BLOK 15 MODUL 5
“Sophisticated Denture dan Over Denture”
Dosen :drg. Mety Dwi Putri Eszy.
Oleh:
Mifthahul Khoir (1911412023)
1
Kata Pengantar
Meskipun saya berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun pasti selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil dari makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalam
Penyusun
Mifthahul Khoir
2
BAB 1
(Pendahuluan)
I. Latar belakang
Kehilangan gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang
muncul di masyarakat. Kondisi kehilangan gigi dapat memberikan dampak buruk
terhadap kondisi umum serta kualitas hidup karena mengganggu estetik, fungsional,
psikologis, dan sosial bagi para penderitanya (Dandekeri, Sowmya dan Prasad, 2013).
Kasus kehilangan gigi jika dilihat dalam skala nasional pada usia 35-44 tahun sebesar
0,4% dan semakin meningkat pada usia 65 tahun ke atas yaitu sekitar 17,6%
(Riskesdas, 2013).
Penggunaan protesa gigi tiruan menurut pandangan Islam diperbolehkan, apabila
dimaksudkan untuk memperbaiki ataupun menggantikan organ tubuh yang rusak
bahkan hilang, agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Berdasarkan cara
pemakaiannya gigi tiruan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu, gigi tiruan cekat dan
gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan lepasan dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan
banyaknya jumlah gigi yang hilang, yaitu gigi tiruan sebagian dan gigi tiruan lengkap
(Wahjuni dan Mandanie, 2017).
III. Tujuan:
a) Umum:
Mengetahui macam-macam protesa dari perawatan kehilangan gigi
Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari berbagai perawatan GT
b) Khusus:
Mengetahui indikasi dan kontraindikasi sophisticated denture
Mengetahui bentuk dan prosedur pembuatan shopisticated denture
Mengetahui indikasi dan kontraindikasi over denture
Mengetahui bentuk dan prosedur dari overdenture.
3
BAB 2
(Pembahasan)
A. Pengertian Gigi Tiruan
Gigi tiruan adalah suatu alat tiruan yang digunakan untuk menggantikan sebagian atau
seluruh gigi asli yang sudah hilang serta mengembalikan perubahan-perubahan struktur jaringan
yang terjadi akibat hilangnya gigi asli. Tujuan pembuatan gigi tiruan pada hakikatnya adalah
untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, pengecapan, estetik, menjaga kesehatan jaringan serta
mencegah kerusakan lebih lanjut (Z Gaib, 2013:58). Gigi tiruan secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan cekat dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan
lepasan/removable denture (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien) dibagi menjadi dua
bagian, yaitu gigi tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian. Gigi tiruan cekat/fixed yang
disemenkan ke gigi pasien secara permanen (Wahjuni; dkk,)
B. Macam-Macam Gigi Tiruan
Menurut Wahjuni, dkk (2017:76-77) , ada beberapa macam-macam gigi tiruan, yaitu sebagai
berikut :
a. Gigi tiruan cekat Gigi tiruan cekat adalah restorasi yang direkatkan secara permanen pada gigi
yang telah dipersiapkan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh permukaan gigi yang
mengalami kerusakan atau kelainan untuk menggantikan kehilangan gigi.
b. Gigi tiruan sebagian lepasan Gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebuah protesa yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang, pada rahang atas maupun rahang bawah dan
dapat dilepas pasang oleh pasien tanpa pengawasan dokter gigi. Gigi tiruan sebagian lepasan
merupakan alternatif perawatan prostodontik yang tersedia dengan biaya yang lebih terjangkau
untuk sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi.
c. Gigi tiruan lengkap lepasan Gigi tiruan lengkap lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan
satu rahang penuh pada rahang atas maupun rahang bawah. Namun dapat dilepas dan dipasang
kembali oleh pasien.
Secara umum gigi tiruan jembatan di bagi lagi ke dalam dua kelompok yaitu
o fixed-fixed bridge,
o fixed moveable bridge,
o cantilever bridge, dan
o spring cantilever bridge.
o rochette bridge,
o Maryland bridge,
o cast mesh fixed partial denture, dan
o Virginia bridge.
Jenis-jenis gigi tiruan jembatan tersebut, dapat diaplikasikan sesuai kasus yang sedang dihadapi.
Indikasi
Kontraindikasi
kehilangan semua gigi, sehingga tidak ada yang dijadikan gigi penyangga
memiliki OH buruk
tingkat karies yang tinggi
untuk pasien yang masih muda
oklusi yang abnormal
GTJ Sophisticated
5
1. Rochette bridge, menggunakan retainer seperti sayap dengan perforasi fannel-shaped
melalui retensi resin. Retainer perforasi ini kemudian menjadi standard desain
2. Maryland bridge, prosto etched-metal(resin bonded), yang mempunyai retainer solid
metal dan di etsa di permukaan dalam retainer untuk retensi
3. cast mesh fixed partial denture, teknik yang menghasilkan kekasaran sebelum pengecoran
logam atau tidak menggunakan metode etsa setelah casting. A net-like nylon mesh
diletakkan di sebelah dalam permukaan gigi abutmen kemudian di tutup wax retainer
sehingga terlihat seperti permukaan mesh ketika retainer dicasting.
4. Virginia bridge, menggunakan particle-roughened retainer dengan menggabungkan
kristal garam ke permukaan dalam retainer untuk menciptakan roughness (kekasaran) di
permukaan dalamnya. Ketika resin terpolimerisasi, patterns dilepas dari cast, dibersihkan
dengan larutan, kemudian diletakkan di air dengan pembersih ultrasonik untuk
melarutkan kristal garam. Ini akan meninggalkan ruang hampa pada permukaan yang
bertindak sebagai retainer, menghasilkan retensi pada gigi tiruan jembatan.
Over Denture
Overdenture adalah gigi tiruan lengkap atau sebagian yang didukung oleh mucoperiosteum dan
beberapa gigi atau akar gigi yang telah mengalami perawatan endodontic. Atau gigi tiruan
lepasan yang menutupi dan bersandar pada satu atau beberapa gigi asli, akar-akar gigi, dan atau
implan gigi.
6
• Merupakan latihan bagi penggunaan gigi tiruan lengkap di kemudian hari dengan
menyiapkan lintasan pola refleks yang tepat.
Kekurangannya:
• Biaya yang lebih besar, hal ini berhubungan langsung dengan luasanya perawatan
sebelum pembuatan protesa, penggunaan kaitan retentif dan usaha setelah pemasangan.
Penghematan mungkin dilakukan dengan menggunakan elemen perlekatan yang
dipasang secara langsung atau menyalurkan semuanya ke perlekatan-perlekatan.
• Dibutuhkan usaha yang lebih besar dari pasien dan dokter giginya untuk merawat
protesa.
Terdapat sejumlah faktor non klinis yang perlu diperhatikan dalam seleksi untuk
overdenture. Di antaranya adalah sikap pasien terhadap kesehatan giginya, penggunaan gigi
tiruan lepasan, kemampuan dan keinginan untuk bekerja sama serta situasi keuangannya.
Indikasi perawatan overdenture:
• Tersisa paling sedikit satu gigi yang masih dapat dipertahankan.
• Kebersihan mulut yang cukup baik untuk menghambat atau mencegah karies yang cepat
atau kerusakan jaringan periodontal.
• Jika prognosa untuk pemakaian gigi tiruan lengkap yang buruk karena adanya resorpsi
linggir yang berat, xerostomia, refleks muntah yang berat, kemampuan belajar yang
kurang, faktor psikologis dll.
• Kerusakan gigi tersisa akan menjadi lebih parah oleh tipe perawatan yang lain.
• Tidak ada tipe perawatan prostetik yang menjanjikan hasil perawatan yang lebih baik,
sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
b. Spektrum Indikasi
Spektrum indikasi untuk overdenture meliputi perawatan jangka pendek dalam persiapan untuk
gigi tiruan lengkap sampai perawatan definitif jangka panjang. Klasifikasi dapat dibuat
berdasarkan berapa lama protesa diperkirakan akan digunakan:
• Overdenture immediate
• Overdenture transitional
• Overdenture definitive
Jenis overdenture yang dibuat di atas ditentukan oleh seberapa jauh prognosa bagi gigi
yang tersisa.
7
PILIHAN DISAIN DAN KEMUNGKINAN DUKUNGAN
UNTUK OVERDENTURE
Ada bermacam-macam pilihan yang tersedia bagi dokter gigi untuk dukungan dan retensi
overdenture. Disamping disain-disain yang lebih kompleks dan mahal ada juga cara-cara yang
sederhana dengan biaya yang tidak terlalu membebani pasien. Hal ini juga berlaku untuk kasus-
kasus dengan prognosis yang kurang menguntungkan. Semua unsur pendukung untuk
overdenture seluruhnya tertutup oleh protesa lepasan oleh karena itu tidak terlihat. Jenis dan
kompleksnya disain dan jenis perawatan yang dibutuhkan oleh gigi penyanggga sangat
dipengaruhi oleh biaya.
A. PILIHAN DISAIN
Bagaimana gigi yang tersisa dan akar dirawat dan digabungkan kedalam konstruksi
tergantung pada jenis disain yang dipilih. Akar-akar gigi dapat hanya berfungsi sebagai
pendukung gigi tiruan atau memberikan dukungan maupun retensi untuk overdenture. Sarana-
sarana pendukung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Elemen Pendukung (non retentif)
- Akar yang ditutup dengan amalgam, komposit atau semen glass ionomer
- Koping emas pada akar tanpa ikatan
• Perlekatan retentif
- Perlekatan tunggal
- Perlekatan disatukan secara langsung pada saluran akar tanpa koping
- Perlekatan dikombinasikan dengan koping
- Perlekatan batang
- Perlekatan teleskop
Bila prognosis jangka panjang untuk overdenture diragukan, maka lebih baik
mempertahankan akar-akar yang ada dibawah gigi tiruan sementara untuk diobservasi. Dengan
cara ini sejumlah fleksibilitas pada konstruksi disain akhir dipertahankan. Jika retensi cukup dan
pasien dapat beradaptasi dengan baik terhadap gigi tiruan bahkan tanpa adanya kaitan, akar-akar
gigi masih dapat diekstraksi sebelum perawatan prostetik yang tetap.
B. ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG
Unsur-unsur pendukung overdenture adalah semua yang berperan menyalurkan daya
kunyah ke periodontium. Metoda yang paling sederhana dan murah untuk menambah dukungan
8
pada overdenture dari gigi-gigi tersisa adalah menutup akar-akar yang telah dirawat endodontik
dengan amalgam, komposit atau semen glass ionomer. Satu prasyarat untuk retensi jangka
panjang dari akar-akar dibawah landasan gigi tiruan adalah perawatan yang sangat cermat dari
struktur rongga mulut dan protesa. Plak kontrol dapat dicapai melalui aplikasi topikal dari agen
penghambat plak seperti fluoride dan klorheksidin.
Akar-akar gigi yang hanya berperan sebagai unsur pendukung seringkali ditutup oleh
koping emas pelindung untuk mencegah karies. Jika gigi penyangga telah dipendekkan sampai
setinggi gusi, koping harus dihubungkan ke saluran akar oleh sebuah post atau sebuah inlay
sentral. Jika gigi yang telah dipreparasi berada pada beberapa milimeter diatas puncak linggir,
koping emas tidak memerlukan tambahan retensi dari pasak. Pada pasien usia lanjut pulpa telah
menyusut sehingga gigi dapat dipendekan tanpa devitalisasi.
Koping akar berbentuk kubah juga dapat dipertimbangkan bila ruangan yang tersedia
tidak cukup untuk kaitan dan tambahan retensi gigi tiruan sama sekali tidak diperlukan.
Mempertahankan akar gigi pada tempatnya sebagai unsur pendukung membantu
mempertahankan kontur linggir sehingga penampilan gigi tiruan jauh lebih baik. Unsur
pendukung seperti itu dapat menciptakan stabilitas yang lebih baik untuk protesa dengan
menambah permukaan dukungan periodontal. Unsur pendukung tersebut tidak memperlihatkan
seberapa banyak unsur pendukung menonjol diatas gusi, unsur pendukung menonjol diatas gusi,
unsure pendukung mengalami sedikit atau tanpa dya memotong. Untuk alasan inilah akar dengan
keterlibatan periodontal yang beratpun dapat berguna untuk jangka panjang sebagai unsur
pendukung dengan syarat akar tersebut telah mendapat perawatan periodontal yang tepat.
C. KAITAN-KAITAN RETENTIF
I. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN
Kaitan retentif untuk overdentureter diri dari dua bagian yang terpisah, bagian male dan
female. Mayoritas disebut kaitan tersembunyi bagian male dilekatkan ke gigi penyangga sebagai
unsur primer sementara bagian female tertanam pada landasan gigi tiruan sebagai unsur
sekunder.
Kebanyakan kaitan tersembunyi dibuat pabrik. Kaitan ini lebih murah dari kaitan yang
dibuat oleh tekniker gigi seperti milled bar dan teleskop. Lagipula unsur sekundernya lebih
mudah diaktivasi dan penggantiannya tidak mahal.
II. FUNGSI-FUNGSI
9
Pada dasarnya kaitan overdenture yang tersembunyi mempunyai fungsi yang sama
sebagai cangkolan pada gigi tiruan sebagian, yaitu:
• Menahan protesa terhadap gaya-gaya yang cenderung melepaskannya.
• Memberi dukungan periodontal untuk protesa.
• Menyalurkan daya otot-otot pengunyahan dari protesa ke periodonsium sedekat
mungkin dengan jurusan aksial.
• Mendistribusikan gaya-gaya memotong.
• Menstabilkan atau menngikat gigi penyangga.
III. MEKANISME RETENTIF
Fungsi utama kaitan retentif adalah untuk menahan gigi tiruan pada tempatnya terhadap
gaya pelepasan. Ini dapat dicapai oleh gesekan anatara komponen male dan female atau oleh
retensi aktif yang diberikan oleh pegas yang dipaskan ke dalam lekukan. Gaya retentif dari
elemen penjangkar paling sedikit harus 400 gr untuk memastikan retensi yang cukup untuk gigi
tiruan. Akan tetapi tidak boleh melebihi 1000 gr karena daya tensile yang berlebihan pada gigi
penyangga dapat merusak jaringan periodontium. Makin banyak jumlah kaitan yang
diikutsertakan dalam disain, makin rendah retentif dari setiap elemen.
Jenis khusus dari kaitan tersembunyi yang bukan disain male-female adalah penjangkar
magnetik. Sistem magnetik terdiri dari magnet cobalt-samarium yang dipasang ke dalam
landasan gigi tiruan dan dowel koping yang bermagnet atau plat penahan dari logam paladium-
kobalt-nikel. Gaya retentif magnetik adalah antara 150 dan 400 gram, permanen dan konstan.
Perlekatan magnet adalah elmen retentif yang tidak kaku dan oleh karena itu sangat sedikit
menyalurkan gaya menggesek ke akar. Pada saat ini perlekatan magnet tidak dapat
direkomendasikan secara umum karena daya tahan terhadap korosi yang rendah.
10
Kerugiannya:
• Gaya dan pergerakan yang digunakan oleh gigi tiruaan hampir seluruhnya disalurkan ke
gigi penyangga.
V. KAITAN TIDAK KAKU
Kaitan retentif yang tidak kaku memungkinkan pergerakan rotasi dari gigi tiruan disekitar
penjangkar pada satu bidang atau lebih atau pergerakan-pergerakan bodily vertikal. Makin
banyak jumlah kaitan yang tidak kaku yang digunakan pada gigi tiruan yang sama, makin
terbatas pergerakan tiap gigi.
Keuntungannya:
• Mengurangi efek dari gaya tipping pada gigi penyangga (prinsip memendekkan).
Kerugiannya:
• Tekanan yang lebih besar pada jaringan pendukung gigi tiruan (resorpsi linggir).
• Tipping yang lebih besar pada gigi dibawah gaya lateral.
11
diinginkan, khususnya bila dukungan jaringan lunak lebih resilien dan atau kurang
diperluas sampai batas normal.
• Bila hanya pasak yang pendek yang dapat digunakan untuk menahan koping. Jika
kaitan yang kaku digunakan diatas pasak yang pendek, pergerakan yang tidak
terkontrol dari gigi tiruan dapat melepaskan pasak apada akar.
Ide dibalik kaitan yang tidak kaku adalah untuk mengurangi gaya putar protesa yang
mendesak periodontium dari gigi penyangga dengan memendekkan mahkota klinis gigi asli
sehingga sama tinggi dengan gusi dan memberikan sambungan yang longgar antara gigi tiruan
dan akar yang tersisa.
Kaitan yang dihubungkan secara langsung pada ruang saluran akar tanpa koping cocok
sebagai retainer untuk overdenture sementara. Ini merupakan kasus-kasus dimana akar telah
dilemahkan oleh penyakit periodontal untuk menyesuaikan penempatan kaitan yang mahal tetapi
masih dapat digunakan sebagai retainer gigi tiruan transisi. Perawatan dengan waktu yang
terbatas seperti ini juga diindikasikan untuk pasien usia lanjut karena perawatan tersebut lebih
murah dan memudahkan adaptasi gigi tiruan lengkap. Kerugiannya yaitu tanpa koping retentif
dapat menambah resiko karies dan fraktur akar.
Terdapat batasan indikasi untuk perlekatan resilien misalnya gigi yang tersisa secara topografik
tidak menguntungkan penyusunan dan kompresibilitas jaringan lunak tinggi. Pada salah satu
situasi ini overdenture harus sering diperiksa setelah penempatan sehingga setiap pergerakan gigi
tiruan yang akan membahayakan gigi penyangga/kedudukan gigi tiruan dapat dihilangkan segera
melalui pengukuran-pengukuran yang tepat, seperti relining landasan/mengganti bagian female
dari kaitan.
Kaitan presisi adalah kaitan yang dibuat secara terpisah dan dipasangkan pada gigi tiruan,
kaitan dibuat oleh mesin terdiri atas 2 bagian, yang terdiri dari bagian jantan dan bagian betina,
kaitan bagian betina bersatu dengan mahkota logam dan bagian jantan melekat ke kerangka
logam gigi tiruan sebagian lepasan yang telah didesain dengan sangat teliti untuk mendapatkan
retensi dan dukungan. Komponen kaitan presisi di program dalam paduan logam khusus dengan
toleransi yang tepat. Toleransi ini berada dalam 0.01mm. Karena kekerasan tertentu dari paduan
dikendalikan, kaitan presisi menawarkan keuntungan dari kerusakan yang sedikit pada abutment,
12
dan bagian dari kaitan yang memungkinkan masing-masing komponen di satukan, dan biasanya
lebih mudah untuk memperbaiki bila diperlukan. (Anonim, 2001).
Pemasangan kaitan presisi berdasarkan basil diagnosa merupakan hal yang penting untuk
memeriksa panjang kaitan yang akan digunakan dan pemasangan secara detail untuk
menghindarkan kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin terjadi. Dokter gigi harus menyeleksi
keadaan pasien seperti ukuran gigi-geligi, posisi gigi-geligi dan bentuk linggir alveolaris, dimana
dibutuhkan jumlah yang minimal dari kaitan presisi untuk menghasilkan perawatan yang optimal
dan memperhatikan kemampuannya dalam pemasangan (Siburian, 2000).
a. Indikasi pemakaian kaitan presisi (Clark JW, 1985 cit Siburian, 2000):
Ukuran Gigi Besar
Pulpa Kecil
Estetis
Daerah Edentulous Pendek
Oral Higiene Baik
b. Kontra indikasi pemakaian kaitan presisi (Clark JW, 1985 cit Siburian, 2000):
Mahkota klinis pendek
Kaitan presisi terdiri dari dua bagian yaitu bagian betina dan jantan, bagian betina
dilekatkan pada gigi penyangga sedangkan yang lain ditekatkan pads sadel gigi tiruan. Bila kedua
bagian dipasang bersamaan maka akan diperoleh retensi secara langsung dari titik tengah gabungan
gesekan dan aksi pegas dari kaitan. Dalam pemakaian kaitan presisi sebagai slat retensi
13
mekanis, kaitan ini mempunyai keuntungan, tetapi juga mempunyai kerugian yang harus
diperhatikan jika dibandingkan dengan pemakaian cangkolan konvensional pada pembuatan
gigi tiruan (Siburian, 2000).
Karena tidak adanya lengan cangkolan sebelah lingual maupun bukal, maka estetis yang
dihasilkan gigi tiruan lebih baik.
Kecembungan.
Sebuah kaitan di dalam mahkota terletak di dalam bentuk mahkota gigi geligi, namun
bertindak juga sebagai sandaran oklusal, lengan cangkolan dan lengan pemeluk, sehingga
kecembungan gigi tiruannya dapat dikurangi.
b. Kaitan Ekstrakoronal,
c. Cangkolan Konvensional
Stabilitas.
14
tepat pada sebuah gigi, sebagai bandingan lengan pemeluk kaku sebuah gigi tiruan harus
dibuat cembung.
Desain cangkolan yang rumit pada gigi tiruan sebagian lepasan konvensional
terutama yang digunakan pada daerah gigi posterior dapat menyebabkan tertimbunnya
sisa-sisa makanan, sehingga lama-kelamaan menyebabkan terangsangnya gingiva dan dapat
menyebabkan karies pada gigi penyangga, dalam keadaan demikian maka pemakaian kaitan
dapat menghasilkan keuntungan jika digunakan. Tetapi bila mahkota klinis dibuat terlalu
besar karena penempatan kaitan sehingga bagian betina menonjol keluar serta pinggiran gusi
menonjol dan bentuk anatomis jelek sehingga nenyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal.
Jika cangkolan konvensional digunakan dapat menimbulkan beban lateral pada gigi
penyangga, walaupun didesain dengan balk dan cangkolan dapat menyebabkan gigi
penyangga berputar, sedangkan jika digunakan kaitan presisi bila ada beban mengenai gigi
tiruan maka kaftan akan menggeser ke tempat semula tanpa menimbulkan beban lateral dan
tekanan lebih mudah dikenakan secara langsung pada gigi penyangga, makin tepat arab
pemasangan sebuah gigi tiruan maka semakin balk retensinya terhadap daya pemindah yang
akan melepaskan gigi tiruan dari tempatnya, keuntungan hanya dapat diperoleh bila
struktur pendukung dari gigi penyangga baik.
Kaitan yang ditempatkan di dalam mahkota memerlukan preparasi yang luas dari
gigi penyangga, keadaan ini merupakan kerugian yang terbesar. Umumnya gigi tiruan
yang menggunakan cangkolan hanya membutuhkan perubahan bentuk dari permukaan
oklusal atau pembentukan kembali permukaan-permukaan interproksimal. .
15
c. Panjang mahkota dan besarnya pulpa.
Jika panjang mahkota Minis gigi penyangganya pendek dan pulpanya besar
terutama pada gigi pasien yang berusia muda, kemungkinan tidak akan ada tem~at yang
tersedia untuk penempatan sebuah kaitan. Kadang-kadang kaitan hanya dapat diletakkan pada
gigi tetangga dari gigi penyangga dan Umumnya untuk keadaan seperti ini dibuatkan beberapa
jenis penahan lainnya.
d. Kesulitan pemasangan.
Sebuah gigi tiruan dengan penahan sebuah kaitan memerlukan keterampilan yang
khusus bagi dokter gigi pada pembuatan gigi tiruan lepasan. Kaitan presisi memiliki
arah pemasangan yang teliti sehingga retensi pada mahkota gigi penyangga dan
preparasi gigi penyangga harus direncanakan dengan teliti untuk mencegah kecenderungan
timbulnya kegagalan setelah pemasangan gigi tiruan.
Kesimpulan
Overdenture adalah gigi tiruan lengkap atau sebagian yang didukung oleh mucoperiosteum dan
beberapa gigi atau akar gigi yang telah mengalami perawatan endodontic. Atau gigi tiruan
lepasan yang menutupi dan bersandar pada satu atau beberapa gigi asli, akar-akar gigi, dan atau
implan gigi.
Kaitan retentif untuk overdentureter diri dari dua bagian yang terpisah, bagian male dan
female. Mayoritas disebut kaitan tersembunyi bagian male dilekatkan ke gigi penyangga sebagai
unsur primer sementara bagian female tertanam pada landasan gigi tiruan sebagai unsur
sekunder.
16
Jika terdapat kesalahan dari pembuatan makalah ini, saya mohon maaf dan mohon koreksi
serta saran yang dapat mendukung keberhasilan dari makalah ini. Sekian terimakasih..
Daftar Pustaka
o Gunadi H A,. Buku Ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan Jilid I.. cetakan II.
Jakarta.Hipokrates 1995;14
17