Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

“TAMBALAN GIGI BERUBAH WARNA”

KELOMPOK 3

YASMINE SALSABILA EL ISLAMY

J011171310

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
a. Kata/Kalimatkunci

1. Jenis kelamin (perempuan) berusia 31 tahun

2. Pasien ingin tambalan tahan lama

3. Gigi 11 direstorasi komposit aspek mesial distal dan diskolorasi

4. Tidak ada kelainan periapikal dan gigi lain dalam kondisi baik

5. Pekerjaan customer service

b. Pertanyaan Penting
1. Apa yg dimaksud dengan gigi tiruan cekat?
2. Apa saja indikasi dari gigi tiruan cekat?
3. Apa saja kontraindikasi dari perawatan gigi tiruan cekat?
4. Sebutkan bagian-bagian dari GTC
5. Sebutkan fungsi dari setiap komponen GTC
6. Apa saja syarat gigi abutment?
7. Apa saja jenis jenis dari gigi tiruan cekat?
8. Apa saja macam bahan gigi tiruan cekat ?
9. Jelaskan prinsip preparasi GTC
10. Bagaimana pemeriksaan subjektif yang dilakukan berdasarkan skenario?
11. Bagaimana prosedur pemeriksaan klinis ?
12. Bagaimana prosedur pemeriksaan penunjang pada kasus?
13. Apa teknik radiografi yang dipakai dalam pemeriksaan?
14. Apa penyebab tambalan gigi berubah warna?
15. Apa diagnosis kasus pada skenario?
16. Hal-hal apa yang harus diperhatikan sebelum melakukan perawatan?
17. Bagaimana hubungan usia, dan pekerjaan terhadap rencana perawatan?
18. Apa pengaruh jenis kelamin terhadap perawatan?
19. Bagaimana rencana perawatan kasus pada skenario ?
20. Hal yg perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan restorasi
21. Apa keuntungan dari bahan yang digunakan?
22. Bagaimana prosedur perawatan berdasarkan skenario?
23. Bagaimana cara menentukan warna pada rencana perawatan?
24. Bagaimana prosedur insersi dari gigi tiruan cekat?
25. Apa saja instruksi pasca perawatan?
26. Apa perawatan alternatif untuk kasus pada skenario?
27. Apa prognosis dari kasus?
28. Bagaimana cara untuk mengevaluasi hasil perawatan?
29. Jelaskan dampak/akibat yang terjadi jika kasus tidak dilakukan perawatan
30. Kesalahan apa yang dapat terjadi pada pembuatan GTC?

c. Jawaban Pertanyaan Penting


1. Apa yg dimaksud dengan gigi tiruan cekat?1
Gigi Tiruan Cekat didefinisikan sebagai gigi tiruan yang disementasi pada gigi asli
ataupun akar dari gigi asli yang berfungsi untuk mengembalikan fungsi dari gigi.

2. Apa saja indikasi dari gigi tiruan cekat?2


- Untuk mencegah rusak atau hilangnya lengkung gigi setelah pasien mengalami
kehilangan satu atau lebih gigi,
- Untuk meningkatkan fungsi gigi,
- Untuk meningkatkan estetik,
- Apabila terdapat gigi penyangga pada kedua sisi dari area yang kehilangan gigi.

3. Apa saja kontraindikasi dari perawatan gigi tiruan cekat?2


- Terdapat kehilangan gigi yang banyak,
- Terdapat karies rampan,
- Pasien dengan oral hygiene yang buruk,
- Pasien yang sangat tua,
- Terdapat resesi gingiva yang sangat parah,
- Tidak terdapat gigi penyangga pada salah satu sisi dari area yang kehilangan gigi,
- Kondisi finansial pasien yang tidak memungkinkan,
- Mempengaruhi estetik pada bagian anterior,
- Gigi penyangga mengalami kegoyangan atau mobilitas,
- Terdapat banyak area edentulous pada satu lengkung rahang.

4. Sebutkan bagian-bagian dari GTC!1,3


1. Retainer,
Secara umum dapat diklasifikasikan menjadi extra-coronal restorations, intra-
coronal restorations, dan radicular retainers.
1. Extra-coronal retainers,
Retainer terletak pada bagian eksternal mahkota gigi yang telah dipreparasi.
2. Intra-coronal retainers,
Retainer terletak pada bagian internal mahkota gigi yang telah dipreparasi.
3. Radicular retainers,
Retensi dan resistensi retainer ini didapat dari bagian radicular gigi
2. Pontic,
Secara umum pontic dapat terbuat dari bahan metal, porcelain fused-to-metal
aluminous core porcelains, dan resin veneered porcelain. Adapun syarat ideal dari
pontic adalah:
- Menyediakan estetik yang bagus,
- Mengembalikan fungsi gigi,
- Bersifat biokompatibel,
- Terasa nyaman saat dipakai pasien,
- Tidak mengganggu oral hygiene pasien.
3. Connector,
Secara umum dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Rigid Connectors,
yaitu konektor yang digunakan pada gigi tiruan cekat jenis fixed-fixed partial
denture. Konektor tipe ini umumnya digunakan apabila beban oklusal pada
pontic langsung disalurkan ke gigi penyangga.
2. Non-rigid Connectors,
yaitu konektor yang diindikasikan pada kasus di mana gigi tiruan cekat tidak bisa
diinsersi dalam satu tahap karena gigi penyangganya yang tidak parallel atau
sejajar. Konektor tipe ini memungkinkan terjadinya pergerakan yang terbatas
antara retainer dan pontic. Contoh dari non-rigid connectors yang umum
digunakan adalah Tenon-Mortise connectors, loop connectors, split pontic
connectors, dan cross pin and wing connectors.

5. Sebutkan fungsi dari setiap komponen GTC!1


a) Retainer,
merupakan crown atau restorasi apapun itu yang disementasi pada gigi penyangga.
Fungsi dari retainer adalah untuk menghubungkan gigi penyangga dengan pontic.
b) Pontic,
merupakan komponen gigi tiruan cekat yang berfungsi untuk menggantikan gigi yang
hilang beserta fungsinya.
c) Connector,
merupakan komponen gigi tiruan cekat yang berfungsi untuk menghubungkan
retainer dengan pontic.

6. Apa saja syarat gigi abutment?1


Gigi abutment atau gigi penyangga yang ideal harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
- Memiliki rasio panjang mahkota dan akar yang ideal (rasio minimal adalah 1:1,
tetapi rasio yang paling optimum adalah 2:3),
- Memiliki ketebalan enamel dan dentin yang adekuat,
- Memiliki dukungan tulang yang adekuat,
- Tidak memiliki penyakit ataupun kelainan periodontal apapun,
- Memiliki kontur gingival yang baik.

7. Apa saja jenis-jenis dari gigi tiruan cekat?2


a) Fixed-Fixed Bridge,
kelebihan dari desain ini adalah dapat menahan beban mastikasi yang lebih baik
daripada desain lainnya. Umumnya digunakan pada gigi posterior. Desain ini
diindikasikan apabila jumlah kehilangan giginya sedikit dan memiliki gigi
abutment yang kuat.
b) Fixed-Movable Bridge,
kelebihan dari desain ini adalah memungkinkan terjadinya pergerakan antara
pontic dan retainer, beban yang disalurkan ke gigi tidak terlalu banyak dan
terdistribusi secara merata, selain itu preparasi yang digunakan bersifat minimum.
Akan tetapi, desain ini tidak dapat digunakan apabila terdapat jumlah kehilangan
gigi yang banyak.
c) Plain Cantilever Bridge,
desain ini hanya menggunakan satu sisi untuk gigi abutmentnya, sehingga
bersifat seperti balkoni pada sebuah rumah. Diindikasikan apabila gigi
abutmentnya kuat, jumlah kehilangan gigi sedikit dan terletak di non-stress
bearing area. Umumnya, desain ini digunakan pada gigi anterior seperti I2 dan
Kaninus karena estetiknya yang bagus. Akan tetapi, desain ini memungkinkan
gigi untuk mengalami rotasi karena tekanan yang diterima.
d) Spring Cantilever Bridge,
desain ini memiliki bar pada bagian palatal atau lingual yang menghubungkan
pontic dan retainer. Umumnya desain ini diindikasikan untuk pasien yang
kehilangan satu gigi anterior. Tidak diindikasikan untuk gigi pada rahang bawah,
pasien dengan usia muda, atau pasien dengan bentuk palatal yang tidak
memungkinkan (adanya torus, dan lain-lain).
e) Compound Bridge,
yaitu kombinasi dua atau lebih jenis gigi tiruan cekat yang telah disebutkan di
atas.

8. Apa saja macam bahan gigi tiruan cekat?2,3,4,5


a) Porcelain/All-Ceramic Crowns,
merupakan bahan restorasi dengan tingkat estetik paling baik di bidang
kedokteran gigi.
- Kelebihan:
1. Penampilan, bahan porselen memiliki translusensi dan pilihan shade yang
beragam sehingga menyediakan penampilan seperti gigi alami lebih unggul
daripada bahan lainnya.
2. Stabilitas yang baik dari segi dimensional maupun warna.
3. Biokompabilitas yang baik.
- Kekurangan:
1. Bersifat fragile, terutama pada beban oklusi yang tinggi dan apabila
disementasi dengan semen konvensional, namun hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan semen resin atau resin-ionomer,
2. Dapat menimbulkan garis hitam yang sebenarnya merupakan bayangan dari
dentin dan struktur akar dari gigi asli, namun hal ini dapat diatasi dengan
ketelitian saat melakukan restorasi.
3. Tidak dapat digunakan pada gigi tiruan cekat yang panjang.
- Indikasi:
1. Membutuhkan reduksi struktur gigi yang sedikit,
2. Membutuhkan estetik yang tinggi,
3. Pasien memiliki alergi terhadap bahan metal.
- Kontraindikasi:
1. Gigi belum erupsi secara sempurna,
2. Preparasi gigi melibatkan preparasi pulpa,
3. Pasien melakukan olahraga berat atau memiliki kebiasaan buruk,
4. Pasien memiliki kebiasaan mengertakkan gigi,
5. Ada perawatan alternatif yang bersifat lebih konservatif,
6. Tidak untuk digunakan pada gigi dengan beban oklusal tinggi seperti gigi
molar.
b) Full Metal Crown/Full Veneer Crown,
Bahan ini biasanya digunakan untuk melapisi kelima permukaan dari gigi
premolar dan molar. Untuk alasan estetik, pada bagian bukal dari premolar
biasanya dilapisi oleh resin akrilik atau porselen.
- Keuntungan:
1. Kekuatan yang tinggi,
2. Retensi yang bagus,
3. Resiko cedera pulpa yang rendah,
4. Bisa digunakan pada gigi dengan karies dan gigi yang telah mengalami
perawatan endodontic,
5. Bisa digunakan pada gigi tiruan cekat yang panjang,
6. Bisa menahan beban oklusal yang tinggi.
- Kekurangan:
1. Tingkat estetik yang rendah,
2. Tidak bisa digunakan di bagian anterior,
3. Tingkat biokompabilitasnya tidak setinggi bahan porselen,
4. Bagian tepinya dapat mengalami distorsi.
- Indikasi:
1. Digunakan sebagai retainer pada fixed bridge,
2. Untuk restorasi satu gigi yang tingkat kerusakannya tinggi,
3. Sebagai penyangga pada removable cast partial denture.
4. Untuk gigi posterior di mana estetik tidak dibutuhkan,
5. Untuk gigi dengan mahkota klinis yang pendek,
6. Untuk gigi dengan fraktur atau tingkat kerusakan yang tinggi,
7. Untuk gigi yang telah menjalani perawatan endodontic.
- Kontraindikasi:
1. Gigi yang mengalami kegoyangan atau mobilitas,
2. Gigi dengan ruang pulpa yang besar.
c) Porcelain Fused to Metal/Metal-Ceramic Restorations,
Merupakan bahan yang mengkombinasikan antara kekuatan dan akurasi dari
bahan metal dengan estetik dari bahan porselen.
- Keuntungan:
1. Kekuatan yang tinggi sehingga kemungkinan untuk mengalami fraktur lebih
rendah. Bahan ini dapat menerima beban oklusal yang besar.
2. Menyediakan estetik yang bagus apabila penanganannya benar.
- Kekurangan:
1. Opasitas dan reflektivitas terhadap cahaya yang tinggi,
2. Susah untuk mendapatkan tingkat estetik yang baik,
3. Bahan porselen dapat mengakibatkan bayangan gelap,
d) Acrylic
e) Acrylic Fused To Metal

9. Jelaskan prinsip preparasi GTC?1


1. Preservasi struktur gigi asli
2. Retensi dan resistensi,
Retensi menghindari lepasnya restorasi pada saat insersi atau preparasi,
sedangkan resistensi menghindari pergerakan restorasi pada saat mendapatkan
beban oklusal.
3. Daya tahan restorasi,
Restorasi harus terbuat dari bahan-bahan yang kuat menerima beban oklusi.
4. Integritas tepi restorasi,
Restorasi dapat bertahan apabila margin atau tepi dari restorasi tersebut
beradaptasi dengan baik, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan bevel.
5. Pemeliharaan jaringan restorasi,

10. Bagaimana pemeriksaan subjektif yang dilakukan berdasarkan skenario?6

- Informasi dasar,

meliputi nama, usia, alamat, nomor telepon, dan pekerjaan pasien. Nama dan alamat
diperlukan untuk mempermudah dalam menghubungi pasien. Usia mempermudah
drg untuk merencanakan perawatan, drg harus membandingkan usia kronologis dan
biologis pasien.

- Keluhan utama,

dapat memberikan banyak informasi untuk drg. Dalam skenario, pasien memiliki
keluhan berupa tambalan gigi yang telah berubah warna.

- Riwayat dental,

meliputi perawatan gigi yang pernah diterima sebelumnya, riwayat pencabutan gigi
beserta alasannya, kepuasan pasien terhadap gigi tiruan yang pernah digunakan
sebelumnya, dll.

- Riwayat kesehatan secara umum,

meliputi kondisi fisik pasien secara umum maupun penyakit yang diderita pasien.
Penyakit yang harus diperhatikan saat mendiagnosis adalah diabetes (kemungkinan
timbulnya lesi sangat tinggi), xerostomia (dapat menyebabkan karies), penyakit
kardiovaskular, maupun alergi terhadap bahan-bahan gigi tiruan tertentu.

11. Bagaimana prosedur pemeriksaan klinis?3


a) Pemeriksaan intra-oral,
- Pemeriksaan pada jaringan lunak,
- Pemeriksaan gigi dan lidah,
meliputi gigi yang hilang, ada atau tidaknya karies, restorasi, fraktur, abrasi,
malformasi, erosi, dan lain-lain harus diperiksa secara menyeluruh. Selain itu
oklusi pasien juga harus diperiksa, meliputi kesejajaran gigi, kontak antar gigi,
serta relasi sentrik gigi. Gigi yang akan digunakan sebagai penyangga harus
dievaluasi dan memenuhi syarat ideal.
- Pemeriksaan status Oral Hygiene pasien,
- Pemeriksaan gingiva dan jaringan periodontal pasien,
gingiva yang sehat berwarna merah muda. Seluruh aspek seperti tekstur, ukuran,
kontur, konsistensi, dan warna dari gingiva harus diperiksa secara menyeluruh.
Lakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila terdapat eksudat atau pus.
b) Pemeriksaan extra-oral,
meliputi asimetri wajah, palpasi pada kelenjar limfe, pemeriksaan sendi
temporomandibular dan otot-otot mastikasi, serta pemeriksaan bibir.

12. Bagaimana prosedur pemeriksaan penunjang pada kasus?3


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus
adalah pemeriksaan ronsen foto. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur yang
tidak dapat dilihat dari pemeriksaan intra maupun ekstraoral.

13. Apa teknik radiografi yang dipakai dalam pemeriksaan?3


Teknik radiografi yang digunakan dalam pemeriksaan pada kasus di skenario adalah
teknik periapikal. Adapun fungsi dari teknik radiografi periapikal adalah:
- Melihat besar dan kualitas dukungan dari tulang,
- Melihat morfologi akar dari gigi penyangga,
- Melihat lebar dari jaringan periodontal,
- Melihat resorpsi tulang baik secara vertikal maupun horizontal,
- Melihat inklinasi dari gigi,
- Melihat kondisi dari lamina dura,
- Melihat morfologi dari jaringan pulpa dan perawatan endodontik yang pernah
dilakukan sebelumnya,
- Mengevaluasi kelainan periapikal,
- Mengevaluasi rasio panjang mahkota dan akar,
- Mengevaluasi bentuk, panjang, serta arah dari akar gigi,
- Melihat kondisi jaringan periodontal dari gigi penyangga.

14. Apa penyebab tambalan gigi berubah warna?7


Perubahan warna pada bahan komposit dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik yang berperan dalam diskolorisasi bahan komposit antara lain
adalah perubahan matriks resin, interfase matriks dengan bahan pengisi, dan besar
kecilnya partikel pengisi. Sedangkan faktor ekstrinsik disebabkan oleh absorbsi bahan
pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi, nikotin, minuman berkarbonasi,
dan obat kumur.

15. Apa diagnosis kasus pada skenario?


Berdasarkan keluhan utama pasien dari skenario dapat disimpulkan bahwa pasien
memiliki tambalan pada aspek mesial dan distal gigi 11 yang telah mengalami
diskolorisasi

16. Hal-hal apa yang harus diperhatikan sebelum melakukan perawatan?8,9


- Tingkat kekooperatifan pasien,
Prosedur yang kompleks dan memakan waktu banyak sebaiknya tidak dilakukan
kecuali pasien bersifat kooperatif terhadap perawatan, karena akan selalu ada
perawatan alternative lainnya. Pasien yang kooperatif cenderung dapat merawat
gigi tiruan cekat mereka lebih baik dibanding pasien yang tidak kooperatif,
sehingga prognosis mereka lebih baik
- Kondisi Oral Hygiene pasien,
Sebelum melakukan perawatan, hendaknya operator memastikan bahwa kondisi
oral hygiene pasien dalam tingkat yang bagus. Kondisi oral hygiene yang buruk
meliputi terdapatnya karies, penyakit periodontal, dan lain-lain.
- Kondisi gigi yang tersisa,
Meliputi kondisi dari mahkota, jaringan pulpa, serta jaringan periodontal gigi
tersebut. Adanya karies, restorasi, maupun keadaan patologis pada jaringan pulpa
bukanlah kontraindikasi dari perawatan gigi tiruan cekat, akan tetapi dapat
mempengaruhi pemilihan desain serta prognosis dari perawatan yang akan
dilakukan.
- Bentuk dan warna gigi,
Bentuk dari gigi asli merupakan acuan dari pembuatan gigi tiruan cekat, hal ini
bertujuan agar memperoleh keselarasan dengan kondisi jaringan sekitarnya.
Pembuatan bentuk gigi harus senatural mungkin untuk mencegah timbulnya
kesan palsu pada gigi tiruan. Sedangkan penentuan warna dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti sumber cahaya, mata operator, lama waktu pengamatan,
dan latar belakang atau kondisi ruangan.
- Bahan,
Bahan yang umum digunakan untuk pembuatan gigi tiruan cekat adalah porselen,
metal porselen, akrilik, dan metal. Setiap bahan memiliki karakteristiknya sendiri.
Penentuan bahan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan estetik pasien.
Sejauh ini, bahan porselen merupakan bahan yang paling unggul dalam
memberikan hasil estetik yang optimal.

17. Bagaimana hubungan usia dan pekerjaan terhadap rencana perawatan?10


Usia merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemilihan
warna. Di skenario disebutkan bahwa pasien berusia 31 tahun dan dapat dikategorikan
dalam usia muda. Pada umumnya, gigi pada pasien dengan usia muda memiliki
karakteristik seperti:
- Memiliki permukaan yang lebih bertekstur dibandingkan gigi pada pasien dengan
usia lanjut,
- Memiliki warna yang lebih cerah (valuenya tinggi),
- Memiliki saturasi yang lebih rendah (chromenya lebih rendah).

18. Apa pengaruh jenis kelamin terhadap perawatan?10


Jenis kelamin juga merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam pemilihan
gigi artifisial. Dari skenario dapat diketahui bahwa pasien berjenis kelamin perempuan.
Pada umumnya perempuan memiliki karakteristik gigi seperti berikut:
- Lebih membulat pada sudutnya,
- Embrasur pada permukaan insisal lebih jelas,
- Incisal edgesnya lebih translusen, tampak seperti garis berwarna keabuan pada
1/8 permukaan fasial.

19. Bagaimana rencana perawatan kasus pada skenario ?11


Tambalan komposit pada aspek mesial distal gigi 11 yang telah mengalami diskolorisasi
dapat diganti dengan menggunakan mahkota penuh (full crown) dengan bahan all-
porcelain.

20. Hal yg perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan restorasi?11


Dalam pembuatan gigi tiruan, nilai estetik yang dihasilkan sangat erat kaitannya dengan
rencana perawatan dan jenis bahan yang akan digunakan. Oleh karena itu, operator perlu
mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari masing-masing pilihan perawatan dan
keinginan serta harapan dari pasien.

21. Apa keuntungan dari bahan yang digunakan?2,3


1. Penampilan, bahan porselen memiliki translusensi dan pilihan shade yang
beragam sehingga menyediakan penampilan seperti gigi alami lebih unggul
daripada bahan lainnya.
2. Stabilitas yang baik dari segi dimensional maupun warna.
3. Biokompabilitas yang baik.

22. Bagaimana prosedur perawatan berdasarkan skenario?11


1. Pencetakan pendahuluan untuk membuat model studi,
2. Pembuatan foto periapikal,
3. Pemilihan warna (shade selection),
4. Preparasi gigi, dilanjutkan dengan retraksi marginal gingiva,
5. Pencetakan untuk mendapatkan model kerja,
6. Insersi mahkota sementara,
7. Pengiriman model kerja ke laboratorium untuk mendapatkan mahkota tetap,
8. Pada kunjungan berikutnya dilakukan try-in mahkota. Pada tahap ini operator
melakukan evaluasi terhadap oklusi, artikulasi, serta warna gigi.
9. Jika mahkota sudah dianggap sesuai, maka dilakukan pemasangan mahkota
menggunakan bahan sementasi sementara,
10. Pada kunjungan berikutnya, operator melakukan evaluasi pada jaringan lunak dan
jaringan periodontal. Apabila pasien merasa puas, oklusi tampak baik, dan tidak
terdapat inflamasi pada gingiva, maka dapat dilakukan insersi dan sementasi secara
permanen.

23. Bagaimana cara menentukan warna pada rencana perawatan?4,12


Pemilihan warna gigi tiruan merupakan salah satu faktor dari keberhasilan atau
kegagalan perawatan gigi tiruan. Pada umumnya, pemilihan warna disesuaikan dengan
umur, warna kulit, rambut, pupil mata, serta jenis kelamin pasien. Untuk memilih warna
gigi yang sesuai bagi pasien, biasanya digunakan pedoman warna gigi atau biasa juga
disebut degan shade guide. Perlu diingat bahwa pemilihan warna sebaiknya dilakukan
sebelum preparasi.
1. Pastikan lingkungan warna gigi netral dan tidak ada noda pada gigi. Minta
pasien untuk tidak mengenakan lipstick maupun pakaian atau aksesoris yang
dapat mengganggu perhatian pada gigi,
2. Pastikan pemilihan warna dilakukan secara cepat (kurang lebih lima detik)
untuk menghindari kesalahan. Apabila operator merasa lelah, fokuskan mata
pada permukaan berwarna biru untuk mengistirahatkan mata.
3. Pemilihan hue berdasarkan warna gigi pasien. Hue membedakan satu warna
dengan warna lainnya.
4. Pemilihan chrome berdasarkan hue yang sudah ditentukan. Chrome merupakan
saturasi atau intensitas dari hue. Contohnya adalah warna merah dan merah
muda berasal dari hue yang sama, akan tetapi warna merah memiliki chrome
yang tinggi sedangkan merah muda adalah warna merah tetapi dengan chrome
yang rendah.
5. Pemilihan value. Value adalah tingkat terang-gelapnya suatu hue, merupakan
aspek yang paling penting dalam pemilihan warna.

24. Bagaimana prosedur insersi dari gigi tiruan cekat?8


1. Siapkan mahkota yang akan diinsersi. Pastikan mahkota tersebut bersih dari
debris, disclosing wax, saliva, dan lain-lain, lalu keringkan mahkota,
2. Gigi yang akan diinsersi juga harus dibersihkan menggunakan air dan udara.
Pastikan gigi tidak terkontaminasi oleh saliva maupun eksudat gingival,
3. Semen harus dicampur sesuai dengan instruksi pabrik, lalu oleskan pada mahkota,
4. Insersikan mahkota.

25. Apa saja instruksi pasca perawatan?12


1. Kurangi makanan yang memiliki konsistensi keras,
2. Kontrol rutin,
3. Pemeliharaan oral hygiene dengan menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan
dental floss serta obat kumur
4. Hindari makanan atau minuman yang berwarna
26. Apa perawatan alternatif untuk kasus pada skenario?8
Pada beberapa kasus, restorasi dengan bahan komposit dinilai lebih efektif daripada
penggunaan gigi tiruan cekat. Restorasi komposit ini dapat digunakan dalam jangka
waktu panjang. Tidak ada peraturan ataupun indikasi spesifik terhadap pemilihan
penggunaan restorasi komposit atau gigi tiruan cekat pada prosedur konservatif, hal
tersebut tergantung kepada pilihan operator dan pasien.

27. Apa prognosis dari kasus?12


Keberhasilan dari gigi tiruan cekat tergantung pada kondisi margin restorasi terhadap
gigi penyangga. Celah di antara margin dan permukaan gigi penyangga memungkinkan
bakteri untuk masuk dan berkembangbiak hingga menimbulkan banyak komplikasi
seperti karies, gingivitis, dan lain-lain.

28. Bagaimana cara untuk mengevaluasi hasil perawatan?12


Kunci keberhasilan pada perawatan gigi tiruan cekat terletak pada penentuan desain yang
tepat, misalnya dengan melakukan analisis senyum, orientasi dentofasial, dan
menimbang bentuk, warna, posisi, dan bahan, serta komunikasi antara pasien, dokter gigi,
dan teknisi laboratorium.

29. Jelaskan dampak/akibat yang terjadi jika kasus tidak dilakukan perawatan?7
Apabila restorasi komposit yang telah mengalami diskolorisasi tidak diganti dapat
menyebabkan estetik yang buruk. Selain itu, lesi karies juga dapat bertambah luas dan
mengakibatkan timbulnya abses, gingivitis, periodontitis, karies sekunder, dan lain-lain

30. Kesalahan apa yang dapat terjadi pada pembuatan GTC?12


Kegagalan estetik dapat terjadi akibat kesalahan pada desain GTC, penyelesaian di
laboratorium atau tempak praktek, perawatan gigi tiruan yang tidak memadai, atau
karena gigi tiruan sudah using dan rusak. Kegagalan estetik dapat berupa pemilihan
shade warna yang tidak sesuai, daerah berwarna kehitaman pada sepertiga servikal gigi,
translusensi yang buruk pada permukaan insisal dan proksimal, dan lain-lain. Faktor yang
mempengaruhi tingkat estetik dari sebuah gigi tiruan antara lain adalah bentuk, posisi,
warna, teknik pencetakan, dan bahan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nallaswamy D. Textbook of Prosthodontics. India: Jaypee Brothers Medical Publishers.


2003. h. 490, 503-18,567
2. Soratur SH. Essentials of Prosthodontics. India: Jaypee Brothers Medical Publishers.
2006. h. 181-3
3. M Lovely. Review of Fixed Partial Dentures. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2006. h. 10, 36-7, 60-1, 80-1.
4. Shillingburg HT. Fundamentals of Fixed Prosthodontics. 2nd Ed. Illinois: Quintessence
Publishing. 2012. h. 428-30, 766
5. Goldstein RE. Esthetics in Dentistry. 2nd Edition. Hamilton: B.C Dever Inc. 1998. h.
404-5
6. Ozkan Y. Complete Denture Prosthodontics. Switzerland: Springer. 2017. H. 49.
7. Widyastuti NH, Hermanegara NA. Perbedaan perubahan warna antara resin komposit
konvensional, hybrid, dan nanofil setelah direndam dalam obat kumur chlorhexidine
gluconate 0,2%. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi: 1 (1). 2017. h. 53
8. Smith BGN, Howe LC. Planning and Making Crowns and Bridges. 4th Ed. Oxon:
Informa Healthcare. 1998. h. 13, 105, 172
9. Thambas AK, Dewi RS. Pengembangan dan modifikasi estetik dalam pembuatan
crown dan bridge. 29 (321). 2012. h. 30-5.
10. Aschheim KW, Dale BG. Esthetic Dentistry: A Clinical Approach to Techniques and
Materials. 2nd Ed. Missouri: Mosby Inc. h. 35-6
11. Andries RA, Gita F. Mahkota tiruan metal porselen anterior dengan modifikasi tepi
porselen. Jurnal Dentofasial: 9 (2). 2010. h. 101-7
12. Susaniawaty Y, Utama MD. Kegagalan estetik pada gigi tiruan cekat. Makassar Dent
J: 4 (6). 2015. h. 193-99

Anda mungkin juga menyukai