Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN PRAKTIK DOKTER GIGI

MANAJEMEN PRAKTIK KEDOKTERAN GIGI

DISUSUN OLEH :

NI LUH SRINYA DESYANI

1701103008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah
rahmat dan bimbingan-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas ini.
Dalam tugas ini, saya akan membahas tentang Perencanaan Praktik Kedoktean Gigi,
mulai dari keadaan wilayah, analisa SWOT, tenaga medis yang digunakan, tarif untuk
setiap tindakan, desain tempat praktek, pengelolaan limbah dan lainnya.

Terima kasih saya ucapkan kepada drg. Aurelia Supit yang telah memberi
bimbingan dan pembelajaran di manajemen praktik kedokteran gigi.

Saya berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Saya
menyadari bahwa tugas yang saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan dan saya
mohon maaf apabila terdapat sesuatu yang salah dan tidak berkenan. Oleh karena itu,
saya menerima kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya bisa menjadi lebih
baik. Terima kasih.

Manado, Februari 2020

Penyusun
LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi, tenaga kesehatan dari luar negeri dapat masuk ke Indonesia secara

bebas. Hal itu akan dapat menyebabkan persaingan bebas dalam pembuatan lahan praktek

kedokteran gigi.

Dokter gigi perlu mengantisipasi adanya era globalisasi dan masyarakat yang

semakin sadar hukum. Dokter gigi harus selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengathuan dan teknologi dan menerapkannya secara etis dan benar. Dalam praktek

kedokteran gigi, dokter gigi selalu diawasi oleh Konsul Kedokteran Gigi Indonesia dan

bekerja dibawah naungan PDGI.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka dokter gigi perlu

merancang suatu konsep strategi serta manajemen praktek dokter gigi agar dapat

mengikuti perkembangan dalam masyarakat.


BAGIAN I

JENIS TEMPAT PRAKTIK

1. Definisi Klinik Gigi


Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/Menkes/Per/I/2011, pengertian klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis
dasar dan spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis (Menkes RI, 2001).

a. Praktik perorangan/praktik mandiri


Praktik perorangan/praktik mandiri adalah praktik swasta yang dilakukan oleh
dokter, baik umum maupun spesialis. Dokter mempunyai tempat praktik yang diurusnya
sendiri, dan biasanya memiliki jam praktik. Adakalanya dokter dibantu oleh tenaga
administrasi yang mengatur pasien, kadang juga dibantu oleh perawat, ada juga yang
benar-benar sendiri dalam memberikan pelayanan, sehingga dokter tersebut menangani
sendiri semua prosedur pelayanan kesehatan yang diberikannya.

b. Klinik bersama
Klinik bersama adalah tempat dokter umum dan dokter spesialis melakukan
praktik berkelompok dan biasanya dokter di klinik bersama terdiri dari berbagai dokter
yang memiliki keahlian berbeda (spesialisasi).

Dari ulasan diatas, maka saya memutuskan untuk membuka Praktik


Perorangan/Praktik Mandiri.
BAGIAN II
LOKASI TEMPAT PRAKTIK

1. Situasi Wilayah
Kota Kotamobagu adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota ini
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 pada tanggal 2
Januari 2007. Kota Kotamobagu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang
Mongondow. Posisi Kota Kotamobagu berada di sebuah lembah yang
dikelilingi pegunungan dan dilewati beberapa sungai, antara lain sungai Bonodon,
sungai Yoyak, dan sungai Motoboi Besar di Kotamobagu Timur; sungai Yantaton dan
sungai Kope' di Kotamobagu Selatan; sungai Kelurahan Mongkonai dan sungai Ongkaw
Mongondow di Kotamobagu Barat; sungai Bilalang, sungai Toko dan
sungai Kotobangon di Kotamobagu Utara.
Data “Kotamobagu Dalam Angka Tahun 2019” yang dirilis BPS, penduduk Kota
Kotamobagu berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018 sebanyak 125.835 jiwa. Angka
ini terdiri atas 63.976 jiwa penduduk laki-laki dan 61.859 jiwa penduduk perempuan.

Wilayah administrasi pemerintahan Kota Kotamobagu terdiri atas 4 kecamatan,


15 desa dan 18 kelurahan. Adapun pembagian wilayah administrasi pemerintahan
kecamatan, yaitu:

 Kotamobagu Utara terdiri atas:

1. Kelurahan Biga
2. Kelurahan Upai
3. Kelurahan Genggulang
4. Desa Bilalang 1
5. Desa Bilalang 2
6. Desa Pontodon
7. Desa Sia
8. Desa Pontodon Timur

 Kotamobagu Timur terdiri atas:


1. Kelurahan Kotobangon
2. Kelurahan Tumubui
3. Kelurahan Sinindian
4. Kelurahan Matali
5. Kelurahan Motoboi Besar
6. Kelurahan Kobo Besar
7. Desa Moyag
8. Desa Kobo Kecil
9. Desa Moyag Tampoan
10. Desa Moyag Tudulan

a. Kotamobagu Selatan terdiri atas:

1. Kelurahan Motoboi Kecil


2. Kelurahan Mongondow
3. Kelurahan Pobundayan
4. Desa Poyowa Besar 1
5. Desa Poyowa Besar 2
6. Desa Tabang
7. Desa Bungko
8. Desa Kopandakan 1
9. Desa Poyowa Kecil

 Kotamobagu Barat terdiri atas:

1. Kelurahan Mongkonai
2. Kelurahan Molinow
3. Kelurahan Mogolaing
4. Kelurahan Gogagoman
5. Kelurahan Kotamobagu
6. Kelurahan Mongkonai Barat

Tempat praktik yang akan saya buat yaitu berlokasi di Kecamatan Kotamobagu
Barat, tepatnya di Kelurahan Gogagoman dikarenakan lokasi tersebut cukup padat
penduduk, berdekatan dengan pasar, dan mudah diakses.
BAGIAN III

ANALISA SWOT TEMPAT PRAKTIK

1. Kekuatan (Strength)
a. Tempat lebih nyaman
b. Tempat praktek strategis, lokasi mudah dijangkau
c. Pelayanan ramah dan bersahabat
d. Parkir luas
e. Pembayaran dengan metode beragam (cash,credit,debit,ovo,gopay,dll)
f. Ruang tunggu nyaman ber-AC, ada televisi
g. Terdapat ruang radiografi klinik

2. Kelemahan (Weakness)
a. Keterbatasan skill
b. Dokter gigi baru yang belum dikenal oleh masyarakat
c. Manajement belum teruji
d. Modal terbatas

3. Peluang (Opportunities)
a. Lokasi adalah pusat aktifitas masyarakat (dekat dengan pasar)
b. Angka kesakitan tinggi
c. Pesaing sedikit

4. Ancaman (Threats)
a) Pengobatan tradisional yang masih menjadi pillihan
b) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut
BAGIAN III

JENIS PELAYANAN YANG DIBERIKAN, UNIT COST DAN TARIF

A. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan yang akan saya berikan di tempat praktek saya merupakan standar
pelayanan dokter gigi umum (general praktik) yang mana hanya terbatas pada kasus yang
sesuai kompetensi. Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya :

1. Pelayanan medic gigi dasar


a. Pembersihan karang gigi
b. Ekstraksi gigi
c. Fissure sealent
d. Restorasi tumpatan
e. Perawatan saluran akar
f. Perawatan penyakit/kelainan jaringan mulut
g. Menghilangkan traumatic oklusi
2. Perawatan alat ortondonti lepasan (untuk kasus klas I)
3. Pembuatan gigi tiruan lepasan, cekat(crown,jembatan), gigi tiruan penuh

B. Unit Cost dan Tarif

Unit cost adalah biaya rata-rata untuk setiap jenis pelayanan pada kurun waktu
tertentu. Unit cost hanya dapat dihitung bila administrasi keuangan rapi (sistematis),
sehingga dapat melihat pemasukan untuk setiap jenis pelayanan. Rumus unit cost
dihitung dengan menjumlahkan pendapatan untuk setiap jenis pelayanan dibagi jumlah
kunjungan untuk pelayanan tersebut.

Unit Cost = Fixed Cost+Variabel Cost


Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetappkan dengan sejumlah uang.
Sebagai dokter gigi baru yang membuka praktik di suatu daerah, maka penetapan tarif
sangat penting. Tarif juga dapat digunakan sebagai salah satu strategi untuk menarik
minat pasien datang berobat ke klinik.

Tarif = Unit Cost x Profit

Salah satu contoh perhitungan tarif di klinik saya :

Fixed Cost :

 Sewa Bangunan (25.000.000/12 bulan) = 2.080.000


 Gaji Perawat Gigi = 3.000.000
 Gaji Pegawai Administrasi = 1.200.000
 Dental Unit = 30.000.000
 Tang Cabut Dewasa = 855.000
 Tang Cabut Anak = 850.000
 Sendok Cetak Perforated (S,M,L) x 3 set = 180.000
 Diagnostic Set = 140.000
 Autoklaf = 1.300.000
 Bur Pita biru = 290.000
 Bur Pita Kuning = 140.000
 Bur poles = 75.000
 Light Cure = 1.602.840
 Scaller = 1.800.000
 Articulator = 247.000
 Tempat sampah Medic Dan non Medic = 250.000
 Safety Box = 100.000
 Tensimeter = 175.000
 Stetoskop = 350.000
 Thermometer = 15.000
 Bein lurus = 180.000
 Bein bengkok = 120.000
 Bowl&spatula = 50.000
 Shade guide = 165.000
 Probe = 30.000
 Kuret = 523.000
 Cryer = 105.000
 Citoject = 750.000
 Bone file = 95.000
 Needle holder = 30.000
 Pinset chirurgis = 30.000
 Gunting bedah = 50.000
Total = Rp.46.012.840

Variabel Cost:
 Pajak Bangunan (14.625.000/12 bulan) = 1.218.000
 PDAM = 135.000
 Listrik = 500.000
 Gelas kumur plastic = 5.000
 Polibib = 40.000
 Air mineral gelas x 6 dos = 240.000
 Air mineral gallon x 4 = 80.000
 Masker/box = 100.000
 Sarung Tangan x 3 box = 60.000

Total = 2.378.000
= Rp.46.012.840 + 2.378.000
= Rp. 48.390.840/ 11 pelayanan
= Rp. 4.399.167/ pelayanan
a. Pembersihan karang gigi
 Antibiotik/dos = 50.000
 Vitamin/tube = 10.000
 Analgesik/dos = 20.000
 Anti pendarahan = 50.000
 Tampon = 7.000
 Kasa = 5.000
 Kapas = 35.000

Total = 177.000
Unit Cost = Rp. 4.399.167 + Rp. 177.000 = Rp 4.576.167
Tarif = UC +Profit = Rp 4.576.167 + 1.000.000
= Rp 5.576.167/20 hari pelayanan
= Rp. 278.808

Tarif akan berbeda pada setiap pelayanan tergantung variable cost yang digunakan. Selain
itu, tarif juga akan dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dari tindakan/kasus yang dikerjakan.
BAGIAN IV
DESAIN TEMPAT PRAKTEK

A. DENAH LOKASI
Lokasi tempat praktik berada di Jl. Kartini, yang mana daerah ini merupakan
daerah pertokoan dan dekat dengan beberapa pusat perbelanjaan. Daerah ini sangat
mudah diakses oleh warga karena merupakan jalur angkutan umum. Selain itu daerah
ini juga memiliki fasilitas lengkap seperti Apotek, Bank, Restaurant dan lainnya.
B. DESAIN BANGUNAN

(Klinik Tampak Depan)

a) Lantai II akan digunakan sebagai gudang alat dan bahan serta ruang istirahat untuk

pegawai dan dokter.

b) Toilet Pasien akan dibuat di lantai I, tepatnya berada di bawah tangga menuju lantai

II. Untuk toilet pegawai dan dokter, akan dibuat dekat ruang istirahat di lantai II.
Toilet Pasien,
Tangga ke lantai II

(Denah Lantai I Klinik)

Ket :
1. Lemari Alat
2. Washtafel
3. Meja Sterilisasi Alat
4. Dental Unit
5. Meja Konsultasi
6. Meja Administrasi
7. Kursi tunggu pasien
8. Vending Machine (Drink&Snack)
9. AC
10. Sofa
11. Dispenser
12. Televisi gantung

C. PENGELOLAAN LIMBAH KEDOKTERAN GIGI


Setiap bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan merupakan penghasil limbah baik itu
rumah sakit, puskesmas maupun praktek dokter/ klinik termasuk Rumah Sakit Gigi dan
Mulut serta klinik dokter gigi. Berbagai material/ bahan yang digunakan di RSGM maupun
klinik dokter gigi pada akhirnya akan menjadi limbah yang harus dikelola dengan benar
sesuai dengan karakteristiknya. Berikut beberapa contoh bahan maupun obat yang biasa
digunakan oleh dokter gigi dalam pelayanannya antara lain :

a. Bahan crown: logam mulia, Ag, Akrilik, ceramic


b. Dental film: Developer X-ray (mengandung hydroquinone, Pb)
c. Bahan irigasi: Sodium hipoklorit (NaOCl 2,5%), Chlor Hexidin
d. (CHX 0,2%), H2O2 3%
e. Rubber: sarung tangan, rubber dam
f. Masker
g. Jarum suntik, jarum endodontik, spuit, dll
h. Alat pemanas: pemotong guttap point, pelunak guttap point
i. Obat-obat endodontik : Arsen, formaldehid,dll
j. Sinar : Halogen, laser,dll
Limbah pelayanan kedokteran gigi mencakup limbah infeksius dan limbah kimia yang
berbahaya bagi lingkungan jika tidak dikelola secara benar. Limbah infeksius berpotensi
menyebabkan penularan penyakit jika dibuang sembarangan. Pengelolaan limbah medis di
klinik dokter gigi tidak dapat lepas dari perhatian dan tetap mengacu pada peraturan yang
berlaku. Diperlukan manajemen lingkungan khususnya terkait limbah dalam setiap tindakan
yang menghasilkan limbah. Tenaga pelayanan kesehatan gigi yang menangani limbah medis
harus mendapatkan pelatihan tentang penanganan limbah yanag tepat, metode pembuangan
dan bahayanya terhadap kesehatan.
Penggunaan kode warna mengikuti aturan pada umumnya yaitu limbah medis
(infeksius) dengan warna kuning dan limbah non medis (non infeksius) dengan warna hitam.
Jarum, blade scapel, orthodontic bands, pecahan instrument metal dan bur sebagai limbah
tajam dimasukan dalam kontainer yang tepat yaitu tahan tusuk, tahan bocor dengan kode
warna kuning, biasanya menggunakan safety box. Darah, cairan suction atau limbah cair lain
dibuang ke dalam drain yang terhubung dengan sistem pengolahan limbah cair. Pada beberapa
klinik dokter gigi yang belum memiliki Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), biasanya
limbah cair dialirkan ke septic tank. Gigi yang dicabut biasanya diserahkan ke pasien
(pemilik/keluarga), apabila gigi ditinggalkan maka akan diperlakukan sebagai limbah
infeksius.
BAGIAN V
SUMBER DAYA MANUSIA DAN JOBDESK

a) Dokter gigi
Mempunyai tugas sebagai operator yang akan melakukan tindakan dental terhadap
pasien. Dokter gigi harus memiliki kemampuan yang cukup dan pengetahuan yang luas.
Selain kemampuan praktek, kemampuan untuk berkomunikasi juga sangat penting, karena
dokter juga harus melakukan edukasi terhadap pasien.

b) Perawat gigi
Mempunyai tugas sebagai asisten operator yang akan membantu operator saat melakukan
tindakan dental. Diharapkan perawat gigi mempunyai jenjang pendidikan yang sesuai dan
menguasainya agar nantinya terjalin kejasama yang baik antara operator dan asistennya.
Saya memilih untuk mempekerjakan seorang perawat gigi karena saya baru pertama kali
memubka klinik dan hanya bermodal pas-pasan. Perawat juga harus dibekali dengan
kemampuan melakukan pertolongan pertama pada keadaan darurat agar nantinya bila terjadi
hal yang tidak diinginkan, perawat dapat membantu dokter dalam menangani pasien.

c) Petugas Administrasi
Selain mengurus masalah administrasi, petugas front office juga bertanggung jawab
dalam hal pendaftaran. Jenjang pendidikan untuk petugas front office minimal D3 dan
mampu menguasai program computer.
PENUTUP

Klinik adalah sarana atau tempat yang dibangun untuk melakukan pelayanan
perawatan kesehatan pada seluruh masyarakat. Klinik gigi adalah sarana atau tempat
yang dibangun untuk melakukan perawatan gigi pada seluruh masyarakat yang meliputi
usaha-usaha pencegahan, pengobatan dan pemulihan.
Tujuan di lakukan perancangan klinik dokter gigi adalah untuk memperbaiki
pandangan masyarkat tentang tempat klinik dokter gigi sebagai tempat yang meakutkan
untuk di kunjungi. Karena itu penulis ingin melakukan perancangan interior pada klinik
dokter gigi yang dapat membuat pengunjung merasa nyaman.

Anda mungkin juga menyukai