tulang dan timus yang berfungsi sebagai embriogenesis dari sel-sel imunologik. Sumsum
tulang dan timus masing-masing merupakan tempat pematangan sel B dan sel T. Dua
fungsi penting organ limfoid generatif adalah menyediakan faktor pertumbuhan dan
sinyal molekuler lain yang dibutuhkan untuk pematangan limfosit dan untuk
menampilkan selfantigen sebagai perkenalan dan seleksi limfosit yang matang. Kelenjar
timus, dianggap sebagai organ limfoid utama dalam imunogenesis dan menjadi pusat
pengendalian aktivitas organ serta jaringan limfoid yang lainnya.
- Sumsum Tulang
Adalah tempat pembentukan sirkulasi sel darah (hematopoiesis), termasuk sel darah
merah, granulosit, dan monosit, dan tempat pematangan sel B.
- Kelenjar Timus
Terletak di bagian depan mediastinum, terbagi dalam dua lobus dan banyak lobulus
yang masing-masing terdiri atas korteks dan medulla. Limfosit di timus juga disebut
sebagai timosit, adalah sel T dengan berbagai tahap pematangan. Sebagian besar sel
yang belum matang memasuki timus dan pematangannya dimulai di korteks. Saat
timosit matang, mereka kan bermigrasi menuju medulla, sehingga medulla
kebanyakan berisi sel T matang. Hanya sel T yang matang yang akan keluar dari
timus dan memasuki sirkulasi dan memasuki limfoid perifer jaringan.
2) Organ limfoid sekunder, seperti kelenjar limfe, limfa dan jaringan limfoid lainnya, yang
bereaksi aktif terhadap stimulasi antigen
- Kelenjar limfe / kelenjar getah bening terletak di sepanjang saluran limfatik tubuh dan
karena itu memiliki akses ke antigen yang ditemukan di epitel dan berasal dari
sebagian besar jaringan, yang didrainase oleh limfatik. Ada kurang lebih 500 kelenjar
getah bening di dalam tubuh manusia. Kelenjar getah bening dikelilingi oleh kapsul
fibrosa, di bawahnya terdapat sistem sinus yang dilapisi oleh sel retikuler, disilangkan
oleh fibril kolagen dan protein matriks ekstraseluler lainnya dan diisi dengan limfosit,
makrofag, sel dendrit dan jenis sel lainnya.
- Limpa adalah organ yang sangat vaskularisasi yang fungsi utamanya adalah untuk
menghilangkan penuaan dan kerusakan sel dan partikel darah (seperti kompleks imun
dan opsonisasi mikroba) dari sirkulasi dan untuk memulai respon imun adaptif
terhadap antigen yang dibawa melalui darah.
- Pada jaringan limfoid terdapat banyak limfosit yang akan melawan agen perusak
seperti organisme asing atau toksin. Jaringan limfoid yang letaknya tersebar ini
menguntungkan dalam tubuh untuk menahan invasi organisme sebelum lebih luas.
Jaringan limfoid di nodus limfe untuk melawan antigen yang menginvasi
jaringan perifer tubuh
Jaringan limfoid di tonsil dan adenoid untuk melawan antigen yang masuk
melalui saluran pernapasan
Jaringan limfoid di spleen, timus dan sumsum tulang untuk melawan antigen
yang berhasil mencapai sirkulasi darah
Jaringan limfoid di dinding saluran cerna untuk melawan antigen yang masuk
melalui usus (peyer’s patches)
Sistem Imun terdiri dari :
1. respon imun spesifik : respon imun yang diperoleh dari luar (adaptif)
a. Seluler: respon kekebalan yang melibatkan sel T untuk menyerang sel - sel asing /
jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung
dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus
mempunyai pertanda permukaan yang membedakan dengan sel B
Fungsi: membantu sel B dalam memproduksi antibody, mengenal &
menghancurkan sel yang terinfeksi virus, mengaktifkan makrofag dalam
fagositosis, mengontrol ambang & kualitas sistem
Jenis sel T : Sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed hypersensitivity), Tc
(cytotoxic)
b. Humoral: respon kekebalan yang melibatkan sel B dan antibodi yang berada dalam
cairan darah dan limpa
dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang
imunitas diperantai oleh antiboda
tinggal di limfe dan kelanjar limfe, beredar di darah dan limfe
molekul antibodi disebut immunoglobulin yang dibentuk oleh sel plasma dari
limfosit B. Ransangan antigen I membentuk IgM kemudian terjadi switching
membentuk Ig A, Ig E, Ig D dan Ig G
Humoral seluler
Dihasilkan oleh sel B Dihasilkan oleh sel T
Sel B mensekresikan antibodi Sel T tidak mengeluarkan reseptor tetapi
terikat pada sel T akan mengikat dengan
antigen sendiri
Lebih penting untuk menghilangkan Lebih penting untuk menghilangkan
antigen larut dan menghasilkan organisme intraseluler (seperti virus)
mikroorganisme ekstraseluler
Mengunakan antibodi Menggunakan reseptor untuk membela
terhadap patogen
Humoral
Crp :protein fase akut, jika ini meningkat dapat terjadi kerusakan jaringan
interferon: gilokoprotein yang dihasilkan sel tubuh sebagai respon terhadap
inveksi virus
komplemen : meningkatkan fagositosis dengan cara menghacurkan membran
bakteri, melepas bahan kemotaktik, memudahkan makrofag mengenali dan
memakan bakteri
Seluler
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks
terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat
melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit,
komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme
pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme
pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate,
atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk
satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada
sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan
merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif atau
imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis
antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan
pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau
ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan
pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.
Respon imun terbagi menjadi:
A. Respon imun non-spesifik, tidak membeda-bedakan antigen yang diserang.
a) Kulit(fisik dan mekanik)Tersusun atas keratin yang sulit ditembus antigen. Selain itu,
terdapat rambut dan pada saluran pernapasan terdapat silia.
c) Bakteri alami(biologis)Pada tubuh manusia, hidup berbagai macam bakteri alami yang
apatogen. Bakteri alami tersebut akan menghambat perkembangan bakteripatogen yang
masuk ke tubuh.