A. RANGKUMAN IMUN
1. Definisi
Imunitas adalah pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis
luar dengan mengenali dan membunuh pathogen. System imun atau sistm kekebalan adalah sel sel
dan banyak struktur biologis lainnya yang bertanggungjawab atas imunitas.
Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan
zat asing disebut respons imun. Maka system ini akan mengidentifikasi berbagai macam pengaruh
biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasite, serta menghancurkan zat-zat asing
lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme yang sehat agar tetap berfungsi
secara normal.
1. Sistem Imun Bawaan : Sistem imun bawaan merupakan bentuk pertahanan awal yang
melibatkan penghalang permukaan, reaksi peradangan, sistem komplemen, dan komponen
seluler.
2. Sistem Imun Adaptif : Sistem imun adaptif berkembang karena diaktifkan oleh sistem imun
bawaan dan memerlukan waktu untuk dapat mengerahkan respons pertahanan yang lebih kuat
dan spesifik. Membentuk memori imunologis setelah respons awal terhadap patogen dan
membuat perlindungan yang lebih ditingatkan pada pertemuan dengan patogen yang sama
berikutnya. Proses imunitas dapatan ini menjadi dasar dari vaksinasi.
2. Fungsi
a. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit menghancurkan & menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang
masuk ke dalam tubuh
b. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
c. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri patogen & virus
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)
3. Letak-Letak Sistem Imun
a. Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum
tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag)
dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.
b. Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam
sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal
sebagai toleransi diri.
c. Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik.
Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah.
Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien.
Getah adalah basa (pH> 7,0) cairan yang biasanya jelas, transparan, dan tidak
berwarna. Mengalir di pembuluh limfatik dan jaringan mandi dan organ dalam meliput
pelindung. Tidak ada sel darah merah dalam getah bening dan memiliki kandungan protein
lebih rendah dari darah. Seperti darah, hal ini sedikit lebih berat daripada air (densitas = 1,019
± 0,003). Getah bening mengalir dari cairan interstisial melalui pembuluh limfatik sampai
dengan baik duktus toraks atau saluran getah bening kanan, yang berakhir di pembuluh darah
subklavia, dimana getah bening dicampur ke dalam darah.
Hal ini dalam kelenjar getah bening di mana antigen biasanya disajikan kepada sistem
kekebalan tubuh.
Sistem limfoid manusia sebagai berikut:
• organ utama: tulang sumsum (di pusat cekungan tulang) dan kelenjar timus (terletak di
belakang tulang dada di atas jantung),
• sekunder organ pada atau dekat portal kemungkinan masuknya patogen: kelenjar gondok,
amandel, limpa (terletak di bagian kiri atas perut), kelenjar getah bening (di sepanjang
pembuluh limfatik dengan konsentrasi di leher, ketiak, perut, dan pangkal paha), Peyer’s
patch (dalam usus), dan usus buntu.
4. Mekanisme Pertahanan
a. Mekanisme Pertahanan Non Spesifik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons imun
alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit dengan
kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti
kelenjar air mata.
Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan komplemen
merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik. Imunitas non spesifik merupakan
respon awal terhadap mikroba untuk mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya
infeksi pada host, merangsang terjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan efektifitas
kerja dan Hanya bereaksi terhadap mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat shock
protein) dan memberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang.
a. pertahanan fisik : kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan
b. pertahanan kimia : bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel
kulit, telinga, asam HCL dalam cairan lambung , lisosim yang dikeluarkan oleh makrofag
menghancurkan kuman gram – dengan bantuan komplemen, keringat, ludah , air mata dan
air susu ( melawan kuman gram + )
c. pertahanan humoral
- komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit
( menghancurkan sel membran bakteri, faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag
ke tempat bakteri, diikat pada permukaan bakteri yg memudahkan makrofag untuk
mengenal dan memakannya
- interferon – suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg mengandung nukleus dan
dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus.
3. NK Sel
NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel di aktifasi oleh
adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan segala
jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan porifrin
dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis.
6. Respon Sistem Imun
a. Respon sistem imun non spesifik
Respon alamiah : respon langsung tehadap antigen
Tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu terdiri dari :
1. Fisik/mekanik : kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
2. Biokimia dan faktor terlarut
- Biokimia : asam lambung, lisozim, laktoferin, asam neuraminik
- Humoral : Komplomen, interferon, CRP
3. Seluler
- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil
- Sel nul : sel NK dan K
- Sel mediator : basofil, mastosit, trombosit
b. Respon imun spesifik
1. Sistem humoral
- Diperankan oleh limfosit B
- Rangsangan antigen sel B proliferasi & diferensiasi sel plasma
membentuk antibody
- Pertahanan thd bakteri ekstra seluler, netralisir toksin
2. Sistem seluler
- Diperankan oleh limfosit T : Th, Ts, Tdh, Tc
- Pertahanan thd bakteri intraseluler, virus, jamur, parasit, keganasan
3. Antibody dependent cellular immune
Respons sel null sel K
7. SEL T
a. Dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus
b. Mempunyai petanda permukaan membedakan dg sel B pemeriksaan rosette
(+)
c. Mempunyai petanda CD (cluster differentiation) sel T dlm berbagai fase
pertumbuhan
d. Mempunyai petanda fungsional concanavalin A & phytohemaglutinin
e. Fungsi sel T
1. Membantu sel B dlm memproduksi antibody
2. Mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus
3. Mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
4. Mengontrol ambang & kualitas sistem imun
f. Jenis : sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed hypersensitivity), Tc (cytotoxic)
8. SEL B
a. Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang
b. Proses pematangan sel asal pre B sel B imatur sel B matur
proliferasi & diferensiasi sel plasma antibodi /Ig (imunoglobulin)
c. Rangsangan antigen I terbentuk IgM
d. Selanjutnya akan terjadi switching : Ig A, Ig E. Ig D, Ig G
9. ANTIBODI
a. Molekul antibody imunoglobulin
b. Dibentuk oleh sel plasma dr limfosit B
c. Macam-macam :
1. Ig M : efisien mengaktifkan komplemen
2. Ig G : satu-satunya yg dapat menembus plasenta
3. Ig A : antibodi sekretori (dlm saliva, keringat, air mata, cairan mukosa, susu, cairan
lambung dsb).
Fungsi: mencegah kuman patogen menyerang permukaan sel, bersifat bakterisida dan
antiviral)
4. Ig D : penanda permukaan sel B yang matang
5. Ig E : membebaskan histamin (reaksi anafilaksis), melawan parasit
10. SISTEM LIMFATIK
a. Definisi
- Suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di
dalam tubuh.
- Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke
dalam jaringan sekitarnya.
- Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi
b. Susunan Limfe
- Mirip plasma, kadar protein lebih kecil, penambahan oleh kelenjar limfe menjadikan kadar
limfosit tinggi
- Komponen sistem yang lain : saluran limfe dan kelenjar limfe (nodus limfe)
- Bersama organ limpa , hati dan sumsum tulang membentuk Retikulo-Endotelial Sistem
(RES)
c. Fungsi
- Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah
- Mengangkut limfosit
- Membawa lemak emulsi dari usus
- Menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran
- Menghasilkan zat antibody
d. KELENJAR/ NODUS LIMFE
- Kecil lonjong seperti kacang
- Terdapat di sepanjang pembuluh
- Kerja : penyaring
- Banyak dijumpai di tempat pembentuk limfosit
e. PEMBULUH/SALURAN LIMFE
- Serupa vena kecil, banyak katup
- Pembuluh terkecil terdiri selapis endothelium
- Khilus / lakteal = pembuluh limfe khusus dijumpai dalam vili usus kecil
- Ada 2 saluran utama :
a. Duktus torasikus : mengalirkan dari seluruh tubuh selain bagian kana
b. Duktus limfe kanan : mengalirkan dari kanan kepala dan leher, lengan kanan dan
dada kanan
f. TONSIL
- Terdiri atas jaringan limfe
- Terletak di antara dua tiang fause (lengkung langit-langit)
- Banyak terdapat persediaan limfosit
g. LIMPA
- Kelenjar limfe besar
- Terletak di sebelah kiri abdomen (hipogastrium kiri )
- Berdekatan fundus gaster, menyentuh diafragma
- Fungsi :
a. Membentuk sel darah merah
b. Menghasilkan limfosit
c. Pembongkaran sel darah merah,sel darah putih & trombosit
d. Bagian dari res
h. KELENJAR THYMUS
- Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
- Timus membesar sewaktu pubertas dan mengecil setelah dewasa.
- Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormone
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
- Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
11. HIV
Periode awal setelah kontraksi HIV disebut HIV akut, HIV primer atau sindrom retroviral
akut. Banyak orang mengalami penyakit seperti influenza atau penyakit seperti mononukleosis 2-
4 minggu setelah paparan sementara yang lain tidak memiliki gejala yang signifikan. Gejala
muncul pada 40-90% kasus dan paling umum meliputi demam , kelenjar getah bening yang
lunak , radang tenggorokan , ruam , sakit kepala, kelelahan, dan / atau luka pada mulut dan alat
kelamin. Ruam, yang terjadi pada 20-50% kasus, muncul di batang tubuh dan
bersifat makulopapular , secara klasik. Beberapa orang juga mengalami infeksi oportunistik pada
tahap ini. Gejala gastrointestinal, seperti muntah atau diare dapat terjadi. Gejala
neurologis neuropati perifer atau sindrom Guillain-Barré juga terjadi. Durasi gejalanya bervariasi,
tetapi biasanya satu atau dua minggu.
Karena sifatnya yang tidak spesifik , gejala-gejala ini tidak sering dikenali sebagai tanda-
tanda infeksi HIV. Bahkan kasus yang dilihat oleh dokter keluarga atau rumah sakit sering salah
didiagnosis sebagai salah satu dari banyak penyakit menular yang umum dengan gejala yang
tumpang tindih. Dengan demikian, direkomendasikan bahwa HIV dipertimbangkan pada orang
yang mengalami demam yang tidak dapat dijelaskan yang mungkin memiliki faktor risiko infeksi.
12. AIDS
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) didefinisikan dalam hal jumlah sel T CD4 + d
dibawah 200 sel per μL atau terjadinya penyakit tertentu yang terkait dengan infeksi HIV. Dengan
tidak adanya pengobatan khusus, sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV mengembangkan
AIDS dalam sepuluh tahun. Kondisi awal yang paling umum yang mewaspadai adanya AIDS
adalah pneumonia pneumocystis (40%), cachexia dalam bentuk sindrom wasting HIV (20%),
dan kandidiasis esofagus. Tanda-tanda umum lainnya termasuk infeksi saluran
pernapasan berulang.
Infeksi oportunistik dapat disebabkan oleh bakteri , virus , jamur , dan parasit yang biasanya
dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh. Infeksi mana yang terjadi sebagian tergantung pada
organisme apa yang umum di lingkungan orang tersebut. Infeksi ini dapat mempengaruhi hampir
setiap sistem organ.
Orang dengan AIDS memiliki peningkatan risiko mengembangkan berbagai kanker yang
diinduksi oleh virus, termasuk sarkoma Kaposi , limfoma Burkitt, limfoma sistem saraf pusat
primer , dan kanker serviks.
B. RANGKUMAN INTEGUMEN
c. Stratum granulosum
Terdiri atas beberapa lapis sel yang sudah memipih
Menunjukkan tanda-tanda kematian sel
Mengandung keratohialin, yang merupakan cikal bakal keratin (zat tanduk)
d. Stratum lucidum
Terdiri dari beberapa lapis sel mati yang jernih
Tembus cahaya karena mengandung eledin
Hanya terdapat pada kulit yang tebal, seperti telapak tangan dan kaki.
e. Stratum korneum
Terdiri dari puluhan lapis sel yang mati
Berbentuk pipih dan penuh dengan keratin
Membentuk lapisan kedap air
Selalu luluh dan digantikan oleh lapisan di bawahnya
Ditinjau dari jenis sel penyusunnya,
1. Keratinosit : sel epidermis yang sedang dalam pembentukan keratin, paling banyak di
epidermis
2. Sel langerhans : seperti makropahg yang berasal dari sum-sum tulang, penting dalam
pembentukan imunitas
3. Sel granstein : berperan dalam penyajian antigen kepada supressor-T sel, berperan dalam
sistem imunitas
4. Melanosit : pembentuk pigmen melanin
2. Dermis
a) Terletak di bawah epidermis
b) Terdiri dari jaringan ikat yang mengandung serat-serat elastis dan kolagen
c) Terdapat ujung-ujung saraf/reseptor,
d) Pembuluh darah, pembuluh lymph, kelenjar dan folikel rambut
e) Terdiri dari :
- lapisan papiler
- lapisan retikuler
a. Lapisan Papiler
- Merupakan bagian atas dermis
- Mengandung papila dermis
- Terdapat pembuluh darah kapiler dan Korpus Meissner (Reseptor raba)
b. Lapisan retikuler
- Merupakan bagian bawah dermis
- Mengandung folikel rambut, kelenjar sebacea (lemak), kelenjar keringat, dan Korpus Paccini
(Reseptor tekanan)
3. Lapisan Subkutan
- Terletak di bawah kulit
- Terdiri dari jaringan ikat jarang dan jaringan lemak
- Melekat pada jaringan di bawahnya
4. Warna Kulit
Tergantung pada tiga faktor yang saling berinteraksi, diantaranya :
a. Kapiler darah
b. Pigmen karoten
c. Pigmen melanin
5. Melanin
a. Diproduksi dari asam amino tyrosin dengan bantuan enzim tyrosinase
b. Berada pada organel yang disebut melanosom
c. Berfungsi sebagai protektor dari sinar ultraviolet (UV)
d. Enzim-enzim pembentuk pigmen melanin diduga diaktifkan oleh sinar UV, MSH
(Melanocyt Stimulating Hormon) dan hypophyse
e. Penyakit kekurangan kemampuan memproduksi melanin disebut albino
f. Freckles (bercak kehitaman) diakibatkan melanosit berkumpul banyak di suatu tempat
6. Sidik Jari
a. Gambaran khas dari tonjolan dan lekukan pada permukaan kulit telapak ujung jari tangan
dan kaki
b. Ditentukan secara genetis
c. Setiap orang berbeda
d. Tidak akan berubah sepanjang hidup
e. Telah terbentuk pada janin ketika epidermis berkembang menyesuaikan diri dengan
perkembangan tonjolan papila dermis
f. Pada telapak tangan dan jari terdapat kelenjar keringat yang bermuara pada tonjolan
epidermis pada jari.
7. Derivat Epidermis
Ialah struktur tubuh yang berkembang dari epidermis sewaktu janin
Meliputi :
a. Rambut dan Kuku berfungsi sebagai proteksi dari lingkungan luar
b. Kelenjar- kelenjar berfungsi mempertahankan suhu tubuh dan membasahi kulit/rambut
1. Rambut
Batang rambut Lapisan terluarnya mengandung keratin
Akar rambut
- tertanam di dalam kulit di sekelilingnya terdapat folikel rambut
- ujung folikel membentuk papila akar rambut
- papila akar rambut diselaputi oleh satu lapisan
sel germinal
- terdapat ujung dendrit yang melingkar-lingkar, sebagai reseptor raba
Pertumbuhan rambut
a. Lapisan germinal pada akar rambut bermitosis, sedangkan lapisan atas rambut biasanya
sudah mati
b. Umumnya rambut tumbuh kurang lebih 1 cm/bulan, beberapa waktu kemudian
8. Kuku
- Merupakan epidermis berbentuk zat tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan
kaki
- Kuku dapat tumbuh karena terdapat lapisan germinal pada akar kuku
- Umumnya kuku berwarna merah jambu karena warna merah pada pembuluh darah yang
berada di bawahnya
9. Kelenjar-kelenjar pada kulit
a. Kelenjar keringat
- Menghasilkan keringat (terdiri dari air, garamgaram urea, sedikit asam amino, asam
lemak, dan amoniak)
- Keringat berfungsi dalam ekskresi dan keseimbangan tubuh
- Kelenjar keringat di daerah ketiak dan selangkangan bersifat apokrin sehingga keringat
bersifat lebih kental dan kadang-kadang berbau
b. Kelenjar Ceruminos
- Terdapat pada telinga luar, dimana kelenjar keringat berubah menjadi kelenjar ceruminose
- Bekerjasama dengan kelenjar sebasea (lemak) untuk menghasilkan serumen (kotoran
telinga)
1. Luka bakar
Merupakan luka-luka pada jaringan tubuh karena denaturasi protein jaringan/kematian sel yang
disebabkan oleh panas, listrik ataupun zat-zat kimia (asam, basa). Dapat terjadi pada : kulit,
selaput lendir, saluran pernafasan, saluran pencernaan , dan sebagainya.
Gejala
- Sakit
- Bengkak
- Merah
- Melepuh karena permeabilitas pembuluh
- darah meningkat
a. Shock hypovolemic
- Volume darah menurun akibat permeabilitas pembuluh darah meningkat.
- Air, protein, dan mineral akan keluar ke tempat luka bakar dan tubuh akan kekurangan cairan.
- Mengakibatkan anuri
b. Infeksi
Terjadi bila epidermis pada luka bakar terkelupas
c. Gangguan pernafasan
Terjadi bila asap atau racun panas terhisap oleh paruparu atau kerusakan pada saluran
pernafasan.
2. Kasus II:
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan nyeri dan kaku
pada sendi terutama ekstremitas atas dan bawah, nyeri terutama pada pagi hari sebelum
pasien beraktifitas. Berat badan pasien lebih dari 15 Kg dari Berat Normal. Hasil
pengkajian : Keadaan muskuloskeletal tampak sendi tangan yang bengkok, pasien meringis
kesakitan bila sendi digerakan, Nadi : 98x/mnt, TD: 130/80mmhg. Staping tes tidak
seimbang. Pasien mengatakan “saya masih muda belum tua kenapa saya sakit seperti
ini”?......
PERTANYAAN DAN JAWABAN
a. Anamnesa dan Pemeriksaan fisik yang perlu ditambahkan
Perlu ditanyakan riwayat saat ini
Kaji keluhan utama; Dikembangkan dengan menggunaan pendekatan PQRST yaitu :
P : penyebab timbulnya nyeri, Q : seberapa berat nyeri di rasakan dan seberapa sering
terjadinya serta bagaimana rasanya, R: Lokasi nyeri dan penyebaran nyeri. S : skala
nyeri , T: onset atau waktu timbulnya gejala dan derajat nyeri, serta gejala lain yang
menyertai seperti dispnea, ortopnea.
Riwayat penyakit sekarang ; kaji adanya nyeri kepala berat ,kelemahan dan nyeri pada
ekstremitas ; Perlu ditanyakan Penyakit dahulu ; Kaji sudah berapa lama pasien
mengalamai sakit kaku sendi, kaji adanya riwayat penyakit genetik seperti hipertensi
DM
Riwayat penyakit keluarga ; perlu menanyakan apakah ada anggota keluarga yang
juga mengalami penyakit yang sama,mengalami obesitas
Riwayat pekerjaan; perlu menanyakan apakah pekerjaan pasien,sudah berapa lama
Perlu ditanyakan aktivitas harian pasien seperti apa olahraganya, kegiatannya sehari-
hari dan pola hidup pasien seperti makanan yang di konsumsi ,dan pola tidur
Anamnesis faktor psikologis pasien
Lakukan Pemeriksaan Fisik seperti
Sistem muskuloskeletal ; Kaji adanya artralgia,artritis (sinovitis) krepitasi,
pembengkakan, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari
Sistem integumen ; kaji adanya lesi akut pada kulit seperti ruam berbentuk kupu-kupu
yamg melintang pangkal hidng serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai pipi atau
palatum durum
Sistem vaskuler ; kaji adanya inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan
lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung kaki, tangan dan sikuserta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis
b. Pemeriksaan penunjang ataupun diagnostik yang perlu ditambahkan
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium laju endap darah (ESR), Jumlah Sel Darah Lengkap
(CBC), Atibodi antinuclear (ANA) dan Urin . Uji antigen- antibodi spesifik
Pemeriksaan penunjang
Seperti pemeriksaan tes pencitraan jantung,otak,paru-paru,sendi, otot atau usus atau
MRI dan USG ginjal
c. Buatlah analisa data (pathway sampai muncul masalah)
Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds : SLE
Nyeri akut di tandai dengan ;
- pasien mengatakan Produksi antibodi meningkat secara
nyeri dan kaku
terus menerus
sendi terutama Ds :
ekstremitas atas
Mencetus penyakit inflamasi multi - pasien mengatakan
dan bawah
Do : organ nyeri dan kaku sendi
terutama ekstremitas
- Keadaan Menyerang Sendi atas dan bawah
muskuloskeletal
tampak sendi Do :
tangan yang Terjadi inflamasi
bengkok, - Keadaan
- Pasien tampak Pelepasan mediator kimia (bradikinin) muskuloskeletal
meringis kesakitan tampak sendi tangan
bila sendi yang bengkok,
Rangsangan pada syaraf sekitar inflamasi
digerakan, Nadi : - Pasien tampak
98x/mnt, TD: meringis kesakitan bila
Merangsang sel syaraf pusat (korteks cerebri)
130/80mmhg. sendi digerakan, Nadi :
- Staping tes tidak 98x/mnt, TD:
Persepsi nyeri 130/80mmhg.
seimbang
- Staping tes tidak
Sendi kaki dan tangan terasa nyeri seimbang
Nyeri akut
3. Kasus III:
Seorang wanita berusia 23 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang disertai batuk
berdahak. Pasien mempunyai riwayat alergi dingin.sebelumnya pasien melakukan kegiatan
kuliah, dan mengaku sedang mengerjakan banyak mengerjakan tugas kuliah. Pasien
mengatakan setiap mengingat tugas sesak menjadi bertambah. Saat dikaji keadaan pasien
lemah, tampak butterflay rush pada area muka, tangan dan punggung, pasien tampak sesak,
terpasang O2 4l/mnt menggunakan nasal kanul,wheezing dan ronchi (+), RR: 28x/mnt,
pengembangan dada simetris, vokal premitus menurun
PERTANYAAN DAN JAWABAN
a. Anamnesa dan Pemeriksaan fisik yang perlu ditambahkan
Anamnesis riwayat kesehatan sekarang di fokuskan pada gejala yang pernah dialami,
seperti keluhan mudah lelah,lemah, nyeri, kaku, demam, anoreksia
Tanyakan riwayat pola hidup dan gaya hidup pasien
Riwayat penggunaan obat-obatan seperti obat antibiotik, obat anti kejang,obat tekanan
darah
Riwayat Keluarga: penyakit keluarga yang dapat mempengaruhi pasien umumnya
berkaitan dengan genetik seperti riwayat alergi dan imunitas
Lakukan pemeriksaan fisik seperti :
Sistem muskuloskeletal ; Kaji adanya artralgia,artritis (sinovitis) krepitasi,
pembengkakan, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari
Sistem integumen ; kaji adanya Ulkus oral dapat mengenai pipi atau palatum durum
Sistem vaskuler ; kaji adanya inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan
lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung kaki, tangan dan sikuserta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis
b. Pemeriksaan penunjang ataupun diagnostik yang perlu ditambahkan
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium laju endap darah (ESR), Jumlah Sel Darah Lengkap
(CBC), Atibodi antinuclear (ANA) dan Urin . Uji antigen- antibodi spesifik
Pemeriksaan penunjang
Seperti pemeriksaan tes pencitraan jantung,otak,paru-paru,sendi, otot atau usus atau
MRI dan USG ginjal
c. Buatlah analisa data (pathway sampai muncul masalah)
Data Etiologi Masalah
keperawatan
Ds : SLE
Bersihan jalan nafas
- pasien Produksi antibodi meningkat secara terus tidak efektif ditandai
mengeluh
menerus dengan
sesak napas
yang Ds :
disertai Mencetus penyakit inflamasi multi organ
batuk - pasien
berdahak Menyerang paru - paru mengeluh
Do : sesak napas
yang disertai
- pasien batuk
Inflamasi pada selaput pembungkus paru (pleuritis),
tampak berdahak
jaringan paru dan alveolus
sesak, Do :
- terpasang
O2 4l/mnt Membentuk koloni - pasien tampak
menggunak sesak,
an nasal Terjadinya reaksi peradangan dan alveoli mengalami - terpasang O2
kanul, konsolidasi 4l/mnt
- wheezing menggunakan
dan ronchi Terjadi lesi pada paru nasal kanul,
(+), - wheezing dan
- RR: Kerusakan jaringan paru meluas dan mengalami nekrosis ronchi (+),
28x/mnt, - RR: 28x/mnt,
- vokal Produksi sputum meningkat - vokal premitus
premitus menurun
menurun. Sekret terakumulasi di jalan nafas
4. Kasus IV:
Seorang laki-laki berusia 42 tahun mengalami luka bakar karena gas. Pasien baru datang dan
masuk keruangan bedah. Tampak luas 22% , luka bakar pada daerah tangan kiri 6%, tangan
kanan 6% daerah dada dan abdomen 10% kedalaman luka grade 2. TD: 100/90mmHg, pasien
tampak meringis kesakitan menahan sakit, dan sering merasa haus.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
a. Anamnesa dan Pemeriksaan fisik yang perlu ditambahkan
Anamnesa Keluhan utama: umumnya pasien mengeluhkan ketidaknyamanan pada kulit
seperti gatal, rasa panas pada kulit, nyeri dengan menggunakan PENDEKATAN PQRST
P : penyebab timbulnya nyeri, Q : seberapa berat nyeri di rasakan dan seberapa sering
terjadinya serta bagaimana rasanya, R: Lokasi nyeri dan penyebaran nyeri. S : skala
nyeri , T: onset atau waktu timbulnya gejala dan derajat nyeri, serta gejala lain yang
menyertai seperti dispnea, ortopnea
Riwayat sekarang kaji adanya sesak ,mual dan muntah sesta demam
Riwayat dahulu: riwayat alergi, gangguan ginjal, hipertensi, obesitas (adanya striae pada
kulit), riwayat penyakit imunitas. Riwayat diabetes melitus juga mempengaruhi
terjadinya luka akibat adanya neuropati sensorik dan otonom sehingga pasien beresiko
mengalami ulkus diabetik.
Pemeriksaan fisik
Mengukur tingkat kesadaran pasien dan keadaan umum pasien serta mengukur TTV
pasien
Pemeriksaan Sistem integumen; Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit
termasuk mukosa membran, kulit kepala, rambut, dan kuku serta kondisi kulit dan
membran.
Inspeksi Area lesi,Luas luka, dan luka bakar menggunakan rule of nine, dan
tentukan derajat kedalaman luka bakar apakah hanya sampai sebagian lapisan
kulit atau seluruh lapisan kulit yang hilang.
Palapsi teraba hangat atau dingin
Status respirasi: frekuensi napas, adanya batuk, hiperventilasi, bronkospasme
b. Pemeriksaan penunjang ataupun diagnostik yang perlu ditambahkan
Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan Laboratorium ; ureum dan elektrolit, DPL
pemeriksaan penunjang
rongten toraks,gas darah artei perkiraan CO
c. Buatlah analisa data (pathway sampai muncul masalah)
Data Etiologi Masalah
keperawatan
Ds : Thermal bun(gas)
Gangguan integritas
- Pengalihan energi dari sumber panas kulit/ jaringan
Do :
Mencetus penyakit inflamasi multi organ ditandai dengan
- pasien
Mengenai Tubuh Ds : -
tampak
meringis Do :
kesakitan
menahan trauma kulit - pasien tampak
sakit, dan meringis
sering Combustio kesakitan
merasa menahan sakit,
haus. Fase lanjut dan sering
- Kerusakan merasa haus.
jaringan Kerusakan jaringan kulit Kerusakan
atau lapisan jaringan atau
kulit Jaringan kulit hipertropi lapisan kulit
Tampak Tampak luas 22%
luas 22% , , luka bakar pada
luka bakar Elastisitas kulit menurun daerah tangan kiri
pada daerah 6%, tangan kanan
tangan kiri Gangguan integritas kulit 6% daerah dada
6%, tangan dan abdomen
kanan 6% 10% kedalaman
daerah dada
luka grade 2
dan
abdomen
10%
kedalaman
luka grade
2