Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR PERSIAPAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIOLOGI UNTUK SMA

Disusun Oleh
Dwi Yulian Anugerah, M.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GAMBIRAN


JL. SRIWIJAYA NO. 11 WRINGINAGUNG GAMBIRAN
BANYUWANGI Telp/Fax (0333) 397448
G. Imunitas
Imunitas atau daya tahan adalah kemampuan untuk menangkal kerusakan atau penyakit melalui pertahanan kita. Kulit,
membran mukosa, sel-sel bersilia pada hidung, dan cairan lambung merupakan garis depan pada sistem pertahanan tubuh. Apabila
garis depan sistem pertahanan berhasil ditembus, maka lapisan sistem pertahanan kedua mulai bekerja. Penjelasan secara singkat
pehatikan pada tabel berikut.
Mekanisme Pertahanan nonspesifik (alamiah/bawaan) Mekanisme pertahanan spesifik
(adaptif)
Pertahanan lapis pertama Pertahanan lapis kedua Pertahanan lapis ketiga
Kulit Sel darah putih Limfosit
Membran mukosa Protein antimikroba Antibodi
Sel-sel bersilia pada Respon inflamatory
hidung
Berdasarkan tabel di atas ada dua jenis umum imunitas adalah imunitas bawaan dan imunitas adaptif. Imunitas bawaan
mengacu pada pertahanan yang hadir pada saat lahir. Mereka selalu hadir dan tersedia untuk memberikan respon yang cepat untuk
melindungi kita terhadap penyakit. Imunitas bawaan tidak melibatkan respon mikroba spesifik dan bertindak terhadap semua
mikroba dengan cara yang sama. Selain itu, imunitas bawaan tidak memiliki komponen memori; yaitu, tidak bisa mengingat
kontak sebelumnya dengan molekul asing. Respon imun bawaan merupakan sistem peringatan dini kekebalan dan dirancang untuk
mencegah mikroba dari mendapatkan akses ke dalam tubuh.
Imunitas adaptif mengacu pada pertahanan yang melibatkan respon khusus dari mikroba setelah telah menembus
pertahanan imunitas bawaan. Imunitas adaptif didasarkan pada penanganan khusus terhadap mikroba tertentu. Tidak seperti
imunitas bawaan, imunitas adaptif lebih lambat untuk merespon, tetapi memiliki komponen memori. Kekebalan adaptif melibatkan
limfosit (sejenis sel darah putih) yang disebut limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B). Sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk
imunitas adaptif (beberapa aspek imunitas bawaan) adalah sistem limfatik. Sistem ini erat bersinergi dengan sistem kardiovaskular,
dan juga berfungsi dengan sistem pencernaan dalam penyerapan makanan berlemak.
1. Imunitas bawaan/nonspesifik/alamiah
1) Eksternal
Jalur pertahanan pertama
a. Kulit
Berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap masuknya mikroba. Selain itu, membantu menghilangkan mikroba pada
permukaan kulit. Bakteri jarang menembus permukaan utuh epidermis yang sehat. Jika permukaan ini rusak oleh luka, luka
bakar, atau tusukan, patogen dapat menembus epidermis dan menyerang jaringan yang berdekatan atau beredar dalam darah
ke bagian lain dari tubuh.
b. Membran mukosa
Lapisan epitel dari membrane mukosa, mengeluarkan cairan yang disebut lendir yang melumasi dan membasahi permukaan
rongga tujuannya adalah sebagai perangkap mikroba dan zat asing. Contoh membran mukosa yang terdapat pada hidung,
mulut, bronchi, esophagus.
2) Internal
Jalur pertahanan kedua
Ketika mikroba menembus kulit dan selaput lendir atau melewati zat antimikroba dalam darah, pertahanan nonspesifik
berikutnya terdiri dari sel-sel pembunuh alami dan fagosit.
a. Sel-sel pembunuh alami
Sekitar 5-10% limfosit dalam darah adalah pembunuh alami (NK/natural killer) sel

b. Fagosit
Fagositosis merupakan proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh
c. Inflamasi
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera. Tanda-tanda inflamasi yaitu kemerahan, panas,
pembengkakan, nyeri atau kehilangan fungsi. Perhatikan gambar di bawah ini.

Pada respon ini sel-sel yang mengalami kerusakan melepaskan histamin (suatu senyawa kimia yang menyebabkan
pembesaran dan peningkatan permeabilitas dari saluran darah) yang memungkinkan cairan dan sel-sel fagosit dari sel darah
putih memasuki jaringan yang rusak
d. Demam
Demam terjadi selama infeksi dan peradangan. Berfungsi menghambat pertumbuhan beberapa mikroba, dan mempercepat
reaksi tubuh untuk bantuan perbaikan. Mekanismenya yaitu : Racun bakteri  suhu tubuh naik memicu pelepasan
sitokinin,yaitu interleukin1 dari makrofag
3) Protein antimikroba
Contoh:
IFN (interferon) : Menstimulus sintesis protein antivirus replikasi virus berhenti.
Protein komplemen : Meningkatkan kekebalan sel, sitolisis, menstimulus fagositosis (kerja antibodi)
Protein pengikat besi : menghambat pertumbuhan bakteri tertentu dengan mengurangi jumlah zat besi yang tersedia
Histamine yang berpartisipasi dalam respon imun, yang dikeluarkan sel dendritik dan sel mast. Histamine ini dikeluarkan pada
supaya sel NK, maupun sel fagosit dapat bergerak secara kemotaksis untuk mendekati dan menangkap mikroba.
2. Imunitas adaptif/spesifik
Jalur pertahanan ketiga
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap agen menyerang tertentu seperti bakteri, racun, virus, dan
jaringan asing disebut imunitas adaptif (spesifik).
1) Antigen
Antigen adalah zat yang merangsang respons imunitas, sehingga menghasilkan antibodi. Pada permukaan bakteri mengandung
banyak protein dan polisakarida yang bersifat antigen. Antigen memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
a. Determinan antigen (epitop) : bagian antigen yang dapat membangkitkan respon imun (dapat menginduksi pembentukan
antibodi)
b. Hapten : molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi antibodi.
2) Antibodi
Antibodi/imunoglobulin/Ig adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem imun sebagai respons terhadap keberadaan suatu
antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Antibodi ini dihasilkan oleh limfosit B (sel B), keterangan selanjutnya
mengenail sel B ini akan dijelaskan pada poin limfosit. Terdapat 5 jenis Ig yaitu:
IgA, berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh. Dapat ditemukan dalam zat sekresi seperti
keringat, ludah, air mata, ASI dan sekresi susu.
IgD, berfungsi membantu memicu respons imunitas. Dapat ditemukan dalam limfosit B
IgE, terikat pada reseptor sel tiang dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. IgE dapat
ditemukan dalam darah dengan konsentrasi yang rendah. Namun kadarnya akan meningkat selama reaksi alergi dan pada
penyakit parasitik tertentu.
IgG, berjumlah paling banyak. IgG berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi
komplemen dan meningkatkan efektivitas sel fagositik. IgG dapat menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi
yang baru lahir.
IgM, antibodi pertama yang tiba di lokasi infeksi. IgM menetap di dalam pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM
berfungsi mengaktivasi komplemen dan meningkatkan fagositosis.
Struktur antibodi
Pada umumnya struktur antibodi berbentuk seperti huruf Y yang terdiri atas bagian sebagai berikut.
a. Dua rantai berat dan dua rantai ringan yang dihubungkan oleh jembatan disulfida
b. Daerah variabel (V) antarmolekul memiliki rangkaian asam amino yang berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk
antigen spesifik
c. Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen
d. Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat membuka atau menutup untuk mengakomodasi pengikatan
terhadap dua determinan antigen yang terpisah pada jarak tertentu seperti yang ditemukan pada permukaan bakteri

Interaksi Antibodi dan Antigen


Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara sebagai berikut.
a. Fiksasi komplemen (aktivasi sistem komplemen) : aktivasi sistem komplemen oleh kompleks antigen-antibodi. Pada saat
terjadi infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, selanjutnya memicu serangkaian aktivasi
protein komplemen berikutnya (jalur berantai/ cascade). Hasil dari rangkaian reaksi komplemen tersebut menyebabkan
lisisnya banyak jenis virus dan sel-sel patogen. Penghancuran sel-sel patogen oleh komplemen yang dipicu oleh pengikatan
antibodi-antigen disebut jalur klasik.
b. Netralisasi : terjadi apabila antibodi menutup situs determinan antigen sehingga antigen menjadi tidak berbahaya dan sel
fagosit dapat mencerna antigen tersebut.
c. Aglutinasi (penggumpalan) : terjadi jika antigen berupa materi partikel seperti bakteri atau sel darah merah
d. Presipitase (pengendapan) : pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh, kemudian antigen
tersebut dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis
3) Limfosit
Limfosit dibentuk dari pluripotent stem cell yang terdapat pada sumsum tulang.
Terdapat dua tipe limfosit yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T). Sel B menjadi matang di sumsum tulang, sedangkan
sel T menjadi matang di timus.
a. Sel B (limfosit B, B = bone marrow), berfungsi membentuk antibodi untuk melawan antigen. Sistem imum yang similiki
oleh sel B seringkali disebut sistem imun humoral berdasarkan sifat sel B yang bersirkulasi pada aliran darah dan limfa.
Sistem ini aktif dalam menghadapi virus, bakteri dan ancaman benda asing.
- Sel B matang terdapat pada organ limfa, nodus limfa, tonsil dan bercak peyer saluran pencernaan. Saat sel B teraktivasi
oleh antigen, sel B akan terdiferensiasi menjadi sel plasma, selanjutnya sel plasma memproduksi molekul antibodi.
- Sel memori B adalah sel yang berasal dari pecahan limfosit B yang teraktivasi dan tidak terdiferensiasi. Sel memori B
menetap pada jaringan limfoid.
b. Sel T (limfosit T, T = timus), sel darah putih limfosit yang mampu mengenali dan membedakan jenis antigen atau patogen
spesifik. Sel T tidak memproduksi antibodi. Jika terdapat antigen, sejumlah sel T teraktivasi menjadi sel memori yang
mampu berpoliferasi dengan cepat untuk melawan infeksi yang mungkin terulang kembali. Sistem imun yang dimiliki oleh
sel T disebut sebagai sitem imun yang dimediasi oleh sel. Sistem imun ini aktif dalam mengatasi patogen dengan jalan
menghancurkan sel-sel yang terinfeksi, sel-sel kanker dan organ transplantasi.
Perbedaan mekanisme sistem imun pada sel B dengan sel T dijelaskan pada bagan dibawah ini

Anda mungkin juga menyukai