Disusun Oleh
Dwi Yulian Anugerah, M.Pd
b. Fagosit
Fagositosis merupakan proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh
c. Inflamasi
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera. Tanda-tanda inflamasi yaitu kemerahan, panas,
pembengkakan, nyeri atau kehilangan fungsi. Perhatikan gambar di bawah ini.
Pada respon ini sel-sel yang mengalami kerusakan melepaskan histamin (suatu senyawa kimia yang menyebabkan
pembesaran dan peningkatan permeabilitas dari saluran darah) yang memungkinkan cairan dan sel-sel fagosit dari sel darah
putih memasuki jaringan yang rusak
d. Demam
Demam terjadi selama infeksi dan peradangan. Berfungsi menghambat pertumbuhan beberapa mikroba, dan mempercepat
reaksi tubuh untuk bantuan perbaikan. Mekanismenya yaitu : Racun bakteri suhu tubuh naik memicu pelepasan
sitokinin,yaitu interleukin1 dari makrofag
3) Protein antimikroba
Contoh:
IFN (interferon) : Menstimulus sintesis protein antivirus replikasi virus berhenti.
Protein komplemen : Meningkatkan kekebalan sel, sitolisis, menstimulus fagositosis (kerja antibodi)
Protein pengikat besi : menghambat pertumbuhan bakteri tertentu dengan mengurangi jumlah zat besi yang tersedia
Histamine yang berpartisipasi dalam respon imun, yang dikeluarkan sel dendritik dan sel mast. Histamine ini dikeluarkan pada
supaya sel NK, maupun sel fagosit dapat bergerak secara kemotaksis untuk mendekati dan menangkap mikroba.
2. Imunitas adaptif/spesifik
Jalur pertahanan ketiga
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap agen menyerang tertentu seperti bakteri, racun, virus, dan
jaringan asing disebut imunitas adaptif (spesifik).
1) Antigen
Antigen adalah zat yang merangsang respons imunitas, sehingga menghasilkan antibodi. Pada permukaan bakteri mengandung
banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen. Antigen memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
a. Determinan antigen (epitop) : bagian antigen yang dapat membangkitkan respon imun (dapat menginduksi pembentukan
antibodi)
b. Hapten : molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi.
2) Antibodi
Antibodi/imunoglobulin/Ig adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem imun sebagai respons terhadap keberadaan suatu
antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Antibodi ini dihasilkan oleh limfosit B (sel B), keterangan selanjutnya
mengenail sel B ini akan dijelaskan pada poin limfosit. Terdapat 5 jenis Ig yaitu:
IgA, berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh. Dapat ditemukan dalam zat sekresi seperti
keringat, ludah, air mata, ASI dan sekresi susu.
IgD, berfungsi membantu memicu respons imunitas. Dapat ditemukan dalam limfosit B
IgE, terikat pada reseptor sel tiang dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. IgE dapat
ditemukan dalam darah dengan konsentrasi yang rendah. Namun kadarnya akan meningkat selama reaksi alergi dan pada
penyakit parasitik tertentu.
IgG, berjumlah paling banyak. IgG berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi
komplemen dan meningkatkan efektivitas sel fagositik. IgG dapat menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi
yang baru lahir.
IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi. IgM menetap di dalam pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM
berfungsi mengaktivasi komplemen dan meningkatkan fagositosis.
Struktur antibodi
Pada umumnya struktur antibodi berbentuk seperti huruf Y yang terdiri atas bagian sebagai berikut.
a. Dua rantai berat dan dua rantai ringan yang dihubungkan oleh jembatan disulfida
b. Daerah variabel (V) antarmolekul memiliki rangkaian asam amino yang berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk
antigen spesifik
c. Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen
d. Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat membuka atau menutup untuk mengakomodasi pengikatan
terhadap dua determinan antigen yang terpisah pada jarak tertentu seperti yang ditemukan pada permukaan bakteri