Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengontrolan Infeksi
a) Imunisasi Hepatitis B

Dokter gigi utamanya berkerja langsung pada mulut pasien yang memiliki
risiko yang sangat besar terhadap penularan penyakit infeksi. Dokter gigi
karena melakukan tugas yang melibatkan paparan darah atau cairan tubuh,
maka harus dilakukan uji Antibodi Hepatitis-B Surface (anti-HBs). Dari hasil
observasi yang kami lakukan di RSGMP UNSRAT, didapatkan hasil 100%
operator dan tenaga kesehatan disana telah melakukan imunisasi Hepatitis B.
Para mahasiswa profesi diwajibkan untuk melakukan imunisasi.

b) Standar Operasioal Prosedur

Dari hasil observasi yang kami lakukan di RSGMP UNSRAT, didapatkan :

- Sebelum merawat pasien


i. Melakukan pemeriksaan riwayat medis menyeluruh
ii. Menggunakan penutup disposable untuk mencegah kontaminasi
permukaan, atau mendesinfeksi permukaan sesudah melakukan
perawatan dengan hasil

Operator melakukan pemeriksaan riwayat medis menyeluruh kepada pasien


dengan baik sehingga diagnosis dapat ditegakkan. Selain itu operator juga
mememakaikan polibib kepada pasien agar tidak terkontaminasi.

- Selama merawat pasien


i. Memperlakukan pasien seakan-akan mempunyai penyakit menular,
operator masih kurang waspada dan kurang hati-hati.
ii. Teknik barrier atau perlindungan diri sudah dilakukan dengan baik,
seperti memakai sarung tangan, memakai masker, memakai kacamata
pelindung, serta memakai baju kerja agar tidak terkontaminasi.
iii. Tidak ada operator yang memakai isolator karet/rubber dam untuk
mengisolasi gigi dan daerah kerja.
iv. Sebagian besar operator telah menerapkan cuci tangan sebelum
memakai sarung tangan, mencuci tangan sesudah melepas sarung
tangan, dan membuang sarung tangan yang sobek/rusak/berlubang
mengganti sarung tangan setiap pergantian pasien
v. Operator diharapkan dapat menghindari cedera tangan
vi. Menghindari tertusuk instrumen tajam khususnya jarum suntik,
sebagian besar operator tidak melakukan upaya berarti karena di
bagian Orthodonsia tidak memakai anastesi sehingga penggunaan
jarum suntik jarang ditemukan. Akan tetapi, adanya penggunaan benda
tajam seperti kawat membuat operator dan assisten operator harus tetap
berhati-hati.

- Sesudah merawat pasien


i. Menggunakan sarung tangan kerja dari karet tebal saat membersihkan
instrument
ii. Membersihkan instrumen bekas pakai secara menyeluruh
iii. Mensterilkan instrumen yang digunakan menembus jaringan lunak
atau tulang

Operator biasanya mencuci dengan menggunakan desinfektan yang sesuai,


kemudian dibilas dengan air bersih. Untuk sterilisasi, biasanya operator akan
mensterilkan alatnya di bagian steril yang ada di rumah sakit. Operator juga
biasanya membersihkan handpiece, dental unit/unit gigi, spuit udara/air, skeler
ultrasonik setiap pergantian pasien, melakukan desinfeksi permukaan kerja
dengan desinfektan kimia yang sesuai, dan mengganti penutup/pelindung pada
pegangan lampu, benda-benda lainnya.
B. Manajemen Pegolahan Limbah

Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak tepat, membahayakan lingkungan,


dan melanggar hak asasi manusia karena hak untuk hidup meliputi hak untuk
memiliki lingkungan yang sehat, menyenangkan, bebas dari segala jenis polusi
dan kontaminasi.

Pengolahan limbah di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsrat dilakukan dengan
cara, limbah dikumpul terlebih dahulu, dan dipisahkan antara sampah medis dan
non medis, sampah yang basah dan kering. Setelah itu sampah akan ditimbang
dan dibawa ke RS Advent yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Unsrat dalam hal pengolahan limbah. Darah dan cairan saliva dialirkan ke
dalam saluran pembuangan yang dihubungkan dengan sistem sanitasi rumah sakit.

(Gambar pemilahan sampah di bagian orthodonsia)

C. Desain dan Tata Letak Ruang Praktik

Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi
adalah prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan atau menyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.

Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain


yang perlu diperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah
pergerakan Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan maupun
antar ruangan. Jarak antar peralatan serta dengan dinding bangunan perlu
diperhitungkan untuk memberi ruang bagi pergerakan Dokter Gigi, Perawat
Gigi, dan Pasien.

Di bagian orthodonsia, desain ruangan tempat praktik terkesan standar dan


sempit serta dengan tingkat kebisingan yang lumayan menganggu. Akses lalu
lintas operator cukup padat. Tempat cuci tangan, tempat cuci alat/instrumen,
dan tempat sterilisasi instrumen sudah cukup memadai.

D. Four Handed Dentistry

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep pembagian zona kerja
disekitar Dental Unit yang disebut Clock Concept.

- Static zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat
Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja
Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi Instrumen tangan serta
peralatan yang dapat membuat takut pasien.
- Assistant zone adalah zona tempat pergerakan Perawat Gigi
- Transfer zone adalah daerah tempat alat dan bahan dipertukarkan antara
tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi.
- Operator zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.

Operator di bagian orthodonsia telah menerapkan konsep ini. Namun pada


beberapa kasus, assisten operator tidak diperlukan atau tidak digunakan. Alasan
dari operator saat kami melakukan observasi adalah, angkatan senior diminta agar
bisa bekerja mandiri.
BAB V

PENUTUP

a. Kesimpulan

Ortodonsia adalah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang melakukan
perawatan untuk merapikan, mencegah dan memperbaiki susunan gigi yang
tidak teratur. Dari hasil observasi, kami menemukan bahwa operator
kebanyakan tidak menggunakan assisten operator. Mereka beralasan bahwa
koass senior diminta untuk bekerja mandiri. Operator juga tidak menggunakan
kacamata pelindung. Untuk sterilisasi, beberapa operator melakukan sterilisasi
di rumahnya sendiri.

b. Saran
Saran dari kelompok kami yaitu, adanya perluasan wilayah kerja atau
ruang praktik yang digunakan agar operator lebih leluasa dalam melakukan
tindakan, suhu ruangan juga diperhatikan demi kenyamanan dan
memaksimalkan pelayanan di Rumah Sakit. Operator juga kiranya dapat
bekerja bersama dengan Assisten operator agar dapat memudahkan dalam
melakukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai