Anda di halaman 1dari 3

Tindakan-tindakan perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi sangat 

beresiko untuk
penyebaran virus COVID-19 melalui droplet dari air liur. Namun dokter gigi tidak dapat
menolak untuk melakukan perawatan yang diperlukan pada pasien dengan kondisi 
gigi darurat (dental emergency) .

Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh operator gigi dan pasien dalam rangka
meminimalisir berbagai faktor yang dapat menyebabkan cross infection dalam ruang praktek
dokter gigi. Beberapa hal tersebut adalah manajemen dan evaluasi pasien, kebersihan diri
operator, proteksi diri operator, penggunaan obat kumur untuk pasien, penggunaan rubber
dam dan handpieceberteknologi anti-retraction, penalaksanaan sterilisasi ruang praktek, dan
pembuangan limbah medis yang baik dan benar.

1. Manajemen dan Evaluasi Pasien

Pasien yang datang harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan
cairan hand sanitizeryang mengandung alkohol 70% (interim guidance from WHO, 19 Maret
2020). Di ruang tunggu perlu diberi jarak satu meter antar pasien yang menunggu. Pasien
yang menungu harus menggunakan masker. Pasien dan pendamping harus dicatat alamat
rumah lengkap beserta nomor handphone nya untuk mengantisipasi apabila dokter gigi atau
perawat gigi yang dikemudian hari terdeteksi COVID-19.  Kemudian pasien akan diukur
suhu tubuhnya dengan menggunakan thermometer dahi. Jika suhu tubuh tidak demam
(37.50C) maka pasien akan diberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab (dapat tertulis)
yaitu adakah riwayat demam dalam 14 hari terakhir, adakah riwayat sakit sesak nafas dalam
14 hari terakhir, adakah riwayat mengunjungi daerah pandemik COVID-19 dalam 14 hari
terkahir, adakah kontak dengan pasien terduga atau sudah positif dengan COVID-19 dalam
14 hari, adakah riwayat mendatangi acara dengan adanya orang yang banyak dalam 14 hari
terakhir. Seorang dokter gigi harus dapat mengidentifikasi pasien yang memerlukan
perawatan pada kasus dental emergency.

 Setelah dokter gigi melakukan evaluasi ini, maka dokter gigi dapat memutuskan untuk dapat
melakukan perawatan pasien atau menolak pasien dengan memberikan pengobatan jalan dan
pasien melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Jika dokter gigi memutuskan untuk
melakukan perawatan, maka pasien harus menandatangani lembar persetujuan (informed
consent) yang menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan pasien tersebut semua dalah benar
dan membutuhkan perawatan untuk kasus dental emergency. 

2. Kebersihan diri operator

Operator harus menjaga kebersihan diri sendiri. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir hingga batas siku wajib dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan kepada pasien.
Setiap akan menggunakan masker atau sarung tangan dan setelah melepaskannya harus
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer yang mengandung
alkohol 70%  (interim guidance from WHO, 19 Maret 2020).

3. Proteksi diri operator

Operator harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level 3 lengkap, terdiri dari
kacamata gogle dan pelindung muka (face shield), hair cap/nurse cap, Masker N-95, sarung
tangan bedah karet sekali pakai, pakaian yang tidak menyerap air, boot atau shoes
cover disposibel berbahan spundbon (SE PB PDGI Nomor : 2776/PB PDGI/III-3/2020).

4. Penggunaan obat kumur untuk pasien

Praktek dokter gigi harus menyediakan gelas kumur dengan air yang dicampur dengan obat
kumur yang mengandung povidone iodine 1% atau hidrogen peroksida 0.5-1%. Sebelum dan
setelah perawatan, pasien akan diminta untuk berkumur dengan air kumur tersebut. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi aliran air liur (saliva) yang mengandung mikrobakteri rongga
mulut termasuk nCov-19 dan dapat mematikan beberapa bakteri rongga mulut.

5. Penggunaan rubber dam dan handpiece berteknologi anti-retraction

Rubber dam adalah lembaran karet yang digunakan untuk mengisolasi gigi dengan daerah di
sekitarnya sehingga gigi yang akan dirawat akan terisolasi dari kontaminasi saliva dan darah.
Hal ini akan memudahkan dokter gigi dalam melakukan perawatan dan mengurangi resiko
penyebaran bakteri dan virus dari rongga mulut secara aerosol.

Handpiece adalah alat kedokteran gigi untuk menggerakkan bur yang akan digunakan untuk
membersikan karies dari permukaan gigi pasien. Handpiece anti-retraction merupakan
teknologi handpiece saat ini yang mampu untuk tidak menarik cairan (saliva dan darah)
dan debris ke permukaan udara sehingga akan mengurangi resiko infeksi yang menyebar
melalui aerosol.

6. Penataksanaan sterilisasi ruang praktek

Ruang praktek dokter gigi wajib untuk dilakukan sterilisasi lengkap segera setelah tindakan
dari setiap pasien. Peralatan kedokteran gigi harus dibersikan dengan etanol 70%, selanjutnya
disterilisasi  dengan autoclave. Pembersihan lingkungan kerja, ruang tunggu pasien, gagang
pintu, meja, kursi, dan dental unitdengan cairan desinfektan. Lantai ruangan dibersihkan
dengan cairan benzodium klorida 2%. 

7. Pembuangan limbah medis yang baik dan benar

Limbah medis harus dimasukkan ke dalam plastik berwarna kuning. Limbah medis ini antara
lain alat pemeriksaan dan perawatan gigi disposable, bahan-bahan sekali pakai seperti kapas,
kasa, tisu, sarung tangan, dan masker.  Jika ada benda tajam  seperti jarum suntik, sonde,
pisau bedah,  harus dalam kondisi tertutup dan dimasukkan ke dalam kotak limbah berwarna
kuning. Kemudian limbah ini akan dibuang ke pihak pengelola limbah medis yang telah
ditunjuk. (Permenkes No.7 tahun 2019)

Diperlukan kejujuran pasien yang sepenuhnya dalam menjawab pertanyaan evaluasi yang
diberikan oleh dokter gigi, sehingga tidak ada keragu-raguan dari operator dalam
memberikan perawatan. Dengan kesadaran dan kejujuran dari pasien yang ingin melakukan
perawatan giginya, maka kita dapat mencegah terjadinya penularan infeksi virus COVID-19.
Operator yang mengikuti aturan dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan praktek serta
mengikuti ketentuan penggunaan alat dan bahan kedokteran gigi dalam merawat gigi pasien
maka akan mengurangi potensi cross infection yang dapat terjadi. Dengan adanya kerjasama
yang baik antara operator dan pasien, maka akan terwujud kondisi aman pada operator dan
aman pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai