Anda di halaman 1dari 23

KEBUTUHAN DASAR DALAM DESAIN DAN PENGATURAN RUANG

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Asitensi Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut”

Yang Diampu Oleh Bapak M. Fiqih Sabilillah, S.ST , M.Kes

Disusun Oleh :

1. Abdul Muiz Hidayatulloh (P20625019001)


2. Ai Melinda (P20625019002)
3. Aldilla Nur Islami (P20625019003)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PRODI DIII KESEHATAN GIGI

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… i

PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 1

1.1 Kebutuhan Dasar Dalam Desain dan Pengaturan Ruang ……………... 1


A. Pengaturan Ruang …………………………………………….. 1
B. Pengaturan Alat dan Bahan …………………………………… 2
1.2 Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang
Ergonomis …………………………………………………………...... 3
1.3 Tim dan Sistem kerja …………………………………………………. 4
1.4 Jalur kerja dan Pergerakan ……………………………………………. 5
1.5 Tata letak dan Penempatan alat ……………………………………….. 6
1.6 Ergonomi Agent ………………………………………………………. 7
1.7 Peraturan Dan Standar Peralatan Operasi Gigi ……………………….. 9
1.8 Iso Konsep Dasar ……………………………………………………... 9
1.9 Strukturisasi Dana Analisa Kerja di Kantor Gigi dari Titik Ergonomis Of
View …………………………………………………………………... 10
A. Desain kognitif …………………………………………….. 10
B. Prinsip-prinis ergonomis …………………………………... 11
C. Unsur penting ……………………………………………… 11

RANGKUMAN ………………………………………………………………... 13

PERTANYAAN ……………………………………………………………….. 16

JAWABAN ……………………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 20

i
PEMBAHASAN

1.1 Kebutuhan Dasar Dalam Desain dan Pengaturan Ruang

Pelayanan kesehatan gigi merupakan suatu unit pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang terpadu yang harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai, oleh karena itu klinik gigi perlu kebutuhan dasar dalam pengaturan alat,
pengaturan bahan, dan pengaturan ruang.

Pengaturan Ruang

Pembagian sarana dan prasarana pendukung di ruang klinik gigi :

1. Dental Chair (kursi gigi)

Posisi duduk pasien, pasien harus senyaman mungkin

Hal yang harus diperhatikan :

a. Bentuk desain sandaran punggung dan kaki yang lebar


b. Lengan kursi bagian kanan dapat dibuka-tutup
c. Posisi duduk pasien semi supine/supine sesuai kebutuhan
d. Kebersihan dental chair harus dijaga

2. Kursi operator dan kursi asisten

Posisi A : kursi operator lurus menghadap kursi gigi


Posisi B : kursi operator berada di belakang kepala pasien
Posisi C : kursi operator sejajar dengan kursi gigi

3. Perlengkapan pendukung

Ada 2 yaitu : dental x ray unit dan tabung oksigen

4. Dental unit

󠇞Ciri dari dental unit fixed : tidak bias di pindah-pindah

󠇞󠇞Mobile unit : bias dipindah/ digerakkan sesuai kebutuhan

󠇞Biasanya mobile unit berada di belakang pasien, bisa dipakai oleh

operator dan asisten

1
󠇞Operator’s unit : high speed hp, low speed hp. Air water syringe

󠇞Asisten’s unit : air water syringe, saliva ejector, suctin

5. Wastafel / aperatory sinks

Wastafel sebaiknya ada 2 yaitu :

󠇞Untuk kegiatan mencuci tangan operator


󠇞Untuk kegiatan mencuci alat dan tangan asisten

6. Lemari penyimpanan

󠇞Ada 2 macam bentuk : fixed (menetap) dan mobile (dapat berpindah =


Pindah)

󠇞Bentuknya sesuai kebutuhan dan keinginan operator

󠇞Diatas lemari dapat dipakai asisten untuk melakukan persiapan bahan

Pengaturan Alat dan Bahan

1. Pada baki / table instrument

2. Baki harus dialasi celemek putih

3. Alat disiapkan dan diatur sesuai dengan kebutuhan perawatan

4. Alat diagnose set selalu ada

5. Pengaturan alat harus sesuai dengan tahap perawatan dan diatur sejajar satu
sama lain

2
2. Pada lemari penyimpanan paling atas : bahan yang dipakai

Rak I : cottton roll, cotton pellet, tampon, alvogyl, jarum suntik, citoject,

Topical dan anestesi local

Rak II : alat diagnose, alat konservasi, alat periodontology, alat eksodonsi

Rak III : rubber dam, tang klamer, gunting, mata bor, Ro foto, mahkota

Sementara, shade guide

Rak IV : bahan cetak, mixing oad, bowl + spatula, le crown, lampu Bunsen +

Korek, stok alcohol, stok kapas + kassa, masker + handscoen, stok

betadine

1.2 Perancangan Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Yang


Ergonomis

Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan
ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung
seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptaka rasa
nyaman kepada operator yang bekerja serta pasien yang menerima pelayanan.
Desain tata letak memegang peranan penting dalam efektifitas dan efisiensi
operasi tempat praktek dokter gigi, oleh karena itu perludirencanakan secara
matang sebelum tempat praktek dibangun dan tidak tertutup kemungkinan untuk
direvisi dikemudian hari bila dinilai sudah tidak layak lagi.

Desain tata letak berbeda dengan gambar arsitek, desain tata letak hanya
berupa sketsa yang mengambarkan penataan ruangan, dibuat berdasarkan
perhitungan pergerakan informasi, bahan, dan manusia. Selain itu juga dengan
memperhatikan pertimbangan ergonomis, medis dan kepatutan. Secara garis besar
ada 2 macam desain tata letak yaitu yang dibuat dengan memperhatikan proses
dan yang dibuat dengan memperhatikan produk, pada tempat praktek dokter gigi
yang digunakan adalah desain tata letak

dengan memperhatikan proses Efektifitas dan efisiensi desain tata letak dihitung
dari jumlah jarak pergerakan yang terjadi, dengan asumsi setiap pergerakan yang

3
terjadi menimbulkan biaya. Menimimalisasi pergerakan adalahtujuan dari desain
tata letak.

1.3 Tim dan Sistem kerja

Seiring dengan makin kompleksnya pelayanan kedokteran gigi, profesi di


bidang ini turut ikut berkembang. Bila dahulu cukup hanya dokter gigi saja yang
memberikan pelayanan, kini di negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
pelayanan diberikan oleh sebuah tim yang terdiri dari Dentist, Dental Hygienist,
Dental Assistant, dan Dental Technician. Dentist adalah dokter gigi yang
memberikan pelayanan kedokteran gigi. Dental Hygienist bertugas mengisi
Rekam Medis, serta melakukan tindakan Preventive Dentistry seperti
membersihkan karang gigi secara mandiri. Dental Assistant bertugas sebagai
asisten yang membantu dokter gigi mengambil alat, menyiapkan bahan,
mengontrol saliva, membersihkan mulut, serta mengatur cahaya lampu selama
suatu prosedur perawatan sedang dilakukan.Dental Technician berkerja di
Laboratorium, membuat protesa dan alat bantu yang akan dipasang di mulut
pasien.

Di Indonesia kondisinya sedikit berbeda, hanya dikenal 2 profesi


kesehatan gigi diluar dokter gigi yaitu Perawat Gigi dan Tekniker Gigi. Perawat
Gigi bertugas seperti Dental Assistant dan Dental Hygienist, sedangkan Tekniker
Gigi bertugas sama seperti Dental Technician. Pada saat suatu pelayanan
kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2 orang yang berada disekitar pasien
yaitu Dokter Gigi dan Perawat Gigi. Tugas kedua orang ini berbeda namun saling
mendukung, ini kemudian melahirkan istilah Four Handed Dentistry. Konsep
Four Handed Dentistry telah diadopsi oleh para produser pembuatan dental unit,
sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi dengan sisi
Dental Asistant disebelah kiri pasien. Oleh karena itulah konsep Four Handed
Dentistry menjadi dasar dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi.

󠇞󠇞󠇞

4
14. Jalur kerja dan Pergerakan

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep pembagian zona


kerja disekitar Dental Unit yang disebut Clock Concept. Bila kepala pasien
dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah
jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut
Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian dari
arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan
Dokter Gigi. Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun
Perawat Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja
Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta
peralatan yang dapat membuat takut pasien. Assistant’s Zone adalah zonatempat
pergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan
Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada Dental
Unit yang lengkap.

Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan dipertukarkan


antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. Sedangkan Operator’s Zone
sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi Selain pergerakan yang terjadi di seputar
Dental Unit, pergerakan lain yang perlu diperhatikan ketika membuat desain tata
letak alat adalah pergerakan Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat Gigi di dalam
ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan serta dengan dinding
bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang bagi pergerakan Dokter
Gigi, Perawat Gigi, dan Pasien ketika masuk atau keluar Ruang Perawatan,
mengambil sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan

Sterilisasi. Pergerakan dalam ruang pemeriksaan.

5
1.5 Tata letak dan Penempatan alat

Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi
adalah prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan atau menyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah salah
satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsur ergonomis
seperti desain warna, pencahaaan, suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan,
serta desain peralatan yang digunakan. Ruang Periksa adalah ruang utama dalam
praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi memberi
kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi, Perawat Gigi, berserta Pasiennya
ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal Ruang Perawatan untuk satu
Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah
Dental Unit, Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool. Unsur penunjang
laindapat turut dimasukan seperti audio- video atau televisi untuk hiburan pasien
yang sedang dirawat.

Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan adalah terhadap


Dental Unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-
turunkan. Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter.
Di belakang Dental Unit diperlukan ruang sebesar 1 Meter untuk Operator’s
Zone dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawah Dental Unit
dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di belakang
adalah 3 Meter; sementara jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding
depan minimal 0,5 Meter. Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila
Tray dalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm.
Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di Operator’s Zone dan
Asistant’s Zone. Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang
akan digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak
akan terlihat oleh pasien dan terletak diantara Operator’s Zone dan Assistant Zone
sehingga baik Dokter Gigi maupun Perawat Gigi akan dengan mudah mengambil
bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan Bila Mobile Cabinet lebih
dari satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator’s Zone.

6
Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental Cabinet
sebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi.
Umumnya berbentuk bufet setengah badan seperti Kitchen Cabinet dengan
ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan di Static
Zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan Assistant’s
Zone. Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan
untuk menempatkannya.

1.6 Ergonomi Agent

Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia


bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuian
satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat
dari padanya diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja. Ergonomi
merupakan pertemuan dari berbagai lapangan ilmu seperti antropologi,
biometrika, faal kerja, higeine perusahaan dan kesehatan kerja, perencaan kerja,
riset terpakai, dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya adalah perencaan
dari carabekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Ergonomi
dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau car
acara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan modifikasi yang
sesuai antara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan. Tujuan
utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja dan meningkatkan
produktivitas.

1. Disain tempat kerja: gambaran dasar untuk kenyamanan, produktifitas dan


keamanan.

a. Rancangan dan arus lalulintas.


b. Pencahayaan.
c. Temperatur, kelembaban dan ventilasi
d. Mobilisasi (aktifitas kerja).
e. Fasilitas sanitas dan drainase (tempat pembuangan limbah cair dan
padat)

7
Proses dan disain perlengkapan untuk fungsi dan keamanan. Disain tempat
dan alat kerja akan mempengaruhi kenyamanan, keamanan, dan
produktifitas dalam bekerja misanya:

1.) Posisi duduk pada saat membuat klamer, menekuk kawat,


menggerinda, melakukan sand blasting, melakukan
pemolesan, dan lain-lain.
2.) Posisi saat melakukan pengepresan, saat mengangkat
handpress dan kuvet, saat mengangkat panic, dan lain-lain.

Fungsi dan tugas: fungsi dan tugas orang dengan pekerjaan yang

pantas. Misalnya: Karyawan dibagian pengecoran logam,

pengepressan harus punya spesifikasi tertentu misalnya berat dan


tinggi

badan ideal, dan lain-lain. Kondisi berikut menunjukkan beberapa

tanda-tanda suatu system kerja yang tidak ergonomik:

a. Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan


b. Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa
kecelakaan
c. Pekerjaan sering melakukan kesalahan
d. Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu,
punggung, atau pinggang
e. Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik disik
pekerja
f. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
g. Postur kerja yang buruk, misalnya sering sering membungkuk,
menjangkau, atau jongkok
h. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup
i. Pekerjaan mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang
berlebihan
j. Komitmen kerja yang rendah
k. Rendahnya partisipasi pekerja dalam system sumbang saran atau
hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan kepastian

8
1.7 Peraturan Dan Standar Peralatan Operasi Gigi

Pengaturan identifikasi banyak pekerjaan yang berhubungan dengan

Gangguan musculoskeletal (kebanyakan terkait dengan postur kerja dan

Antarmuka manusia- peralatan) menyebabkan pembentukan ISO 6385 dan

ISO 11226. Mereka menetapkan kriteria pada orientasi dalam merancang

peralatan yang digunakan dalam praktek gigi. Hal ini juga berisi beberapa

“Prinsip Panduan Umum”, mewakili pilihan aspek relevan.

Standar ISO 6385 “Prinsip Ergonomi Peralatan Merancang”

Berisi petunjuk penting berikut:

1) Merancang ruang kerja dan peralatan;


2) Merancang dalam hubungannya dengan kekuatan,
postur otot dan gerakan tubuh
3) Merancang lingkangan kerja.

Standar ISO 11226 “Ergonomi – penilaian postur statis


bekerja” memiliki orientasi sebagai berikut:

1) Untuk mempertahankan postur santai


2) Untuk alternatif postur kerja (kerja yang dinamis);
3) Untuk praktek olahraga dan latihan untuk
memperkuat otot korset.

1.8 Iso Konsep Dasar

Sebagai konsekuensi dari standarisasi internasional mengenai desain

unit kerja, konsep ISO dasar untuk unit gigi merupakan cara klasifikasi

9
bekerja berdasarkan hubungan ergonomis antara operator dan /

lingkungannya sendiri bekerja. Varietas pengaturan serta desain unit

memungkinkan sebuah gaya individu bekerja untuk diadopsi dalam


kondisi

ergonomis. Hasil dari laporan ini – yang berbeda dalam setiap konsep –

adalah peningkatan efisiensi kegiatan serta kenyamanan operator

meningkat. Karakteristik merujuk baik untuk menempatkan berbeda


untuk

setiap kategori peralatan dalam ruang kerja fisiologi (instrument nampan,

handpieces, system aspirasi dan mobile sub-unit) dan dengan berbagai

desain dari unit itu sendiri. Dalam melakukan hal ini, sistem tampilan jam

untuk orientasi (titik pasien pada jam 12 dan dagu pukul 6) digunakan.

1.9 Strukturisasi Dana Analisa Kerja di Kantor Gigi dari Titik Ergonomis Of
View

Dua aspek - fisik dan kognitif, ciri desain dari pengguna/teknologi


interface (antarmuka manusia / mesin). Misalnya, ukuran fisik dari peralatan harus
sesuai dengan ukuran anthropometrical dari user (s) . Ketika merancang peralatan
gigi, kriteria fisik berikut harus dipertimbangkan :

1. Peralatan gigi harus sesuai dengan berbagai pasien sebagai besar mungkin

2. Interval penyesuaian ketinggian harus besar

3. Peralatan gigi harus memungkinkan penempatan nyaman peralatan lainnya, ini


harus mudah diakses selama pemeriksaan pasien pada ketinggian tertentu

4. Warna,bentuk,tekstur instrumen, arah gerakan dan gaya yang diperlukan untuk


beroperasi yang dipilih dalam batas-batas kapasitas manusia.

Desain kognitif mengacu pada:

10
1. Disposisi dari perintah pada panel kontrol dari unit gigi secara logis

2. Maklum intruksi untuk menggunakan peralatan

3. Desain tempat kerja dan pembagian ruang mempengaruhi kesehatan operator


dan kualitas/pekerjaannya

Prinsip-prinis ergonomis dalam mengorganisir ruang adalah sebagai


berikut:

1. Kenyamanan (peralatan yang paling sering digunakan adalah ditempat yang


paling nyaman untuk operator)

2. Posisi (duduk untuk Askes ke pasien tanpa penyimpangan postur, seperti


membungkuk,mencondongkan rotasi,dll)

3. Frekuensi (operasi yang paling sering/prosedur dilakukan secara bersamaan


ditempatkan sebagai dekat mungkin)

Akibatnya operator mempertahankan posisi kerja yang terbaik dan berinvestasi


upaya minimal, dan mengurangi upaya fisik dan psikis. Kondisi fisik lingkungan
mereka termasuk aspek seperti cahaya, kenyamanan termal,kebisingan, kualitas
udara di kantor gigi (beban mikroba, dll), getaran dan Medan elektromagnetik.
Desain kegiatan, seleksi dan spesialisasi: organisasi aktivitas harus termasuk
istirahat dan bekerja dalam shift untuk menghindari oversolicitation. Pemilihan
personil dilakukan atas dasar keterampilan khusus dan kualitas: fisik, kognitif, dan
sosial.

Desain organisasi dan manajemen: melibatkan tim analisis gaya yang bekerja,
sehingga aktivitas dapat dioptimalkan, biaya berkurang dan teknologi baru
diimplementasikan dan terpadu sebagai menguntungkan mungkin. Penerapan
kriteria ergonomis dalam praktek gigi dapat dilakukan dengan cara individual,
memilih untuk pengaturan tertendu dalam / ruangan konsulatsinya, atau untuk
suatu konsep tertentu atas dasarkonsep ISO yang dipilih, bersama dengan
organisasi rasional dari seluruh aktivitas.

Unsur penting yang memandu aktivitas ini adalah:

11
1. Sebuah postur tubuh yang benar dari pekerjaan

2. Posisi yang benar dari pasien

3. Visualisasi teknik sesuai dengan kasus

4. Sebuah divisi dari ruang kerja sesuai dengan kemampuan fisik manusia

5. Sebuah penanganan yang efisien dan mengatur instrumen, sehingga


memungkinkan tenaga besar waktu dan gerakan, dan kerja yang efisien dalam tim.

Postur kerja yang sesuai benar harus diingat sebagi titik dari semua faktor
penentu lainnya. Posisi pasien ini didirikan dan peralatan dan instrumen yang
diatur sesuai dengan ini dan dengan postur tubuh yang benar pada saat kegiatan
tersebut. Kedokteran Gigi abad XXI cenderung untuk memberikan kepentingan
yang lebih besar dengan faktor manusia, sering terabaikan sebelumnya dalam
mendukung faktor teknologi. Transisi dari ergonomi berpusat pada teknologi yang
berpusat pada manusia ergonomi juga sekarang keasyikan utama industri, yang
akhirnya telah memutuskan untuk mengoptimalkan kualitas kegiatan secara
paralel dengan pengurangan risiko yang menghasilkan kondisi tertentu untuk
pendudukan. Berbeda dengan inisiatif di masa lalu, menusia yang berpusat
ergonomi memberikan prioritas pertama untuk pasien, sekunder untuk praktisi dan
ketiga dengan desain tempat kerja.

Desain lingkungan kerja, yang harus disesuaikan baik pasien dan untuk
kebutuhan praktisi, dapat dipahami hanya setelah membangun hubungan yang
benar antara operator dan pasien. Sebuah konsep yang relatif baru, yang disebut
"kinerja logika" diperkenalkan dalam prkatek gigi dan dalam pendidikan gigi.
Menurut konsep ini, komponen-komponen penting dari kondisi ergonomis adalah
pasien dan dokter gigi posisi. Keputusan ini posisi yang nyaman dan fisiologis
serta pengaturan optimal dari lingkungan kerja adalah hasil dari umpan balik
proprioseptif, dimana individu menyesuaikan kegiatannya menanggapi tanda-
tanda yang dikirim oleh reseptor internal. Pada tahun 1987, Organisasi Kesehatan
Dunia, mengacu pada konsep ini, kutipan yang keluar laporan ahli: "Logika
efisiensi adalah pendekatan yang dapat dianggap sebagai indikator masa depan"

12
RANGKUMAN

Tim dan Sistem kerja

Bila dahulu cukup hanya dokter gigi saja yang memberikan pelayanan, kini di
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, pelayanan diberikan oleh sebuah
tim yang terdiri dari Dentist, Dental Hygienist, Dental Assistant, dan Dental
Technician. Dentist adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kedokteran
gigi. Dental Assistant bertugas sebagai asisten yang membantu dokter gigi
mengambil alat, menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan
mulut, serta mengatur cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan sedang
dilakukan. Dental Technician berkerja di Laboratorium, membuat protesa dan
alat bantu yang akan dipasang di mulut pasien.

Pada saat suatu pelayanan kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2 orang
yang berada disekitar pasien yaitu Dokter Gigi dan Perawat Gigi. Konsep Four
Handed Dentistry telah diadopsi oleh para produser pembuatan dental
unit, sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi dengan
sisi Dental Asistant disebelah kiri pasien.

Jalur kerja dan Pergerakan

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep pembagian zona kerja
disekitar Dental Unit yang disebut Clock Concept. Static Zone adalah daerah
tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat Gigi serta tidak terlihat oleh
pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen Bergerak yang berisi
Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut pasien. Assistant’s
Zone adalah zonatempatpergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi ini
dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure
Unit pada Dental Unit yang lengkap. Sedangkan Operator’s Zone sebagai tempat
pergerakan Dokter Gigi Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental
Unit, pergerakan lain yang perlu diperhatikan ketika membuat desain tata letak
alat adalah pergerakan Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan
maupun antar ruangan.

Tata letak dan Penempatan alat

13
Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi adalah
prinsip ergonomis, yaitu menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala
fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah salah
satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsur
ergonomis seperti desain warna, pencahaaan, suhu, kebisingan, dan kualitas
udara ruangan, serta desain peralatan yang digunakan. Ruang Periksa adalah
ruang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam ruangan ini
berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi, Perawat
Gigi, berserta Pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Unsur penunjang
laindapat turut dimasukan seperti audio- video atau televisi untuk hiburan pasien
yang sedang dirawat.

Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan digunakan
pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan terlihat oleh
pasien dan terletak diantara Operator’s Zone dan Assistant Zone sehingga baik
Dokter Gigi maupun Perawat Gigi akan dengan mudah mengambil bahan
maupun alat yang diperlukan dalam perawatan Bila Mobile Cabinet lebih dari
satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator’s Zone. Alat besar
terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental Cabinet sebagai tempat
penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Keberadaan Dental
Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan untuk menempatkannya.

Ergonomi Agent

Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama


dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuian satu sama
lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari
padanya diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja. Namun kekhususan
utamanya adalah perencaan dari carabekerja yang lebih baik meliputi tata kerja
dan peralatannya. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau car acara tak
langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan modifikasi yang sesuai antara
kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan. Tujuan utamanya
adalah untuk menjamin kesehatan kerja dan meningkatkan produktivitas.

Hasil kerja yang tidak memuaskan b. Sering terjadi kecelakaan kerja atau
kejadian yang hampir berupa kecelakaan c. Alat kerja atau mesin yang tidak
sesuai dengan karakteristik disik pekerja f. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh
istirahat yang panjang g.

Postur kerja yang buruk, misalnya sering sering membungkuk, menjangkau, atau


jongkok h. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup

14
i. Pekerjaan mengeluhkan beban kerja yang berlebihan j. Komitmen kerja yang
rendah k.

Iso Konsep Dasar

Sebagai konsekuensi dari standarisasi internasional mengenai desain unit


kerja, konsep ISO dasar untuk unit gigi merupakan cara klasifikasi bekerja
berdasarkan hubungan ergonomis antara operator dan / lingkungannya sendiri
bekerja. Hasil dari laporan ini – yang berbeda dalam setiap konsep – adalah
peningkatan efisiensi kegiatan serta kenyamanan operator meningkat.

Strukturisasi Dana Analisa Kerja di Kantor Gigi dari Titik Ergonomis Of


View

Misalnya, ukuran fisik dari peralatan harus sesuai dengan ukuran


anthropometrical dari user .

Akibatnya operator mempertahankan posisi kerja yang terbaik dan berinvestasi


upaya minimal, dan mengurangi upaya fisik dan psikis. Kondisi fisik lingkungan
mereka termasuk aspek seperti cahaya, kenyamanan termal,kebisingan, kualitas
udara di kantor gigi , getaran dan Medan elektromagnetik. Penerapan kriteria
ergonomis dalam praktek gigi dapat dilakukan dengan cara individual, memilih
untuk pengaturan tertendu dalam / ruangan konsulatsinya, atau untuk suatu
konsep tertentu atas dasarkonsep ISO yang dipilih, bersama dengan organisasi
rasional dari seluruh aktivitas.

15
PERTANYAAN

1. Apa yang harus di perhatikan pada Posisi duduk pasien, agar pasien senyaman
mungkin?

A. Bentuk desain sandaran punggung dan kaki yang lebar


B. Lengan kursi bagian kanan dapat dibuka-tutup
C. Posisi duduk pasien semi supine/supine sesuai kebutuhan
D. Kebersihan dental chair harus dijaga
E. Benar semua

2. manakah yang bukan prinsip-prinis ergonomis dalam mengorganisir ruang?

A. Kenyamanan (peralatan yang paling sering digunakan adalah ditempat


yang paling nyaman untuk operator)

B. Posisi (duduk untuk Askes ke pasien tanpa penyimpangan postur,


seperti membungkuk,mencondongkan rotasi,dll)

C. Frekuensi (operasi yang paling sering/prosedur dilakukan secara


bersamaan ditempatkan sebagai dekat mungkin)

D. Bentuk desain sandaran punggung dan kaki yang lebar

E. Benar semua

3. Fungsi dan tugas: fungsi dan tugas orang dengan pekerjaan yang pantas.

sebutkan tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik:

A. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang

B. Komitmen kerja yang rendah

C. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup

D. A, B, dan C benar

16
E. Tidak adanya warna, bentuk, tekstur instrumen, arah gerakan dan gaya

4. apa Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi

A. prinsip ergonomis

B. iso konsep dasar

C. Interval menyesuaian ketinggian tidak besar

D. salah semua

5. mana di bawah ini merupakan Postur kerja yang buruk…

A. sering sering membungkuk,

B. menjangkau, atau jongkok h.

C. Lingkungan kerja yang tidak teratur,

D. bising, pengap, atau redup

E. benar semua

6. Ketika merancang peralatan gigi, kriteria fisik berikut yang harus


dipertimbangkan adalah

A. Peralatan gigi harus sesuai dengan berbagai pasien sebagai besar


mungkin

B. Disposisi dari perintah pada panel kontrol dari unit gigi secara logis

C. Sebuah divisi dari ruang kerja sesuai dengan kemampuan fisik

manusia

D. Interval menyesuaian ketinggian tidak besar

E. Tidak adanya warna, bentuk, tekstur instrumen, arah gerakan dan gaya

7. Posisi duduk pasien, pasien harus senyaman mungkin hal yang harus
diperhatikan yaitu: (kecuali)

A. Posisi duduk pasien semi supine sesuai kebutuhan

B. Kebersihan dental chair harus dijaga

C. Lengan kursi bagian kanan dapat dibuka-tutup

17
D. Posisi kaki pasien melebar ke samping

E. Bentuk desain sandaran punggung dan kaki yang lebar

8. Lemari penyimpanan ada 2 macam bentuk yaitu :

A. Mobile dan exit

B. Fixed dan mobile

C. Fixed dan change

D. Come dan exit

E. Come dan change

9. Ciri dari dental unit fixed Adalah

A. tidak biasa di pindah-pindah

B. biasa dipindah/ digerakkan sesuai kebutuhan

C. bisa dipakai oleh operator dan asisten

D. Untuk kegiatan mencuci tangan operator

E. Untuk kegiatan mencuci alat dan tangan asisten

10. Pada lemari penyimpanan paling atas bahan yang dipakai adalah

A. cottton roll

B. cotton pellet

C. tampon

D. jarum suntik

E. Semua jawaban benar

18
JAWABAN

1. E
2. D
3. D
4. A
5. E
6. A
7. D
8. B
9. A
10. E

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Purwanti, R. K1 Kebutuhan Dasar dalam Desain dan Pengaturan


Ruang.ppt. Diakses 19 Desember 2019
2. Dougherty, M. Information for Consideration in an Ergonomic Standard
for Dentistry. Design by Feel Pappers. www.designbyfeel.com. Diakses 4
Juli 2006
3. Tawaka, dkk. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas.Surakarta : Islam Batik University Press. 2004
4. Finkbeiner, B, dan C. Fainkbeiner. Practice Management for Dental Team.
St Louis : Mosby. 1974
5. Endro, H. Presfektif Baru dalam Desain Tempat Praktek. Dentamedia,
Nomor 1 Volume 8. Januari 2004.

20
21

Anda mungkin juga menyukai