaan. dan seringkali di sebut dengan istilah sari-sari
makanan. Nutrisi terbagi dalam 2 golongan, yaitu makronutrisi dan mikronutrisi.
Makronutrisi adalah adalah nutrisi yang di butuhkan tubuh dalam jumlah yang besar
dan biasanya berfungsi sebagai sumber energi. Mikronutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah sedikit dan berfungsi untuk mendukung proses metabolisme tubuh.
Walaupun hampir semua jenis makanan mengandung setidaknya 1 atau semua jenis
makronutrisi, tetapi tidak semua makanan mengandung mikronutrisi. Karena itu kedua jenis
makanan ini harus di padukan agar di peroleh nutrisi yang di butuhkan tubuh. Nutrisis dalam
jumlah yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan akan memberikan energi bagi tubuh
untuk dapat tumbuh dan berkembang serta memperbaiki jaringan yang rusak. Kekurangan
nutrisi akan membuat tubuh organisme tidak tumbuh dan berkembang sesuai dengan
takdirnya, bahkan dapat menyebabkan penyakit hingga berakhir dengan kematian.
Terganggunya proses metabolisme tubuh merupakan gejala awal kekurangan nutrisi.
Zat gizi mempunyai fungsi penting yang antara satu dengan yang lainnya saling
mendukung dan bekerja sama untuk tetap menjaga agar tubuh dapat memperoleh pasokan
yang di butuhkan. Beberapa jenis nutrisi dapat menjadi penganti bagi yang lainnya. Meski hal
ini tidak dianjurkan oleh pakar kesehatan. Kebutuhan nutrisi harus di penuhi oleh nutrisi yang
bersangkutan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

2.1.2 Pengertian Sistem Imun


Sistem imun adalah sistem pertahanan yang ada pada tubuh manusia yang berfungsi
untuk menjaga manusia dari benda-benda yang asing bagi tubuh manusia. Pada sistem imun
ada istilah yang disebut Imunitas. Imunitas sendiri adalah ketahanan tubuh kita atau
resistensi tubuh kita terhadap suatu penyakit. Jadi sistem imun pada tubuh kita mempunyai
imunitas terhadap berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan tubuh kita.
Berdasarkan responnya terhadap suatu jenis penyakit, sistem imun dibagi menjadi 2 macam,
yaitu Sistem Imun Non-Spesifik dan Sistem Imun Spesifik.
2.2 Peran Nutrisi dalam Sistem Imun
2.2.1 Sejarah

Sebelum tahun 1959


Nevin Scrimshaw dan koleganya mendokumentasikan hubungan yang erat antara
infeksi penyakit dengan kenaikan malnutrisi yang terjadi pada suatu populasi.
Selama periode tahun 1950an, pengetahuan sistem imun masih primitif, pengetahuan yang
ada masih terfokus pada perkembangan imunitas antibodi humoral.

Zaman Renaissance 1959-1968


Dokumentasi interaksi secara siklik dan ekstensif antara malnutrisi dan infeksi.

Zaman Reformasi 1870-1980


Mekanisme dasar dari siklus malnutrisi-infeksi yang difasilitasi oleh peningkatan yang
kompleks dan kemampuan dari bahan-bahan yang dapat meningkatkan fungsi sistim imun
pada manusia.

Zaman Rekonstruksi 1980-1990


Adanya penelitian para immunologist dan nutritionist mengenai efek nutrisi pada sistem
imun.

Era Modern 1990-2000


Memberikan perhatian terhadap defisiensi mikronutrien sebagai faktor kondisi pada respon
terhadap infeksi.

Era Millenium 2000-sekarang


Pengembangan metode untuk melihat adanya hubungan nutrisi dengan fungsi sistem imun.
2.2.2 Jenis Nutrien
Nutrien Untuk Sistem Imun
a. MAKRONUTRIEN
1. KARBOHIDRAT
2. PROTEIN
3. Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Long Chain Polyunsaturated Fatty Acid,
PUFA)

b. MIKRONUTRIEN
1. Vitamin A
2. Besi
3. Zink

MAKRONUTRIEN
1. Karbohidrat
Suplai sistem imun dengan energi untuk melawan patogen
- ditingkatkan karbohidrat kompleks
- dibatasi gula sederhana
- dibatasi karbohidrat olahan
2. Protein
Membuat enzim untuk eliminasi patogen, menjaga saluran cerna, menjaga sistem imun
- dipilih daging tidak berlemak
- dipilih protein nabati
- dibatasi konsumsi daging berlemak
3. Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
- Asam lemak essensial, seperti Asam Linoleat dan Asam α-Linolenat tidak bisa disintesis
dalam sel mamalia sehingga harus diperoleh dari makanan.
- Asam linoleat (ω-6) terkandung dalam minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak
sawit, margarin, dan lemak hewani.
- Asam linolenat (ω-3) terkandung dalam kacang kedelai dan minyak kanola.
- PUFA rantai panjang seperti asam eikosapentanoat (eicosapentanoic acid, EPA) dan
asam dokosaheksanoat (docosahexanoic acid, DHA) dapat disintesis dalam tubuh dengan
prekursor asam α-linolenat atau dapat diperoleh dari minyak ikan laut.
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
- Konsumsi EPA dan DHA terbukti memiliki fungsi modulasi spesifik pada imunitas alami
dan dapatan.
- Konsumsi asam linolenat dalam jumlah tinggi (>10% dari lemak total) dapat menekan
kemampuan limfosit dalam merespon terhadap stimulasi mitogen, aktivitas sel NK, dan
reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV).
- Konsumsi EPA dan DHA setelah stimulasi mitogen menurunkan produksi interleukin
(IL)-1, IL-6, Tumor Necrosis Factor (TNF)-α oleh sel mononuklear pada pembuluh darah
perifer dan makrofag peritoneal.
-
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
- Konsumsi PUFA n-3 dalam jumlah sedang (<1gr EPA + DHA/hari) setelah stimulasi
mitogen tidak bersifat imunosupresif bahkan dapat meningkatkan fungsi imun seperti
proliferasi dan aktivasi sel limfosit, aktivitas sel NK, aktivasi makrofag, produksi IL-1, IL-2,
TNF-α.
- Penambahan dalam jumlah kecil DHA dan asam arakhidonat dalam formula untuk bayi
mampu merubah maturasi sel T (ekspresi antigen CD45RO+ pada sel CD4+)
Poli Asam Lemak Tak Jenuh Rantai Panjang (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA)
Mekanisme n-3 PUFA memodulasi fungsi sistem imun.

MIKRONUTRIEN

1. Vitamin A
Apakah Vitamin A itu ?
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh guna meningkatkan
daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Vitamin A penting untuk pertumbuhan,
merupakan senyawa penting yang membuat tubuh tahan terhadap infeksi dan memelihara
jaringan epitel berfungsi normal. Jaringan epitel terutama pada mata, saluran pernafasan, alat
pencernaan, alat reproduksi, syaraf dan saluran kencing.
Fungsi utama vitamin A, sebagai zat pengatur.
Vitamin A dan sitem imun. Vitamin A juga dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme
asing, seperti bakteri patogen. Mekanisme pertahanan ini termasuk kedalam sistem imun,
karena sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktifitas kerja
dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten
terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri
patogen dan virus.
Guna vitamin A :
- Bantu pertumbuhan dan perkembangan kerangka dan jaringan tubuh. "Sebab vitamin A
membantu sintesis protein tubuh dan diferensiasi sel-sel tulang (memperbaiki proses
pembuatan tulang),“
- Vitamin anti-infeksi dapat mempertahankan integritas membran mucous (supaya sel-sel
di dalam tubuh khususnya mata tidak mudah rapuh).
Kekurangan vitamin A menyebabkan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus.

Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan:


- Gangguan pada imunitas humoral
- Menghambat stimulasi mitogen
- Menghambat proliferasi sel T
- Menghambat produksi antibodi spesifik antigen seperti IgA, IgG
- Menurunkan kemampuan sel CD4 untuk menginduksi respon sel B dalam memproduksi
IgG1 untuk antigen yang spesifik
- Menurunkan kemampuan neutrofil untuk memfagosit infektor (Pseudomonas
aeruginosa)

Kelebihan asupan Vitamin A menyebabkan:


- Supresi hematopoiesis
- Supresi proliferasi Sel T yang diinduksi oleh mitogen
- Supresi produksi antibodi spesifik antigen
- Lebih rentan terhadap infeksi
- Menurunkan transkripsi dan ekspresi gen untuk beberapa molekul sistem imun seperti
sitokin.
- Mekanisme vitamin A untuk sistem imun
2. Besi
Defisiensi besi terjadi pada 20-50% populasi dunia. Elemen besi mengatur fungsi sel T
limfosit. Kebutuhan Fe sel limfosit akan meningkat pada saat proliferasi dan kondisi lain
Imunitas humoral tidak dipengaruhi oleh keberadaan besi karena produksi antibodi dalam
tubuh dapat terjadi pada kadar besi yang rendah.
Zat besi punya peran vital bagi tubuh kita. Salah satu fungsi utama dalam
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu zat besi berperan dalam produksi
hemoglobin dan menyongkong sistem kekebalan tubuh.

Fungsi khusus yang berhubungan dengan sistem imun :


- Kekurangan zat besi dalam sistem imun berdampak mengurangi pembentukkan dan
kegiatan hormon timik
- Penurunan jumlah CD4, membahayakan fungsi CD4, sel pembunuh alami dan neutrofil
- Peningkatan kematian sel
- Merusak kemampuan sel untuk membunuh organisme infeksi; dan
- Mengganggu pembentukkan sitokin.

Defisiensi besi menyebabkan:


- Menghambat perkembangan imunitas selular
- Penurunan aktivitas myeloperoksidase dan bakterisidal dari neutrophil
- Penurunan aktivitas sel NK
- Peningkatan risiko infeksi

Kelebihan besi menyebabkan:


- Penurunan aktivitas fagositosis yang distimulasi mitogen dan imunitas humoral pada sel
monosit dan makrofag.
- Penurunan migrasi/ mobilisasi neutrophil
- Perubahan subset sel T limfosit
- Supresi sistem komplemen
- Lebih mudah terkena infeksi
3. Zink
Zink dibutuhkan dalam aktivasi > dari 100 enzim yang terlibat dalam metabolisme energi
dan karbohidrat, sintesis dan degradasi protein, sintesis asam nukleat, biosintesis hemoglobin
dan transpor CO2.
Keberadaan zink dapat memengaruhi sistem imun mencakup pembentukan oksigen radikal,
pembentukan limfosit dan sitokin, serta regulasi apoptosis dan ekspresi gen.

Fungsi umum zinc :


- Berfungsi untuk mendukung sistem pertahanan tubuh yang baik, untuk penyembuhan
luka, membantu kemampuan indera perasa dan penciuman, dan diperlukan untuk sintesis
DNA. Zinc juga berguna untuk pertumbuhan tubuh yang normal dan perkembangan manusia
mulai dari masa kehamilan, anak-anak dan dewasa.
- Menurunkan gejala dan lama penyakit influenza. Secara tidak langsung mempengaruhi
fungsi imun melalui peran sebagai kofaktor dalam pembentukkan DNA, RNA, dan protein
sehingga meningkatkan pembelahan sellular.
- Sistem imun dalam tubuh dipengaruhi oleh tingkat adanya zinc dalam tubuh. Kekurangan
zinc yang parah melemahkan fungsi imun. Zinc diperlukan bagi pengembangan dan
pengaktifan T-limposit.

Defisiensi zink dapat menyebabkan :


- Terganggunya sistem pertahanan tubuh
- Respon poliferasi sel Th berkurang
- Defisiensi aktivitas hormon timus
- Merusak respon DTH (delayed type hypersensitivity), produksi Ig G dan aktifitas litik
dari NK cell yang rendah

Kelebihan Zn dalam darah menyebabkan:


- Memblokade proses apoptosis antigen dengan mencegah aktivasi dari endonukleus yang
terlibat dalam fragmentasi DNA
- Menghambat pembentukan ikatan steroid dengan sistein di reseptor binding
site glukokortikoid.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh kita mempunyai hubungan kuat dengan cara hidup dan asupan
gizi kita. Jika tubuh dilengkapi dengan nutrisi yang mencukupi dan sesuai, sistem imun kita
dapat diperkuatkan dan bekerja secara optimal. Sistem imun kita berfungsi dengan baik
supaya dapat mempertahankan tubuh dan melawan dari berbagai penyakit dengan
memperhatikan dan mempertahankan status gizi dalam tubuh agar tetap seimbang dan
optimal.

3.2 Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan pembelajaran
bagi pembaca.Serta untuk selanjutnya makalah (Imunologi) yang dibuat penyusun,
diharapkan adanya saran-saran yang membangun.Dikarenakan penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunannya.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:Salemba
Medika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan
https://id.scribd.com/doc/232257670/Tugas-Nutrisi-Gizi-Dan-Imunitas
Ernets, Jawetz. 1996. “Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20”. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai