Desi br sembiring
2. Jojor simbolon
3. Regina br tarigan
Sistem Imunitas
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh
yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkan yang bekerja sama
secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-
kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh
Mekanisme Pertahanan Tubuh
Mekanisme pertahanan
nonspesifik
adalah respon imun yang timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak atau
terluka dan bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri. Mekanisme
nonspesifik mencakup:
a. Pertahanan fisik rintangan fisik
kulit, membran mukosa yang melapisi saluran, sel-sel epitel
bersilia
pertahanan terdepan.
b. Pertahanan Biokimia
Kelenjar minyak, keringat , getah lambung, getah usus, air mata dan getah
mukosa lain = bahan kimia merubah pH = bahan kimia membatasi
pertumbuhan patogen
C. Pertahanan seluler
Memfagosit patogen berukuran besar cacing, protozoa
Mampu menghasilkan enzim perusak granula sitoplasma parasit
Pada pertahanan alamiah (NONSPESIFIK), selain sel-sel fagosit ada juga sel pembunuh
alami (Natural Killer Cell), yang meliputi limfosit granula besar, fungsi utamanya
merusak sel tubuh yang diserang virus dan sel tumor.
D. Pertahanan Humoral
Pertahanan oleh bahan yang terdapat di dalam sirkulasi darah
Meliputi :Komplemen, interferon, CRP (C Reactive Protein), kolektin, lisozim
1) Komplemen
Diproduksi hepatosit(sel hati) dan monosit
Terdiri atas beberapa protein, bila diaktifkan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dlm
respon inflamasi.
Fungsi komplemen :
a. Menghancurkan membran sel bakteri
b. Faktor kemotatik yg menggerakkan makrofag ke tempat bakteri
c. Mengikat permukaan bakteri yang memudahkan makrofag untuk mengenal dan memakannya
2). Interferon = anti virus.
Dapat menginduksi sel-sel di sekitar sel yg terinfeksi virus resisten
Sitokin yg berupa glikoprotein, diproduksi makrofag aktif, sel pembunuh alami, berbagai sel tubuh yang
mengandung nukleus respon terhadap infeksi virus.
3). C- Reaktive Protein (CRP)
Protein yang kadarnya dalam darah akan meningkat bila tjd infeksi akut respon pertahanan non spesifik.
Mekanisme interferon melawan virus
a. Virus menginfeksi sel b. Gen interferon di dalam sel teraktifkan
c. Sel membuat interferon d. Interferon memasuki sel tetangga yang
e. sehat Interferon menstimulasi sel tetangga memproduksi protein
anti viral
Translate:
Sel sinyal tetangga yang tidak terinfeksi untuk
menghancurkan RNA dan untuk mengurangi
sintesis protein.
sinyal tetangga yang terinfeksi sel-sel untuk
mengalami poptosis.
mengaktifkan sel-sel imun.
4). Kolektin
Protein mengikat hidrat arang pada permukaan kuman
5). Lisozim
Protein lizosom dalam ludah, air mata, sekresi mukosa dapat melisis sel mikroba.
e. Respon Peradangan
Kerusakan jaringan ( luka kecelakaan, operasi, transplantasi, infeksi) jalan masuk
kuman memicu peradangan terlokalisir.
Di daerah luka arteriole prakapiler = berdilatasi, venule pasca kapiler menyempit
pembesaran kapiler darah bocor ke jaringan bengkak memerah sekitar luka.
Resmon peradangan dimulai sinyal kimiawi (senyawa kimia, benda asing, atau
histamin)
Histamin = dihasilkan tubuh sebagai respon kerusakan jaringan basofil
Histamin merangsang pembesaran dan peningkatan permeabilitas kapiler
perlukaan,
Leukosit dan sel jaringan yang rusak mengeluarkan prostalgandin
meningkatkan aliran darah ke jaringan yg luka mempercepat pengiriman dan
penyerapan zat.
Misal ion Ca mempercepat pembekuan darah luka tertutup , menghambat
penyebaran mikroba.
Peningkatan aliran dan permeabilitas lokal peningkatan migrasi sel fagositik
dimulai 1 jam setelah sebelum diperantarai kemokin
Fagositosis dimulai neutrofil diikuti monosit yang akan berkembang menjadi
makrofag jaringan.
Makrofag fagositosis terhadap patogen
Neutrofil dan jaringan rusak melisis menjadi nanah.
Proses pembekuan darah
Respon Peradangan
Bila luka menyebar (sistemik) sel-sel yg rusak mengeluarkan sinyal berupa zat
kimia melepas neutrofil lebih banyak dari sumsum tulang belakang jumlah
dalam darah meningkat beberapa jam dari peradangan awal.
Respon sistemik lain demam. Toksin patogen merangsang timbulnya
demam
Leukosit lain menghasilkan pirogen termostat tubuh.
Suhu tubuh yang tinggi :
a. menghambat kerja enzim metabolit.
b. menghambat pertumbuhan beberapa mikroba
c. memudahkan fagositosis meningkatkan reaksi kimia tubuh
meningkatkan
perbaikan luka.
Mekanisme pertahanan
spesifik
adalah melindungi tubuh dari patogen dan memastikan pertahanan tubuh
tidak berbalik melawan jaringan tubuh itu sendiri. Mekanisme spesifik
mencakup kekebalan tubuh terhadap penyakit (imunitas). Terdapat dua jenis
imunitas yaitu imunitas aktif dan pasif.
Pertahanan tubuh yang mampu mengenali benda asing oleh tubuh dengan
respon sensitasi sel-sel imum.
Sensitasi penyebab sel atau organisme menjadi lebih aktif.
terhadap antigen.
Antigen zat yang dpt menstimuli sel limfosit B memproduksi protein
antibodi.
Antibodi hanya dapat mengenali antigen yang pernah masuk ke tubuh
pertahanan spesifik.
Dilakukan oleh leukosit jenis limfosit berasal dari pluripoten sumsum tl.
belakangatau hati janin.
Awalnya limfosit serupa berkembang limfosit T dan limfosit B
Perkembangan limpfosit menjadi sel T dan sel B.
Limfosit dari sumsum tulang pindah ke timus sel T
pertahanan seluler
Limfosit tidak pindah sel B pertahanan
humoral.
1) Polisakarida : hidrat arang dan glikoprotein umumnya permukaan
mikroba
2) Lipid : tidak imunogenik, bila diikat protein pembawa
mjd imunogenik
3) Asam nukleat : tdk imunogenik, bila diikat protein pembawa
imunogenik.
4) Protein : umumnya imunogenik.
Antibodi (Imunoglobulin (Ig)
Antibodi adalah protein globulin khusus yang dibentuk sebagai respon
terhadap suatu antigen dan secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen
tersebut. Terdapat lima jenis antibodi, yaitu lg M, lg G, lg E, lg A, lg D.
Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas:
Ig M: berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal respons sel
plasma
Ig G: Ig terbanyak di tubuh dan darah, diproduksi jika tubuh berespons thd
antigen yg sama
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen
Ig E: melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi;
melepaskan histamin dari basofil & sel mast
Ig A: ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth:
pd airmata & ASI)
Ig D: terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B
Respon Tubuh terhadap Antigen
Respon tubuh terhadap antigen dibagi menjadi dua yaitu:
- imunitas humoral, melibatkan antibodi dan berperan menghadapi antigen
yang bersifat larut.
- imunitas selular, melibatkan sel-sel limfosit dan berperan menghadapi
antigen yang terdapat pada permukaan sel.
- Contoh: sel tumor, parasit, dll
Gangguan pada sistem kekebalan
1. Alergi, seseorang mengalami alergi jika tubuhnya bereaksi dan
menghasilkan antibodi terhadap suatu antigen yang disebut alergen.
Alergen dapat masuk tubuh melalui makanan, udara, sengatan hewan,dll.
Reaksi antara alergen dan antibodi mengaktifkan berbagai sel untuk
melepaskan protaglandin dan histamin yang menimbulkan gejala alergi.
Diameter dan permeabilitas pembuluh darah meningkat sehingga
menimbulkan pembengkakan, peningkatan sekresi lendir, penyumbatan
hidung, dan kontraksi otot polos pada saluran pernapasan sehingga
menimbulkan sesak napas. Alergi diobati dengan antihistamin yang
menghambat pelepasan histamin.
2. Autoimun, dalam kondisi normal
sistem imunitas tidak bereaksi dengan
jaringan tubuhnya sendiri. Akan tetapi
kemampuan sistem imun untuk
mengenali jaringannya sendiri dapat
mengalami kerusakan sehingga
menyerang jaringan tubuhnya sendiri.
Contoh: tiroiditis, demam rematik, dan
lupus.
3. Penyakit defisiensi imun, jenis penyakit ini adalah AIDS. Penularan AIDS
terutama terjadi lewat hubungan seks. Virusnya adalah HIV (Human
Immunodeficiency Virus). HIV menginfeksi makrofag dan limfosit-T. Dari
saat terinfeksi sampai timbul gejala AIDS memakan waktu sampai 10 tahun.
Pencegahan AIDS paling efektif adalah melalui pendidikan.