Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

KEKURANGAN GIZI SECARA UMUM (MAKANAN KURANG


DALAM KUALITAS DAN KUANTITAS) MENYEBABKAN
GANGGUAN PADA PROSES PERTAHANAN TUBUH

Di susun oleh:
Rayhan fadhlil
NPM:2210013511003
Septio langgeng asmoro
NPM:2210013511016
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

PENGERTIAN GIZI
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yangtidak digunakan,
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.

Imunitas berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunitas terbagi 2
yaitu :
1. Imunitas Alamiah
2. Imunitas Adaptif
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

1. Imunitas Alamiah
Sistem imun tubuh kita terdiri dari sistem imun alami dan didapat.
Sistem imun non spesifik / alami telah berfungsi sejak lahir.

2. Imunitas Adaptif
sistem imun yang berkembang setelah kontak dengan lingkungan,
terlebih dahulu membutuhkan perkenalan, waktu untuk berkembang,
sehingga tidak efektif untuk mencegah serangan awal.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

KLASIFIKASI SISTEM IMUN


A. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.
Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan kembali ke peredaran
darah dalam peredaran terbuka.

B. Organ-Organ Limfoid
1) Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit.
2) Nodus Limfa
Nodus limfa diselubungi oleh jaringan ikat longgar yang membagi nodus
menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus)
yang berisi limfosit dan makrofag.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

KLASIFIKASI SISTEM IMUN


3) Limpa
Limpa adalah organel limfoid terbesar. Limpa mempunyai dua fungsi, yaitu
membuang antigen yang terdapat dalam darah serta menghancurkan sel darah
merah yang sudah tua.

4) Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Timus
mengsekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T.

5) Tosil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sederhana yang berfungsi melawan infeksi
pada saluran pernafasan bagian atas dan faring.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

KLASIFIKASI SISTEM IMUN


SISTEM IMUNITAS
Tubuh memiliki sistem kekebalan yang berlapis. Untuk dapat masuk ke
dalam jaringan tubuh, benda asing harus melewati beberapa penghalang
terlebih dahulu, antara lain yaitu: kulit, membram mukosa, protein
antimikroba, sel fagosit dan limfosit.

A. Kekebalan Bawaan
Kekebalan bawaan merupakan bagian dari tubuh kita. Penghalang yang
melindungi tubuh, sel dan senyawa kimia yang berfungsi sebagai
pertahanan pertama dan telah ada sejak kita dilahirkan.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

1) Perlindungan permukaan
Kulit dan membran mukosa merupakan lapisan pertama tubuh. Apabila
mikroba yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut dan
menetralisirnya.

2) Kekebalan dalam tubuh


Jika mikroba berhasil melewati penghalang pertama yaitu kulit maka masih
ada lapisan berikutnya yang bersiap menghalang. Penghalang yang
dimaksud adalah perlindungan dalam tubuh yang bersifat nonspesifik. Arti
dari Nonspesifik adalah penghalang tersebut melawan semua patogen
tanpa membeda-bedakan. Perlindungan nonspesifik ini mencakup antara
lain fagosit, Sel natural kileer (NK) dan protein antimikroba.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

GIZI TERHADAP IMUNITAS TUBUH

Mekanisme kerja kekebalan tubuh sangat kompleks dan rumit.Peningkatan


kekebalan tubuh dapat dilakukan antara lain dengan mengkonsumsi zat gizi
yang mampu meningkatakan respon imun yang umumnya berupa vitamin
dan mineral yang seimbang.

Secara umum, zat gizi mempengaruhi sistem imun melalui mekanisme


pengaturan ekspresi dan produksi sitokin. Karena pola produksi sitokin
merupakan hal penting dalam merespon infeksi, ketidakseimbangan gizi
yang serius pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan respon
imun dimasa yang akan datang
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

Fungsi dari gizi secara umur:

 Memelihara tubuh dalam proses tumbuh kembang serta mengganti


jaringan tubuh yang rusak.
 Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit (protein).
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

ZAT GIZI UNTUK IMUNITAS


Beberapa vitamin yang mampu meningkatkan respon imun yaitu, vitamin A, B6,
B12, C, D dan E, asam folat dan mineral yang mampu meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit antara lain zinc (Zn), selenium (Se), tembaga (Cu) dan
besi (Fe).

A . ENERGI DAN PROTEIN


Dampak KEP (zat gizi makro) pada timbulnya penyakit infeksi, terutama pada bayi
dan anak-anak telah diteliti secara luas. Intervensi gizi (energi dan protein) pada bayi
dan anak-anak dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian di Asia dan
Amerika Latin.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

Berbagai penelitian juga telah meyakini menunjukkan bahwa


peranan gizi pada penurunan angka kematian dan kematian ini adalah
melalui perbaikan pada fungsi imunitas. Kekurangan energi-protein,
misalnya, berkaitan dengan gangguan imunitas berperantara sel (cell-
mediated immunity), fungsi fagosit, sistem komplemen, sekresi antibodi
imunoglobulin A, dan produksi sitokin.

Kekurangan energi-protein dapat mengarah pada imunodefisiensi yang


parah pada orang usia lanjut, yang mempengaruhi tidak hanya imunitas
spesifik (B- dan T-lymphocytes) tetapi juga imunitasnonspesifik
(polymorphonuclear dan monosit). Orang usia lanjut penderita KEP
melepaskan lebih sedikit monokin yang menyebabkan menurunnya
rangsangan limposit.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

B. VITAMIN A

Penelitian mengenai mekanisme yang melaluinya vitamin A memperbaiki


fungsi imunitas telah digiatkan kembali pada tahun 1960-an dan padatahun
1980-an dengan ditemukannya efek pelindungan dari suplementasi vitamin
A pada kematian anak di Indonesia. Penelitian juga menunjukkan bahwa
metabolit aktif vitamin A berperan pada pengaturan transkripsi gen.
Informasi ini menyediakan fakta pada pemahaman mekanisme bagaimana
vitamin A mempengaruhi imunitas. Vitamin A secara luas beperan pada
fungsi imunitas. Vitamin A sangat penting untuk memelihara integritas
epitel, termasuk epitel usus. Hal ini berkaitan dengan hambatan fisik
terhadap patogen dan imunitas mukosal.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

B. VITAMIN E

Penelitian pada berbagai jenis hewan coba mengindikasikan bahwa vitamin


antioksidan berkaitan dengan peningkatan fungsi imunitas. Mekanisme
peningkatan fungsi imunitas oleh vitamin E masih belum seluruhnya
dipahami. Dugaan mekanisme tersebut diduga melalui efek langsung dan
tidak langsung (melalui makrofag) vitamin E pada fungsi T- cell. Efek
langsung vitamin E mungkin diperantarai oleh perubahan molekul reseptor
membran T-cell yang diinduksi oleh vitamin E. Melalui perannya sebagai
antioksidan, vitamin E juga dapat menurunkan produksi faktor penekan
imunitas seperti prostaglandin E2 dan hidrogen peroksida dengan
mengaktifkan makrofag
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

C. VITAMIN C

Seperti halnya vitamin E, vitamin C juga temasuk vitamin antioksidan.


Sebagai antioksidan, efek vitamin C pada respons imunitas juga sudah
banyak diteliti. Vitamin C berakumulasi (dengan konsentrasi milimol/l)
dalam neutrofil, limposit, dan monosit yang mengindikasikan bahwa
vitamin C berperan penting pada fungsi imunitas. Penelitian menunjukkan
fungsi pagosit, proliferasi Tcell, dan produksi sitokin dipengaruhi oleh status
vitamin C. Pada masa infeksi, pagosit teraktivasi menghasilkan agen
pengoksidasi yang memiliki efek antimikrobial. Akan tetapi, itu dilepaskan
ke media ektraselular sehingga membahayakan inang. Untuk menetralisir
efek peningkatan oksigen radikal ini, sel memanfaatkan berbagai
mekanisme antikoksidatif, termasuk vitamin antioksidan seperti vitamin
C.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

D. SELENIUM

suatu zat gizi mikro (trace element) yang sangat esensial pada sejumlah
protein yang berkaitan dengan fungsi enzim, termasuk glutation
peroksidase,glutation reduktase, dan tioredoksin reduktase. Selenoprotein
(ikatan antara Sel dan protein) dipercaya memainkan peran penting sebagai
enzim antioksidan. Lebih dari 20 jenis selenoprotein telah cirikan melalui
pemurnian, kloning, ekspresi rekombinan, dan perkiraan fungsinya
menggunakan teknik bioinformatika. Selenium berperan penting dalam
fungsi imunitas. Selenium mempengaruhi baik sistem imunitas bawaan
(innate), nonadaptif, dan buatan.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

E. SENG

Mikromineral lain yang tak kalah pentingnya pada fungsi imunitas adalah
seng (Zn). Asupan seng merupakan faktor penting pada modulasi respons
imunitas berperantara sel. Kekurangan seng berdampak pada penurunan
respons pembentukan antibodi dalam limfa (Chandra and Au, 1980).
Kekurangan seng juga berkaitan dengan respons imunitas yang
diindikasikan oleh kuantitas limposit dalam darah perifer, proliferasi T-
lymphocyte, pelepasan IL-2, atau citotoksik limposit.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

HUBUNGAN GIZI DAN SISTEM IMUN

Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keoptimalan kerja


dari sistem imun. Yang lebih spesifik lagi yang mempengaruhi sistem imun
adalah zat yang terdapat dalam gizi yang mencakup Karbohidrat Protein
Lemak Vitamin dan Mineral. Protein merupakan yang paling berpengaruh
terhadap kinerja sistem imun karena dalam sistem imun terdapat Protein
Antimikroba yang melawan organisme secara langsung dan mencegahnya
untuk berkembangbiak.
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

Jika salah satu dari zat gizi (protein) atau nutrisi ini tidak lengkap maka
akan berpengaruh pada keoptimalan kinerja sistem imun, sehingga sistem
pertahanan tubuh dari hal-hal yang membahayakan tubuh akan melemah,
dengan melemahnya sistem pertahanan tubuh makan tubuh akan mudah
terinfeksi virus, mudah terserang penyakit dan lain sebagainya yang
berdampak negatif.

Oleh karena itu keseimbangan dalam takaran proporsisi gizi harus dijaga
agar tetap stabil dengan cara mendapat asupan nutrisi dari makanan dan
minuman yang sehat
UNIVERSITAS BUNG HATTA

ILMU GIZI

PJKR UBH

Anda mungkin juga menyukai